Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR NASIONAL VI

SDM TEKNOLOGI NUKLIR


YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
Noor Anis Kundari, dkk STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 705
ADSORPSI Fe DAN Mn
DALAM LIMBAH CAIR DENGAN ZEOLIT ALAM

Noor Anis Kundari, Apri Susanto, Maria Christina Prihatiningsih

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional
Jl. Babarsari P.O.Box 6101 YKBB Yogyakarta 55281
Telp: (0274)48085,489716 ; Fax: (0274)489715
E-mail: noor_anis_kundari@yahoo.co.id


Abstrak

ADSORPSI Fe DAN Mn DALAM LIMBAH DENGAN ZEOLIT ALAM. Zeolit alam mempunyai
potensi sebagai penjerap logam berat dalam pengolahan limbah cair yang disebabkan oleh kapasitas
penjerapan dan selektivitas tinggi, berumur panjang, dan jumlahnya melimpah di Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keefektifan bila zeolit alam sebagai adsorben limbah Fe dan Mn. Penelitian
dilakukan secara batch. Variabel yang diteliti adalah konsentrasi awal limbah. Analisis dilakukan
menggunakan Spektrometer Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi pada komponen
tunggal dapat diwakili dengan model persamaan kesetimbangan adsorpsi Langmuir yaitu untuk Fe
2+
adalah q
e

=1,0281 Ce/(0,7536Ce+1) dan untuk Mn
2+
adalah qe = 0,6281 Ce/)1,0099Ce+1). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model persamaan kesetimbangan pada adsorpsi multi komponen mengikuti model
Langmuir kompetitif menurut persamaan:

Mn Fe
Fe
Fe
o
Fe
.Ce , .Ce
.Ce . q
qe
001 0 2700 1
2700



dengan nilai persentase kesalahan relatif rata-rata sebesar 0,06 %. Nilai Faktor daya pisah rerata () pada
adsorpsi ion Fe terhadap ion Mn pada sistem biner dengan zeolit alam dipeeroleh sebesar 4,17.

Kata kunci : zeolit, limbah Fe dan Mn, kesetimbangan adsorpsi


Abstract

THE ADSORPTION OF FE AND MN IN WASTE WITH NATURAL ZEOLITE. Natural zeolite has
a potential as heavy metal adsorbent in processing liquid waste caused by adsorbent capacity and high
selectivity, long life, and the abundance in Indonesia. The purpose of this research is to know whether natural
zeolite is effective as an adsorbent of Fe and Mn waste and find the adsorption model. The research is conducted
at batch system. The analysis was conducted by using Atomic Absorption Spectrometer (AAS). The result of the
research shows that the adsorption obey the Langmuir model with equation for Fe
2+
was q
e
=1.0281
Ce/(0.7536Ce+1) and for Mn
2+
was qe = 0.6281 Ce/(1.0099Ce+1). For binary component the adsorption follow
competitive Langmuir model was

Mn Fe
Fe
Fe
o
Fe
.Ce 001 . 0 .Ce 700 2 1
.2700.Ce q
qe

;
for temperature of 30
o
C. Percentage value of average Sum Square of Error was 0.06 and average separation
ability factor () at the adsorption of Fe ion towards Mn ion in binary system with natural zeolite is 4.17.

Keywords : natural zeolite, Fe and Mn waste, adsorption equation
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 706 Noor Anis Kundari, dkk
PENDAHULUAN
Semakin pesatnya aktivitas perindustrian dewasa
ini, berbagai jenis limbah organik dan limbah logam
berat yang dihasilkan dapat menjadi permasalahan
serius bagi kesehatan dan lingkungan. Limbah
logam berat Fe dan Mn, yang merupakan dua jenis
limbah berbahaya, yang banyak terdapat berasal
dari industri pencucian batubara dan industri lain
yang menggunakan bahan baku batubara. Besi
terdapat di alam dalam dua bentuk, yaitu Fe(II) dan
Fe(III) (www.wikipedia.org/wiki/besi, 2010). [1]
Dalam proses pencucian industrti batubara,
volume dan kapasitas yang sangat besar sehingga
berpotensi menghasilkan limbah dalam volume
yang banyak pula. Limbah cair ini banyak
mengandung senyawa Fe dan Mn. Untuk itu
dilakukan tindakan pengolahan limbah sebelum
dibuang ke lingkungan sesuai dengan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 113 tahun 2003
(Kepmen Lingkungan Hidup No. 113, 2003). [2]
Berdasarkan keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 113 tahun 2003 tentang Baku Mutu
Air Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan
Pertambangan Batubara bahwa kandungan Fe dan
Mn total di dalam limbah cair dibatasi yaitu
masing-masing adalah 7 mg/L dan 4 mg/L (Kepmen
Lingkungan Hidup No. 113, 2003). [2]
Adsorpsi adalah proses penjerapan molekul
(gas atau cair) oleh permukaan (padatan). Definisi
tersebut digunakan untuk menjelaskan terjadinya
akumulasi molekul-molekul gas pada permukaan
padatan. Adsorpsi dapat terjadi karena interaksi
gaya elektrostatik atau van der Waals antar molekul
(physisorption/ fisisorpsi) maupun oleh adanya
interaksi kimiawi antar molekul (chemisorption/
kimisorpsi) (Aji, 2009). [3]
Zeolit alam merupakan mineral yang banyak
dimanfaatkan sebagai penukar ion, katalis pada
industri petrokimia. Zeolit sebagai katalis akan
menyebabkan reaksi menjadi lebih cepat, lebih
efisien, serta mengurangi biaya kebutuhan energi
dan pengolahan limbahnya. Zeolit juga dapat
digunakan sebagai bahan baku detergen karena
zeolit dapat mengurangi kesadahan air dengan cara
menukar ion-ion penyebab air sadah. Pada
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
zeolit alam efektif bila dimanfaatkan sebagai
adsorben limbah Fe dan Mn (Sutarti, 1994). [4]
Dalam penelitian ini akan digunakan 2
model kesetimbangan yaitu model Langmuir dan
Freundlich sebagai pendekatan untuk
menggambarkan perilaku kesetimbangan adsorpsi
ion Fe
2+
dan Mn
2+
dalam limbah proses pencucian
batubara dengan Zeolit alam.
Langmuir mengembangkan suatu model
kuantitatif untuk menjelaskan fenomena isoterm
adsorpsi dengan pendekatan kinetika. Langmuir
memisalkan bahwa pada permukaan adsorben
terdapat situs-situs aktif yang proporsional dengan
luas permukaan (Kundari. 2008). [6]
Penurunan persamaan isoterm adsorpsi
Langmuir sistem cair-padat didasarkan pada
kesetimbangan proses adsorpsi dan desorpsi
adsorbat dipermukaan padatan sebagai berikut.[5]
r adsorpsi =r desorpsi (1)
1 KCe
KCe q
qe
o

(2)
dengan :
q
e
: jumlah adsorbat terjerap/berat adsorben pada
kesetimbangan (mek/g)
q
o
: kapasitas penjerap maksimum pada
permukaan/berat padatan (mek/g)
K : konstanta kesetimbangan (L/mek)
Ce : konsentrasi pada kesetimbangan (mek/L)
Dalam bentuk persamaan linier,
o o
Ce/q K) 1(q Ce/qe (3)
Jika Ce/qe dijadikan sumbu Y, 1(q
o
K) =A, Ce/q
o
=
B, dan Ce dijadikan sumbu X, maka Persamaan (3)
dapat ditulis dengan Persamaan (4).
BX A Y (4)
Boudecker pada tahun 1895 mengusulkan
suatu persamaan empiris untuk peristiwa isoterm
adsorpsi berbentuk (Do.Duong D. 1998).[5]
n
f
Ce K qe (5)
dengan K
f
dan n adalah suatu tetapan. Persamaan
ini dikenal dengan persamaan isoterm adsorpsi
Freundlich (Do.Duong D. 1998). Tetapan K
f
dan n
dapat diperoleh berdasarkan hubungan linier
logaritmik sesuai dengan Persamaan (6).
log qe =log K
f
+n log Ce (6)
Jika dilakukan percobaan dengan variasi
konsentrasi awal Fe dan Mn terhadap waktu, maka
akan diperoleh Ce, q
o
, dan qe sehingga dapat dibuat
kurva kesetimbangan yaitu hubungan antara qe dan
Ce pada berbagai suhu.
Kesetimbangan dengan multi komponen
digunakan model kompetitif Langmuir seperti pada
persamaan berikut. [5]

N
1 K
k k
i i
0
i
i e,
Ce K 1
Ce K q
q (7)
dengan :
q
e
: jumlah adsorbat terjerap/berat adsorben pada
kesetimbangan (mek/g)
q
o
: kapasitas penjerap maksimum pada
permukaan/berat padatan (mek/g)
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
Noor Anis Kundari, dkk 707 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
K : konstanta kesetimbangan (L/mek)
Ce : konsentrasi pada kesetimbangan (mek/L)
i : komponen ke-i
Optimasi tercapai pada nilai Sum of
Squared Error (SSE) minimum.

2
data e, hitung e,
q q SSE (8)
dengan :
q
e, hitung
: jumlah adsorbat terjerap/berat adsorben
pada kesetimbangan pada perhitungan
(mek/g)
q
e, data
: jumlah adsorbat terjerap/berat adsorben
pada kesetimbangan pada data
(mek/g)
Persentase kesalahan relatif rata-rata untuk
N data dapat ditentukan berdasarkan persamaan
% kesalahan relatif rata-rata=
100%
q
q q
N
1
N
1 i data e,
hitung e, data e,

(9)

dengan :
q
e, hitung
: jumlah adsorbat terjerap/berat adsorben
pada kesetimbangan pada perhitungan (mek/g); q
e,
data
: jumlah adsorbat terjerap/berat adsorben pada
kesetimbangan pada data (mek/g); i: komponen ke-
i.
Nilai tingkat daya pisah (faktor pisah)
dihitung dengan persamaan[5].

Mn
Fe
(qe/Ce)
qe/Ce
(10)
Sehingga dapat diketahui daya pisah adsorbent
zeolit terhadap sistem adsorpsi campuran Fe dan
Mn pada berbagai suhu.
Analisis kadar logam Fe dan Mn
dilakukan dengan spektrofotometer serapan
atom (SSA). Alat ini mampu menganalisis
suatu unsur dengan sangat cepat (hanya
beberapa detik), dan akurat.

METODE
Bahan
Penelitian ini menggunakan bahan simulasi limbah
cair Fe dan Mn yang berasal dari FeSO4.7H2O dan
MnSO4. Simulasi limbah cair dibuat dengan variasi
konsentrasi awal sesuai dengan kebutuhan. Zeolit
alam jenis modernit dihaluskan dengan ayakan
ukuran -80+120 kemudian ditimbang 40 gram
dicuci dengan aquadest dan dikeringkan dengan
sinar matahari sampai berat tetap. Larutan H
2
SO
4

diperlukan untuk menyiapkan larutan Fe agar lebih
stabil dan sesuai dengan limbah yang sebenarnya,
sedangkan aquades digunakan untuk mengencerkan
larutan.

Alat
Peralatan yang digunakan adalah erlenmeyer,
penangas air, dan alat pndukung lainny. Analisis
hasil dilakukan dengan spektrofotometri serapan
atom Atom Solaar series S design features of flame
Atomic System.

Cara kerja
Mula-mula dilakukan penelitian dengan larutan
limbah yang berisi komponen tunggal Fe atau Mn
dibuat dengan konsentrasi awal 500 ppm kemudian
diambil 100 mL untuk dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 7 buah dan dilakukan adsorpsi dengan
zeolit 0,3 gram. Proses adsorpsi dilakukan pada
variasi waktu yaitu : 15 menit, 30 menit, 45 menit,
60 menit, 75 menit, 90 menit, 105 menit, 120 menit,
240 menit dan 360 menit. Selanjutnya dianalisis
dengan Spektrometer erapan Atom Solaar series S
design features of flame Atomic System untuk
menentukan waktu kesetimbangan. Berdasarkan
waktu kesetimbangan ini dilakukan penelitian
dengan variasi konsentrasi awal limbah pada
komponen tunggal Fe dan Mn simulasi dari larutan
induk diencerkan sehingga memiliki konsentrasi 10
ppm; 20 ppm; 30 ppm; 100 ppm; 200 ppm; 500
ppm; 1000 ppm; dan 2000 ppm. Masing-masing
konsentrasi diambil 100 mL dan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer 100 mL kemudian dimasukkan
0,3 gr zeolit pada erlenmeyer yang berbeda pada
satu konsentrasi yang sama kemudian erlenmeyer
itu didiamkan pada water bath diatur pada suhu
kamar 30
o
C . Setelah mencapai kesetimbangan
larutan tersebut diambil filtratnya dan dianalisis
dengan AAS. Pada Penentuan kesetimbangan
isotermis adsorpsi pada multi komponen masing-
masing larutan Fe dan Mn diambil 100 ml dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL dan
masing-masing ditambah 0,3 gr zeolit lalu
erlenmeyer itu didiamkan sampai setimbang pada
berbagai suhu 30
o
C. Setelah setimbang larutan
tersebut diambil filtratnya dan dianalisis dengan
AAS.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil percobaan untuk menentukan waktu
kesetimbangan yang dilakukan dengan cara
menjerap larutan yang mengandung ion Fe dan ion
Mn dengan sejumlah zeolit, lalu dianalisis secara
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 708 Noor Anis Kundari, dkk
periodik dapat dilihat pada Gambar 1.

200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400
0 50 100 150 200 250 300
Waktu kontak, menit
C
e
,

M
e
k
/
L
Fe
Mn
Line Fe
Line Mn

Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Ce, mg/L dengan Waktu Kontak


Pada Gambar 1., hubungan antara konsentrasi akhir
atau kesetimbangan dengan waktu kontak
penjerapan mengalami penurunan pada menit
pertama dan selanjutnya pada menit ke-120 baik
pada kurva Fe dan Mn mengalami kestabilan pada
nilai konsentrasi akhir setelah dilakukan penjerapan
dengan zeolit. Waktu inilah yang kemudian
digunakan untuk percobaan kesetimbangan dengan
variasi konssentrasi awal.
Bedasarkan Gambar 1. disimpulkan bahwa
untuk mencapai kesetimbangan diperlukan waktu
120 menit. Maka penelitian yang selanjutnya
dilakukan percobaan kesetimbangan dengan waktu
kontak selama 120 menit dengan variasi konsentrasi
awal.
Nilai E dapat dihitung dengan persamaan
100%
Co
Ce Co
E

,.Hasil percobaan dapat


dilihat pada Gambar 2.


0
10
20
30
40
50
60
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Co, mg/L
E
,

%
Fe
Mn

Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Efektifitas dengan Kosentrasi Awal, mg/L


Berdasarkan Gambar 2. dapat dilihat hubungan
antara Efektivitas dengan konsentrasi awal
penjerapan nilai tertinggi efektivitas yaitu diantara
100 mg/L sampai dengan 200 mg/L. Akan tetapi
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
Noor Anis Kundari, dkk 709 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
efektivitas semakin menurun dengan bertambahnya
nilai konsentrasi awal solut dalam limbah,
fenomena ini dapat dilihat pada data konsentrasi
awal diatas 200 mg/L.
Penentuan kesetimbangan adsorpsi dibuat
hubungan persamaan Langmuir dan Freundlich
yang sesuai, maka diperoleh nilai q
o
dan nilai K
pada persamaan Langmuir dan nilai n dan nilai Kf
pada persamaan Freundlich.
Jika dibuat grafik hubungan antara
konsentrasi larutan pada kesetimbangan Ce, Mek/L
(Sumbu x) dengan Ce/qe, g/L (sumbu y), sesuai
model Langmuir diperoleh Gambar 3.


y =3,7582x +4,987
R
2
=0,9727
y =1,6079x +1,5922
R
2
=0,8274
0
10
20
30
40
50
60
70
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Ce, Mek/L
C
e
/
q
e
,

g
/
L
Fe
Mn
Linear (Fe)
Linear (Mn)

Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Ce/qe, g/L Persamaan Langmuir
Berdasarkan Gambar 3. diperoleh grafik linier
dengan persamaan Y = A + BX dengan nilai
koefisien korelasi (R
2
) mendekati 1 untuk kedua
komponen yang berbeda, sehingga dapat dikatakan
bahwa data-data yang diperoleh dari penelitian
sesuai dengan model kesetimbangan adsorpsi
Langmuir. Berdasarkan persamaan pada Gambar 3,
juga dapat diketahui nilai A dan B sehingga dapat
dihitung konstanta kesetimbangan persamaan
Langmuir dan kapasitas adsorbat maksimum untuk
komponen tunggal yang terjerap per berat padatan
(q
o
, mek/g), dalam penelitian ini adalah kapasitas
jerap maksimum 1g zeolit terhadap ion Fe
2+
dan
Mn
2+
mengikuti model kesetimbangan Langmuir.
Persamaan qe untuk Fe
2+
adalah:

1 0,7536Ce
1,0281Ce
qe

(11)
Persamaan untuk nilai qe pada Mn
2+
adalah:

1 1.0099Ce
0.6281Ce
qe

(12)
Jika data yang didapat dibuat grafik
hubungan antara log konsentrasi larutan pada
kesetimbangan, log Ce, mek/L (sumbu x) terhadap
log jumlah adsorbat terjerap per berat padatan pada
kesetimbangan log qe, mek/g (sumbu y) [6], sesuai
dengan model kesetimbangan Freundlich maka
diperoleh hasil yang ditunjukkan pada Gambar 4.
Berdasarkan Gambar 4, diketahui bahwa
nilai R
2
jauh dari angka 1, yang berarti bahwa
adsorpsi Fe dan Mn dengan zeolit alam tidak sesuai
dengan model Freunlich, melainkan mengikuti
model Langmuir,
Pada adsorpsi 2 komponen digunakan
persamaan Langmuir multikomponen kompetitif,
diperoleh persamaan (13).[7]


Mn Fe
Fe
Fe
o
Fe
.Ce , .Ce
.Ce . q
qe
001 0 2700 1
2700

(13)

Berdasarkan perhitungan diperoleh Faktor
daya pisah rerata () pada adsorpsi ion Fe terhadap
ion Mn pada sistem biner dengan zeolit alam
sebesar 4,17. dengan nilai persentase kesalahan
relatif rata-rata sebesar 0,0551.


SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 710 Noor Anis Kundari, dkk
y=0,1842x- 0,8218
R
2
=0,8945
y =0,3317x - 0,5088
R
2
=0,3269
-0,9
-0,8
-0,7
-0,6
-0,5
-0,4
-0,3
-0,2
-0,1
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Log Ce, Mek/L
L
o
g

q
e
,

M
e
k
/
g
Fe
Mn
Linear (Fe)
Linear (Mn)

Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Log qe, mek/g dengan log Ce, mek/L pada Persamaan Freundlich

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Limbah cair yang mengandung logam besi dan
mangan dapat diolah dengan menggunakan
zeolit alam.
2. Model kesetimbangan adsorpsi Langmuir
dengan persamaan kesetimbangan untuk
komponen tunggal adalah: Fe2+ adalah
1 0,7536Ce
1,0281Ce
qe



dan untuk Mn:

1 1,0099Ce
0,6281Ce
qe



3. Model adsorpsi 2 komponen Fe dan Mn sesuai
dengan persamaan:

Mn Fe
Fe
Fe
o
Fe
.Ce 001 , 0 .Ce 700 2 1
.2700.Ce q
qe


4. Faktor daya pisah rerata () pada adsorpsi ion
Fe terhadap ion Mn pada sistem biner dengan
zeolit alam sebesar 4,174.


DAFTAR PUSTAKA
[1] www.wikipedia.org/wiki/besi. Februari 10
th
.
20.00 WIB.
[2] Kepmen Lingkungan Hidup No. 113, 2003.
Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha
Dan Atau Kegiatan Pertambangan Batubara.
[3] Aji, Barito Sabani. 2009. Adsorpsi Zeolit
Terhadap Nikel(II).Yogyakarta: SMTI.
[4] Sutarti, M dan Rahmawati, M., 1994, Zeolit.
Tinjauan Literatur Pusat Dokumentasi dan
Informasi Ilmiah LIPI, Jakarta.
[5] Do, D., 1998. Adsorption Analysis: Equilibrium
and Kinetics. Series Chemical Engineering Vol
2. Queensland.
[6] Kundari N. A. dan Wiyuniati, S. 2008.
Tinjauan Kesetimbangan Adsorpsi Tembaga
dalam Limbah Pencuci PCB dengan Zeolit,
Seminar nasional IV SDM Teknologi nuklir
Yogyakarta, 25-26 Agustus 2008.
[7] Amri, A. 2004. Kesetimbangan Adsorpsi
Optional Campuran Biner Cd(II) dan Cr(III)
dengan Zeolit Alam Terimpregnasi 2-
merkaptobenzotiazol, Jurnal Natur Indonesia.
Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai