Anda di halaman 1dari 20

Nama : Muhammad Firdaus Kamil

Karsinoma
nasofaring

1
Pembimbing
dr. Indra. Z, Sp. THT-KL








2
PENDAHULUAN
Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas epitel
mukosa nasofaring dengan predileksi di Fossa
Rossenmuller, yaitu tempat bermuaranya saluran
Eustachii yang menghubungkan liang telinga
tengah dengan ruang faring.
Di Indonesia penyakit ini termasuk sepuluh besar
keganasan dan di bidang THT menduduki
peringkat pertama keganasan pada daerah
kepala dan leher.
Anatomi nasofaring

Bangunan yang penting pada nasofaring

3
Ostium tuba eustachii pars pharyngeal
Torus tubarius
Fossa rosen mulleri
Fornix nasofaring
Adenoid= tonsil pharyngeal=luskha
4
Perdarahan hidung
5
Fungsi nasofaring :

Sebagai jalan udara pada respirasi
Jalan udara ke tuba eustachii
Resonator
Sebagai drainage sinus paranasal kavum
timpani dan hidung
6

7
Definisi
Karsinoma adalah pertumbuhan baru yang ganas
terdiri dari sel-sel epithelial yang cenderung
menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan menimbulkan
metastasis.
Nasopharyngeal carcinoma merupakan tumor
ganas yang timbul pada epithelial pelapis
ruangan di belakang hidung (nasofaring) dan
ditemukan dengan frekuensi tinggi di Cina
bagian selatan.
8
Etiologi

Sudah hampir dapat dipastikan bahwa
penyebab karsinoma nasofaring adalah Virus
Eptein-Barr
.


9
Epidemiologi
Secara umum karsinoma nasofaring di dunia jarang dijumpai
angka kejadian kurang dari 1/100.000 jumlah penduduk
setiap tahun
Penyakit ini dapat mengenai semua umur, terbanyak pada
usia 40-60 tahun. Perbandingan antara laki-laki dan wanita
adalah 2 : 1 sampai 3 : 1.
Angka kejadian Kanker Nasofaring (KNF) di Indonesia cukup
tinggi, yakni 4,7 kasus/tahun/100.000 penduduk atau
diperkirakan 7000 8000 kasus per tahun di seluruh Indonesia
Klasifikasi

1. Bentuk ulseratif
2. Bentuk noduler/lubuler/proliferative
3. Benntuk eksofitik
10
Banyak faktor yang
diduga berhubungan dengan KNF,
yaitu:

(1) Adanya infeksi EBV
(2) Faktor lingkungan
(3) Genetik

11
Patogenesis
1. Nasal sign
2. Ear sign
3. Eye sign
4. Tumor sign
5. Cranial sign

12
Manifestasi Klinik

1. Anamnesis/pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan nasofaring
3. Biopsi nasofaring
4. Pemeriksaan patologi anatomi
5. Pemeriksaan radiologi
6. Pemeriksaan neuro-oftalmologi
7. Pemeriksaan serologi.

13
Diagnosis
Stadium
Untuk menentukan stadium dipakai sistem TNM menurut UICC (2002)
T : Tumor primer
T
0
: Tidak tampak tumor
T
1
: Tumor terbatas di nasofaring
T
2
: Tumor meluas ke jaringan lunak
T2a : Perluasan tumor ke orofaring dan / atau rongga hidung tanpa perluasan ke parafaring*
T2b : Disertai perluasan ke parafaring
T
3
: Tumor menginvasi struktur tulang dan / atau sinus paranasal
T
4
: Tumor dengan perluasan intrakranial dan / atau terdapat keterlibatan saraf kranial,
fossa infratemporal, hipofaring, orbita atau ruang mastikor
Catatan: *Perluasan parafaring menunjukkan infiltrasi tumor ke arah postero-lateral melebihi
fasia faringo-basilar
N : Pembesaran kelenjar getah bening regional
NX : Pembesaran kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
N
0
: Tidak ada pembesaran
N
1
: Metastasi kelenjar getah bening unilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama
dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula
N
2
: Metastasi kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama
dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula
N
3
: Metastasi kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran lebih besar dari 6 cm, di atas
fossa supraklavikula
N3a : ukuran lebih dari 6 cm
N3b : di dalam fossa supraklavikula
Catatan: kelenjar yang terletak didaerah midline dianggap sebagai kelenjar ipsilateral
M: metastasis jauh
M
x
: metastasis jauh tidak dapat dinilai
M
o
: tidak ada metastasis jauh
M
1
: terdapat metastasis jauh

14
Diagnosis Banding
15
1. Hiperplasia adenoid
2. Angiofibroma juvenilis
3. Tumor sinus sphenooidalis
4. Neurofibroma
5. Tumor kelenjar parotis
6. Chordoma
7. Menigioma basis kranii

Komplikasi
16
1. Petrosphenoid sindrom
2. Retroparidean sindrom
.
Stadium I: radioterapi
Stadium II dan III: kemoradiasi
Stadium IV dengan N < 6 cm: kemoradiasi
Stadium IV dengan N > 6 cm: kemoterapi dosis
penuh dilanjutkan kemoradiasi.
17
Terapi
Pencegahan

18
Pemberian vaksinasi pada penduduk yang bertempat tinggal di
daerah risiko tinggi.
Memindahkan (migrasi) penduduk dari daerah dengan resiko tinggi
ke tempat lainnya.
Penerangan akan kebiasaan hidup yang salah, mengubah cara
memasak makanan untuk mencegah akibat yang timbul dari bahan-
bahan yang berbahaya.
Penyuluhan mengenai lingkungan hidup yang tidak sehat,
meningkatkan keadaan sosial-ekonomi dan berbagai hal yang berkaitan
dengan kemungkinan-kemungkinan faktor penyebab.
Melakukan tes serologik IgA-anti VCA dan IgA anti EA secara
masal di masa yang akan datang bermanfaat dalam menemukan
karsinoma nasofaring secara lebih dini.
Prognosis

Secara keseluruhan, angka bertahan hidup 5 tahun
adalah 45 %. Prognosis diperburuk oleh beberapa
faktor, seperti :
Stadium yang lebih lanjut.
Usia lebih dari 40 tahun
Laki-laki dari pada perempuan
Ras Cina dari pada ras kulit putih
Adanya pembesaran kelenjar leher
Adanya kelumpuhan saraf otak adanya
kerusakan tulang tengkorak
Adanya metastasis jauh

19
20

Anda mungkin juga menyukai