Anda di halaman 1dari 16

Makalah Pengantar Optik Modern

PENGOLAHAN CITRA









DISUSUN OLEH :
Nama : YUSUF JUNIOR S
Nim : 4103240040





FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN AJARAN: 2013 / 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan junjungan besar Nabi
Muhammad SAW, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Melalui makalah ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pembimbing mata kuliah (Dosen) dan semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian
makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang tentunya bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.


Medan,14 september 2012


Penulis








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II SISTEM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
A. Konsep Resolusi
1. Resolusi Spasial
2. Resolusi Temporal
3. Resolusi Spektral
4. Resolusi Radiometrik
5. Resolusi Layer
B. Perangkat Sistem Pengolahan Citra
1. Perangkat Keras (Hardware)
2. Perangkat Lunak (Software)
3. Intelejensi Manusia (Brainware)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Citra merupakan gambaran kenampakan permukaan bumi hasil penginderaan pada
spectrum elektromagnetik tertentu yang ditayangkan pada layar atau disimpan pada media
rekam/cetak. Kualitas citra penginderaan jauh digital ditentukan oleh dua kelompok
parameter yang spesifik, yaitu derajat resolusi spasial yang berhubungan dengan kemampuan
sensor dan distorsi geometric, serta resolusi radiometrik yang berhubungan dengan kekuatan
sinyal, kondisi atmosfir (hamburan, serapan dan tutupan awan), dan saluran spektral yang
digunakan. Oleh karena itu penggunaan citra penginderaan jauh digital sangat dipengaruhi
oleh kualitas citra atau kemampuan koreksi (koreksi radiometrik dan koreksi geometrik) atau
merestorasi datanya, sehingga informasi yang diperoleh cukup akurat dan dapat diandalkan
Data atau informasi tidak hanya disajikan dalam bentuk teks, tetapi juga dapat berupa
gambar, audio (bunyi, suara, musik), dan video. Keempat macam data atau informasi ini
sering disebut multimedia. Era teknologi informasi saat ini tidak dapat dipisahkan dari
multimedia. Situs web (website) di internet dibuat semenarik mungkin dengan menyertakan
visualisasi berupa gambar atau video yang dapat diputar. Beberapa waktu lalu istilah SMS
(Short Message Service) begitu populer bagi pengguna telepon genggam (handphone atau
HP). Tetapi, saat ini orang tidak hanya dapat mengirim pesan dalam bentuk teks, tetapi juga
dapat mengirim pesan berupa gambar maupun video, yang dikenal dengan layanan MMS
(Multimedia Message Service).
Citra (image) adalah istilah lain untuk gambar. Sebagai salah satu komponen
multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra
mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh data teks, yaitu citra kaya dengan
informasi. Ada sebuah peribahasa yang berbunyi sebuah gambar bermakna lebih dari seribu
kata (a picture is more than a thousand words). Maksudnya tentu sebuah gambar dapat
memberikan informasi yang lebih banyak daripada informasi tersebut disajikan dalam bentuk
kata-kata (tekstual).Image processing, image analysist, image understanding, computer vision
Keempat istilah diatas sering dijumpai dalam mempelajari pengolahan citra digital. Belum
ada keterangan yang jelas tentang batasan pengolahan dengan aplikasi citra lainnya seperti
analisiscitra, deskripsi citra, dan visi computer. Namun keempat istilah diatas sering kali
dibedakan dariinput dan outputnya.Image processing memiliki input dan outputnya berupa
citra. Sebagai contoh, suatu citraditransformasi ke bentuk citra yang lainnya.Input analysist
memiliki input berupa citra dengan output bukan citra akan tetapi berupa hasilpengukuran
terhadap citra tersebut. Sebagai contoh, suatu citra wajah dianalisis untuk mendapatkan fitur
wajah seperti jarak kedua mata dan jarak mata dengan hidung.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas tentang beberapa konsep penting pada
sistem pengolahan citra digital . beberapa pembahasan tersebut meliputi :
Mengenai konsep resolusi, disini dibahas mengenai resolusi spasial, resolusi spektral,
resolusi radiometrik, resolusi temporal dan resolusi layar.
Mengenai perangkat sistem pengolahan citra, disini dibahas mengenai perangkat
keras(hardware), perangkat lunak(software), intelegensi manusia(brainware).












BAB II
ISI
sistem pengolahan citra digital
Citra merupakan gambaran kenampakan permukaan bumi hasil penginderaan pada
spectrum elektromagnetik tertentu yang ditayangkan pada layar atau disimpan pada media
rekam/cetak. Pengolahan Citra merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang banyak
melibatkan persepsi visual. Proses ini mempunyai cirri data masukan dan informasi keluaran
yang berbentuk citra.
Istilah pengolahan citra digital secara umum didefinisikan sebagai pemrosesan citra
dua dimensi dengan komputer. Dalam definisi yang lebih luas, pengolahan citra digital juga
mencakup semua data dua dimensi. Citra digital adalah barisan bilangan nyata maupun
kompleks yang diwakili oleh bit-bit tertentu.


A. Konsep Resolusi
Resolusi yaitu kemampuan suatu sistem optik-elektronik untuk membedakan
informasi yang secara spasial berdekatan atau secara spektral mempunyai kemiripan. Dalam
pengindraan jauh, dikenal konsep resolusi, yaitu resolusi spasial, resolusi temporal, resolesi
spektral, resolusi radiometrik, dan resolusi layer. Sehingga di peroleh pengertian mengenai
resolusi itu sendiri yaitu
Resolusi : Ukuran ketelitian data citra satelit Kemampuan menampilkan sejumlah
pixel pada layer tayangan Kemampuan semua jenis pengindera (lensa,
antenna, tayangan, bukaan rana, dll.) untuk menyajikan citra tertentu
dengan tajam. Ukuran dapat dinyatakan dengan baris per mm atau meter.
Pada citra RADAR resolusi biasa dinyatakan dalam lebar pancaran efektif
dan panjang jangkauan. Pada citra infra merah resolusi biasa dinyatakan
dalam IFOV. Resolusi juga dapat dinyatakan dalam perbedaan temperatur
atau karakter lain yang mampu diukur secara fisik (Manual of Remote
Sensing).
Resolusi spasial
Resolusi spasial adalah ukuran objek terkecil yang masih dapat disajikan dibedakan,
dan dikenali pada citra. Semakin kecil ukuran objek yang dapat direkam, semakin baik
resolusi spasialnya. Begitupun sebaliknya, semakin besar ukuran obyek yang dapat direkam,
semakin buruk resolusi spasialnya.
Citra SPOT resolusi spasialnya 10 dan 20 meter
Citra Landsat TM resolusi spasialnya 30 meter
Citra Landsat MSS resolusi spasialnya 79 meter

Citra IKONOS resolusi spasialnya 1.5 meter, diluncurkan pertama kali pada tanggal
24 September 1999 oleh Space Imagine, merupakan citra satelit komersil pertama.

Citra QuickBird resolusi spasialnya yang tertinggi saat ini yaitu 0.61 meter.
Diluncurkan pada tanggal 18 Oktober 2001 oleh Digital Globe.
Rekaman citra Ikonos


Citra OrbView 3 resolusi spasialnya adalah 1 meter (pankromatik) dan 4 meter
(multispektral). Diluncurkan pada 26 juni 2003 oleh GeoEye.
Formosat 2 resolusi spasialnya adalah 2 meter (pankromatik) dan 8 meter (multispektral).
2. Resolusi Temporal
Resolusi temporal adalah kemampuan sensor untuk merekam ulang objek yang sama.
Semakin cepat suatu sensor merekam ulang objek yang sama, semakin baik resolusi
temporalnya.
Satelit GMS resolusi temporalnya yaitu 2 x sehari
Landsat MSS dan TM resolusi temporalnya yaitu18 hari untuk generasi 1, 16 hari
untuk generasi 2 Satelit SPOT resolusi temporalnya yaitu 26 hari Satelit IKONOS resolusi
temporalnya yaitu 3 hari. Satelit ini mengorbit bumi sinkron dengan matahari setinggi 681
km. Waktu revolusinya adalah 98 menit.
Satelit QUICKBIRD resolusi temporalnya yaitu 3-7 hari. Satelit ini mengorbit bumi
sinkron dengan matahari setinggi 450 km. Waktu revolusinya adalah 93.4 menit. Satelit
ORBVIEW 3 resolusi temporalnya adalah 3 hari. Mengorbit pada ketinggian 470 km. Satelit
ini merekam data seluas 2.100 Km setiap menitnya. ateli FORMOSAT 2 resolusi
temporalnya yaitu 1 hari. Mengorbit pada ketinggian 891 km, satelit ini melewati beberapa
wilayah Indonesia setiap hari, termasuk Pulau Sulawesi, sekaligus dapat melakukan
perekaman data tiap kali melintas.


Jalur orbit Formosat 2, melewati Pulau Kalimantan dan Sulawesi (lingkaran merah
3. RESOLUSI SPEKTRAL
Resolusi spektral merupakan ukuran kemampuan sensor dalam memisahkan objek
pada beberapa kisaran panjang gelombang. Dibawah ini contoh tabel resolusi spektral dan
aplikasinya.

4. RESOLUSI RADIOMETRIK
Resolusi radiometrik yaitu ukuran kemampuan sensor dalam merekam atau
mengindera perbedaan terkecil suatu objek dengan objek yang lain (ukuran kepekaan sensor).
resolusi radiometrik berhubungan dengan kekuatan sinyal, kondisi atmosfir (hamburan,
serapan dan tutupan awan), dan saluran spektral yang digunakan.

Oleh karena itu penggunaan citra penginderaan jauh digital sangat dipengaruhi oleh
kualitas citra atau kemampuan koreksi (koreksi radiometrik dan koreksi geometrik) atau
merestorasi datanya, sehingga informasi yang diperoleh cukup akurat dan dapat diandalkan
selain itu juga berfungsi untuk memulihkan data citra yang mengalami distorsi ke arah
gambaran yang lebih sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Resolusi radiometrik merupakan range representasi/kuantisasi data, biasanya
dipergunakan untuk format raster. Range tersebut dapat berupa 2 bit (0-1), 3 bit (0-3), 4 bit
(0-15), 5 bit (0-31), 6 bit (0-63), 7 bit (0-127), 8 bit (0-255), 10 bit (0-1023), 16 bit (0-65535).
5. RESOLUSI LAYER
Layer merupakan suatu liputan geografis yang berisikan jenis informasi tertentu.
Bermacam jenis informasi pada liputan geografis yang sama disebut multi layer. Untuk
konteks citra penginderaan jauh digital, layer dan band mengandung pengertian yang sama.
Resolusi layer yaitu kemampuan layer monitor (output) dalam menampilkan
kenampakan obyek pada citra secara lebih halus. Resolusi layer sendiri dipengaruhi oleh jenis
perangkat keras yang dimiliki komputer. Semakin besar resolusi layarnya, maka semakin
tinggi pula kemampuannya menyajikan gambar dengan butir-butir pixel yang halus.
Berikut contoh tampilan layer pada peta yang menggunakan pixel,

Tampilan asli peta sebelum dilakukan perbesaran pada layer

Tampilan peta setelah mengalami perbesaran pada layer
B. PERANGKAT SISTEM PENGOLAH CITRA
Perangkat sistem pengolah citra dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Perangkat keras (hardware)
2. Perangkat lunak (software)
3. Intelejensi manusia (brainware)
ketiga pengelompokkan sistem pengolah citra tersebut sudah menjadi hal mutlak
dalam pengolah citra. Dimana pada komputer-komputer saat ini sudah hamper dikatakan
memenuhi standart spesifikasi untuk melakukan pengolahan citra. Namun kenyataanya masih
banyak perangkat yang lainnya yang perlu kita lengkapi untuk melakukan pengolahan citra,
bukan hanya sekedar komputer, melainkan perangkat-perangkat lainnya yang tidak include
dalam sebuah komputer atau PC.
1. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras: berupa komputer beserta instrumennya (perangkat pendukungnya).
Data yang terdapat dalam Sistem Pengolahan Citra diolah melalui perangkat keras. Perangkat
keras dalam Pengolahan Citra terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:
Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke dalam jaringan
komputer. Contoh: Scanner, digitizer, CD-ROM, FlashDisk.
Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi mengolah,
menganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan, contoh: CPU, tape drive,
disk drive.
Alat keluaran (ouput) yang berfungsi menayangkan informasi geografi sebagai data
dalam proses SIG, contoh: VDU, plotter, printer.


Untuk lebih jelasnya perhatikan skema berikut:


Data dasar (peta, geografi) melalui unit masukan (digitizer, scanner, CD-ROM)
dimasukkan ke komputer. Data yang telah masuk akan diolah melalui CPU (pusat
pemrosesan data), dan CPU ini dihubungkan dengan:
Unit penyimpanan (disk drive, tape drive) untuk disimpan dalam disket.Unit keluaran
(printer, plotter) untuk dicetak menjadi data dalam bentuk peta.VDU (layar monitor) untuk
ditayangkan agar dapat dikontrol oleh para pemakai dan programmer (pembuat program).
Scanner : alat untuk membaca tulisan pada sebuah kertas atau gambar.
CD-ROM : alat untuk menyimpan program, data.
FlashDisk : alat untuk menyimpan program, data.
Digitizer : alat pengubah data asli (gambar) menjadi data digital (angka).
UNIT MASUKAN (input)
Digitizer
Scanner
Printer
CPU
VDU
Disk Drive
UNIT KELUARAN
UNIT PENYIMPANAN
Gamabar skema perangkat keras (hardware)
Plotter : alat yang mencetak peta dalam ukuran relatif besar.
Printer : alat yang mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil.
CPU : (Central Processing Unit) pusat pemrosesan data digital.
VDU : (Visual Display Unit) layar monitor untuk menayangkan hasil pemrosesan.
Disk drive : bagian CPU untuk menghidupkan program.
Tape drive: bagian CPU untuk menyimpan program.

2. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak, merupakan sistem modul yang berfungsi untuk memasukkan,
menyimpan dan mengeluarkan data yang diperlukan.
Perhatikan skema dibawah ini :

Data hasil penginderaan jauh dan tambahan (data lapangan, peta) dijadikan satu
menjadi data dasar citra, geografi. Data dasar tersebut dimasukkan ke komputer melalui unit
masukan untuk disimpan dalam disket. Bila diperlukan data yang telah disimpan tersebut
dapat ditayangkan melalui layar monitor atau dicetak untuk bahan laporan (dalam bentuk
Input data
Input (masukan) Data base (dasar)
Penayangan dan
pelaporan
Transformasi
(pengubahan)
Skema perangkat lunak (software)
peta/ gambar). Data ini juga dapat diubah untuk menjaga agar data tetap aktual (sesuai
dengan keadaan sebenarnya).
3. Intelegensi Manusia (Brainware)
Brainware merupakan kemampuan manusia dalam pengelolaan dan pemanfaatan Data
Citra Digital secara efektif. Bagaimanapun juga manusia merupakan subjek (pelaku) yang
mengendalikan seluruh sistem, sehingga sangat dituntut kemampuan dan penguasaannya
terhadap ilmu dan teknologi mutakhir. Selain itu diperlukan pula kemampuan untuk
memadukan pengelolaan dengan pemanfaatan Citra Digital, agar Data dapat digunakan
secara efektif dan efisien.
Adanya koordinasi dalam pengelolaan Data Citra sangat diperlukan agar informasi
yang diperoleh tidak simpang siur, tetapi tepat dan akurat. Berikut ini disajikan skema dari
komponen-komponen dalam Citra Digital.







Komponen-komponen
dalam Pengolahan Citra
Digital
Perankat keras (hardware)
Perangkat lunak (software)
Intelegensi manusia
(brainware)
Alat masukan
(input)
Alat Keluaran
(output)
Alat
pemrosesan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Resolusi yaitu kemampuan suatu sistem optik-elektronik untuk membedakan
informasi yang secara spasial berdekatan atau secara spektral mempunyai kemiripan. Dalam
pengindraan jauh, dikenal konsep resolusi, yaitu resolusi spasial, resolusi temporal, resolesi
spektral, resolusi radiometrik, dan resolusi layer.
Resolusi Spasial adalah ukuran objek terkecil yang masih dapat disajikan,
dibedakan, dan dikenali pada citra. Resolusi Temporal adalah kemampuan sensor untuk
merekam ulang objek yang sama. Resolusi Spektral merupakan ukuran kemampuan sensor
dalam memisahkan objek pada beberapa kisaran panjang gelombang. Resolusi Radiometrik
yaitu ukuran kemampuan sensor dalam merekam atau mengindera perbedaan terkecil suatu
objek dengan objek yang lain (ukuran kepekaan sensor). Resolusi Layer merupakan suatu
liputan geografis yang berisikan jenis informasi tertentu.
Perangkat sistem pengolahan citra dibagi menjadi tiga bagian yaitu perangkat
keras (hardware), perangkat lunak (software) dan intelegensi manusia (braindware). Dalam
perangkat keras (hardware) data pengolahan citra digital diolah, perangkat keras terdiri dari
masukan (input), pemrosesan dan keluaran (output). Perangkat lunak (software) berfungsi
untuk memasukkan, menyimpan dan menghasilkan data yang diinginkan. Intelegensi
manusia (brainware) merupakan kemampuan manusia dalam pengelolaan dan pemanfaatan
Data Citra Digital secara efektif.

B. Saran
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnan, maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk makalah ini yang tentunya sangat bermanfaat bagi
penulis dalam menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa menjadi salah satu acuan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Asriningrum, Wikanti. 2004. Studi Identifikasi Karakteristik Pulau Kecil Menggunakan Data
Landsat Dengan Pendekatan Geomorfologi Dan Penutup Lahan: Studi Kasus Kepulauan
Pari Dan Kepulauan Belakangsedih. Bogor
Asriningrum, Wikanti, dkk. 2004. Studi Identifikasi Karakteristik Terumbu Karang Untuk
Pengelolaan Dan Penentuan Pulau Kecil Menggunakan Data Landsat. Bogor
Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital : Teori dan Aplikasinya dalam Bidang
Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Putra, Erwin Hardika. 2005. Pemanfaatan Teknologi Citra Satelit dan GIS (Geograhic
Information System) Untuk Monitoring GNRHL. Manado
Romenah, Dra. Sistem Informasi Geografi.
Samsuri. 2004. Aplikasi Penginderaan Jauh dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan.
Sumatera Utara: Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara
http://www.anjar.web.ugm.ac.id/bahankuliah/daftar_istilah.doc.

Anda mungkin juga menyukai