Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 36/07/32/Th.
XVI, 1 Juli 2014 1
No. 36/07/32 Th. XVI, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI JAWA BARAT TAHUN 2013 DARI USAHA PERTANIAN SEBESAR 24,76 JUTA RUPIAH SETAHUN ATAU 2,06 JUTA RUPIAH PER BULAN
1. PENDAHULUAN Sesuai amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 1997 tentang statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) menyelenggarakan Sensus Pertanian setiap 10 tahun sekali. Kegiatan ST2013 merupakan kegiatan sensus yang keenam yang diselenggarakan oleh BPS. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, dimulai dari Pemutakhiran Direktori Perusahaan Pertanian tahun 2012, Pencacahan Hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013), jumlah rumah tangga usaha tanaman padi sebanyak 2.318.328 rumah tangga, mengalami peningkatan sebesar 0,24 persen atau sekitar 5.545 rumah tangga dibandingkan ST2003. Jumlah rumah tangga uaha tanaman bawang merah tahun 2013 mengalami penurunan sebanyak 11.222 rumah tangga atau turun 36,62 persen dibandingkan tahun 2003. Jumlah rumah tangga usaha kelapa sawit dalam kurun waktu 2003 - 2013 menurun 745 rumah tangga atau turun sebesar 2,96 persen tiap tahun. Jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging tahun 2013 sebanyak 17.988 rumah tangga atau turun 40,53 persen dari tahun 2003. Meskipun demikian, rata-rata penguasaan ayam ras pedaging per rumah tangga naik dari 2.388 ekor per rumah tangga menjadi 19.677 ekor per rumah tangga. Ikan Nila, Ikan Mas, Lele dan Gurame merupakan jenis ikan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga yaitu masing-masing sebanyak 103.726 rumah tangga; 32.211 rumah tangga; 24.582 rumah tangga; dan 19.013 rumah tangga. Jumlah tanaman sengon yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 124,08 juta pohon, meningkat 575,63 persen dibandingkan dengan tahun 2003. Rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian tahun 2013 dari usaha pertanian mencapai 24,76 juta rupiah per tahun atau 2,06 juta rupiah per bulan. Kontribusi pendapatan dari usaha di sektor pertanian sebesar 41,7 persen terhadap pendapatan rumah tangga pertanian. BPS PROVINSI JAWA BARAT
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 36/07/32/Th. XVI, 1 Juli 2014 2 Lengkap Usaha Pertanian pada Mei 2013, dan dilanjutkan Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian (SPP2013) pada November 2013, serta Survei Rumah Tangga Usaha Subsektor Pertanian tahun 2014. Pencacahan Lengkap Usaha Pertanian 2013 bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang populasi usaha pertanian, jumlah pohon/ternak dan juga distribusi pengusahaan lahan. Hasil pencacahan lengkap ST2013 telah digunakan untuk kerangka sampel dan angka patokan (benchmark) survei-survei di sektor pertanian. Sementara itu, kegiatan SPP2013 bertujuan untuk mendapatkan data mengenai pendapatan/penerimaan rumah tangga usaha pertanian menurut subsektor serta mendapatkan data mengenai penguasaan, penggunaan, dan alih fungsi lahan dari rumah tangga pertanian. Dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini, informasi yang disajikan merupakan hasil ST2013 menurut subsektor dan hasil SPP2013. 2. KEGIATAN USAHA PERTANIAN Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah usaha pertanian di Jawa Barat didominasi oleh kegiatan usaha pertanian rumah tangga. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Barat hasil ST2013 tercatat sebanyak 3.058.612 rumah tangga, menurun sebesar 29,61 persen dari hasil ST2003 yang sebanyak 4.345.148 rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 480 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 474 unit. Tabel 1. Jumlah Usaha Pertanian Menurut Jenis Usaha ST2003 dan ST2013 No. Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Pertanian (rumah tangga)
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Usaha Pertanian lainnya ST2013 (unit) ST2003 ST2013 Perubahan ST2003 ST2013 Perubahan Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 BOGOR 255.774 204.437 -51.337 -20,07 48 126 78 162,50 69 2 SUKABUMI 354.800 291.754 -63.046 -17,77 138 62 -76 -55,07 33 3 CIANJUR 327.903 283.033 -44.870 -13,68 66 49 -17 -25,76 4 4 BANDUNG 187.728 141.833 -45.895 -24,45 78 24 -54 -69,23 10 5 GARUT 320.852 268.601 -52.251 -16,29 19 22 3 15,79 16 6 TASIKMALAYA 321.367 282.639 -38.728 -12,05 21 14 -7 -33,33 21 7 CIAMIS 349.461 275.431 -74.030 -21,18 17 16 -1 -5,88 33 8 KUNINGAN 165.327 113.287 -52.040 -31,48 2 8 6 300,00 7 9 CIREBON 192.755 89.002 -103.753 -53,83 4 6 2 50,00 29 10 MAJALENGKA 204.867 156.640 -48.227 -23,54 4 8 4 100,00 13 11 SUMEDANG 174.068 134.446 -39.622 -22,76 6 5 -1 -16,67 10 12 INDRAMAYU 270.749 166.292 -104.457 -38,58 2 1 -1 -50,00 23 13 SUBANG 240.628 158.135 -82.493 -34,28 9 19 10 111,11 9 14 PURWAKARTA 103.730 73.115 -30.615 -29,51 17 26 9 52,94 8 15 KARAWANG 261.133 123.143 -137.990 -52,84 5 10 5 100,00 7 16 BEKASI 204.883 85.598 -119.285 -58,22 6 2 -4 -66,67 1 17 BANDUNG BARAT 181.795 137.581 -44.214 -24,32 0 26 44 18 BOGOR 22.114 4.591 -17.523 -79,24 8 1 -7 -87,50 23 19 SUKABUMI 10.901 5.601 -5.300 -48,62 2 2 0 0,00 10 20 BANDUNG 11.370 4.526 -6.844 -60,19 14 18 4 28,57 8 21 CIREBON 7.475 2.384 -5.091 -68,11 1 3 2 200,00 14 22 BEKASI 59.512 6.424 -53.088 -89,21 3 2 -1 -33,33 12 23 DEPOK 46.028 9.918 -36.110 -78,45 9 17 8 88,89 6 24 CIMAHI 5.357 2.800 -2.557 -47,73 0 1 1 25 TASIKMALAYA 38.987 21.268 -17.719 -45,45 1 4 3 300,00 5 26 BANJAR 25.584 16.133 -9.451 -36,94 0 2 26 Jawa Barat 4.345.148 3.058.612 -1.286.536 -29,61 480 474 -6 12,25 442 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 36/07/32/Th. XVI, 1 Juli 2014 3 Kabupaten Sukabumi tercatat sebagai wilayah dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar, yaitu sebanyak 291.754 rumah tangga. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Barat turun sebanyak 1,29 juta rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Karawang 123.143 rumah tangga. Hasil ST2013 juga menunjukkan bahwa jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tercatat sebanyak 474 perusahaan dan sebagian besar berada di Kabupaten Bogor (126 perusahaan). Jika dibandingkan dengan hasil ST2003, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 12,25 persen. Penurunan jumlah perusahaan pertanian ini terbesar terjadi di Kabupaten Sukabumi sebesar 55,07 persen atau berkurang sebanyak 76 perusahaan dalam kurun waktu 10 tahun. Sementara itu, dari hasil ST2013 juga diketahui bahwa terdapat 442 unit usaha pertanian lainnya di luar kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan. 3. RUMAH TANGGA USAHA TANAMAN PANGAN Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa jumlah rumah tangga tanaman padi sebanyak 2,32 juta rumah tangga. Sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi berada di Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 247.287 rumah tangga. Jika dibandingkan hasil ST2003, jumlah rumah tangga usaha tanaman padi pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,24 persen atau 5.545 rumah tangga. Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 No Kabupaten/Kota Padi Perubahan (%) Jagung Perubahan (%) Kedelai Perubahan (%) ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 BOGOR 104.931 117.704 12,17 13.973 10.895 -22,03 381 370 -2,89 2 SUKABUMI 232.841 239.256 2,76 27.881 16.872 -39,49 3.087 7.146 131,49 3 CIANJUR 221.670 235.470 6,23 31.096 12.437 -60,00 10.215 8.220 -19,53 4 BANDUNG 79.180 78.087 -1,38 21.685 15.651 -27,83 336 118 -64,88 5 GARUT 195.579 191.823 -1,92 67.217 56.519 -15,92 10.819 4.430 -59,05 6 TASIKMALAYA 243.038 247.287 1,75 17.956 6.549 -63,53 2.494 939 -62,35 7 CIAMIS 218.726 211.750 -3,19 13.021 8.746 -32,83 4.399 2.982 -32,21 8 KUNINGAN 103.329 90.943 -11,99 13.304 8.661 -34,90 3.127 1.118 -64,25 9 CIREBON 60.523 64.599 6,73 2.967 1.936 -34,75 521 815 56,43 10 MAJALENGKA 131.838 126.371 -4,15 20.649 18.536 -10,23 2.911 1.489 -48,85 11 SUMEDANG 118.329 108.048 -8,69 21.025 17.379 -17,34 1.679 824 -50,92 12 INDRAMAYU 128.787 143.582 11,49 2.256 1.002 -55,59 847 459 -45,81 13 SUBANG 120.877 123.380 2,07 3.963 1.858 -53,12 459 99 -78,43 14 PURWAKARTA 51.168 54.388 6,29 4.089 1.917 -53,12 468 112 -76,07 15 KARAWANG 90.639 91.652 1,12 2.381 861 -63,84 1.604 96 -94,01 16 BEKASI 67.366 64.255 -4,62 2.238 247 -88,96 437 59 -86,50 17 BANDUNG BARAT 90.984 89.122 -2,05 28.806 17.268 -40,05 1.356 508 -62,54 18 BOGOR 2.002 759 -62,09 972 648 -33,33 94 3 -96,81 19 SUKABUMI 5.994 4.572 -23,72 432 256 -40,74 - 12 - 20 BANDUNG 2.701 2.301 -14,81 583 406 -30,36 42 12 -71,43 21 CIREBON 601 654 8,82 316 156 -50,63 116 6 -94,83 22 BEKASI 2.636 1.387 -47,38 910 89 -90,22 - 9 - 23 DEPOK 1.867 740 -60,36 1.123 534 -52,45 34 55 61,76 24 CIMAHI 1.139 756 -33,63 410 657 60,24 3 9 200,00 25 TASIKMALAYA 24.559 17.753 -27,71 2.055 671 -67,35 474 32 -93,25 26 BANJAR 11.479 11.689 1,83 317 166 -47,63 112 22 -80,36 Jawa Barat 2.312.783 2.318.328 0,24 301.625 200.917 -33,39 46.015 29.944 -34,93
Kondisi yang berbeda terjadi pada jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung dan kedelai. Jika Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 36/07/32/Th. XVI, 1 Juli 2014 4 dibandingkan dengan kondisi 10 tahun yang lalu, terjadi penurunan jumlah rumah tangga yang cukup besar pada kedua komoditas tanaman pangan tersebut. Jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung berkurang hingga 33,39 persen atau sebanyak 100.708 rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung terjadi hampir di seluruh kabupaten/kota (kecuali Kota Cimahi) dan terbesar terjadi di Kota Bekasi sebesar 90,22 persen dan terendah terjadi di Kabupaten Majalengka sebesar 10,23 persen. Demikian pula dengan tanaman kedelai, penurunan jumlah rumah tangga usaha terjadi di sebagian besar kabupaten/kota (kecuali Kabupaten Sukabumi, Depok, dan Cimahi).
Gambar 1. Rata-Rata Luas Tanam dalam Setahun yang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 (ha)
Sementara itu, rata-rata luas tanam yang diusahakan oleh rumah tangga tanaman padi pada periode Mei 2012 - April 2013 mencapai 0,66 ha, meningkat dibanding tahun 2003 yang hanya 0,48 ha per rumah tangga. Kondisi yang serupa juga terjadi pada kegiatan budidaya tanaman jagung, rata-rata luas tanam meningkat dari 0,14 ha menjadi 0,46 ha. Demikian pula rata-rata luas tanam kedelai per rumah tangga mengalami peningkatan dari 0,15 ha pada tahun 2003 menjadi 0,17 ha pada tahun 2013. 4. RUMAH TANGGA USAHA HORTIKULTURA Kegiatan usaha budidaya hortikultura khususnya komoditas bawang merah dan jeruk mengalami penurunan jumlah rumah tangga selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2013, jumlah rumah tangga yang mengusahakan komoditas bawang merah mengalami penurunan sebanyak 11.222 rumah tangga atau turun sebesar36,62 persen dibandingkan tahun 2003. Penurunan terbesar terjadi di Kabupaten Majalengka yaitu sebanyak 4.566 rumah tangga. Demikian pula untuk tanaman jeruk, selama kurun waktu 2003-2013 jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman jeruk mengalami penurunan sebanyak 32.137 rumah tangga atau turun sebesar 37,73 persen. Penurunan terbesar terjadi di Kabupaten Tasikmalaya yaitu sebanyak 6.339 rumah tangga atau turun sebesar 60,46 persen. Sebaliknya, jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman cabai pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebanyak 63.206 rumah tangga atau sebesar 70,06 persen dibanding tahun 2003. Peningkatan terbesar di Kabupaten Garut sebesar 10.578 rumah tangga.
Kelompok tanaman buah-buahan tahunan merupakan tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura yaitu sebanyak 921.742 rumah tangga. Kelompok tanaman sayuran semusim dan kelompok tanaman sayuran tahunan menempati urutan kedua dan ketiga terbesar yang diusahakan rumah tangga usaha hortikultura. Jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim sebanyak 357.812 dan jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan sebanyak 220.980. Jumlah rumah tangga kelompok tanaman obat-obatan tahunan sebanyak 110.473, kelompok tanaman obat-obatan semusim 64.702, kelompok tanaman buah-buahan semusim 13.629, kelompok tanaman hias semusim 9.036 dan kelompok tanaman hias tahunan 4.583 rumah tangga. Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 36/07/32/Th. XVI, 1 Juli 2014 6 Gambar 2. Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kelompok Tanaman, ST2013 (ribu)
5. RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN Pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha kelapa sawit dalam kurun waktu 2003-2013 menurun 745 rumah tangga atau rata-rata turun sebesar 2,96 persen per tahun. Penurunan kegiatan usaha budidaya kelapa sawit ini terjadi hampir diseluruh kabupaten/kota. Jumlah rumah tangga usaha karet bertambah 239,48 persen dibanding tahun 2003 atau bertambah 27.926 rumah tangga. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha karet terbesar di Kabupaten Sukabumi sebanyak 6.133 rumah tangga. Selanjutnya jumlah rumah tangga usaha kakao bertambah 203,21 persen dibanding tahun 2003 atau bertambah 14.357 rumah tangga. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha kakao terbesar di Kabupaten Ciamis sebanyak 7.098 rumah tangga. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha perkebunan diikuti dengan perkembangan jumlah pohon yang diusahakan. Jumlah pohon karet yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 17,51 juta pohon meningkat sebanyak 13,31 juta pohon atau sebesar 317,23 persen dibandingkan dengan tahun 2003. Pada tahun 2003 jumlah pohon kakao yang diusahakan sebanyak 0,49 juta pohon, selanjutnya tahun 2013 meningkat menjadi 1.14 juta pohon atau terjadi peningkatan sebesar 131,77 persen. Gambar 3. Jumlah Tanaman yang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 (ribu pohon)
, 200, 400, 600, 800, 1000, Buah-Buahan Sayuran Tan. Obat-Obatan Tan. Hias 921, 74 220, 98 110, 47 4, 58 13, 63 357, 81 64, 7 9, 04 Tahunan Semusim 491 4196 214 1138 17507 466 0 5000 10000 15000 20000 Kakao Karet Kelapa Sawit Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 36/07/32/Th. XVI, 1 Juli 2014 7
6. RUMAH TANGGA USAHA PETERNAKAN Jumlah rumah tangga usaha ayam lokal tahun 2013 sebanyak 556.596 rumah tangga turun sebesar 68,16 persen dari tahun 2003. Jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging tahun 2013 sebanyak 17.988 rumah tangga turun 40,53 persen dari tahun 2003. Penurunan juga terjadi pada jumlah rumah tangga usaha ayam ras petelur yang semula 9.567 ribu rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 2.576 ribu rumah tangga pada tahun 2013 atau turun 78,41 persen. Penurunan jumlah rumah tangga usaha ayam lokal merata di semua kabupaten/kota. Penurunan jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging dan petelur terbesar di Kabupaten Bekasi.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 36/07/32/Th. XVI, 1 Juli 2014 8 Tabel 5. Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 No Kabupaten/Kota Ayam Lokal *)
Perubaha n (%) Ayam Ras Pedaging Perubahan (%) Ayam Ras Petelur Perubahan (%) ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 BOGOR 120.839 34.237 -71,67 2.230 2.210 -0,90 496 153 -69,15 2 SUKABUMI 114.485 59.248 -48,25 1.691 874 -48,31 361 66 -81,72 3 CIANJUR 121.205 42.362 -65,05 1.425 642 -54,95 541 48 -91,13 4 BANDUNG 52.683 18.606 -64,68 1.278 941 -26,37 260 188 -27,69 5 GARUT 91.774 39.148 -57,34 1.103 822 -25,48 204 55 -73,04 6 TASIKMALAYA 104.755 36.947 -64,73 2.369 1.875 -20,85 254 337 32,68 7 CIAMIS 152.803 75.510 -50,58 5.154 4.024 -21,92 804 801 -0,37 8 KUNINGAN 48.934 10.056 -79,45 1.006 708 -29,62 178 200 12,36 9 CIREBON 80.609 8.255 -89,76 781 243 -68,89 898 56 -93,76 10 MAJALENGKA 82.168 32.287 -60,71 1.197 913 -23,73 173 169 -2,31 11 SUMEDANG 60.574 33.637 -44,47 1.091 927 -15,03 152 100 -34,21 12 INDRAMAYU 117.897 16.483 -86,02 1.128 303 -73,14 652 65 -90,03 13 SUBANG 119.671 30.060 -74,88 1.441 723 -49,83 377 61 -83,82 14 PURWAKARTA 54.888 23.094 -57,93 694 462 -33,43 93 12 -87,10 15 KARAWANG 160.847 33.440 -79,21 2.047 291 -85,78 490 33 -93,27 16 BEKASI 126.030 20.041 -84,10 2.107 241 -88,56 1.165 19 -98,37 17 BANDUNG BARAT 60.526 27.876 -53,94 1.072 971 -9,42 107 78 -27,10 18 BOGOR 9.282 712 -92,33 208 82 -60,58 52 18 -65,38 19 SUKABUMI 2.372 581 -75,51 75 29 -61,33 44 8 -81,82 20 BANDUNG 2.550 672 -73,65 140 55 -60,71 129 16 -87,60 21 CIREBON 2.006 642 -68,00 44 5 -88,64 29 3 -89,66 22 BEKASI 21.767 2.047 -90,60 1.015 166 -83,65 1.876 6 -99,68 23 DEPOK 14.946 1.397 -90,65 457 140 -69,37 141 9 -93,62 24 CIMAHI 904 393 -56,53 45 9 -80,00 17 4 -76,47 25 TASIKMALAYA 9.671 3.175 -67,17 263 236 -10,27 45 33 -26,67 26 BANJAR 13.656 5.690 -58,33 187 96 -48,66 29 38 31,03 Jawa Barat 1.747.842 556.596 -68,16 30.248 17.988 -40.53 9.567 2.576 -78,41 *) Ayam Kampung dan Ayam Lokal Lainnya Rata-rata ayam lokal yang diusahakan oleh rumah tangga usaha pertanian pada tahun 2003 sebanyak 17 ekor sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 13 ekor atau turun 24,58 persen. Berbeda dengan ayam lokal, walaupun jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging dan ayam ras petelur mengalami penurunan tetapi rata-rata unggas yang diusahakan oleh rumah tangga mengalami kenaikan. Rata-rata ayam ras pedaging yang diusahakan pada tahun 2003 sebanyak 2.388 ekor dan pada tahun 2013 sebanyak 19.677 ekor atau naik 723,81 persen. Rata-rata ayam ras petelur yang diusahakan oleh rumah tangga usaha pertanian tahun 2003 sebanyak 213 ekor sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 1.442 ekor atau naik 578,23 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 36/07/32/Th. XVI, 1 Juli 2014 9 Tabel 6. Rata-rata Jumlah Ternak yang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Jenis Komoditas ST2003 dan ST2013* )
Kegiatan usaha perikanan mencakup kegiatan budidaya ikan (bukan ikan hias maupun ikan hias) dan penangkapan ikan. Pada kegiatan budidaya bukan ikan hias terdiri dari budidaya ikan di laut, di tambak, di kolam, di sawah dan di perairan umum. Sementara untuk kegiatan penangkapan ikan dibedakan menjadi penangkapan ikan di laut dan di perairan umum. Jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan di kolam/air tawar pada tahun 2013 sebanyak 266,71 ribu rumah tangga, mengalami penurunan sebanyak 5.987 rumah tangga dibandingkan tahun 2003 sebanyak 272,71 ribu rumah tangga atau menurun 2,20 persen dalam kurun waktu 10 tahun. Demikian pula kegiatan budidaya ikan di sawah pada tahun 2013 sebanyak 31.85 ribu rumah tangga, mengalami penurunan sebanyak 22.549 rumah tangga dibandingkan tahun 2003 sebanyak 31.848 rumah tangga atau menurun 70.80 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 36/07/32/Th. XVI, 1 Juli 2014 10 Gambar 4. Jumlah Rumah Tangga Usaha Perikanan Menurut Jenis Kegiatan, ST2013 dan ST2003 (ribu)
*) Pengumpulan data budidaya ikan hias pada ST2003 masih bergabung dalam budidaya bukan ikan hias. Jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga adalah usaha budidaya ikan nila, mas, lele, dan gurame masing-masing diusahakan oleh sebanyak 103.726 rumah tangga; 32.211 rumah tangga; 24.582 rumah tangga; dan 19.013 ribu rumah tangga.
Tabel 7. Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Jenis Ikan Utama, ST2013 No. Kabupaten/Kota
Jenis Ikan Utama Nila Lele Mas Gurame Bandeng Patin Kakap Kerapu Udang* Rumput Laut (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 BOGOR 3.778 6.134 2.231 2.654 8 340 0 0 0 0 2 SUKABUMI 11.564 1.343 2.572 59 6 64 0 0 0 124 3 CIANJUR 11.598 1.070 5.967 53 1 41 0 0 0 0 4 BANDUNG 2.475 887 2.225 27 1 8 0 0 0 0 5 GARUT 22.517 947 4.840 47 3 21 0 0 0 0 6 TASIKMALAYA 16.327 1.473 3.215 1.379 13 26 0 0 1 0 7 CIAMIS 14.477 1.793 1.340 9.127 16 116 0 0 33 0 8 KUNINGAN 2.609 408 270 796 3 24 0 0 0 0 9 CIREBON 484 1.074 54 828 2.445 88 0 0 401 0 10 MAJALENGKA 4.907 762 609 633 10 76 0 0 0 0 11 SUMEDANG 2.101 466 1.417 66 0 49 0 0 0 0 12 INDRAMAYU 145 1.292 23 325 2.986 27 0 0 2897 0 13 SUBANG 1.226 962 3.620 40 1.952 103 0 11 228 0 14 PURWAKARTA 3.783 261 1.265 27 0 51 0 0 0 0 15 KARAWANG 416 1.474 491 67 2.247 174 1 1 136 0 16 BEKASI 134 1.462 90 116 1.080 297 0 4 774 51 17 BANDUNG BARAT 3.945 480 1.032 63 1 431 0 0 0 0 18 BOGOR 88 150 56 93 0 17 0 0 1 0 19 SUKABUMI 672 158 75 8 0 9 0 0 0 0 20 BANDUNG 60 143 96 8 0 3 0 0 0 0 21 CIREBON 24 101 1 9 54 1 1 0 1 0 22 BEKASI 10 538 19 94 2 16 0 0 0 0 23 DEPOK 17 532 70 657 0 92 0 0 0 0 24 CIMAHI 55 68 13 0 0 2 0 0 0 0 25 TASIKMALAYA 303 340 566 550 0 8 0 0 0 0 26 BANJAR 11 264 54 1.287 0 20 0 0 0 0 Jawa Barat 103.726 24.582 32.211 19.013 10.828 2.104 2 16 4.472 175 *) Udang Vaname dan Udang Windu 0 50 100 150 200 250 300 Penangkapan di perairan umum Penangkapan di laut Budidaya ikan hias Budidaya di perairan umum Budidaya di sawah Budidaya di kolam Budidaya di tambak Budidaya di laut 45,91 43,8 4,44 31,85 272,7 12,87 0,3 5,91 18,62 2,49 7,72 9,3 266,71 16,44 0,25 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 36/07/32/Th. XVI, 1 Juli 2014 11 8. RUMAH TANGGA USAHA KEHUTANAN Pada tahun 2013 jumlah rumah tangga usaha tanaman sengon sebanyak 765.105 rumah tangga atau meningkat sebanyak 345.907 rumah tangga dibanding tahun 2003. Jumlah pohon sengon yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 124,08 juta pohon meningkat 105,72 juta pohon atau 575,63 persen dibanding tahun 2003. Sementara itu, jumlah rumah tangga usaha tanaman jati meningkat sebanyak 65.192 rumah tangga atau sebesar 56,58 persen. Jumlah pohon jati yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 13,09 juta pohon meningkat 9,02 juta pohon atau 221,43 persen dibanding tahun 2003. Pada tahun 2013, jumlah rumah tangga usaha tanaman jabon sebanyak 28.822 rumah tangga dengan jumlah pohon sebanyak 9,47 juta pohon. Gambar 5. Jumlah Rumah Tangga Kehutanan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 (ribu)
9. PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN Rata-rata pendapatan rumah tangga pertanian dari usaha pertanian di Jawa Barat tahun 2013 sebesar 10,34 juta rupiah per tahun atau 0,86 juta rupiah per bulan yang berkontribusi sebesar 41,77 persen terhadap total pendapatan rumah tangga pertanian. Hal yang menarik dari struktur pendapatan rumah tangga pertanian tahun 2013 adalah besarnya porsi pendapatan yang berasal dari buruh di luar sektor pertanian yakni sebesar 20,81 persen. Demikian juga usaha di luar sektor pertanian sebesar 17,24 persen. Gambar 6. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu SPP 2013
Gambar 7. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Pertanian Dari Kegiatan Usaha Pertanian Menurut Subsektor SPP2013
Usaha di sektor pertanian 41,77% Usaha diluar sektor pertanian 17,24% Pendapatan/peneri maan lainnya dan transfer 13,96% Buruh Pertanian 6,22% Buruh di luar pertanian 20,81% Padi palawija 4,11% Hortikultura 6,14% Perkebunan 5,25% Peternakan 6,36% Ikan di tambak/payau 6,99% Budidaya Ikan di air tawar 9,84% Budidaya Ikan di sawah 10,34% Budidaya Ikan di perairan umum 7,03% Budidaya Ikan Hias 19,29% Penangkapan ikan dilaut 6,96% Penagkapan ikan di perairan umum 5,21% Kehutanan 4,89% Pemungutan Hasil Hutan/Satwa Liar 3,54% Jasa pertanian 4,05% Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 36/07/32/Th. XVI, 1 Juli 2014 13 Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata-rata pendapatan rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya dari kegiatan usaha budidaya ikan hias adalah sebesar Rp 92,45 juta per rumah tangga per tahun. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan di sawah yaitu sebesar Rp 49,56 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar Rp 47,13 juta per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata- rata pendapatan yang paling kecil adalah rata-rata pendapatan dari rumah tangga dengan sumber pendapatan utama dari usaha pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar yakni sebesar Rp 16,95 juta per rumah tangga per tahun.
Tabel 9. Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Pertanian per Tahun Menurut Sumber Pendapatan Utama di Sektor Pertanian (000 Rp) No Sumber Pendapatan Utama Rata-Rata Pendapatan per Tahun (000 Rp) (1) (2) (3) 1 Tanaman Padi dan Palawija 19.676,73 2 Tanaman Hortikultura 29.425,11 3 Tanaman Perkebunan 25.173,81 4 Ternak/ Unggas 30.481,81 5 Budidaya ikan di tambak/ air payau 33.474,40 6 Budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar 47.134,81 7 Budidaya ikan di sawah 49.558,39 8 Budidaya ikan di perairan umum 33.697,31 9 Budidaya ikan hias 92.446,50 10 Penangkapan ikan di laut 33.328,97 11 Penangkapan ikan di perairan umum 24.969,16 12 Tanaman Kehutanan 23.428,14 13 Pemungutan hasil hutan/ Penangkapan satwa liar 16.946,63 14 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman 19.391,23
10. KONSEP DAN DEFINISI Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 36/07/32/Th. XVI, 1 Juli 2014 14 diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian. Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Usaha Pertanian Lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Lahan Sawah adalahlahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan) dan atau saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dimana diperoleh/status lahan tersebut, termasuk juga lahan rawa yang ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah, baik yang ditanami padi maupun palawija. Lahan Pertanian adalah lahan yang terdiri dari lahan yang diusahakan dan sementara tidak diusahakan (lahan yang biasanya diusahakan tetapi untuk sementara (selama 1 sampai 2 tahun tidak dikelola/diusahakan) untuk pertanian. Lahan Pertanian Bukan Sawah adalah semua lahan selain lahan sawah yang biasanya ditanami tanaman semusim atau tanaman tahunan, lahan untuk kolam atau untuk kegiatan usaha pertanian lainnya.Lahan yang berstatus lahan sawah yang sudah tidak berfungsi sebagai lahan sawah lagi, dimasukkan dalam lahan pertanian bukan sawah. Lahan pertanian bukan sawah terdiri dari : huma, lading, tegalan/kebun, kolam/tebat/empang, tambak air payau, lahan perkebunan, lahan hutan Negara, lahan untuk pengembalaan/padang rumput dan lainnya (kandang atau untuk tanaman hias). Lahan Bukan Pertanian adalah semua lahan selain lahan sawah dan lahan bukan sawah yang meliputi lahan rumah dan pekarangan, lahan untuk bangunan dan lainnya (saluran air, lapangan olahraga, lahan tandus dan juga lahan pertanian yang sudah tidak digunakan lebih dari 2 tahun). Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 36/07/32/Th. XVI, 1 Juli 2014 15 Alih Fungsi Lahan adalah perubahan mengenai penggunaan lahan (konversi) menurut kenyataan pada periode waktu tertentu.