untuk perbandingan dan reproduktifitas. Tabel 2 menunjukkan pengkajian terbaru dan yang
pro dan kontra.
Tabel 2 Pengkajian hipospadia terbaru dan yang pro dan kontra
HASIL FUNGSIONAL
Mengkaji hasil fungsional pada anak laki-laki yang tidak dilakukan toilet training
cukup sulit. Pada tahun 1970 telah dilakukan pengkjian dengan menanyakan pada pasien
tentang berkemih dan laju aliran kemih setelah operasi tetapi hal itu dilakukan pada pasien
yang lebih tua. Aliran urin yang lemah berkontribusi pada stenosis yang nyata, tekanan
vesikalis rendah, kekakuan, pemenuhan rendah neourethra, sumbatan palsu, dan kurangnya
korpus spongiosum alami. Namun data tersebut masih merupakan bukti pendungkung yang
kurang. Data aliran perkemihan termasuk bentuk aliran, aliran maksimum, volume berkemih,
dan volume residu setelah berkemih, dan dibandingkan berdasarkan umur dengan nomogram
laju aliran, seperti yang didefinisikan oleh International Children Continence Society (ICCS).
Selain itu telah tercatat bahwa anak laki-laki dengan Hipospadia menunjukkan pola aliran
abnormal sebelum dan setelah operasi (meskipun subklinis). Banyak penelitian mendukung
pentingnya study tentang aliran kemih post operasi. Beberapa studi menunjukkan
kecenderungan membaik dari waktu ke waktu. Sebuah tinjauan sistematis baru-baru ini
merekomendasikan study tentang aliran kemih setelah toilet training. Anak-anak dengan
parameter aliran terhambat atau terbatas harus dipantau sampai dewasa. Menariknya, lokasi
utama dari meatus atau teknik bedah diprediksi dapat menurunkan fungsi perkemihan.
Namun, tampaknya ada hubungan antara keparahan dari saluran penghubung dengan
gangguan fungsi perkemihan. Di sisi lain, sebuah penelitian terbaru menjelaskan obstruksi
fungsional dapat menyebabkan hambatan pengosongan kandung kemih. Gejala klinis yang
jelas seperti aliran kemih yang buruk, menetes-netes, inkontinensia, menyemprot atau
ketidaktuntasan dapat ditangani. Di sisi lain, beberapa gejala subklinis pada saluran kemih
bagian bawah yaitu disfungsi kandung kemih primer atau sekunder, atau kandung kemih
yang terlalu aktif sulit terdiagnosa. Gejala ini telah diteliti oleh penelitian urodinamik invasif
dan ditemukan kandung kemih yang terlalu aktif adalah suatu yang menyertainya dalam
hipospadia. Namun belum ada yang rutin mempelajari urodinamik dalam pengkajian
hipospadia.
Tabel 3. Parameter Pemantauan setelah operasi hipospadia
Terahir harus dicatat bahwa studi aliran kemih pada anak-anak kecil sangat
memakan waktu dan dapat menyebabkan frustasi. Meskipun tidak ada studi prospektif yang
besar, ultrasound dengan pengukuran volume pasca berkemih mungkin menawarkan teknik
non-invasif lain yang menarik untuk pengkajian pasca operasi.