Anda di halaman 1dari 26

Asuhan Keperawatan pada pasien

dengan masalah keperawatan PK


(Perilaku Kekerasan)
Disusun oleh :
1. Tri Erfin Ardiyanto (2220112013 / 46)
2. Vikna Dwi Ariyani (2220112014 / 47)
3. Wahyu Indarti (2220112015 / 48)
4. YuniAti (2220112016 / 49)
5. Yustina Indrawati (2220112017 / 50)
6. Lisnando Wirananda (2120101778 / 51)

3C


Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan
seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik terhadap diri
sendiri maupun orang lain yang
ditampakan/ditampilkan oleh individu
dalam menghadapi masalah dengan
melakukan tindakan penyerangan terhadap
stessor, setiap bermusuhan .(Stuart dan
Sundeen, 2008).

Rentang Respon
Respon Adaptif.
1. Asertif
Adalah mengemukakan pendapat atau
mengekspresikan rasa tidak senang atau tidak
setuju tanpa menyakiti lawan bicara.
2. Frustasi
Adalah suatu proses yang menyebabkan
terhambatnya seseorang dalam mencapai
keinginannya. Individu tersebut tidak dapat
menerima atau menunda sementara sambil
menunggu kesempatan yang memungkinkan.
Selanjutnya individu merasa tidak mampu
dalam mengungkapkan perannya dan terlihat
pasif.


Respon transisi
Pasif : adalah suatu perilaku dimana
seseorang merasa tidak mampu untuk
mengungkapkan perasaannya sebagai
usaha mempertahankan hak-haknya.

Respon maladaptif
Agresif : adalah suatu perilaku yang
mengerti rasa marah, merupakan
dorongan mental untuk bertindak
(dapat secara konstruksi/destruksi)
dan masih terkontrol.
Amuk
Adalah rasa marah dan bermusuhan yang
kuat dan disertai kehilangan kontrol diri.
Individu dapat merusak diri sendiri, orang
lain atau lingkungan. (Stuart and Sudeen,
2008).
Faktor Predisposisi

1. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat
menimbulkan frustasi yang kemudian dapat
timbul agresif atau amuk. Masa kanak-
kanak yang tidak menyenangkan yaitu
perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau
saksi penganiayaan.
2. Perilaku, reinforcement yang diterima
pada saat melakukan kekerasan sering
mengobservasi kekerasan di rumah atau di
luar rumah.
3. Sosial budaya, budaya tertutup dan
membalas secara diam (pasif agresif) dan
kontrol sosial yang tidak pasti terhadap
perilaku kekerasan akan menciptakan
seolah-olah perilaku kekerasan diterima
(permisif).
4. Neurobiologis, banyak pendapat bahwa
kekerasan system limbic, lobus temporal
dan ketidakseimbangan neurotransmiter
turut berperan dalam terjadinya perilaku
kekerasan.

Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari
klien, lingkungan atau interaksi dengan orang
lain.
1. Kondisi klien
Seperti kelemahan fisik, keputusasaan,
ketidakberdayaan, percaya diri kurang.
2. Situasi lingkungan
Lingkungan yang ribut, padat kritikan
yang mengarah pada penghinaan,
kehilangan orang yang dicintai atau
pekerjaan.


Perilaku (Manifestasi Klinik)

1. Aspek fisik, antara lain tekanan darah meningkat
kulit muka merah, pandangan mata tajam, otot
tegang, denyut nadi meningkat, pupil dilatasi,
frekuensi BAK meningkat.

2. Aspek emosi, antara lain emosi labil, tak sabar,
ekspresi muka tampak tegang, bicara dengan nada
suara tinggi, suka berdebat, klien memaksanakan
kehendak.
3. Aspek perubahan perilaku, antara lain agresif
menarik diri, bermusuhan sinis, curiga, psikomotor
meningkat, nada bicara keras dan kasar .

Tingkah Laku

1. Muka merah, pandangan tajam, otot tegang,
nada suara tinggi, berdebar.
2. Memaksakan kehendak, memukul jika tidak
senang perilaku yang berkaitan dengan marah
antara lain :
a. Menyerang atau menghindar (flight or
fight)
b. Menyatakan dengan jelas (assertiveness)
a. Memberontak (acting out)
b. Amuk atau kekerasan (violence)


Mekanisme Koping

1. Sublimasi : Menerima suatu sasaran pengganti
yang mulia. Misalnya seseorang yang sedang
marah melampiaskan kemarahannya pada obyek
lain seperti meremas remas adonan kue,
meninju tembok dan sebagainya, tujuanya
adalah untuk mengurangi ketegangan akibat
rasa marah.
2. Proyeksi : Menyalahkan orang lain kesukaranya
atau keinginanya yang tidak baik, misalnya
seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia
mempunyai perasaan seksual terhadap rekan
sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temanya
tersebut mencoba merayu, mencumbunya.


3. Represi : Mencegah pikiran yang menyakitkan
atau membahayakan masuk kealam sadar.
Misalnya seorang anak yang sangat benci pada
orang tuanya yang tidak disukainya. Akan
tetapi menurut ajaran atau didikan yang
diterimanya sejak kecil bahwa membenci
orang tua merupakan hal yang tidak baik dan
dikutuk oleh tuhan. Sehingga perasaan benci
itu ditekannya dan akhirnya ia dapat
melupakanya.

4. Reaksi formasi : Mencegah keinginan yang berbahaya
bila di ekspresikan. Dengan melebih lebihkan sikap dan
perilaku yang berlawanan dan menggunakanya sebagai
rintangan. Misalnya seseorang yang tertarik pada
teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut
dengan buruk.

5. Deplacement : Melepaskan perasaan yang tertekan
biasanya bermusuhan. Pada obyek yang tidak begitu
berbahaya seperti yang pada mulanya yang
membangkitkan emosi itu. Misalnya : Timmy berusia 4
tahun marah karena ia baru saja mendapatkan
hukuman dari ibunya karena menggambar didinding
kamarnya. Dia mulai bermain perang-perangan dengan
temannya.

Sumber Koping

1. Aset ekonomi
2. Kemampuan dan keahlian
3. Tehnik defensif
4. Sumber sosial
5. Motivasi
6. Kesehatan dan energi
7. Kepercayaan
8. Kemampuan memecahkan masalah
9. Kemampuan sosial
10. Sumber sosial dan material
11. Pengetahuan
12. Stabilitas budaya


Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat
melakukan tindakan-tindakan berbahaya
bagi dirinya, orang lain maupun
lingkungannya, seperti menyerang orang
lain, memecahkan perabot, dll.

Penatalaksanaan Umum

1. Farmakoterapi
2. Terapi Okupasi
3. Peran serta keluarga
4. Terapi somatic
5. Terapi kejang listrik

Kronologi Kasus
Nn M 16 tahun, perempuan, anak ke-2
dari 3 bersaudara. Pasien terlihat bingung,
komunikasi kacau, benci terhadap ayahnya,
afek labil, istirahat / tidur kurang,
mondar-mandir, banyak permintaan,
mengatakan takut disuntik, suka nyanyi-
nyanyi sendiri dan banyak bicara. Persepsi
dan pengendalian diri kurang.

Pernah mengalami gangguan jiwa dan
dirawat di RSJ sebanyak 3x. Pengobatan
sebelumnya kurang berhasil, kakak
pasien juga pernah mengalami gangguan
jiwa, dan dirawat di RS yang sama,
namun sekarang sudah sembuh. Kontrol
rutin dan minum obat teratur.



Pasien merasa sedih karena tidak ada
yang peduli padanya, tidak ada yang mau
menjenguk, mengamuk dan takut jika
bertemu ayahnya. Suka membanting
barang dan marah marah ketika merasa
tersinggung dan permintaannya tidak
dituruti.
Gelisah, hiperaktif, tangan gemetar /
tremor, takut jika mengingat perawat
tertentu, berteriak-teriak saat
ketakutan pada obyek yang tidak jelas,
gampang tersinggung, bicara nglantur
jika ditanyai,



PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tgl Test Hasil Nilai
Normal
Keterangan
29/
10/
13
Mon %
RBC
HGB
PLT
8,9 %
3,99 x 10^6/uL
11,5 g/dL
254 x 10^3/uL
0,0 7,0
4,50 5,90
13,5 17,5
150 450
H
L
L
N
TERAPI MEDIS
DAFTAR MASALAH


1. Koping individu tidak efektif
2. PK
3. Disstress Spiritual
4. Kerusakan komunikasi verbal
5. Resiko menciderai diri, orang lain, dan
lingkungan
6. Anxietas
7. Gangguan proses pikir
ANALISA DATA
POHON MASALAH

RESIKO TINGGI MENCIDERAI DIRI SENDIRI,
ORANG LAIN, LINGKUNGAN

PK
KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko menciderai diri, orang lain, dan
lingkungan b/d PK
2. PK b/d koping individu tidak efektif




RENCANA KEPERAWATAN &
IMPLEMENTASI

Anda mungkin juga menyukai

  • Lpytyety
    Lpytyety
    Dokumen16 halaman
    Lpytyety
    Megamurti Desiliawati
    Belum ada peringkat
  • Lpytyety
    Lpytyety
    Dokumen16 halaman
    Lpytyety
    Megamurti Desiliawati
    Belum ada peringkat
  • Jiwa Klaten 1
    Jiwa Klaten 1
    Dokumen3 halaman
    Jiwa Klaten 1
    Megamurti Desiliawati
    Belum ada peringkat
  • Jiwa Askep N Resume
    Jiwa Askep N Resume
    Dokumen49 halaman
    Jiwa Askep N Resume
    Megamurti Desiliawati
    Belum ada peringkat
  • Materi Penyuluhan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
    Materi Penyuluhan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
    Dokumen4 halaman
    Materi Penyuluhan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
    Megamurti Desiliawati
    Belum ada peringkat
  • Mahasiswa
    Mahasiswa
    Dokumen1 halaman
    Mahasiswa
    Megamurti Desiliawati
    Belum ada peringkat
  • Lpytyety
    Lpytyety
    Dokumen16 halaman
    Lpytyety
    Megamurti Desiliawati
    Belum ada peringkat
  • Mahasiswa
    Mahasiswa
    Dokumen1 halaman
    Mahasiswa
    Megamurti Desiliawati
    Belum ada peringkat
  • Mahasiswa
    Mahasiswa
    Dokumen1 halaman
    Mahasiswa
    Megamurti Desiliawati
    Belum ada peringkat
  • Lpytyety
    Lpytyety
    Dokumen16 halaman
    Lpytyety
    Megamurti Desiliawati
    Belum ada peringkat
  • Mahasiswa
    Mahasiswa
    Dokumen1 halaman
    Mahasiswa
    Megamurti Desiliawati
    Belum ada peringkat
  • Mahasiswa
    Mahasiswa
    Dokumen1 halaman
    Mahasiswa
    Megamurti Desiliawati
    Belum ada peringkat
  • Mahasiswa
    Mahasiswa
    Dokumen1 halaman
    Mahasiswa
    Megamurti Desiliawati
    Belum ada peringkat
  • Askep Ppok 1
    Askep Ppok 1
    Dokumen26 halaman
    Askep Ppok 1
    Ratna Suciati
    Belum ada peringkat