Struktur dan mekanisme fungsi ginjal-genital masculina
Riana Liza Songupnuan 102011010/E5 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jln. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp.021-56942061 Fax. 021-5631731 Email : Rhyasong@ymail.com
PENDAHULUAN Sistem urinaria atau ginjal terdiri dari organ-organ yang memproduksiurine dan mengeluarannya dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistemutama untuk mempertahankan homeostasis (kekonstanan lingkungan internal).Sistem urinaria terdiri dari dua ginjal yang memproduksi urine, dua ureter yangmembawa urine ke sebuah kandung kemih untuk penampungan sementara, danuretra yang mengalirkan urine keluar tubuh melalui orifisium uretra eksterna.Semua manusia memiliki sistem urinary. Kebanyakan orang telahmengenal salah satu fungsi ginjal yang penting, yaitu untuk membersihkan tubuhdari bahan-bahan sisa hasil pencernaan atau yang diproduksi oleh metabolisme.Fungsi kedua adalah untuk mengontrol volume dan komposisi cairan tubuh.Untuk air dan semua elektrolit dalam tubuh, keseimbangan antara asupan (hasildari pencernaan) dan keluaran (hasil dari ekskresi atau konsumsi metabolik)sebagian besar dipertahankan oleh ginjal. Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau sexual. Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia , maka harus mengetahui terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung didalamnya. Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik.
Anatomi sistem kemih Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem ini terdiri dari sepasang ren, dengan saluran keluar urin yaitu ureter dari setiap ginjal dan bermuara pada vesika urinaria yang letaknya di belakang sympisis pubis dan urin akan keluar melalui uretra. 1
REN Secara makroskopik Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram dan kira-kira sebesar kepalang tangan. Ginjal terletak retroperitoneal dibagian belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar disisi kanan. Ginjal berbentuk kacang dan permukaan medialnya yang cekung disebut hilus renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran, seperti pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf, dan ureter. Ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).
Gambar 1.struktur ren (ginjal) Korteks ginjal Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyaringan darah ini banyak mengandung kapiler kapiler darah yang tersusun bergumpal gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh capsula bowman. Medulla Medulla terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris garis karena terdiri atas berkas saluran parallel. Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. 2 Rongga renalis Rongga renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sebelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut calyx mayor, yang masing masing bercabang membentuk beberapa calyx minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Calyx minor ini menampung urine yang terus keluar dari papila. Dari calyx minor urine masuk ke calyx mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria). 1
Ginjal memiliki pembungkus yaitu capsula fibrosa, capsula adipose dan fascies renalis. Capsula fibrosa, melekat pada rend an mudah dikupas, capsula fibrosa hanya meyelubungi ginjal. Capsula adipose, mengadung banyak lemak dan membugkus ginjal dan glandula suprarenalis. Fungsinya adalah mempertahankan posisi ginjal. Fascia renalis, terdiri dari 2 lembar yaitu fascia prerenalis yang terletak pada bagian depan dan retrorenalis yang terletak di bagian belakang. Pendarahan Ginjal Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata mempercabangkan arteria interlobularis yang berjalan sampai ke tepi ginjal mempercabangkan vassa afferent ke glomerolus, membentuk anyaman/pembuluh kapiler sebagai vassa eferen. Pembuluh balik pada ren mengikuti nadinya yang mulai dari permukaan ginjal sebagai kapiler kemudian berkumpul ke dalam vena interlobaris. Dari vena interlobularis ke vena arcuata ke vena interlobaris ke vena renalis terakhir menuju ke vena cava inferior. 2
Persarafan ginjal Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Secara mikroskopik
Nefron Tiap ginjal tersusun atas unit struktural dan fungsional dalam pembentukan urin yang dinamakan nefron (nephron). Tiap nefron terdiri atas bagian yang melebar yang dinamakan korpuskula renalis atau badan malphigi, tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle serta tubulus kontortus distal. 3
Korpuskula renalis Korpuskula renalis terdiri atas glomelurus dan dikelilingi oleh kapsula Bowmann. Glomeruli Glomerulus merupakan anyaman pembuluh darah kapiler yang ruwet yang merupakan cabang dari arteriole aferen. Pada permukaan luar kapiler glomeruli menempel sel berbentuk spesifik dan memiliki penjuluran-penjuluran yang disebut podosit (sel kaki). Antara sel-sel endotel kapiler dan podosit membentuk struktur kontinyu yang berlubang-lubang yang memisahkan darah yang terdapat dalam kapiler dengan ruang kapsuler. Podosit berfungsi membantu filtrasi cairan darah menjadi cairan ultra filtrat (urin primer). Cairan ultra filtrat ditampung di dalam ruang urin yaitu ruang antara kapiler dengan dinding kapsula Bowmani dan selanjutnya mengalir menuju tubulus contortus proksimal. Komposisi kimia cairan ultra filtrat hampir sama dengan plasma darah. 3
Capsula Bowman Lapisan parietal kapsula bowman terdiri atas epitel selapis gepeng. Ruang kapsuler berfungsi menampung urine primer (ultra filtrat). Sel podosit, sel epitel kapsula Bowman yang mengalami spesialisasi untuk filtrasi cairan darah. Oleh karena itu komposisi cairan ultra filtrat hampir sama dengan plasma darah kecuali tidak mengandung protein plasma. Sel Mesangial Pada sel-sel endotel dan lamina basalis kapiler glomerulus terdapat sel mesangial yang berperan sebagai makrofage. Tubulus Kontortus Proksimal Tubulus kontortus proksimal kebanyakan terdapat di bagian korteks ginjal. Mukosa tubulus kontortus proksimal tersusun atas sel-sel epitel kubus selapis, apeks sel menghadap lumen tubulus dan memiliki banyak mikrovili (brush border). Sel epitel tubulus contortus proksimal berfungsi untuk reabsorpsi. Lengkung Henle (loop of Henle) Lengkung Henle berbentuk seperti huruf U terdiri atas segmen tipis dan diikuti segmen tebal. Bagian tipis lengkung henle yang merupakan lanjutan tubulus kontortus proksimal tersusun atas sel gepeng dan inti menonjol ke dalam lumen. Cairan urin ketika berada dalam loop of Henle bersifat hipotonik, tetapi setelah melewati loop of Henle urin menjadi bersifat hipertonik. Hal ini dikarenakan bagian descenden loop of Henle sangat permeabel terhadap pergerakan air, Na + , dan Cl-, sedangkan bagian ascenden tidak permeabel terhadap air dan sangat aktif untuk transpor klorida bertanggung jawab terhadap hipertonisitas cairan interstitial daerah medulla. Sebagai akibat kehilangan Na dan Cl filtrat yang mencapai tubulus contortus distal bersifat hipertonik. 3
Tubulus Kontortus Distalis Tubulus contortus distalis tersusun atas sel-sel epithelium berbentuk kuboid, sitoplasma pucat, nuklei tampak lebih banyak, tidak ada brush border. ADH disekresikan oleh kelenjar hipofise posterior. Apabila masukan air tinggi, maka sekresi ADH dihambat sehingga dinding tubulus contortus distal dan tubulus koligen tidak permeabel terhadap air akibatnya air tidak direabsioprsi dan urin menjadi hipotonik dalam jumlah besar akan tetapi ion-ion untuk keseimbangan osmotic tetap ditahan. Sebaliknya apabila air minum sedikit atau kehilangan air yang banyak karena perkeringatan tubulus contortus distal permeabel terhadap air dan air direabsorpsi sehingga urin hipertonik. Hormon aldosteron yang disekresikan oleh korteks adrenal berperan meningkatkan reabsorpsi ion Na. Sebaliknya mempermudah ekskresi ion kalium dan hidrogen. Penyakit Addison merupakan akibat dari kehilangan natrium secara berlebihan dalam urin. 3
Tubulus Koligens Urin berjalan dari tubulus kontortus distal ke tubulus koligens yang apabila bersatu membentuk saluran lurus yang lebih besar yang disebut duktus papilaris Bellini. Tubulus koligens dibatasi oleh epitel kubis. Peristiwa penting pada tubulus koligens adalah mekanisme pemekatan atau pengenceran urin yang diatur oleh hormon antidiuretik (ADH). Dinding tubulus distal dan tubulus koligens sangat permeabel terhadap air bila terdapat ADH dan sebaliknya. 3
Anatomi Genital Masculina Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari genital eksterna masculina: penis, skrotum dan testis. Sedangkan genital interna masculina terdiri dari dukrus deferens, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.
Genital interna maskulina DUKTUS DEFERENS Duktus deferens atau vas deferens adalah saluran berdinding tebal yang dilalui sperma. Mulai dari annulus inguinalis medialis menuju lateral arteri epigastrica inferior kemudian turun ke dosocaudal pada dinding lateral pelvis, menyilang ureter disisi medialnya dan menuju ke mediocaudal pada permukaan dorsal vesica urinaria. Pada bagian ujung akhir ductus deferens terdapat bagian yang lebar disebut: ampulla ductus deferens. 4
Duktus excetorius vas deferens bersama-sama dengan ductus excetorius gl. Vesiculosa membentuk duktus: ductus ejakulatorius. VESICULA SEMINALIS Vesicular seminalis atau glandula vesiculosa terdiri dari 2 gelembung lobus kanan dan lobus kiri yang berfungsi memproduksi cairan essential untuk makanan sperma, panjangnnya kira-kira 5 cm. pada bagian ujung ditutupi oleh peritoneum. Pada bagian depan vesicular seminalis berhubungan dengan permukaan dorsal vesica urunaria, pada bagian belakangnya berhubungan dengan rectum, sedangkan sisi lateralnya berhubungan dengan vas deferens. GLANDULA PROSTAT Glandula prostat merupakan kelenjar eksokrin fibromuskular. Bentuk glandula prostate menyerupai limas terbalik dengan puncak di kaudal dengan panjang 3 cm. Glandula prostat dilapisi oleh selaput fibrotic dan disebelah luar dilapisi jaringan ikat Glandula prostat dibedakan menjadi: basis, merupakan bagian atas dan depan, sekitar collum vesica urinaria. Apex, terletak pada diagfragma urogenitale. Glandula prostat dibedakan menjadi 5 lobus: 4
Lobus anterior Lobus anterior teletak didepan uretra pars prostatica dan tidak mengadung jaringan kelenjar.
Lobus medius Terletak diantara uretra dan duktus ejakulatorius. Lobus medius banyak mengandung jaringan kelenjar dan dapat berupa menjadi adenoma. Lobus posterior Terletak dibelakang uretra dan di caudal duktus ejakulatorius. Lobus posterior mengadung jaringan kelenjar dan dapat berupa menjadi kanker primer. Lobus lateralis Lobus lateralis ada 2 buah, yang terletak disebelah kanan dan kiri uretra pars prostatica. Lobus lateralis bangayak mengadung kelenjar dan sering mengalami hipertrofi.
Gambar 2. Genital interna masculine Genital ekterna masulina PENIS Bagian ini terletak menggantung ddidepan skrotum, bagian ujung disebutglans penis, bagian tangah disebut korpus penis, bagian pangkal disebut radiks penis. Kulit ini berhubungan dengan pelvis, skrotum, dan perineum. Prepusium yang menutupi glans dipisahkan dari prepusium dan di dalamnya terdapat ruangan yang dangkal. 4 Fasia superfisialis, secara langsung berhubungan dengan fasia skrotum dengan lapisan selotot polos. Korpora kavernosa penis, ditutupi oleh kapsul kuat yang terdiri atas benang- benang superfisialis dan profunda mempunyai arah longitudinal dan membentuk satu saluran Korpus kavernosa uretra, merupakan bagian dari penis yang berisi uretra. Di dalam batang penis terlihat berbentuk silinder lebih kecil dari kavernosa penis. Glans penis, bagian akhir anterior dari korpus kavernosa uretra memanjang kedalam bentuknya seperti jamur. Glans penis ini licin dan kuat, bagian perifernya lebih besar hingga membentuk pinggir yang bundar disebut korona glandis. Bulbus uretra merupakan pembesaran bagian posterior 3-4 cm dari korpus kavernosa uretra, letaknya superfisialis dari diafragma urogenitallis. Penggantung penis Ligamentum fundiformis penis : lapisan tebal yang berasal dari fasia superfisialis dan dari dinding abdominalis anterior diatas pubis. Ligamentum suspensorium penis : berupa benang berbentuk segitiga. Pembuluh darah penis Arteri pudenda interna : cabang arteri hipogastrika yang menyuplai darah untuk ruangan kavernosa. Arteri profunda penis : cabang dari arteri dorsalis penis, bercabang terbuka langsung ke ruangan kavernosa. Saraf penis Merupakan cabang dari nervus pudendus dan pleksus SKROTUM Skrotum adalah berupa kantong yang terdiri atas kulit tanpa lemak, memiliki sedikit jaringan otot yang berada dalam pembungkus disebut tunika vaginalis. Sepasang skrotum ini menggantung di dasar pelvis. Pada bagian depan skrotum terdapat penis dan dibelakangnya terdapat anus. 5
Pembuluh darah Arteri spermatika interna : cabang dari aorta abdominalis, Arteri spermatika eksterna : cabang dari arteri epigastrika inferior, Arteri duktus deferens : cabang dari arteri vesikalis inferior, Vena spermatika. Pembuluh saraf Pleksus spermatikus merupakan saraf simpatis yang bergabung dengan cabang dari pleksus pelvis yang menyertai arteri duktus deferens. TESTIS Testis merupakan tempat dibentuknya spermatozoa dan hormon laki-laki, terdiri dari belahan-belahan yang disebut tubulus testis. Selain hormon FSHdan LH, tubulus testis juga menghasilkan hormon testoteron yang menimbulkan sifat kejantanan setelah masa pubertas. Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. 5 Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuattestosteron (hormonsekspria yang utama).
Pembungkus testis Fasia spermatika eksterna, suatu membran yang tipis memanjang kearah bawah diantara fenikulus dan testis lalu berakhir pada cincin subkutan inguinalis. Fascia kremastika, terdiri atas selapis otot dimana lapisan ini sesuai dengan muskulus obliqus abdominis internus dan fesies abdominis internus. Fasia spermatika interna, suatu membran tipis dan menutupi fenikulus dan spermatikus. Pembuluh darah testis Arteri pudenda eksterna pars superfisialis merupakan cabang dari arteri femoralis. Arteri perinealis superfisialis cabang dari arteri pudenda interna Arteri kremastrika cabang dari arteri epigastrika inferior Untuk pembuluh darah vena mengikuti arteri Persarafan pada testis Nevus ilio inguinalis, Nervus lubo inguinalis cabang dari pleksus lumbalis., Nervus perincalis pars superfisilis Secara mikroskopik PENIS Pada potongan melintang tampak 3 bangunan jaringan erektil spongiosa. Terdapat : 2 buah dorsolateral: corpora cavernosa penis, 1 mid ventral: corpus cavernosum urethra. Kedua corpora cavernosa diliputi oleh tunika albuginea yang merupakan jaringan pengikat fibromuskuler yang tebal yang akan menjorok kedalam sebagai trabekula disebut Septum mediale / septum pectiniformis penis. Septum berkembang lebih baik dibagian basal daripada puncak. Corpus cavernosum urethrae / corpus spongiosum diliputi tunika albuginea hanya jaringan pengikatnya lebih tipis, didalamnya terdapat urethra pars spongiosa /cavernos a. Ke tiga bangunan cavernosa ini disatukan oleh jaringan pengikat longgar. Fascia ini dibungkus lagi oleh jaringan ikat dermis yang terletak dibawah epidermis. Pada dermis ditemukan banyak pembuluh darah. Glandula sebacea dapat ditemukan pada bagian ventral penis. Corpus cavernosum penis: Dibagian dalam terdapat sejumlah trabekula yang terdiri dari serat kolagen, seratelastis dan otot polos yang melingkari rongga (lakuna) yang tidak sama besarnya. Makin ketepi makin sempit. Dalam trabekula juga terdapat saraf dan pembuluh darah. Rongga pada pars cavernosum penis dilapisi oleh endotelium pembuluh darah arteri profunda ( deep artery)--- arteri helicinae, lanjutan arteri dorsalis penis. Cabang arteri yang terakhir ini membuka langsung kedalam rongga. 3 TESTIS Testis diliputi oleh jaringan pengikat fibromuskuler yang tebal yaitu Tunika albuginea, dibawahnya terdapat jaringan pengikat vaskuler yang longgar yaitu Tunika vaginalis yang berasal dari peritoneum, kadang-kadang disebut tunika vaskulosa yang mengandung pembuluh darah dan pembuluh lymph. Tunika vaginalis dibagi menjadi lamina visceralis sebelah dalam dan lamina parietalis. Tunika vaginalis meliputi tunika albuginea pada sisi anterior dan lateral testis. Tunika albuginea akan menjorok kedalam testis sebagai septum dan membagi testis dalam lobus-lobus yang saling beranastomose. Pada bagian posterior tunika albuginea akan menebal disebut Mediastinum testis /Corpus Highmori. Tubulus seminiferus sangat panjang dan ber-kelok-kelok sehingga dalam sediaan tampak dalam berbagai bentuk. Jaringan interstitiil mengelilingi tubulus seminiferus merupakan jaringan pengikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah, limf , saraf dan sel interstitial. Tubulus seminiferus setelah mencapai mediastinum testis berjalan lurus disebut Tubulus rectus melanjutkan ke Rete testis - Ductus efferen - Ductus epididymis - Ductus deferens - Ampulla ductus deferens - Ductus ejaculatorius - Urethra pars prostatika - Urethra pars membranosa - Urethra pars cavernosa. 3 Tubulus seminiferus / contortus: Dinding dari luar kedalam terdiri dari 3 lapisan : - Tunika propria merupakan jaringan pengikat fibrosa tipis lapisan terdalam. Mengandung Myoid cell yang melekat pada lamina basalis - Lamina basalis , terletak antara tunika propria dan epitel seminiferus - Epitel seminiferus terdiri dari lapisan sel spermatogenik dan sel sertoli (sel penyokong) Sel2 spermatogenik, terletak diantara sel Sertoli 1.Spermatogonium:Merupakan sel bulat, kecil terletak dekat lamina basalis .Bentuk polihedral /kuboidal 2.Spermatosit:. Spermatosit primer: Sel lebih besar dari spermatogonium, nukleus besar.Sel biasanya terletak diatas spermatogonium.. Spermatosit sekumder : Pada sediaan sukar dilihat, karena setelah terbentuk langsung membelah kembali. 3.Spermatid : Merupakan sel yang paling kecil, nukleus kecil. Biasanya terletak diatas spermatosit. 4.Spermatozoa : Ekor langsing,jumlah banyak. Ekor menghadap kearah lumenTubulus Sel Sertoli: Fungsi : sebagai penyokong, pelindung, nutrisi spermatozoa.fagositosis, sekresi. Bentuk sel piramid bercabang mulai dari lamina basalis kearah permukaan lumen tubulus seminiferus. Mempunyai lipatan-lipatan sitoplasma yang dalam yang meliputi sel-sel spermatogenik yang sedang tumbuh. Nukleus besar, ovoid, pucat dan mem-punyainukleolus yang bisa 1 atau lebih. Kromatin halus dan jarang. Jaringan interstitiil:. Terdapat diantara tubulus seminiferus ,merupakan jaringan pengikat longgar dengan sedikit serabut kolagen, mengandung sel interstitiil Leydig, sedikit makrophag, fibroblast, pembuluh darah, saraf, lymph. Sel Leydig biasanya terdapat sebagai kelompok-kelompok sel pucat dengan berbagai ukuran. Ukuran sel besar, bentuk ovoid / poligonal pucat. Inti besar, bisa mempunyai 1 atau 2 nukleoli . Sitoplasma granuler padat, dekat nukleus. Terdapat vakuola dibagian tepi sel, warna terang, juga mengandung pigmen lipokhrom. Fungsi menghasilkan testosteron (hormon androgen). DUCTUS EPIDIDYMIS : Duktus panjang berjalan berkelok. Pada potongan melintang terdapat duktus dengan berbagai bentuk baik lumen atau permukaan luar adalah rata. Epitel silindris bertingkat bersilia terletak diatas lamina basalis. Sel pada bagian apex mengandung stereocilia ( panjang, irregular dan sifatnon motil). Epitel yang menyusunnya terdiri dari: Sel piramidal (sel utama) yang tersusun oleh sel silindris yang sama tingginya dengan stereocilia, Sel basal , sel kecil2, tidak mencapai permukaan (lumen). Bentuk sel bulat atau piramidal. Diluar epitel terdapat membrana basalis, serat otot dan yang terluar anyaman penyambung jarang. Gumpalan spermatozoa dapat terlihat dalam lumen beberapa tubulus. 3 DUCTUS DEFERENS Duktus defferen merupakan lanjutan duktus epididymis, saluran lurus dengan otot yang tebal. Lumen tampak sempit dan irregular karena terdapat lipatan longitudinal mukosa. Susunan dinding terdiri dari : 3 - Tunika mukosa:Epitel bertingkat silindris dengan stereocilia yang lebih sedikit dariepididymis. Terletak diatas membrana basalis yang tipis.-Lamina propria tipis terdiri dari serabut kolagen padat dan serabut elastishalus. - Tunika muskularis terdiri dari :- Stratum longitudinale (tipis)- Stratum sirkulare (tebal)- Stratum longitudinale (lebih tipis) - Tunika adventitia, terdapat banyak pembuluh darah dan saraf.Diameter duktus dekat ujung akan membesar membentuk ampulla denganlipatan2 mukosa yang tinggi. Disebut Ampulla duktus deferens,yang pada bagiandistalnya akan bermuara Vesicula Seminalis / Glandula vesiculosa. VESICULA SEMINALIS Merupakan kantung yang panjang, lumen berkelok irreguler. Pada sediaan tampak lipatan primer (I) dan sejumlah lipatan sekunder (II) yang lebih tipis yang dihubungkan dengan anastomose , membentuk banyak kripta dan rongga. Susunan dinding terdiri dari : 3 - Tunika mukosa:-epitel : epitel silindris bertingkat yang terdiri dari sel silindris tinggidengan sel basal , serupa dengan duktus epididymis. Diluarnyaterdapat membrana basalis.-Lamina propria tipis, terdapat sekitar lipatan terdapat banyak serabutelastis. Tidak terdapat otot polos. - Tunika muskularis:-Stratum sirkulare (dalam)-Stratum longitudinale (luar)Biasanya sukar dilihat karena vesikel yang berkelok-kelok. - Tunika adventitia : mengelilingi tunika muskularis
Mekanisme Fungsi Sistem Perkemiahan Fungsi ginjal sebagian besar adalah untuk mempertahankan kestabilan lingkungan cairaninternal. Berikut adalah fungsi spesifik ginjal: 1. Mempertahankan keseimbangan H 2 O dalam tubuh. 2. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES, termasuk Na + , Cl - , K + ,HCO 3- , Ca ++ , Mg ++ , SO 4 , PO 4 , dan H + . Bahkan flutuasi minor pada konsentrasisebagian elekrolit ini dalam CES dapat menimbulkan pengaruh besar. 3. Meningkatkan volume plasma yang sesuai, sehingga sangat berperan dalam pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri. Fungsi ini dilaksanakan melalui peran ginjal sebagai pengatur keseimbangan garam dan H 2 O. 4. Membantu memelihara keseimbangan asam basa tubuh dengan menyesuaikan pengeluaran H + dan HCO3 - dalam urin. 5. Memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) berbagai cairan tubuh, terutama melalui pengaturan keseimbangan H 2 O. 6. Mengekskresi produk-produk sisa dari metabolisme tubuh, misalnya urea , asam urat dan kreatinin. Jika dibiarkan menumpuk, zat-zat sisa tersebut bersifat toksik, terutama bagi otak. 7. Mengeksresi banayk senyawa asing, misalnya obat, zat penambah pada makanan, pestisida dan bahan-bahan eksogen non-nutrisi lainnya yang berhasil masuk kedalam tubuh. 8. Mengekskresi eitropoetin, suatu hormon yang dapat merangsang pembentukan seldarah merah. 9. Mengekresi rennin, suatu hormon enzimatik yang memicu reaksi berantai yang penting dalam konversi garam oleh ginjal. 10. Mengubah vitamin D dalam bentuk aktifnya. Mekanisme Sistem Urinaria Manusia. 1. Penyaringan ( Filtrasi ) Filtrasi darah terjadi di glomerulus, yaitu jaringan kapiler dengan struktur spesifik dibuat untuk menahan komponen selular dan medium-molekular-protein besar kedalam sistem vaskuler, menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air. Cairan ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari jaringan kapiler. Di mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai arteriol eferen yang meninggalkan glomerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan sel epithelium yang disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus dan kapsula bowman disebut rongga bowman (bowmanspace) dan merupakan bagian yang mengumpulkan filtrat glomerular, yang menyalurkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal. Struktur kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan yaitu : endothelium capiler, membran dasar, epitelium visceral. Endothelium kapiler terdiri satu lapisan sel yang perpanjangan sitoplasmik yangditembus oleh jendela atau fenestrate. 6,7 Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute menyebrangi kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan oncotik dari cairan di dalam bowman space merupakan kekuatan untuk prosesfiltrasi. Normalnya tekanan oncotik di bowman space tidak ada karena molekul protein yang medium-besar tidak tersaring. Rintangan untuk filtrasi (filtration barrier) bersifat selektif permeabel. Normalnya komponen seluler dan protein plasma tetap didalam darah, sedangkan air dan larutan akan bebas tersaring. Pada umunya molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknyamolekul 2 nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk (electric charged) dari setiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation ( positif ) lebih mudah tersaring dari pada anion. Bahan-bahan kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium,klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer)yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. 6 2. Penyerapan ( Reabsorpsi) Di sepanjang tubulus yang dilaluinya, beberapa zat dari filtrat direabsorpsikembali secara selektif dari tubulus dan kembali ke darah, sedangkan yang lain disekresikan dari darah ke dalam lumen tubulus. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zatini direabsorbsi beberapa kali. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. 6,7 Reabsorpsi Tubulus Proksimal, banyak zat yang diperoleh melalui mikro punksi ternyata masa isoosmotik sampai ke ujung tubulus proksimal. Pada tubulus proksimal ini, air akan keluar dari tubulus secara pasif akibat perbedaaan osmotik yang dihasilkan oleh transport aktif zat terlarut sehingga keadaan isotonik bisa dipertahankan. Zat organik terlarut seperti glukosa,asam amino, dan bikarbonat, lebih banyak dirabsorpsi daripada air, sehingga konsentrasi zat tersebut menurun secara nyata. 7
Reabsorpsi Ansa Henle, Ansa Henle terdiri dari tiga segmen fungsional yang berbeda: segmen tipis desenden, segmen tipis desenden, dan segmen tebal asenden. Bagian desenden segmen tipis sanagat permeabel terhadap air dan sedikit permeabel terhadap kebanyakan zat terlarut termasuk ureum dan natrium. Sekitar 20% dari air yang difiltrasi akan direabsorpsi di ansa henle, dan hampir semua terjadi di lengkung tipis desenden karena lengkung tipis dan tebal asenden tidak permeabel terhadap air. Segmen tebal ansa henle, yang mereabsorpsi secara aktif natrium, klorida, dan kalium. Segmen tipis lengkung asenden mempunyai kemampuan reabsorpsi yang lebih rendah daripada segmen tebal, dan lengkung tipis desenden tidak mereabsorpsi zat terlarut ini dalam jumlah bermakna. 7 Reabsorpsi Tubulus Distal, Segmen tebal asenden ansa henle berlanjut ke dalam tubulus distal. Bagian tubulus ini mempunyai kesamaan aktivitas reansorpsi seperti segmen tebal ansa henle, artinya mereabsorpsi natrium, klorisa, dan kalium, tetapi tidak permeabel terhadap air dan ureum. Oleh karena itu, segmen ini disebut segmen pengencer. 7 Reabsorpsi Duktus Koligens, Duktus ini adalah bagian akhir dalam pemrosesan urin sehingga memainkan peranan penting dalam menentukan keluaran akhir dari air dan zat terlarut dari urin. Ciri-ciri khusus segmen tubulus adalah sebagai berikut:Permeabilitas duktuis koligens bagian medula terhadap air dikontrol oleh kadar ADH. Dengan kadar ADH yang tinggi, air banyak direabsorpsi ke dalaminterstisium medula. Dan duktus koligens bagian medula bersifat permeabel terhadap ureum. 7
3. Sekresi
Sekresi tubulus melibatkan transportasi transepitel seperti yang dilakukan epitel reabsorpsi tubulus, tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Seperti reabsorpsi,sekresi tubulus dapat aktif dan pasif.bahan yang paling penting disekresi adalah ion hidrogen dan ion kalium, anion dan kation organik, serta senyawa-senyawa asing bagi tubuh. 8
Ion Hidrogen Sekresi H + ginjal sangatlah penting dalam pengaturan keseimbangan asam- basa tubuh. Ion hidrogen dapat ditambahkan ke cairan filtrasi melalui proses sekresi ditubulus proksimal, distal, dan koligens. Tingkat konsentrasi H + bergantung pada keasaman tubuh. Pada tubulus proximal CO 2 dan H 2 O bedifusi ke sel tubuli proximal dengan bantuan enzim carbonic anhydarse yang mengkatalisis pemebentukan H 2 CO 3
berionisasi menjadi H + dan HCO 3 . H + berdifusi kedalam lumen tubulus. HCO 3-
berdifusi kedalam darah. Na dari lumen tubuli yang merupakan hasil filtrasi masuk ke sel tubuli dank e darah. Jadi yang terjadi sekresi H + dalam lumen tubuli akan bereaksi dengan HCO 3- hasil filtrasi glomerulus H 2 CO 3 dipecah menjadi CO 2 dan H 2 O yang berdifusi dalam sel tubuli dan dipakai untuk sekresi H + . sekresi H + ini terjadi samapi 80%-85% HCO 3 - Hasil filtrasi terpakai. Selanjutnya sekresi H + terjadi dalam tubulus distal. Sekresi H + diimbangi oleh HCO 3 - pada tubulus proximal sampai seluruh sisa HCO 3 - yaitu 15%-20% di pakai habis. Sekresi H + diimbangi oleh fosfat. H + yang merupakan hasil sekresi ditambah Na 2 HPO 4 dari hasil filtrasi bereaksi menjadi NaH 2 PO 4 dan Na + . Na + kemudian di reabsorpsi sehingga pH turun dari 7,4 menjadi 6,0. Setelah seluruh fosfat habis terpakai sekresi H + selanjutnya diimbangi oleh NH 3 + . NH 3 Berasal dari reaksi deaminasi dan deaminasi asam amino glutamine. Glutamine mengalami reaksi deaminasi H + hasil reaksi ditambah NH 3 menjadi NH 4 + dengan ditukarnya NaCl dengan NH 4 Cl maka pH urin semakin asam. Ion Kalium Ion kalium adalah zat yang secara selektif berpindah dengan arah berlawanan diberbagai bagian tubulus; zat ini secara aktif direabsorpsi di tubulus proksimal dan secara aktif disekresi di tubulus distal dan koligens. Sekresi ion kalium di tubulus distal dan pengumpul digabungkan dengan reabsorpsi Na + melalui pompa Na + -K + basolateral yang berganung energi. Pompa ini tidak saja memindahkan Na + ke luar keruangan lateral, tetapi juga memindahkan K + ke dalam sel tubulus. Konsentrasi K + intrasel yang meningkat mendorong difusi K + dari sel ke dalam lumen tubulus. Perpindahan menembus membran luminal berlangsung secara pasif melalui sejumlah besar saluran K + di sawar tersebut. Dengan menjaga konsentrasi K + di cairan interstisium rendah, yaitu memindahkan K + ke dalam sel tubulus. Dari cairan interstium di sekitarnya, pompa basolateral mendorong difusi pasif K + keluar dari plasma kapiler peritubulus ke dalam cairan interstisium. Kalium yang keluar melalui cara ini kemudian dipompakan ke dalam sel, dan dari tempat ini kalium berdifusi kedalam lumen. Dengan cara ini, pompa basolateral secara aktif menginduksi sekresinetto K+ dari plasma kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus.
Fisiologi Glandula Prostat Kelenjar prostat menyekresi cairan encer, seperti susu, yang mengadung ion sitrat, kalsium, ion fosfat, enzim pembeku dan profibrinolisin. Selama pengisian sampai kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer seperti susu yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat menambah lebih banyak lagi jumlah semen. Sifat yang sedikit basa dari cairan prostat mungkin penting untuk suatu keberhasilan fertilisasi ovum, karena cairan vas deferens relative asam akibat adanya asam sitrat dan hasil akhir metabolism sperma dan sebagai akibatnya akan menghambat fertilisasi sperma. Juga, secret vagina bersifat asam sekitar 3,5-4. Sperma tidak dapat bergerak optimal sampai pH sekitarnya meningkat kira-kira 6-6,5. Akibatnya merupakan suatu kemungkinan bahwa cairan prostat dinetralkan sifat asam dari cairan lainnya setelah ejakulasi dan juga peningkatan motilitas dan fertilisasi sperma. 8 Kesimpulan Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam yang mampu mengeluarkan zat-zat asing di dalam tubuh. Dimana ginjal mampu melakukan tahapan filtrasi, reabsorpsi dan sekresi hingga di keluarkan atau di eksresikan dari tubuh. Pada genital masculine, memiliki organ genital yaitu genital ekterna dan interna. Genital ekterna yaitu penis dan scrotum sedangkan interna yaitu duktus deferen, vesicular seminalis, glandula prostat. Pada posisi anatomi glandula prostat membungkus uretra sehingga ketika terjadi pembesaran prostat maka uretra akan terjepit dan mengakibatkan susah miksi.
DAFTAR PUSTAKA 1. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta; Penerbit Grasindo, 2005 2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta; Penerbit EGC, 2003 3. Junqueira LC, Carneiro J, Kelly RO. Histologi dasar. Edisi ke 8. Jakarta; penerbit EGC, 2002 4. Corwin EJ. Buku saku patofisiologis. Edisi ke 3. Jakarta; penerbit EGC, 2009 5. Heffer LJ, Schust DJ. At a glance; sistem reproduksi. Edisi ke 2. Jakarta; Penerbit EMS, 2005 6. Sherwood L. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. 6 th ed. Jakarta: EGC, 2012 7. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta, Penerbit EGC, 2003 8. Guyton AC,Hall JE.Fisiologi kedokteran.13 th ed.Jakarta : EGC, 2002