Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk massa masing-masing lantai, yang
hasilnya sebagai berikut:
Massa lantai 3 = 92.757 Kg
Massa lantai 4 = 92.757 Kg
Massa lantai 5 = 92.757 Kg
Massa lantai atap = 73.539 Kg
Momen Inersia Lantai 2:
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk momen inersia masing-masing lantai,
yang hasilnya sebagai berikut:
Momen Inersia Lt. 3 = 17.198.615 Kg-m4
Momen Inersia Lt. 4 = 17.198.615 Kg-m4
Momen Inersia Lt. 5 = 17.198.615 Kg-m4
Momen Inersia Lt. Atap = 13.635.326 Kg-m4
Input nilai massa dan momen inersia dengan cara, sbb:
1. Ubah tampilan SAP2000 pada sumbu xy
2. Klik pada joint/ titik pusat eksentrisitas lantai yang akan di masukkan nilainya
3. Pilih Assign J oint Masses
4. Masukkan nilai massa per lantai pada arah x dan arah y
5. Masukkan nilai momen inersia per lantai pada rotasi arah z
6. Ulangi langkah no. 1 s/d no. 5 untuk tiap-tiap lantai. Hati-hati untuk atap nilai massa
dan momen inersianya berbeda.
Input Massa dan Momen Inersia Lantai
Input Massa dan Momen Inersia Lantai Atap
Kekakuan Struktur
Berdasarkan SNI 03-1726-2002 Pasal 5.5.1 akibat pengaruh gempa rencana,
pengaruh peretakan beton pada elemen beton bertulang, beton pratekan maupun komposit
harus diperhitungkan. Untuk itu momen inersia penampang struktur harus dikalikan dengan
suatu persentase efektifitas.
1. Pilih Define Frame Sections Balok 400x600 Modify/ Show Of Property
2. Klik Set Modifiers
3. Masukkan nilai efektifitas sebesar 0,75
Lakukan langkah no. 1 s/d no. 3 juga untuk penampang kolom.
Pelat Sebagai Diafragma Penyalur Beban Lateral (gempa) ke Struktur Primer
Pelat lantai dapat dianggap sebagai diafragma apabila luas bukaan/ opening pada
tiap lantai kurang dari 50% dari jumlah total luas lantai bangunan (SNI 03-1726-2002 Pasal
5.3.2). Untuk memodelkannya dalam SAP2000 ikuti langkah berikut:
1. Ubah tampilan SAP2000 dalam sumbu xy
2. Klik semua joint yang ada dalam tampilan tersebut
3. Pilih Assign J oint Constraints Diaphragm Add New Constraints
Lakukan langkah no. 1 s/d no. 3 juga untuk semua lantai bangunan
Kekakuan Ujung Balok-Kolom
Pertemuan antara balok dan kolom dalam portal beton bertulang dapat dianggap cukup
kaku/ rigid/ monolit. Untuk memodelkan koneksi balok-kolom yang kaku, ikuti langkah-
langkah berikut:
1. Pilih Select All
2. Pilih Assign Frame End (Length) Offsets
Klik disini
Beban Terpusat Statik Ekivalen Pusat Massa
Perhitungan beban gempa statik ekivalen telah dilakukan terlebih dahulu dan didapatkan hasil
Nilai beban gempa statik ekivalen di atas harus dibebankan pada Pusat Massa
Eksentrisitas Bangunan per lantai sesuai dengan SNI 03-1726-2002 Pasal 5.8.2
Pengaruh gempa rencana sebesar 100% pada arah utama dan 30% pada arah tegak lurus
arah utama.
Ubah tampilan SAP2000 dalam sumbu xy
Klik Pusat Massa Eksentrisitas Bangunan pada denah lantai yang ditinjau
Pilih Assign J oint Loads Forces
Input Beban Gempa Statik Ekivalen 100% Fx dan 30% Fy pada Lantai2
Input Beban Gempa Statik Ekivalen 100% Fx dan 30% Fy pada Lantai 2
Ulangi langkah di atas untuk semua lantai. Nilai beban gempa statik ekivalen untuk tiap
lantai berbeda-beda.
BAB VI
INPUT BEBAN GEMPA DENGAN ANALISIS 3D DINAMIS
(RESPONSE SPECTRUM)
Pengaruh gempa rencana untuk beban gempa dinamik menggunakan metode
Response Spectrum sesuai dengan Gambar 2 SNI 03-1726-2002. Untuk mendapatkan data
nilai C vs T, maka harus dimodelkan terlebih dahulu sesuai dengan perencanaan bangunan
yaitu pada Wilayah Gempa 6 jenis tanah keras.
Pada grafik di atas nilai C setelah T (periode) > 0,5 detik berupa parabolik dengan fungsi C
sebesar:
Untuk mendapatkan nilai C sampai dengan T = 3 detik, perlu dibuat bantuan sebagai input
faktor respons gempa pada SAP2000. Melalui program MS-Excel dibuat 2 kolom (kolom 1 =
C dan Kolom 2 = T) untuk interval waktu 0,1 detik.
File excel ini copy dan paste ke dalam program NotePad dan simpan dalam bentuk .txt
sehingga nanti dapat di eksport ke SAP2000.
Pilih Define Function Response Spectrum
Pilih Choose Function Type to Add From File Add New Function
Pemodelan Kurva Respons
Spektrum
Rencana Sesuai SNI 03-1726-2002
Untuk Wilayah Gempa 6
Jenis Tanah Keras
Klik Browse Cari dimana tadi anda menyimpan file .txt ; Bila sudah ketemu maka klik
Open
Klik pada Period vs Value
Klik Display Graph akan muncul tampilan seperti gambar di atas.
Klik Convert to User Defined OK OK
Input Beban Gempa Dinamik (Response Spectrum)
1. Pilih Define Load Cases Add New Load Case
2. Pilih Load Case Type Response Spectrum
3. Pilih Load Case Name RSP-X artinya Response Spectrum Arah X
4. Pilih Modal Combination CQC
5. Pilih Directional Combination SRSS
6. Pilih Loads Applied
Load Type Load Name Function Scale Factor
Accel U1 FUNC
Accel U2 FUNC
Step no. 1
Step no. 2
Input Beban Gempa Dinamik (Response Spectrum)
7. Pilih Define Load Cases Add New Load Case
8. Pilih Load Case Type Response Spectrum
9. Pilih Load Case Name RSP-Y artinya Response Spectrum Arah Y
10. Pilih Modal Combination CQC
11. Pilih Directional Combination SRSS
12. Pilih Loads Applied
Load Type Load Name Function Scale Factor
Accel U1 FUNC
Accel U2 FUNC
Analysis Modal
Pilih Define Load Cases Modal Modify/ Show Load Case akan muncul tampilan
seperti gambar dibawah ini:
Type Of Modes Eigen Vectors
Number Of Modes Maximum Number = 5 dan Minimum Number = 1. Modes
diisikan sejumlah lantainya.
Load Applied
a. Pada Load Type Accel
b. Pada Load Name UX
c. Pada Target Mass Participation Ratios (%) 99
d. Pada Static Correction No
e. Klik Add
f. Ulangi lagi langkah a s/d e hanya saja pada Load Name UY
g. Klik Add OK
Menambahkan Beban Kombinasi Akibat Beban Gempa Dinamik
Pilih Define Load Combination Add New Combo
Kombinasi 1,2 D + 1,0 L + 1,0 RSP-X + 0,3 RSP-Y
Tambahan beban kombinasi yang digunakan adalah:
1. 1,2 D + 1,0 L + 1,0 RSP-X + 0,3 RSP-Y
2. 1,2 D + 1,0 L + 1,0 RSP-Y + 0,3 RSP-X
3. 0,9 D + 1,0 RSP-X + 0,3 RSP-Y
4. 0,9 D + 1,0 RSP-Y + 0,3 RSP-X
Melakukan Analisis Struktur
1. Pilih Analyze Set Analysis Option
2. Klik pada Space Frame OK
3. Pilih Analyze Set Load Cases To Run
4. Klik Run Now
Setelah proses analysis struktur selesai, langkah terakhir adalah mendapatkan informasi
tentang design struktur, caranya sbb:
Pilih Design Concrete Frame Design Start Design/ Check Of Structure
BAB VII
KONTROL HASIL ANALISIS STRUKTUR
A. Kontrol Partisipasi Massa
Sesuai SNI 03-1726-2002 Pasal 7.2.1 yang menyatakan jumlah ragam vibrasi yang ditinjau
dalam penjumlahan respons ragam harus sedemikian rupa sehingga partisipasi massa dalam
menghasilkan respons total harus mencapai minimal 90%.
Pilih Display Show Tables
Pilih Structure Output Modal I nformation Table: Modal Participating Mass Ratios
Bilamana dikehendaki Partisipasi Massa yang lebih besar, maka jumlah maximum number
of modes pada define load case modal ditingkatkan. Sebagai contoh gedung ini memiliki 5
Lantai yang masing-masing lantainya memiliki 3 DOF (translasi x,translasi y,dan rotasi z)
sehingga modes nya dapat dibuat menjadi 3 x 5 = 15.
Partisipasi Massa untuk arah X
maupun arah Y mencapai 94%
pada modes ke-5. Ini berarti
sudah memenuhi persyaratan
minimal 90%
B. Kontrol Base Reactions
Jumlah total distribusi gaya geser gempa statik per lantai = base reactions dari SAP2000
Sesuai SNI 03-1726-2002 Pasal 7.1.3 Nilai akhir respons dinamik struktur gedung (V)
terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana dalam suatu arah
tertentu tidak boleh diambil kurang dari 80% nilai respons ragam yang pertama (V1).
Berdasarkan hasil output SAP di atas nampak bahwa gaya geser gempa respons dinamik
tidak ada yang kurang dari 80% gaya geser gempa statik ekivalen. Oleh karena itu dalam
perancangan selanjutnya digunakan beban gempa dinamik.
C. Kontrol Batas Layan (s) dan Batas Ultimate (m)
Output displacement di lihat pada joint Pusat Massa Eksentrisitas Bangunan. Dalam kasus ini
No Joint sebagai berikut:
Kontrol Kinerja Batas Layan & Batas Ultimate Akibat Beban Gempa Statik Arah X
Kontrol Kinerja Batas Layan & Batas Ultimate Akibat Beban Gempa Statik Arah Y