STATUS PASIEN Identitas Pasien Nama : Nn. Mega Umur : 16 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Andir Tanggal masuk RS : 29Oktober 2010 Tanggal pemeriksaan : 2 November 2010
KELUHAN UTAMA SAKIT KEPALA ANAMNESA Sejak tiga hari SMRS, Os mengeluh sakit kepala berdenyut. Os mengeluh panas badan yang mendadak tinggi, terus menerus, meningkat pada malam hari sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai mual muntah nyeri ulu hati, bintik merah di lengan, nyeri perut, dan sering berkeringat. Os mengeluh sulit BAB sejak masuk Rumah Sakit. Os menyangkal adanya mimisan, batuk pilek, sesak, kejang, nyeri sendi, pendarahan gusi dan penurunan kesadaran. Terdapat riwayat keluarga dan tetangga Os yang terkena demam berdarah. Riwayat Os pergi ke daerah pantai tidak diketahui. KEADAAN UMUM Compos mentis, sakit sedang Nadi : 60 x /menit RR : 12 x/ menit T : 35,2 TD : 110/80 mmHg PEMERIKSAAN FISIK KEPALA Rambut tidak kusam,hitam, tidak mudah dicabut Mata Pupil bulat, isokor Konjungtiva tidak anemik Sklera tidak ikterik Hidung Simetris, massa(-), sekret (-) epistaksis(-) Mulut Bibir: kering perdarahan gusi (-) Tifoid tongue (-)
JVP Titik collapse (+) KGB Tidak teraba Tiroid Pembesaran (-) Trakea Tidak ada deviasi LEHER bentuk dan gerak simetris ictus cordis ICS V left midcalvicle line inspeksi VF kiri = kanan palpasi kiri = kanan sonor BPH ICS V peranjakan 2cm C/ batas kanan ICS V linea sternalis kanan Atas ICS III parasternal kiri KiriICS V parasternal kiri P/ ka = ki sonor perkusi A : VBS kiri = kanan BJ murni reguler, S1 (+), S2 (+), S3(-), S4(-) murmur (-) Auskultasi THORAX depan Thoraks Belakang I: bentuk dan gerak simetris P: VF kiri = kanan P: ka =ki sonor A: VR : ka = ki VBS : ronchi (-), wheezing (-) ABDOMEN P : NT (-) NL (-) Nyeri epigastrium (+) Hepar / lien tidak teraba Ketok CVA (-) P : ruang traube kosong A : BU (+) 16x per menit
USULAN PEMERIKSAAN DARAH - Hb - Leukosit - RBC - Trombosit - Hematokrit - Widal test KIMIA - Fungsi liver Serologis - HI - IgM dan IgG anti Dengue
HASIL LAB Tanggal 29-10- 10 31-10-10 1-11-10 2-11- 10 Nilai rujukan Jam 06.08 9.26 11.4 5 8.5 5 20.2 7 7.31 Hematologi rutin : - Hb - Leukosit - RBC - Ht - Trombosit Widal test Kiimia : - F(x) liver AST ALT - F(x) Ginjal Ureum Kreatinin - Gula darah sewaktu
13,1 4200 5.15 42.2 150.00 0
12,4 1900 4,91 40,2 85.0 00
11,9 2300 4,7 38,6 123. 000
13, 9 35 00 5,4 6 44, 7 32 00
14,2 580 0 5,64 46,2 23.0 00
14,5 9000 5.62 45,5 3600 0
12,0-16,0 g/dl 3800-10600 sel/ul 3,6-5,8 juta/ul 35-47% 150.000- 440.000 sel/ul 10-31 9-36 10-50 0,7-1.13 70-200 - 17 35 13 0,59 105 Radiologi Cor sinus, diafragma normal Pulmo ili kasar, corakan bertambah Kesan tidak bercak lunak Tidak tampak KP aktif
DIAGNOSA KERJA
DENGUE FEVER TATA LAKSANA fase demam pasien dianjurkan : Tirah baring Obat antipiretik atau kompres hangat Untuk menurunkan suhu menjadi <39C, dianjurkan pemberian paracetamol. Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirup, susu, disamping air putih selama paling sedikit 2 hari. PROGNOSIS Quo ad vitam ad bonam Quo ad functionam ad bonam Quo ad sanasionam ad bonam
DENGUE FEVER PEMBAHASAN Acute febrile viral disease yang seringkali memperlihatkan gejala headache, bone pain, joint pain, muscular pain, rash dan leukopenia.
Definisi Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus. Infeksi dengue disebabkan 4 antigen: DEN1, DEN2, DEN3, DEN4 Family Flaviviridae, arbovirus Single stranded RNA virus transmisi: nyamuk Aedes Etiologi
Endemic di daerah : Asia Tenggara, Pasifik, Afrika Timur dan Barat, Karibia, serta Amerika.
Epidemiologi Dilaporkan endemik pertama kali terjadi di Mesir dan Indonesia. Kejadian pertahun terjadi 20 juta kasus infeksi Dengue dengan 24 ribu kematian. Kejadian meningkat terutama pada musim hujan.
Geographic Distribution Replikasi dan transmisi Dengue Virus 1. Virus ditransmisikan ke manusia dalam saliva nyamuk 2. Virus bereplikasi dalam organ target 3. Virus menginfeksi sel darah putih dan jaringan limfatik 4. Virus dilepaskan dan bersikulasi dalam darah 3 4 1 2 5. Nyamuk kedua memakan virus dalam darah 6. Virus bereplikasi dalam midgut nyamuk, dan organ2 lain, menginfeksi kelenjar saliva 7. Virus bereplikasi dalam kelenjar saliva 6 7 5
Spektrum Klinis Infeksi Virus Dengue Infeksi virus dengue Asimtomatis Simtomatis Demam tidak spesifik Demam dengue Perdarahan (-) Perdarahan (+) Syok (-) Syok (+) DD DBD Demam berdarah dengue Empat manifestasi klinis utama pada DHF: Demam tinggi Fenomena hemoragis, dapat dikonfirmasi dengan adanya: Tes torniquet positif Mudah memar Petekie pada ekstrimitas, aksila, wajah, dan palatum lunak pada fase awal demam. Epistaksis dan jarang terjadi perdarahan gusi dan perdarahan gastrointestinal ringan selama periode demam. Gejala Klinis Hepatomegali, dapat dikonfirmasi dengan adanya: Ditemukan pada fase awal demam 2-4 cm di bawah margin kostal Lebih sering pada kasus-kasus syok Kegagalan sirkulasi Perubahan patofisiologi yang membedakan DHF dengan DF adalah adanya plasma leakage yang dapat dikonfirmasi dengan: Peningkatan Ht (hemokonsentrasi) Efusi serosa Hipoproteinemia
Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut ini: - Uji touniquet positif (> 20 petekie dalam 2,54 cm2) - Petekie, ekimosis, atau purpura - Perdarahan mukosa, saluran cerna, bekas suntikan, atau tempat lain - Hematemesis atau melena Trombositopenia (<100.000/mm3) Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage: Hematokrit meningkat >20% dibanding hematokrit rata-rata pada usia, jenis kelamin, dan populasi yang sama. Hematokrit turun hingga > 20% dari hematokrit awal, setelah pemberian cairan Terdapat efusi pleura, efusi perikard, asites dan hipoproteinemia Kriteria diagnosis WHO I : Demam disertai gejala konstitusional yang tidak khas, manifestasi perdarahan hanya berupa uji torniquet positif dan/atau mudah memar.
II : Derajat I disertai perdarahan spontan
III: Terdapat kegagalan sirkulasi: nadi cepat dan lemah atau hipotensi, disertai kulit dingin dan lembab serta gelisah
IV : Renjatan : tekanan darah dan nadi tidak teratur. DBD derajat III dan IV digolongkan dalam sindroma renjatan dengue Derajat DHF
Patogenesis Perdarahan Renjatan Pada DHF Secondary heterologous dengue infection Replikasi virus Anamnestic antibody response Virus antibody complex Agregasi platelet Coaguation activation Aktivasi komplemen Anafilatoksin Permeabilitas vaskular meningkat Shock Platelet removal by RES Platelet factor III release Activated Hageman factor Consumptive coagulopathy Kinin system Menurunnya faktor pembekuan Excessive hemorrhage FDP Keadaan umum memburuk Hati makin membesar Masa perdarahan memanjang karena trombositopenia Hematokrit meninggi pada pemeriksaan berkala Pasien DHF perlu diobservasi teliti terhadap penemuan dini tanda renjatan, yaitu: Warning Signs for Dengue Shock When Patients Develop DSS: 3 to 6 days after onset of symptoms Initial Warning Signals: Disappearance of fever Drop in platelets Increase in hematocrit Alarm Signals: Severe abdominal pain Prolonged vomiting Abrupt change from fever to hypothermia Change in level of consciousness (irritability or somnolence) Four Criteria for DHF: Fever Hemorrhagic manifestations Excessive capillary permeability 100,000/mm 3 platelets Observasi vital sign tiap jam, Hb dan Ht setiap 4-6 jam pada hari2 pengamatan selanjutnya tiap 24 jam Terapi DSS untuk: mengembalikan volume cairan intravaskular ke tingkat yang normal dengan segera pemberian intravena Jenis cairan: NaCl fisiologis, Ringer Laktat/ bila terdapat renjatan yang berat dapat dipakai plasma atau ekspander plasma Jumlah dan kecepatan sesuai dengan perkembangan klinis: Permulaan: 20 ml/kg BB Renjatan telah diatasi 10 ml/kg BB/jam
Jika ditemukan... Renjatan Berat - Cairan diberikan dengan diguyur dan jika tidak ada perbaikan diberikan pemberian plasma atau ekspander plasma/dekstran/preparat hemasel dengan jumlah 15-29 ml/kg BB - Jika terjadi asidosis: Na- bikarbonas - Cairan IV dipertahankan 12-48 jam sesudah renjatan teratasi
1. Pasien dengan perdarahan yang membahayakan (hematemesis dan melena) 2. Pasien DSS yang pada pemeriksaan berkala, menunjukkan penurunan kadar Hb dan Hct Transfusi darah dilakukan pada: Renjatan Perdarahan KID Komplikasi
tidak perlu dirawat. Pada fase demam pasien dianjurkan : Tirah baring, selama masih demam Obat antipiretik atau kompres hangat bila perlu Untuk menurunkan suhu menjadi <39C, dianjurkan pemberian paracetamol. Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirup, susu, disamping air putih selama paling sedikit 2 hari.
Tatalaksana Demam Dengue/ Dengue Fever Ketentuan umum Keberhasilan penanganan DBD terletak pada deteksi dini fase kritis yaitu suhu turun kegagalan sirkulasi observasi klinis disertai pemantauan perembesan plasma dan gangguan hemostasis. Fase kritis/periode kritis merupakan fase transisi dai demam menuju fase tak demam, dimana umumnya terjadi pada hari ketiga sakit. Peningkatan hematokrit 20% menunjukkan perembesan plasma dan merupakan indikasi untuk pemberian cairan.
Fase Demam Tatalaksana DBD fase demam bersifat simptomatik dan suportif yaitu pemberian cairan per oral untuk mencegah dehidrasi. Bila terjadi muntah yang terus-menerus atau nyeri perut hebat dan pasien tidak mau minum, maka pemberian cairan intravena perlu dilakukan. Jenis minuman yang dianjurkan dapat berupa jus buah, teh manis, sirup, susu, serta larutan oralit. Beri minum 50 ml/kg BB dalam 4-6 jam pertama Setelah dehidrasi teratasi, beri cairan rumatan 80-100 ml/kg BB dalam 24 jam berikutnya. Bila masih minum ASI tetap diberikan disamping larutan oralit.
Antipiretik diperlukan, tetapi harus diperhatikan bahwa antipiretik tidak dapat mengurangi lama demam pada DBD.
Penggantian Volume Plasma Penggantian cairan diberikan secara seksama Kebutuhan cairan awal dihitung untuk 2-3 jam pertama Tetesan dalam 24-28 jam berikutnya harus selalu disesuaikan dengan tanda vital, kadar hematokrit dan volume urin. Cairan intravena diperlukan apabila Anak terus-menerus muntah, tak mau minum, demam tinggi sehingga tidak mungkin diberi minum per oral Nilai kadar hematokrit > 20%
Cairan pengganti adalah pengobatan yang utama, yang berguna untuk memperbaiki kekurangan volume plasma. Pasien anak akan cepat mengalami syok dan sembuh kembali bila diobati segera dalam 48 jam. Penderita SSD dengan tensi tak terukur dan tekanan nadi 20 mmHg segera berikan cairan kristaloid sebanyak 20 ml/kg BB/jam selama 30 menit, bila syok teratasi turunkan menjadi 10 ml/kg BB.
Pasien dapat dipulangkan apabila memenuhi semua keadaan dibawah ini : Tampak perbaikan secara klinis Tidak ada demam selama sedikitnya 24 jam tanpa penggunaaan antipiretik Tidak ada distress pernapasan dari efusi pleura atau asidosis Hematokrit stabil Jumlah trombosit melebihi 50.000 per mm 3
Melewati sedikitnya 2 hari setelah pemulihan dari syok Nafsu makan membaik Pengeluaran urin baik