Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Gangguan obsesif-kompulsif merupakan gangguan kepribadian cemas atau
takut yang ditandai oleh pola terjebak dengan keteraturan yang sangat kuat,
perfeksionisme, dan kontrol mental serta interpersonal dengan mengorbankan
fleksibilitas, keterbukaan dan efisiensi. Obsesif kompulsif ditandai dengan adanya
obsesi dan kompulsi.
Gangguan obsesif-kompulsif adalah suatu contoh dari efek positif dimana
penelitian moderen telah menemukan gangguan di dalam waktu singkat. Pada awal
tahun 19!-an, gangguan obsesif-kompulsif dianggap sebagai gangguan yang jarang
dan berespon buruk terhadap terapi. "ekarang diketahui bahwa gangguan obsesif-
kompulsif sering ditemukan dan sangat responsif terhadap terapi.
#enurut $P$ % &aylor, gangguan obsesif-kompulsif dialami '( sampai )(
masyarakat umum pada suatu saat dalam kehidupan mereka. #enurut "koog, suatu
studi di "wedia menemukan bahwa meskipun kebanyakan pasien O*+ menunjukkan
perbaikan, banyak juga yang terus berlanjut mempunyai gejala gangguan hidup ini
sepanjang hidup mereka. +"# ,- membuat diagnosis gangguan obsesif kompulsif
bila orang terganggu oleh obsesi atau kompulsi yang berulang, atau keduanya
sedemikian rupa sehingga menyebabkan distress yang nyata, memakan waktu lebih
dari satu jam dalam sehari, atau secara signifikan menganggu hal-hal rutin yang
normal, menganggu fungsi kerja atau sosial.
B. TUJUAN
1. #engetahui dan memahami definisi, epidemiologi, etiologi, diagnosis,
diagnosis banding, gejala klinis, penanganan, dan prognosis dari Gangguan
Obsesif .ompulsif
'. #akalah ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik di
+epartemen ,lmu .edokteran /iwa 0akultas .edokteran 1ni2ersitas
$irlagga 3 4"1+ +r. "oetomo "urabaya dengan memfokuskan pada salah
satu topik klinis, yaitu Gangguan Obsesif .ompulsif 5O*+6
C. RUMUSAN MASALAH
3
1. $pa yang dimaksud dengan definisi, epidemiologi, etiologi, diagnosis,
diagnosis banding, gejala klinis, penanganan, dan prognosis dari Gangguan
Obsesif .ompulsif7
D. MANFAAT
+engan disusunnya makalah ini, diharapkan dapat membantu tenaga-tenaga
medis untuk mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, diagnosis, diagnosis
banding, gejala klinis, penanganan, dan prognosis dari Gangguan Obsesif
.ompulsif
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Gangguan Obsesif kompulsif 5Obsessive Compulsive Disorder6 ditandai
dengan adanya obsesi dan kompulsi. Obsesi menunjuk pada suatu idea atau bayangan
mental yang mendesak ke dalam pikiran secara berulang dan pesistent timbul biarpun
tidak dikehendakinya dan diketahuinya bahwa hal iu tidak wajar atau tidak mungkin,
sedangkan kompulsi sendiri berarti dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan
untuk melakukan sesuatu. "ering suatu pikiran obsesif mengakibatkan suatu tindakan
kompulsif.
1
Gangguan obsesif kompulsif diklasifikasikan dalam Pedoman
Penggolongan dan +iagnosis Gangguan /iwa ,,, 5PP+G/ ,,,6 sebagai gangguan
neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait stres.
'

,ndi2idu menghilangkan kecemasannya dengan perbuatan atau buah pikiran
yang berlang-ulang. Pasien mengetahui bahwa perbuatan dan pikirannya itu tidak
masuk akal, tidak pada tempatnya atau tidak sesuai dengan keadaan, tetapi ia tidak
dapat menghilangkannya dan juga ia tidak mengerti mengapa ia mempunyai dorongan
yang begitu kuat untuk berbuat dan berpikir demikian.
1

B. EPIDEMIOLOGI
Pre2alensi seumur hidup gangguan obsesif kompulsif pada populasi umum
diperkirakan adalah ' sampai ) persen. 8eberapa peneliti telah memperkirakan bahwa
gangguan obsesif kompulsif ditemukan pada sebanyak 1! persen pasien rawat jalan di
klinik psikiatri. $ngka tersebut menyebabkan gangguan obsesif kompulsif sebagai
diagnosis psikiatri tersering yang keempat setelah fobia, gangguan berhubungan 9at,
dan gangguan depresi berat.
1ntuk orang dewasa laki-laki dan wanita sama mungkin terkena, tetapi untuk
remaja laki-laki lebih sering terkena gangguan obsesif kompulsif dibandingkan
perempuan. 1sia onset rata-rata adalah umur '! tahun, walaupun laki-laki memiliki
onset usia yang lebih awal 5sekitar 19 tahun6 dibandingkan wanita 5rata-rata ''
tahun6. "ecara keseluruhan kira-kira dua per tiga dari pasien memiliki onset gejala
sebelum usia ': tahun, dan kurang dari ' persen pasien memiliki onset gejala setelah
5
): tahun. Gangguan obsesif kompulsif dapat memiliki onset pada masa remaja atau
masa kanak-kanak, pada beberapa kasus dapat pada usia ' tahun. Orang yang hidup
sendirian lebih banyak terkena gangguan obsesif kompulsif dibandingkan orang yang
menikah, walaupun temuan tersebut kemungkinan mencerminkan kesulitan yang
dimiliki pasien dengan gangguan obsesif kompulsif dalam mempertahankan suatu
hubungan. Gangguan obsesif kompulsif ditemukan lebih jarang diantara golongan
kulit hitam dibandingkan kulit putih.
C. ETIOLOGI
$spek 8iologis
a. ;eurotransmitter
"istem serotoninergik
8anyak penelitian yang dilakukan untuk mendukung hipotesis tentang
terlibatnya disregulasi serotonin terhadap munculnya gejala obsesi dan
kompulsif pada penyakit ini. 8anyak data yang menunjukkan bahwa obat
serotonergik lebih efektif dibandingkan dengan obat lain yang juga
mempengaruhi sistem neurotransmitter, tetapi apakah serotonin terlibat
sebagai penyebab terjadinya gangguan obsesif kompulsif masih belum jelas.
0ungsi serotonin di otak ditentukan oleh lokasi sistem proyeksinya. Proyeksi
pada konteks frontal diperlukan untuk pengaturan mood, proyeksi pada
ganglia basalis bertanggung jawab pada gangguan obsesi kompulsi.
)
"istem ;oradrenergik
8ukti saat ini masih kurang tentang adanya disfungsi sistem
noradrenergik dalam terjadinya gangguan obsesif kompulsif. ;amun, ada
laporan dari peningkatan gejala O*+ dengan clonidine oral.
)
b. "istem ;euroimunologi
8eberapa pakar berpendapat bahwa ada hubungan positif antara infeksi
streptokokus dan gangguan obsesif kompulsif. ,nfeksi "treptokokus <-
=emolitikus grup $ dapat menyebabkan demam rematik, dan sekitar 1!-)!(
6
pasien juga mengalami Syndenhams chorea dan Gangguan Obsesif
.ompulsif.
)
Psikologis
Gangguan obsesif kompulsif menyetarakan pikiran dengan tindakan
atau aktifitas tertentu yang dipresentasikan oleh pikiran tersebut. ,ni disebut
>thought-action fusion? 5fusi pikiran dan tindakan6. 0usi antara pikiran dan
tindakan ini dapat disebabkan oleh sikap-sikap tanggung jawab yang
berlebih-lebihan yang menyebabkan timbulnya rasa bersalah seperti yang
berkembang selama masa kanak-kanak, dimana pikiran jahat diasosiasikan
dengan niat jahat.
0aktor Psikososial
Gangguan obsesif-kompulsif bisa disebabkan karena regresi dari fase
anal dalam perkembangannya. #ekanisme pertahanan psikologis mungkin
memegang peranan pada beberapa manifestasi pada gangguan obsesif-
kompulsif.
D. DIAGNOSIS
+iagnosis gangguan kobsesif kompulsif didasarkan pada gambaran klinisnya.
&idak seperti pasien psikotik, pasien dengan gangguan obsesif kompulsif biasanya
menunjukkan wawasan dan menyadari bahwa perilaku mereka tidak normal atau tidak
logis.
#enurut PP+G/-,,, untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif
atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya harus ada hampir setiap hari selama
sedikitnya dua minggu berturut-turut. =al tersebut merupakan sumber penderitaan
5distress6 atau mengganggu akti2itas penderita. Gejala-gejala obsesif harus mencakup
hal-hal berikut@
'
a. =arus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri
b. "etidaknya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan, meskipun
ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita
7
c. Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan merupakan hal yang
memberi kepuasan atau kesenangan 5sekedar perasaan lega dari ketegangan atau
anAietas, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti dimaksud diatas6.
d. Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan
yang tidak menyenangkan.
$da kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif dengan depresi.
Penderita gangguan obsesif kompulsif sering kali juga menunjukan gejala depresi dan
sebaliknya penderita gangguan depresi berulang dapat menunjukkan pikiran-pikiran
obsesif selama episode depresinya. +alam berbagai situasi dari kedua hal tersebut,
meningkat atau menurunnya gejala depresi umumnya diikuti secara paralel dengan
perubahan gejala obsesif.
'
+iagnosis gangguan obsesif kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada
gangguan depresi pada saat gejala obsesif kompulsif tersebut timbul. 8ila dari
keduanya tidak ada yang menonjol, maka lebih baik menganggap depresi sebagai
diagnosis yang primer. Pada gangguan menahun, maka prioritas diberikan pada gejala
yang paling bertahan saat gejala yang lain menghilang.
'
#eskipun pikiran obsesional dan tindakan kompulsif la9imnya terjadi bersama-
sama, akan bermanfaat jika kita dapat menentukan gejala mana yang lebih dominan
pada beberapa indi2idu, karena keadaannya mungkin akan responsif terhadap
pengobatan yang berlainan.
1. Predominan Pikiran Obsesional atau Pengulangan 50B'.!6
.eadaan ini dapat berupa gagasan, bayangan mental 5mental images6
atau dorongan untuk berbuat. #eskipun isi pikiran tersebut berbeda-beda,
tetapi umumnya hampir selalu menyebabkan distres. .adang-kadang berupa
pikira-pikiran yang tidak ada habisnya untuk dipertimbangkan.
.etidakmampuan untuk mengambil keputusan atas berbagai alternatif
tersebut merupakan unsur penting dalam banyak pengulangan obsesional
lainnya dan sering kali disertai ketidakmampuan untuk mengambil keputusan
mengenai hal-hal kecil tetapi perlu dalam kehidupan sehari-hari.
'. Predominan &indakan .ompulsif CObsessional 4itualD 50B'.16
#ayoritas tindakan kompulsif berkaitan dengan kebersihan 5khususnya
mencuci tangan6, memeriksa berulang untuk menyakinkan bahwa suatu
situasi yang dianggapnya berpotensi bahaya tidak dibiarkan terjadi, atau
masalah kerapian dan keteraturan. Perilaku ini dilandasi perasan takut
8
terhadap bahaya yang mengancam dirinya atau yang bersumber dari dirinya,
dan tindakan ritual yang dilakukan merupakan ikhtiar simbolik atau sia-sia
untuk menghindari bahaya tersebut.
&indakan ritual kompulsif tersebut bisa menyita banyak waktu sampai
beberapa jam setiap hari dan kadang-kadang disertai ketidakmampuan
mengambil keputusan dan kelambanan yang mencolok.
). *ampuran &indakan dan Pikiran Obsesional 50B'.'6
.ebanyakan dari pasien obsesif-kompulsif memperlihatkan unsur dari
baik pikiran yang obsesional maupun tindakan 5perbuatan6 yang kompulsif.
"ubkategori ini harus digunakan bilamana keduanya secara seimbang sama
menonjol, yang sering kali memang demikian, tetapi kalau salah satu memang
jelas lebih dominan, sebaiknya ditanyakan dalam satu kategori yang lebih
spesifik, karena pikiran dan tindakan dapat menunjukkan respon yang
berbeda terhadap pengobatan yang berbeda.
B. Gangguan Obsesif-.ompulsif Eainnya 50B'.6
:. Gangguan Obsesif-.ompulsif F&& 50B'.96
E. DIAGNOSIS BANDING
1ntuk membedakan gangguan obsesif-kompulsif dengan gangguan depresif
mungkin sulit, karena gejala-gejala dari kedua jenis tersebut sering kali terjadi
bersamaan. +alam suatu episode akut dari gangguan, maka harus diutamakan gejala-
gejala yang timbul lebih dahuluG apabila kedua jenis ada tetapi tidak ada yang
menonjol, maka biasanya yang terbaik adalah untuk menganggap depresi sebagai
diagnosis yang primer. Pada gangguan yang kronis, maka prioritas diberikan pada
gejala yang paling sering bertahan saat gejala yang lain menghilang.
F. GEJALA KLINIS
Gejala dari Obsesif .ompulsif ditandai dengan pengulangan pikiran dan tindakan
sedikitnya B kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai
' minggu selanjutnya. Gejala utama obsesif-kompulsif harus memenuhi kriteria
sebagai berikut@
1. Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh indi2idu
atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. ,ndi2idu juga menyadari
9
bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk
mengurangi kecemasan.
8eberapa perilaku yang muncul disadari oleh oleh indi2idu dan berusaha
melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga,
namun tidak berhasil
Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau
kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan
mengurangi stres yang dirasakannya.
Obsesi 5pikiran6 dan kompulsi 5perilaku6 sifatnya berulang-ulang secara terus-
menerus dalam beberapa kali setiap harinya.
,ndi2idu yang beresiko mengalami gangguan obsesif-kompulsif adalahG
,ndi2idu yang mengalami permasalahan dalam keluarga dari broken home,
kesalahan atau kehilangan masa kanak-kanaknya. 5teori ini masih dianggap
lemah namun masih dapat diperhitungkan6
0aktor neurobiologi dapat berupa kerusakan pada lobus frontalis, ganglia
basalis dan singulum
,ndi2idu yang memilki intensitas stressyang tinggi - 4iwayat gangguan
kecemasan - +epresi - ,ndi2idu yang mengalami gangguan seksual
8eberapa perilaku gangguan yang sering terjadi @
#embersihkan atau mencuci tangan
#emeriksa atau mengecek
#enyusun
#engkoleksi atau menimbun barang
#enghitung atau mengulang pikiran yang selalu muncul 5obsesif6
&akut terkontaminasi penyakitHkuman
&akut membahayakan orang lain
&akut salah
&akut dianggap tidak sopan
Perlu ketepatan atau simetri
8ingung atau keraguan yang berlebihan.
10
#engulang berhitung berkali-kali 5cemas akan kesalahan pada urutan
bilangan6
,ndi2idu yang mengalami gangguan obsesif-kompulsif kadang memilki pikiran
intrusif tanpa tindakan repetatif yang jelas akan tetapi sebagian besar penderita
menunjukkan perilaku kompulsif sebagai bentuk lanjutan dari pikiran-pikiran negatif
sebelumnya yang muncul secara berulang, seperti ketakutan terinfeksi kuman,
penderita gangguan obsesif-kompulsif sering mencuci tangan 5washer6 dan perilaku
umum lainnya seperti diatas
G. TATA LAKSANA
1. Psikoter!i
Penanganan psikoterapi untuk gangguan obsesif kompulsif umumnya
diberikan hampir sama dengan gangguan kecemasan lainnya. Psikoterapi suportif
jelas memiliki bagiannya, khususnya untuk pasien gangguan obsesif kompulsif
yang walaupun gejalanya memiliki berbagai derajat keparahan adalah mampu
untuk bekerja dan membuat penyesuaian sosial.

$da beberapa faktor gangguan obsesif kompulsif sangat sulit untuk
disembuhkan, penderita gangguan obsesif kompulsif kesulitan mengidentifikasi
kesalahan 5penyimpangan perilaku6 dalam mempersepsi tindakannya sebagai
bentuk penyimpangan perilaku yang tidak normal. ,ndi2idu beranggapan bahwa
ia normal-normal saja walaupun perilakunya itu diketahui pasti sangat
menganggunya. 8aginya, perilaku kompulsif tidak salah dengan perilakunya tapi
bertujuan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik-baik saja.
0aktor lain adalah kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai kondisi
yang dialami oleh indi2idu oleh praktisi secara tidak tepat dapat membuat
indi2idu merasa enggan untuk mengikuti terapi.
". Psiko#r$k
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor %SSRI&
11
8ekerja terutama pada terminal akson presinaptik dengan
menghambat ambilan kembali serotonin. Penghambatan ambilan kembali
serotonin diakibatkan oleh ikatan obat 5misalnya@ fluoAetine6 pada transporter
ambilan kembali yang spesifik, sehinggga tidak ada lagi neurotransmitter
serotonin yang dapat berkaitan dengan transporter. =al tersebut akan
menyebabkan serotonin bertahan lebih lama di celah sinaps.
Pengguanaan ""4, terutama ditujukan untuk memperbaiki perilaku
stereotipik, perilaku melukai diri sendiri, resisten terhadap perubahan hal-hal
rutin, dan ritual obsesif dengan ansietas yang tinggi. "alah satu alasan utama
pemilihan obat-obat penghambat reuptake serotonin yang selektif adalah
kemampuan terapi. Ifek samping yang dapat terjadi akibat pemberian
fluoAetine adalah nausea, disfungsi seksual, nyeri kepala, dan mulut kering.
&oleransi ""4, yang relatif baik disebabkan oleh karena sifat selekti2itasnya.
Obat ""4, tidak banyak berinteraksi dengan reseptor neurotransmitter
lainnya. Penelitian awal dengan metode pengamatan kasus serial terhadap
subjek. &indakan terapi ditujukan untuk mengatasi gejala-gejala disruptif, dan
dimulai dengan flueAetine dosis 1! mgHhari dengan pengamatan. Perbaikan
paling nyata dijumpai pada gangguan obsesif dan gejala cemas.
B
Trisik'ik
Obat jenis trisiklik berupa clomipramine 5$nafranil6. &risiklik
merupakan obat-obatan lama dibandingkan ""4,s dan bekerja sama baiknya
dengan ""4,s. Pemberian obat ini dimulai dengan dosis rendah. 8eberapa
efek pemberian jenis obat ini adalah peningkatan berat badan, mulut kering,
pusing dan perasaan mengantuk.
B
Monoamine oxidase inhibitors %MAOIs&.
/enis obat ini adalah phenelzine 5;ardil6, tranylcypromine 5Parnate6
dan isocarboxazid 5#arplan6.Pemberian #$O,s harus diikuti pantangan
makanan yang berkeju atau anggur merah, penggunaan pil .8, obat
penghilang rasa sakit 5seperti Advil !otrin "ylenol6, obat alergi dan jenis
suplemen. .ontradiksi dengan #O$,s dapat mengakibatkan tekanan darah
tinggi.
B
12
H. PROGNOSIS
1. Prognosis buruk bila pasien mengarah pada kompulsi yang berawal pada masa
anak-anak, kompulsi yang aneh, perlu perawatan dirumah sakit, gangguan
depresi berat yang menyertai, kepercayaan waham, adanya gagasan yang
terlalu dipegang, dan adanya gangguan kepribadian.
'. Prognosis baik ditandai oleh penyesuaian sosial dan pekerjaan yang baik,
adanya peristiwa pencetus, dan sifat gejala episodik.
13
BAB III
KESIMPULAN
Gangguan obsesif kompulsif adalah gangguan cemas, dimana pikiran
seseorang dipenuhi oleh gagasan-gagasan yang menetap dan tidak terkontrol, dan ia
dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu berulang-ulang, sehingga menimbulkan
stress dan mengganggu fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. Pre2alensi penderita
gangguan ini adalah sekitar '-)( dari populasi. Penyebab gangguan obsesif
kompulsif antara lain dipengaruhi oleh aspek biologis, psikologis, dan aspek sosial.
1ntuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan
kompulsif, atau kedua-duanya harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua
minggu berturut-turut. +iagnosis gangguan obsesif kompulsif ditegakkan hanya bila
tidak ada gangguan depresi pada saat gejala obsesif kompulsif tersebut timbul. 8ila
dari keduanya tidak ada yang menonjol, maka lebih baik menganggap depresi sebagai
diagnosis yang primer. Pada gangguan menahun, maka prioritas diberikan pada gejala
yang paling bertahan saat gejala yang lain menghilang.
Gejala dari Obsesif .ompulsif ditandai dengan pengulangan pikiran dan
tindakan sedikitnya B kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1
sampai ' minggu selanjutnya. Penanganan pasien dengan gangguan obsesif kompulsif
dapat berupa psikoterapi dan psikofarmakologi. Prognosis pasien gangguan obsesif
kompulsif dapat baik dan buruk. Prognosis buruk bila terjadi pada usia anak-anak,
terdapat depresi berat serta adanya kepercayaan waham. "edangkan baik bila
penyesuian sosial dan pekerjaan yang baik, adanya peristiwa pencetus, dan suatu sifat
gejala yang episodik.

14
DAFTAR PUSTAKA
1. #aramis J0. *atatan ,lmu .edokteran /iwa. "urabaya@ $irlangga
1ni2ersity Press.'!!9.h '9!-K.
'. #aslim 4usdi. +iagnosis Gangguan /iwa 4ujukan 4ingkas dari PP+G/ ,,,.
/akarta@ P& ;uh /aya G '!!1. P.LK-LL
). "adock -$. .aplan dan "adock "ynopsis "ciencesH *linical. &enth
Idition. ;ew Fork@ Eippincott Jilliams dan Jilkins. '!!L.
B. #aslim 4usdi. Panduan Praktis Penggunaan Obat Psikotropik. Idisi
.etiga. /akarta@ P& ;uh /aya G '!!!. P.BL-:1
15

Anda mungkin juga menyukai