Anda di halaman 1dari 38

Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku

Dengan Metode AASHTO


BAB II BAB II
PERENCANAAN PERKERASAN KAKU PERENCANAAN PERKERASAN KAKU
DENGAN METODE AASHTO DENGAN METODE AASHTO
2.1. UMUM
Perencanaan mengacu pada AASHTO Guide for Design of Pavement Structures
1993. Langkah-langkah praktis, prosedur dan parameter-parameter perencanaan
diberikan sebagai berikut dibawah ini.
Parameter perencanaan terdiri dari 13 parameter :
Umur rencana
Equialent !ingle "#le Load
$erminal sericeabilit% inde#
&nitial sericeabilit%
!ericeabilit% loss
'eliabilit%
!tandar normal deiasi
!tandar deiasi
(odulus reaksi tanah dasar
(odulus elastisitas beton
)le#ural strength
*rainage coe++icient
Load trans+er coe++icient
,agan alir prosedur perencanaan diperlihatkan seperti pada a!bar "#1#
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-1
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
2.2. TRAFFIC
*ata dan parameter lalu-lintas %ang digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan
meliputi :
-enis kendaraan.
.olume lalu-lintas harian rata-rata.
Pertumbuhan lalu-lintas tahunan.
*amage +actor.
Umur rencana
)aktor distribusi arah.
)aktor distribusi la/ur.
Equialent !ingle "#le Load, E!"L selama umur rencana &tra(($c des$gn'#
)aktor distribusi arah : *
*
0 1,3 2 1,3 dan umumn%a diambil 1,4 &AASHTO 1))* %al# II+)'.
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-2
Umur rencana
Faktor distribusi arah
Faktor distribusi lajur
Traffic LHR pada tahun dibuka
Traffic design akhir umur rencana
amage factor
esign !"#L
Reliabilit$ "tandard normal de%iation
"tandard de%iation
Tidak
"er%iceabilit$ Terminal ser%iceabilit$ "er%iceabilit$ loss &oba &heck Ya Tebal pelat
Initial ser%iceabilit$ Tebal pelat !'uation rencana
Load transfer coefficient
rainage coefficient
(odulus reaksi tanah dasar
(odulus elastisitas beton
Fle)ural strength
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
BAGAN ALIR PROSEDUR PERENCANAAN RIGID PAVEMENT ( AASHTO 1993 )
Gamba 2.1.
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-*
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
)aktor distribusi la/ur 5*
L
6, mengacu pada Tabel "#1#
Tab!" 2.1. # Fa$%& '()%(b*)( "a+* (D
L
).
-umlah la/ur setiap
arah
*L 576
1 111
8 91 2 111
3 :1 2 91
; 41 2 34
Su!ber : AASHTO 1))* %ala!an II+)#
'umus umum desain tra++ic &ESA, - E.u$/alent S$ngle A0le ,oad' :

=
+n
1 +
L # j j 1,
*-. F LHR /
di mana :
<
19
0 $ra++ic design pada la/ur lalu-lintas, Equialent !ingle "#le Load.
L='
/
0 -umlah lalu-lintas harian rata-rata 8 arah untuk /enis kendaraan /.
*)
/
0 *amage +actor untuk /enis kendaraan /.
*
"
0 )aktor distribusi arah.
*
L
0 )aktor distribusi la/ur.
>1 0 Lalu-lintas pada tahun pertama /alan dibuka.
>n 0 Lalu-lintas pada akhir umur rencana.
2.3. RELIABILIT,
'eliabilit% : Probabilitas bahwa perkerasan %ang direncanakan akan tetap memuaskan
selama masa la%ann%a.
Penetapan angka 'eliabilit% dari 41 7 sampai ??,?? 7 menurut ""!=$@ merupakan
tingkat kehandalan desain untuk mengatasi, mengakomodasi kemungkinan
melesetn%a besaran-besaran desain %ang dipakai. !emakin tinggi reliabilit% %ang
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-0
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
dipakai semakin tinggi tingkat mengatasi kemungkinan ter/adin%a selisih 5deiasi6
desain dan ken%ataan. ,esaran-besaran desain %ang terkait dengan ini antara lain :
Peramalan kiner/a perkerasan.
Peramalan lalu-lintas.
Perkiraan tekanan gandar.
Pelaksanaan konstruksi.
1. Ainer/a perkerasan diramalkan pada angka desain Terminal Serviceability p
t
0 8,4
5untuk /alan ra%a utama6, p
t
0 8,1 5untuk /alan lalu-lintas rendah6, dan Initial
Serviceability p
o
0 ;,4 5angka ini bergerak dari 1 2 46.
8. Peramalan lalu-lintas dilakukan dengan studi tersendiri, bukan han%a didasarkan
rumus empirik. $ingkat kehandalan /auh lebih baik dibandingkan bila dilakukan
secara empiris, linear, atau data sekunder.
3. Perkiraan tekanan gandar %ang diperoleh secara primer dari <&( sure%, tingkat
kehandalann%a /auh lebih baik dibanding menggunakan data sekunder.
;. *alam pelaksanaan konstruksi, spesi+ikasi sudah membatasi tingkat B s%arat agar
perkerasan sesuai 5atau lebih6 dari apa %ang diminta desain. ,ahkan desain
merupakan s%arat minimum dalam spesi+ikasi.
(engka/i keempat +aktor diatas, penetapan besaran dalam desain sebetuln%a sudah
menekan sekecil mungkin pen%impangan %ang akan ter/adi. $etapi tidak ada satu
/aminan-pun berapa besar dari keempat +aktor tersebut men%impang.
Rel$ab$l$t1 5'6 mengacu pada Tabel "#"# &d$a!b$l dar$ AASHTO 1))* %ala!an II+)'2 standard
nor!al de/$ate 5C
'
6 mengacu pada Tabel "#*# &d$a!b$l dar$ AASHTO 1))* %ala!an I+3"'#
Tab!" 2.2. # R!"(ab("(%- (R) '()aa.$a..
Alasi+ikasi
'eliabilit% : ' 576
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-.
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
/alan
Urban 'ural
-alan tol 94 2 ??,? 91 2 ??,?
"rteri 91 2 ?? 34 2 ?4
Aolektor 91 2 ?4 34 2 ?4
Lokal 41 2 91 41 2 91
Tab!" 2.3. # S%a.'a' .&ma" '!/(a%(&. (0
R
).
' 576 C'
41 - 1,111
:1 - 1,843
31 - 1,48;
34 - 1,:3;
91 - 1,9;1
94 - 1,133
?1 - 1,898
?1 - 1,3;1
?8 - 1,;14
?3 - 1,;3:
?; - 1,444
?4 - 1,:;4
?: - 1,341
?3 - 1,991
?9 - 8,14;
?? - 8,383
??,? - 3,1?1
??,?? - 3,341
!tandard deiation untuk rigid paement : !
o
0 1,31 2 1,;1 &d$a!b$l dar$ AASHTO
1))* %ala!an I+3"'#
Datatan : Untuk menggunakan besaran-besaran dalam standar ""!=$@ ini
sebenarn%a dibutuhkan suatu rekaman data, ealuasi desain B ken%ataan
beserta bia%a konstruksi dan pemeliharaan dalam kurun waktu %ang cukup.
*engan demikian besaran parameter %ang dipakai tidak selalu menggunakan
Eangka tengahF sebagai kompromi besaran %ang diterapkan.
P!.!%a1a. $&.)!1 R!"(ab("(%- 'a. S%a.'a D!/(a)( #
,erdasarkan uraian konsep penetapan reliabilit% diatas, parameter reliabilit% dapat
ditentukan sebagai berikut :
,erdasar parameter klasi+ikasi +ungsi /alan
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II--
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
,erdasar status lokasi /alan urban B rural
Penetapan tingkat 'eliabilit% 5'6
Penetapan standard normal deiation 5C
'
6
Penetapan standar deiasi 5!
o
6
Aehandalan data lalu-lintas dan beban kendaraan
2.2. SERVICEABILIT,
Ter!$nal ser/$ceab$l$t1 $nde0 5p
t
6 mengacu pada Tabel "#4# &d$a!b$l dar$ AASHTO 1))*
%ala!an II+15'#
In$t$al ser/$ceab$l$t1 untuk rigid paement : p
o
0 ;,4 &d$a!b$l dar$ AASHTO 1))* %al# II+15'#
$otal loss o+ sericeabilit% :
t o
p p 1"I =
Tab!" 2.2. # T!m(.a" )!/(3!ab("(%- (.'!4 (1
%
).
Percent o+ people
pt
stating unacceptable
18 3,1
44 8,4
94 8,1
P!.!%a1a. 1aam!%! )!/(3!ab("(%- #
&nitial sericeabilit% : p
o
0 ;,4
$erminal sericeabilit% inde# -alur utama 5ma/or highwa%s6 : p
t
0 8,4
$erminal sericeabilit% inde# -alan lalu-lintas rendah : p
t
0 8,1
$otal loss o+ sericeabilit% :
t o
p p 1"I =
2.5. MODULUS REAKSI TANAH DASAR
(odulus o+ subgrade reaction 5k6 menggunakan gabungan +ormula dan gra+ik
penentuan modulus reaksi tanah dasar berdasar ketentuan D,' tanah dasar.
(
'
0 1.411 # D,'
0 2 13
(
k
R
=
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-4
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
(
'
0 'esilient modulus.
Aoreksi E((ect$/e Modulus o( Subgrade React$on, menggunakan Gra+ik pada 6$gure
*#3# &d$a!b$l dar$ AASHTO 1))* %ala!an II+4"' : l$%at a!bar "#"#
)aktor ,oss o( Su77ort 5L!6 mengacu pada Tabel "#8# &AASHTO 1))* %ala!an II+"9'#
Tab!" 2.5. # L&)) &6 S*11&% Fa3%&) (LS).
>o. $ipe material L!
1. Dement $reated Granular ,ase 5 E 0 1.111.111 2 8.111.111 psi 6 1 2 1
8. Dement "ggregate (i#tures 5 E 0 411.111 2 1.111.111 psi 6 1 2 1
3. "sphalt $reated ,ase 5 E 0 341.111 2 1.111.111 psi 6 1 2 1
;. ,ituminous !tabiliHed (i#tures 5 E 0 ;1.111 2 311.111 psi 6 1 2 1
4. Lime !tabiliHed 5 E 0 81.111 2 31.111 psi 6 1 2 3
:. Unbound Granular (aterials 5 E 0 14.111 2 ;4.111 psi 6 1 2 3
3. )ine grained B >atural subgrade materials 5 E 0 3.111 2 ;1.111 psi 6 8 2 3
P!.'!$a%a. .("a( m&'*"*) !a$)( %a.a7 'a)a 'a( !6!!.)( 8 "(%!a%* #
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE'
Effective Modulus of Subgrade Reaction, k (pci)
Correction of Effective modulus of Subgrade Reaction for Potensial Loss Subbase Support (6)
ambar !"!"
II-,
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
Pendekatan nilai (odulus 'eaksi $anah *asar 5k6 dapat menggunakan
hubungan nilai D,' dengan k seperti %ang ditun/ukkan pada a!bar "#*#
*iambil dari literartur H$g%:a1 Eng$neer$ng &Tekn$k Jalan Ra1a'2 Dlarkson =
@glesb%, ' Gar% =icks, !tan+ord Uniersit% I @regon !tate Uniersit%, 1??:.
(odulus reaksi tanah dasar : k 5psiBin6
111 141 811 841 311 ;11 411 :11 311
911
8 3 ; 4 : 3 9 ? 11 14 81 84 31 ;1 41 :1 31 91
111
Gamba 2.3. # H*b*.9a. a.%aa ($) 'a. (CBR): sumber Portland !ement Assocoation.
C&.%&7 1!.!%a1a. 1aam!%! m&'*"*) !a$)( %a.a7 'a)a ($) #
Untuk : D,' 0 :
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE'
&alifornia 5earing Ratio 6&5R7
II-3
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
0-0
0 2 13
- .88 9 1
0 2 13
&5R .88 9 1
0 2 13
(
k
R
=

= =
pci
Lapis subbase : Dement aggregate mi#ture
Loss o+ !upport : L! 0 1
Aoreksi E++ectie (odulus o+ !ubgrade 'eaction, menggunakan Gra+ik pada
6$gure *#3# &d$a!b$l dar$ AASHTO 1))* %ala!an II+4"'#didapat :
k 0 1:1 pci
2.;. MODULUS ELASTISITAS BETON
:
c c
f 888 9 .4 ! =
di mana :
E
c
0 (odulus elastisitas beton 5psi6.
+
c
J 0 Auat tekan beton, silinder 5psi6.
Auat tekan beton +
c
J ditetapkan sesuai pada !pesi+ikasi peker/aan.
C&.%&7 1!.!%a1a. 1aam!%! m&'*"*) !"a)%()(%a) b!%&. #
1. Dontoh berdasar !pesi+ikasi Umum .olume &&, -alan $ol Dikampek 2
Padalarang halaman !U11 2 ; 5tahun 81116 :
+
c
J 0 334 kgBcm
8
1 kgBcm
8
0 1;,88 psi
+
c
J 0 334 kgBcm
8
0 4.333 psi
= = = *** 9 . 888 9 .4 f 888 9 .4 !
:
c c
;.1:8.3:: psi
dibulatkan E
c
0 ;.811.111 psi.
atau : E
c
0 8?8.318 kgBcm
8
K dibulatkan E
c
0 311.111 kgBcm
8
8. Dontoh berdasar !pesi+ikasi $eknis ,uku &&&, ,ab :.;. artikel :.;.3.536,
*inas Peker/aan Umum *A& -akarta 5tahun 81136 :
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-18
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
,eton : A 341 5kubus 14 cm6
!ilinder 14 # 31 cm : +
c
J 0 311 kgBcm
8
0 ;.8:: psi
= = = 2-- 9 0 888 9 .4 f 888 9 .4 !
:
c c
3.311.111 psi 5dibulatkan6.
atau : E
c
0 8:1.911 kgBcm
8
K dibulatkan E
c
0 8:1.111 kgBcm
8
2.<. FLE=URAL STRENGTH
,erdasar !pesi+ikasi Umum .olume &&, -alan $ol Dikampek 2 Padalarang
halaman !U11 2 ; 5tahun 81116 :
)le#ural strength 5modulus o+ rupture6 : !
c
J 0 ;4 kgBcm
8
0 :;1 psi.
2.>. LOAD TRANSFER
Load trans+er coe++icient 5-6 mengacu pada Tabel "#3# &d$a!b$l dar$ AASHTO 1))* %ala!an II+
"3'2 dan AASHTO %ala!an III+1*"#
Tab!" 2.;. # L&a' %a.)6! 3&!66(3(!.%.
!houlder "sphalt $ied PDD
Load trans+er deices Les >o Les >o
Paement t%pe
1. Plain /ointed I /ointed
rein+orced
3.8 3.9 2 ;.; 8.4 2 3.1 3.: 2 ;.8
8. D'DP 8.? 2 3.8 >B" 8.3 2 8.? >B"
C&.%&7 1!.!%a1a. 1aam!%! "&a' %a.)6! #
-oint dengan dowel : - 0 8,4 2 3,1 &d$a!b$l dar$ AASHTO 1))* %ala!an II+"3'#
Untuk oerla% design : - 0 8,8 2 8,: &d$a!b$l dar$ AASHTO 1))* %ala!an III+1*"'#
2.9. DRAINAGE COEFFICIENT
2.9.1. VARIABEL FAKTOR DRAINASE
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-11
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
""!=$@ memberikan 8 ariabel untuk menentukan nilai koe+isien drainase.
.ariabel pertama : mutu drainase, dengan ariasi e#cellent, good, +air, poor, er%
poor. (utu ini ditentukan oleh berapa lama air dapat dibebaskan dari pondasi
perkerasan.
.ariabel kedua : persentasi struktur perkerasan dalam satu tahun terkena air
sampai tingkat mendekati /enuh air &saturated'2 dengan ariasi M 1 7, 1 2 4 7, 4 2
84 7, N 84 7
2.9.2. PENETAPAN VARIABLE MUTU DRAINASE
Penetapan ariable pertama mengacu pada Tabel "#9# &d$a!b$l dar$ AASHTO 1))* %ala!an
II+""'2 dan dengan pendekatan sebagai berikut :
a. "ir hu/an atau air dari atas permukaan /alan %ang akan masuk kedalam pondasi
/alan, relati+ kecil berdasar hidrologi %aitu berkisar 31 2 ?4 7 air %ang /atuh di atas
/alan aspal B beton akan masuk ke sistem drainase &su!ber : BI;KOT B$na Marga <
H$drolog$ I!a! Subarka%'.
b. "ir dari samping /alan %ang kemungkinan akan masuk ke pondasi /alan, inipun
relati+ kecil ter/adi, karena adan%a road side ditch, cross drain, /uga muka air
tertinggi terletak di bawah subgrade.
c. Pendekatan dengan lama dan +rekuensi hu/an, %ang rata-rata ter/adi hu/an selama
3 /am per hari dan /arang sekali ter/adi hu/an terus menerus selama 1 minggu.
(aka waktu pemutusan 3 /am 5bahkan kurang bila memperhatikan butir b.6 dapat
diambil sebagai pendekatan dalam penentuan kualitas drainase, sehingga pemilihan
mutu drainase adalah antara Good " #$celent%
Untuk kondisi khusus dapat dilakukan ka/ian tersendiri.
Tab!" 2.<. # ?*a"(%- &6 'a(.a9!.
Oualit% o+ drainage <ater remoed within
E#cellent 8 /am
Good 1 hari
)air 1 minggu
Poor 1 bulan
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-12
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
.er% poor "ir tidak terbebaskan
2.9.3. PENETAPAN VARIABLE PROSEN PERKERASAN TERKENA AIR
Penetapan ariable kedua %aitu persentasi struktur perkerasan dalam satu tahun
terkena air sampai tingkat saturated, relati+ sulit, belum ada data rekaman pembanding
dari /alan lain, namun dengan pendekatan-pendekatan, pengamatan dan perkiraan
berikut ini, nilai dari +aktor ariabel kedua tersebut dapat didekati.
Pada /alan tol : Perancangan subgrade adalah mengganti material eksisting
dengan borrow material pada daerah galian dan timbunan, maka kemungkinan
kemasukan air sangat kecil, kemungkinan han%a perembesan dari rounding, sisi
luar bahu luar %ang berupa solid sodding dan han%a pada saat hu/an sa/a. &nipun
tidak membolehkan air sampai terkurung di struktur dalam perkerasan. Lapis
pondasi bawah diteruskan sampai ke lereng.
,erdasar seperti pada butir nomer ?.8.a 2?.8.b 2?.8.c. di atas.
*an prosen struktur perkerasan dalam 1 tahun terkena air dapat dilakukan pendekatan
dengan asumsi sebagai berikut :
188 /
*-.
T
20
T
1
L
hari
jam
heff
=
dimana :
P
he++
0 Prosen hari e++ectie hu/an dalam setahun %ang akan berpengaruh
terkenan%a perkerasan 5dalam 76.
$
/am
0 'ata-rata hu/an per hari 5/am6.
$
hari
0 'ata-rata /umlah hari hu/an per tahun 5hari6
<
L
0 )aktor air hu/an %ang akan masuk ke pondasi /alan 576
!elan/utn%a drainage coe++icient d$a!b$l dar$ AASHTO 1))* %ala!an II="3. *rainage
coe++icient 5D
d
6 mengacu pada Tabel "#>#
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-1*
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
Tab!" 2.>. # Da(.a9! 3&!66(3(!.% (C
'
).
Percent o+ time paement structure is e#posed
to moisture leels approaching saturation
Oualit% o+ drainage M 1 7 1 2 4 7 4 2 84 7 N 84 7
E#cellent 1.84 2 1.81 1.81 2 1.14 1.14 2 1.11 1.11
Good 1.81 2 1.14 1.14 2 1.11 1.11 2 1.11 1.11
)air 1.14 2 1.11 1.11 2 1.11 1.11 2 1.?1 1.?1
Poor 1.11 2 1.11 1.11 2 1.?1 1.?1 2 1.91 1.91
.er% poor 1.11 2 1.?1 1.?1 2 1.91 1.91 2 1.31 1.31
C&.%&7 1!.'!$a%a. @ a)*m)( 1!.!%a1a. /a(ab"! 1&)!. 1!$!a)a. %!$!.a a( #
$
/am
0 3 /am per hari
$
hari
0 ;1 7 # 3:4 hari 0 1;: hari hu/an dalam setahun
<
L
0 ambil 13,4 7 &l$%at but$r 9#)#"#a#'
= = 188 14. 2 8
*-.
10-
20
*
1
heff
1,99 7 M 1 7
!ehingga dengan dasar /usti+ikasi teknis dan pendekatan tersebut diatas, maka dapat
digunakan angka persentasi struktur perkerasan dalam satu tahun terkena air sampai
tingkat saturated sebesar M 1 7.
C&.%&7 1!.!%a1a. 1aam!%! 'a(.a9! 3&!66(3(!.%
,erdasar kualitas drainase : ood + E0cellent
Aondisi T$!e 7a/e!ent structure $s e07osed to !o$sture le/els a77roac%$ng
saturat$on dalam setahun : M 1 7
*rainage coe++icient : D
d
0 1,81
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-10
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
2.1A. PERSAMAAN PENENTUAN TEBAL PELAT (D)
( )
[ ]
( )




+
+

+ + + =
2. 2 8
c
4. 2 8
4. 2 8
d
:
c
18 t
0- 2 ,
4
18
18 o R 1, 18
k ; !
02 2 1,
< -* 2 21.
1*2 2 1 & "
log p *2 2 8 22 2 0
7 1 6
18 -20 2 1
1
. 2 1 . 2 0
1"I
log
8- 2 8 7 1 6 log *. 2 4 " = / log
di mana :
<
19
0 $ra++ic design, Equialent !ingle "#le Load 5E!"L6.
C
'
0 !tandar normal deiasi.
!
o
0 !tandar deiasi.
* 0 $ebal pelat beton 5inches6.
P!& 0 !ericeabilit% loss 0 p
o
2 p
t
p
o
0 &nitial sericeabilit%.
p
t
0 $erminal sericeabilit% inde#.
!
c
J 0 (odulus o+ rupture sesuai spesi+ikasi peker/aan 5psi6.
D
d
0 *rainage coe++icient.
- 0 Load trans+er coe++icient.
E
c
0 (odulus elastisitas 5psi6.
k 0 (odulus reaksi tanah dasar 5pci6.
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-1.
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
2.11. PAREMETER DESAIN DAN DATA PERENCANAAN RIGID
PAVEMENT
Parameter desain dan data untuk perencanaan dan kemudahan bagi perencana dalam
menentukan tebal pelat beton rigid paement, dapat disa/ikan seperti pada Tabel "#)#
Tab!" 2.9. # Paam!%! 'a. 'a%a -a.9 '(9*.a$a. 'a"am 1!!.3a.aa..
>o. Parameter ""!=$@ *esain
1. Umur 'encana - 81 tahun
8. Lalu-lintas, E!"L -
3. $erminal sericeabilit% 5pt6 8,1 2 3,1 8,4
;. &nitial sericeabilit% 5po6 ;,4 ;,4
4.
!ericeabilit% loss 5P!&6
po 2 pt 8
:. 'eliabilit% 5'6
3. !tandard normal deiation
5C'6
9. !tandard deiation 5!o6 1,31 2 1,;1
?. (odulus reaksi tanah dasar 5k6 ,erdasar D,' 0
11. (odulus elastisitas beton 5Ec6 ,erdasar : +Jc 0
11. )le#ural strength 5!Jc6 ,erdasar : !Jc 0
18. *rainage coe++icient 5Dd6
13. Load trans+er coe++icient 5-6
2.12. DESAIN GABUNGAN RIGID @ FLE=IBLE PAVEMENT
Perencanaan gabungan rigid I +le#ible paement 5composite6 %ang digunakan adalah
pendekatan desain oerla% hotmi# diatas rigid paement %ang mengacu pada
AASHTO guide for design of &avement structures 1993.
Prosedur, parameter-parameter perencanaan mengikuti metode perencanaan 'igid
Paement diatas dengan gabungan +ormula oerla% diatas rigid paement tersebut,
sebagai berikut ini.
*
ol
0 " 5 *
+
2 *
e++
6
" 0 8,8833 P 1,11?? 5 *
+
2 *
e++
6
8
2 1,143; 5 *
+
2 *
e++
6
di mana :
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-1-
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
*
ol
0 $ebal +le#ible paement 5inches6.
*
+
0 $ebal total perkerasan rencana 5inches6.
*
e++
0 $ebal lapis pelat beton e++ectie 5inches6.
" 0 )aktor konersi lapis perkerasan beton ke hotmi#.
2.13. ADDITIONAL OVERLA,
-ika gabungan rigid I +le#ible paement tersebut di-desain dengan konstruksi awal
pelat beton dan kemudian di-oerla%, maka perencanaan men/adi sebagai berikut :
1. K&.)%*$)( aBa"
Aonstruksi awal digunakan rigid paement tebal * cm, di-analisis
equialent standard a#le load dan nilai umur rencana terhadap struktur
perkerasan kaku * cm tersebut.
8. R!ma(.(.9 "(6! (RL) 'a. 1a/!m!.% 3&.'(%(&. 6a3%& (CF)

=
. 2 1
p
L
+
+
1 188 R
'
L
0 'emaining li+e 576
>
p
0 $otal tra++ic saat oerla%, E!"L
>
1,4
0 $otal tra++ic pada kondisi perkerasan berakhir 5+ailure6, E!"L
Dondition +actor 5D)6, menggunakan a!bar "#4# &d$a!b$l dar$ 6$gure 8#"#
AASHTO 1))* %ala!an III+)5'# "tau +ormula :
1-. 2 8
L
R &F =
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-14
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
Gamba 2.2. # H*b*.9a. C&.'(%(&. Fa3%& 'a. R!ma(.(.9 L(6!.
3. D!)a(. a''(%(&.a" &/!"a-
Lihat sub-bab 3.18. diatas.
;. T(.+a*a. $!mam1*C"a-a.a.
a. K&.'()( 1a'a a$7( %a7*. $! N
1
Pada akhir tahun ke->
p
diperkirakan kondisi kemampu-la%anan
perkerasan sebagai berikut :
$ebal pelat rencana
$ebal pelat e++ectie
Umur rencana
E!"L design
$erminal sericeabilit% inde# 0 8,4
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-1,
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
b. K&.'()( 1a'a a$7( %a7*. $! N
1:5
Pada akhir tahun ke->
1,4
diperkirakan kondisi kemampu-la%anan
perkerasan sebagai berikut :
$ebal pelat rencana
Umur rencana
E!"L design
!ericeabilit% inde# 5+ailure6 0 1,4
c. K&.'()( 1a'a a$7( %a7*. *m* !.3a.a
Pada akhir tahun umur rencana diperkirakan kondisi kemampu-
la%anan perkerasan sebagai berikut :
$ebal oerla%
$ebal pelat
Umur rencana 0 81 tahun
E!"L design
$erminal sericeabilit% inde# 0 8,4
d. O/!"a-
*iperkirakan diperlukan oerla% agar kondisi perkerasan tetap
diatas nilai batas ter!$nal ser/$ceab$l$t1 $nde0 8,4 sebelum menurun
kemampu-la%anann%a men/adi 1,4 dan selan/utn%a dapat mencapai
umur rencana 81 tahun.
Aondisi kemampu-la%anan perkerasan sebelum dan sesudah di-oerla% digambarkan
seperti pada a!bar "#8#
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-13
"er%iceabilit$ Rigid pa%ement >%erla$
6 Initial construction 7
Po # $,%
098
*9.
*98
Pt # !,%
298
&"%
1 2 * 0 . - 4 , 3 18 11 12 1* 10 1. 1- 14 1, 13 28 Tahun
Tebal pelat
Umur Rencana Failure
ESAL design
Pt 2,5
Tebal pelat
Umur Rencana
ESAL design
Pt 1,5
Tebal AC
Tebal pelat
Umur Rencana 20 taun
ESAL design
Pt 2,5
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
KEMAMPUCLA,ANAN RIGID PAVEMENT DAN ADDITIONAL OVERLA,
Gamba 2.5.
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-28
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
2.12. REINFORCEMENT DESIGN
2.12.1. STEEL DORKING STRESS
"llowable working stress +
s
untuk grade ;1 0 31.111 psi.
2.12.2. FRICTION FACTOR
)riction +actor dapat mengacu pada Tabel "#)#
Tab!" 2.9. # R!3&mm!.'!' 6(3%(&. 6a3%&.
$%pe material dibawah slab )riction +actor 5)6
!ur+ace treatment 8,8
Lime stabiliHation 1,9
"sphalt stabiliHation 1,9
Dement stabiliHation 1,9
'ier grael 1,4
Drushed stone 1,4
!andstone 1,8
>atural subgrade 1,?
Su!ber : AASHTO 1))* %ala!an II+">#
2.12.3. LONGITUDINAL @ TRANSVERSE STEEL REINFORCING
Prosen longitudinal I transerse steel diperlukan :
188
f 2
LF
1
s
s
=
di mana :
P
s
0 Longitudinal I transerse steel diperlukan 576.
L 0 Pan/ang slab 5+eet6.
+
s
0 !teel working stress 5psi6.
) 0 )riction +actor.
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-21
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
2.12.2. TIE BAR
$ie ,ar dirancang untuk memegang plat sehingga teguh, dan dirancang untuk
menahan ga%a-ga%a tarik maksimum. $ie bar tidak dirancang untuk memindah beban.
-arak tie bar dapat mengacu pada Tabel "#15#
Tab!" 2.1A. # T(! ba.
-enis
dan
$eganga
n
$ebal *iameter batang Q in *iameter batang 4B9 in
mutu
ba/a
ker/a perkeras
an
-arak ma#imum 5in6 -arak ma#imum 5in6
5psi6 5in6 Pan/a
ng
Leba
r
Leba
r
Leba
r
Pan/a
ng
Leba
r
Leba
r
Lebar
5in6 la/ur la/ur la/ur 5in6 la/ur la/ur la/ur
11 +t 11 +t 18 +t 11 +t 11 +t 18 +t
Grade
;1
31.111 : 84 ;9 ;9 ;9 31 ;9 ;9 ;9
3 84 ;9 ;9 ;9 31 ;9 ;9 ;9
9 84 ;9 ;; ;1 31 ;9 ;9 ;9
? 84 ;9 ;1 39 31 ;9 ;9 ;9
11 84 ;9 39 38 31 ;9 ;9 ;9
11 84 34 38 8? 31 ;9 ;9 ;9
18 84 38 8? 8: 31 ;9 ;9 ;9
Su!ber : ,$terartur ?I#
2.12.5. DODEL
"lat pemindah beban %ang biasa dipakai adalah do'el ba(a bulat &olos. !%arat
perancangan minimum dapat mengacu pada Tabel "#11#
Tab!" 2.11. # R!$&m!.'a)( '&B!".
$ebal *owel Pan/ang -arak
perkerasan diameter dowel dowel
5in6 5in6 5in6 5in6
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-22
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
: 3B; 19 18
3 1 19 18
9 1 19 18
? 1 1B; 19 18
11 1 1B; 19 18
11 1 1B; 19 18
18 1 1B; 19 18
Su!ber : ,$terartur ?I#
Penentuan diameter dowel dapat menggunakan pendekatan +ormula :
,

d =
dimana :
d 0 *iamater dowel 5inches6.
* 0 $ebal pelat beton 5inches6
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-2*
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
2.12.;. PARAMETER DESAIN DAN DATA REINFORCEMENT DESIGN
Parameter desain dan data untuk rein+orcement design tersebut diatas disa/ikan
seperti pada Tabel "#1"#
Tab!" 2.12. # Paam!%! 'a. 'a%a -a.9 '(9*.a$a. 'a"am 1!!.3a.aa..
>o. Parameter ""!=$@ *esain
1. !teel working stress 5 +s 6 : grade
;1
8. )riction +actor 5 ) 6
3. $ebal pelat
;. Pan/ang pelat arah longitudinal
4. $ra++ic lane I shoulder wide
:. -arak dari tepi bebas
2.15. TINEAUAN KHUSUS PERENCANAAN PENULANGAN DAN
SAMBUNGAN
Untuk perencanaan penulangan dan sambungan pada perkerasan /alan kaku, berikut
ini diambilkan re+erensi dari beberapa standard dan literatur, %aitu dari sumber :
Principles o+ paement design b% Loder I <itcHak 1?34
!>& 1??1.
!A,& 8.3.89.1?99.
2.15.1. TATA CARA PERENCANAAN PENULANGAN
$u/uan dasar distribusi penulangan ba/a adalah bukan untuk mencegah ter/adin%a
retak pada pelat beton tetapi untuk membatasi lebar retakan %ang timbul pada daerah
dimana beban terkonsentrasi agar tidak ter/adi pembelahan pelat beton pada daerah
retak tersebut, sehingga kekuatan pelat tetap dapat dipertahankan.
,an%akn%a tulangan ba/a %ang didistribusikan sesuai dengan kebutuhan untuk
keperluan ini %ang ditentukan oleh /arak sambungan susut, dalam hal ini dimungkinkan
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-20
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
penggunaan pelat %ang lebih pan/ang agar dapat mengurangi /umlah sambungan
melintang sehingga dapat meningkatkan ken%amanan.
1. K!b*%*7a. 1!.*"a.9a. 1a'a 1!$!a)a. b!)amb*.9 %a.1a %*"a.9a.
Pada perkerasan bersambung tanpa tulangan, penulangan tetap dibutuhkan untuk
mengantisipasi atau meminimalkan retak pada tempat-tempat dimana
dimungkinkan ter/adi konsentrasi tegangan %ang tidak dapat dihindari.
$ipikal penggunaan penulangan khusus ini antara lain :
$ambahan pelat tipis.
!ambungan %ang tidak tepat.
Pelat kulah atau struktur lain.
2. P!.*"a.9a. 1a'a 1!$!a)a. b!)amb*.9 '!.9a. %*"a.9a.
Luas tulangan pada perkerasan ini dihitung dari persamaan sebagai berikut :
s
s
f
h L F 4- 2 11
# =
di mana :
"
s
0 luas tulangan %ang diperlukan 5mm
8
Bm lebar6
) 0 koe+isien gesekan antara pelat beton dengan lapisan di bawahn%a
&Tabel "#1*#'
L 0 /arak antara sambungan 5m6
h 0 tebal pelat 5mm6
+
s
0 tegangan tarik ba/a i/in 5(Pa6
"
s
minimum menurut !>& 1??1 untuk segala keadaan 0 1,1; 7 dari luas
penampang beton.
Tab!" 2.13. # K&!6()(!. 9!)!$a. a.%aa 1!"a% b!%&. )!m!. '!.9a.
"a1()a. 1&.'a)( '(baBa7.-a.
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-2.
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
$%pe material dibawah slab )riction +actor 5)6
,urtu, Lapen dan konstruksi
se/enis
8,8
"spal beton, Lataston 1,9
!tabilisasi kapur 1,9
!tabilisasi aspal 1,9
!tabilisasi semen 1,9
Aoral sungai 1,4
,atu pecah 1,4
!irtu 1,8
$anah 1,?
Su!ber : SKBI "#*#">#1)>>
3. P!.*"a.9a. 1a'a 1!$!a)a. m!.!*) '!.9a. %*"a.9a.
a. P!.*"a.9a. m!ma.+a.9
t $
t
s
f n f
7 F 2 2 8 * 2 1 6 f 188
1

=
P
s
0 persentase tulangan meman/ang %ang dibutuhkan terhadap
penampang beton 576.
+
t
0 kuat tarik lentur beton %ang digunakan 0 1,; 2 1,4 +
r
+
%
0 tegangan leleh rencana ba/a 5!>& 1??1. +
%
M ;11 (Pa 2
,-$*;16
n 0 angka ekialen antara ba/a dan beton 0
c
s
!
!
&Tabel 9#18#1#*#'
) 0 koe+isien gesekan antara pelat beton dengan lapisan di
bawahn%a &Tabel "#1*#'
E
s
0 modulus elastisitas ba/a 5berdasarkan !>& 1??1 digunakan
811.111 (Pa6
E
c
0 modulus elastisitas beton 5!>& 1??1 digunakan ;311
'
c
f
(Pa6
$abel 8.1;. : =ubungan antara kuat tekan beton dan angka
ekialen ba/a I beton 5n6 serta +
r
.
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-2-
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
+cJ +cJ n +r
5kgBcm
8
6 5(Pa6 5(Pa6
114 11,3 13 8,1
181 2 134 11,9 2 13,8 18 8,8
1;1 2 1:4 13,3 2 1:,8 11 8,;
131 2 811 1:,3 2 1?,: 11 8,:
814 2 841 81,1 2 8;,4 ? 8,?
8:1 2 381 84,4 2 31,; 9 3,3
331 2 ;84 38,; 2 ;1,3 3 3,3
;41 ;;,1 : ;,1
Su!ber : S;I 1))1
Persentase minimum tulangan meman/ang pada perkerasan beton
menerus adalah 1,: 7 dari luas penampang beton.
-arak antara retakan pada perkerasan beton menerus dengan
tulangan dapat dihitung dengan persamaan :
( ) f ! " f u p n
f
L
t c b
2
2
t
cr

=
L
cr
0 /arak teoritis antara retakan 5m6, /arak optimum antara 1 2 8
m.
p 0 luas tulangan meman/ang per satuan luas.
+
b
0 tegangan lekat antara tulangan dengan beton %ang dikenal
sebagai lekat lentur 5(Pa6. Besaran lekat lentur 1ang
d$7aka$ dala! 7raktek !enurut A@I 1)3* untuk tulangan
dengan diameter 34,3 mm 5R 116 :
tegangan lekat dasar 0
'
c
f
d
5 , 9
911 psi
atau dalam !& unit :
tegangan lekat dasar 0
'
c
f
d
79 , 0
4,4 (Pa
d 0 diameter tulangan 5cm6.
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-24
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
! 0 koe+isien susut beton, umumn%a dipakai antara 1,1114 2
1,111: untuk pelat perkerasan /alan.
+
t
0 kuat tarik lentur beton %ang digunakan 0 1,; 2 1,4 +
r
5(Pa6.
n 0 angka ekialen antara ba/a dan beton 0
c
s
!
!
&Tabel
9#18#1#*#'
u 0 keliling penampang tulangan per satuan luas tulangan 0
d
4
5dalam m
-1
6
E
c
0 modulus elastisitas beton 0 ;311
'
c
f 5(Pa6
b. P!.*"a.9a. m!"(.%a.9
Luas tulangan melintang %ang diperlukan pada perkerasan beton
menerus, dihitung dengan persamaan %ang sama seperti pada
perhitungan penulangan perkerasan beton bersambung dengan
tulangan.
2.15.2. SAMBUNGAN
Perencanaan sambungan pada perkerasan kaku, merupakan bagian %ang harus
dilakukan, baik /enis perkerasan beton bersambung tanpa atau dengan tulangan,
maupun pada /enis perkerasan beton menerus dengan tulangan.
1. E!.() )amb*.9a.
!ambungan dibuat atau ditempatkan pada perkerasan beton dimaksudkan untuk
men%iapkan tempat muai dan susut beton akibat ter/adin%a tegangan %ang
disebabkan : perubahan lingkungan 5suhu dan kelembaban6, gesekan dan
keperluan konstruksi 5pelaksanaan6.
!ambungan pada perkerasan beton umumn%a terdiri dari 3 /enis, %ang +ungsin%a
sebagai berikut :
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-2,
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
a. Samb*.9a. )*)*%
"tau sambungan pada bidang %ang diperlemah &du!!1' dibuat
untuk mengalihkan tegangan tarik akibat : suhu, kelembaban,
gesekan sehingga akan mencegah retak. -ika sambungan susut
tidak dipasang, maka akan ter/adi retak acak pada permukaan
beton.
b. Samb*.9a. m*a(
)ungsi utaman%a untuk men%iapkan ruang muai pada perkerasan,
sehingga mencegah ter/adin%a tegangan tekan %ang akan
men%ebabkan perkerasan tertekuk.
c. Samb*.9a. $&.)%*$)( (1!"a$)a.aa.)
*iperlukan untuk kebutuhan konstruksi 5berhenti dan mulai
pengecoran6. -arak antara sambungan meman/ang disesuaikan
dengan lebar alat atau mesin penghampar &7a/$ng !ac%$ne' dan
oleh tebal perkerasan.
!elain 3 /enis sambungan tersebut, /ika pelat perkerasan cukup lebar 5N
3 m, kapasitas alat6 maka diperlukan sambungan ke arah meman/ang
%ang ber+ungsi sebagai penahan ga%a lenting &:ar7$ng' %ang berupa
sambungan engsel, dengan diperkuat ikatan batang pengikat 5tie bar6.
2. G!&m!%($ )amb*.9a.
Geometrik sambungan adalah tata letak secara umum dan /arak antara
sambungan.
a. Eaa$ )amb*.9a.
Pada umumn%a /arak sambungan konstruksi meman/ang dan
melintang tergantung keadaan bahan dan lingkungan setempat,
dimana sambungan muai dan susut sangat tergantung pada
kemampuan konstruksi dan tata letakn%a.
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-23
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
Untuk sambungan muai, /arak untuk mencegah retak sedang akan
mengecil /ika koe+isien panas, perubahan suhu atau ga%a gesek
tanah dasar bertambah bila tegangan tarik beton bertambah. -arak
berhubungan dengan tebal pelat dan kemampuan da%a ikat
sambungan.
Untuk menentukan /arak sambungan %ang akan mencegah retak,
%ang terbaik dilakukan dengan mengacu petun/uk dari catatan
kemampuan pela%anan setempat. Pengalaman setempat penting
diketahui karena perubahan /enis agregat kasar akan memberi
dampak %ang n%ata pada koe+isien panas beton dengan
konsekuensi /arak sambungan %ang dapat diterima.
Gamba 2.;. # Ta%a "!%a$ )amb*.9a. 1a'a 1!$!a)a. $a$*.
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-*8
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
!ebagai petun/uk awal, /arak sambungan untuk beton biasa 8 h
5dua kali tebal pelat beton dalam satuan berbeda, misalkan tebal
pelat h 0 9 inci, maka /arak sambungan 0 1: +eet, /adi kalau dengan
!& unit /arak sambungan 0 8; 2 84 kali tebal pelat, misalkan tebal
pelat 811 mm, maka /arak sambungan 0 ;.911 mm6 dan secara
umum perbandingan antara lebar pelat dibagi pan/ang pelat 1,84
Penggunaan sambungan muai biasan%a diminimalkan pada pro%ek
dengan pertimbangan masalah bia%a, kompleksitas dan
penampilann%a. !ambungan digunakan pada struktur dimana /enis
perkerasan berubah 5misaln%a : dari /enis menerus ke /enis
bersambung6 pada persimpangan.
-arak antara sambungan konstruksi, biasan%a diatur pada
penempatan di lapangan dan kemampuan peralatan. !ambungan
konstruksi meman/ang harus ditempatkan pada tepi la/ur untuk
memaksimalkan kerataan perkerasan dan meminimalkan persoalan
pengalihan beban. !ambungan konstruksi melintang ter/adi pada
akhir peker/aan atau pada saat penghentian pengecoran.
b. Ta%a "!%a$ )amb*.9a.
!ambungan men%erong atau acak 5random6, akan meminimalkan
dampak kekasaran sambungan, sehingga dapat memperbaiki mutu
pengendalian.
!ambungan melintang serong akan meningkatkan penampilan dan
menambah usia perkerasan kaku, %aitu biasa atau bertulang,
dengan atau tanpa ru/i. !ambungan harus serong sedemikian agar
beban roda dari masing-masing sumbu dapat melalui sambungan
pada saat %ang tidak bersamaan.
!udut tumpul pada sisi luar perkerasan harus dibagian depan
sambungan pada arah lalu-lintas, karena sudut akan menerima
dampak beban roda terbesar secara tiba-tiba.
Aeuntungan dari sambungan serong sebagai berikut :
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-*1
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
(engurangi lendutan dan tegangan pada sambungan, sehingga
menambah da%a dukung beban pelat dan memperpan/ang usia
pelat.
(engurangi dampak reaksi kendaraan pada saat melintasi
sambungan dan memberikan ken%amanan %ang lebih.
Untuk lebih meningkatkan penampilan perkerasan biasa adalah
dengan menggunakan sambungan serong pada /arak acak atau
tidak teratur. Pola /arak acak mencegah irama atau resonansi pada
kendaraan %ang bergerak dalam kecepatan normal. *ari hasil
penelitian menun/ukkan bahwa pada pola /arak pelat 8,41 m harus
dihindarkan.
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-*2
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
c. D(m!.)( )amb*.9a.
Lebar sambungan, ditentukan oleh alur %ang akan diuraikan pada
bagian bawah. Aedalaman takikan sambungan susut harus cukup
memadai untuk memastikan akan ter/adi retak pada tempat %ang
dikehendaki dan tidak pada sembarang tempat. ,iasan%a
kedalaman takikan sambungan susut melintang S tebal pelat dan
sambungan meman/ang 1B3 ketebalan.
!ambungan tersebut dibuat dengan pemotongan, pen%elipan atau
pembentukan. <aktu pemotongan sangat kritis untuk mencegah
retak acak sehingga sambungan harus dipotong dengan hati-hati
untuk memastikan semuan%a beker/a bersamaan. -arak waktu untuk
pengecoran dengan pemotongan akan berubah dengan perubahan
suhu pelat, keadaan pengeringan dan proporsi campuran.
3. D(m!.)( ba7a. 1!.*%*1 )amb*.9a.
a. Samb*.9a. )*)*%
Pergerakan sambungan dan kemampuan bahan penutup alur harus
dioptimalkan. Pada umumn%a mutu bahan penutup sambungan
harus ditingkatkan /ika pergerakan sambungan diperkirakan akan
bertambah. ,ertambahn%a pergerakan sambungan dapat
diakibatkan oleh perpan/angan pelat, perubahan suhu %ang besar
dan atau koe+isien panas beton %ang tinggi.
Pergerakan sambungan pada perkerasan dipengaruhi +aktor-+aktor
seperti perubahan si+at olume pan/ang beton dan gesekan antara
pelat dan pondasi bawah 5tanah dasar6.
*alam hal untuk men/aga bentuk penutup-lapangan %ang e+ekti+,
lubang alur 5takikan6 %ang akan diisi bahan penutup harus
mempun%ai +aktor bentuk 5lebar dan dalam6 %ang benar. *alam
batasan praktis, kedalaman sambungan minimum lubang harus
mendekati segiempat dan berada dibawah permukaan minimum 3
mm 51B9 inci6. *engan demikian berarti takikan biasan%a dibentuk
dengan menambah lebar dan mengurangi kedalaman bagian atas
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-**
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
sambungan untuk mengikat bahan penutup. Untuk sambungan %ang
sempit dengan /arak sambungan %ang dekat, lubang dapat dibentuk
dengan men%isipkan tali atau bahan lain sampai kedalaman %ang
telah ditentukan. (etoda ini mengurangi kebutuhan bahan penutup.
Pada umumn%a dalam berbanding lebar berkisar 1 2 1,4 dengan
kedalaman minimum ?,4 mm 53B9 inci6 untuk sambungan
meman/ang dan 18,4 mm 51B8 inci6 untuk sambungan melintang.
Lebar sambungan dide+inisikan sebagai nilai ma#imum %ang ter/adi
pada suhu minimum. -adi nilai ma#imum meliputi pergerakan
horisontal %ang diantisipasi ditambah dengan lebar sisa disebabkan
si+at bahan penutup. Pergerakan horisontal dapat dihitung dengan
memperkirakan bukaan sambungan %ang disebabkan siklus
temperatur ditambah dengan pen%usutan beton. ,esarn%a bukaan
dan sebalikn%a tergantung pada :
perubahan temperatur dan kelembaban
/arak antara sambungan ker/a 5pelaksanaan6 atau retak
gesekan antara lapis pondasi dan pelat
kondisi dari rencana pemberian beban sambungan, dan
sebagain%a.
Untuk keperluan perencanaan bukaan sambungan melintang rata-
rata pada selang waktu dapat dihitung dengan pendekatan. Lebar
sambungan harus memperhitungkan pergerakan ditambah dengan
tegangan sisa %ang dii/inkan pada penutup sambungan.
(enurut ""!=$@ : dis%aratkan lebar bukaan 1,1; inci untuk
sambungan tanpa ru/i 5dowel6.
(enurut Loder I <itcHak : lebar bukaan 1,1; inci untuk
sambungan tanpa dowel, lebar bukaan 1,84 inci untuk
sambungan dengan dowel.
(enurut !A,& 1?99 : lebar bukaan retakan minimum 5mm6 0 1,;4
# Pan/ang Pelat 5m6, umumn%a lebar retakan %ang dii/inkan
berkisar antara 1 2 3 mm, tetapi untuk kemudahan pengisian
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-*0
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
bahan penutup, lebar bukaan pada bagian atas diperlebar
ma#imum : 2 11 mm dengan kedalaman tidak lebih dari 81 mm
dan semua sambungan susut melintang harus dipasang ru/i.
b. Samb*.9a. m*a(
Pergerakan pada sambungan muai didasarkan pada pengalaman
agen pembuat. *imensi alur takikan akan optimal didasarkan pada
pergerakan dan kemampuan bahan pengisi. Pada umumn%a,
dimensi akan lebih besar dari pada untuk sambungan susut.
c. Samb*.9a. 1!"a$)a.aa.
(enurut ""!=$@, tipikal sambungan susut melintang /uga dapat
digunakan untuk sambungan pelaksanaan dan sambungan
meman/ang lainn%a.
2. D&B!" (*+()
*owel berupa batang ba/a tulangan polos 5maupun pro+il6, %ang digunakan
sebagai sarana pen%ambung B pengikat pada beberapa /enis sambungan pelat
beton perkerasan /alan.
Tab!" 2.12. # U$*a. 'a. +aa$ ba%a.9 '&B!" (*+() -a.9 '()aa.$a..
$ebal pelat *iameter Pan/ang -arak
perkerasan dowel dowel dowel
inci mm inci mm inci mm inci mm
: 141 T 1? 19 ;41 18 311
3 134 1 84 19 ;41 18 311
9 811 1 84 19 ;41 18 311
? 884 1S 38 19 ;41 18 311
11 841 1S 38 19 ;41 18 311
11 834 1S 38 19 ;41 18 311
18 311 1Q 39 19 ;41 18 311
13 384 1Q 39 19 ;41 18 311
1; 341 1Q 39 19 ;41 18 311
Su!ber : Pr$nc$7les o( 7a/e!ent des$gn b1 Aoder < B$tcCak2 1)98
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-*.
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
*owel ber+ungsi sebagai pen%alur beban pada sambungan, %ang
dipasang dengan separuh pan/ang terikat dan separuh pan/ang dilumasi
atau dicat untuk memberikan kebebasan bergeser.
Gamba 2.<.a. # Samb*.9a. )*)*% m!"(.%a.9 '!.9a. '&B!".
Gamba 2.<.b. # Samb*.9a. m*a( '!.9a. '&B!".
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-*-
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
5. Ba%a.9 1!.9($a% (T(! ba)
$ie bar adalah potongan ba/a %ang dipro+ilkan %ang dipasang pada sambungan
lidah-alur dengan maksud untuk mengikat pelat agar tidak bergerak horisontal.
,atang pengikat dipasang pada sambungan meman/ang, lihat a!bar "#>#
C&.%&7 m!.!.%*$a. '(m!.)( ba%a.9 1!.9($a% #
-arak sambungan dari tepi terdekat, lihat sketsa a!bar 9#18#"#8#a#
U3 U1
U8
1 2
1, 8, 3 0 !ambungan pelaksanaan meman/ang
,ahu La/ur 1 La/ur 8
1 m 3,: m 3,: m
Gamba 2.>.a. # Eaa$ )amb*.9a. 'a( %!1( %!'!$a%
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-*4
Modul RDE 11 : Perencanaan Perkerasan Jalan Bab II Perencanaan Perkerasan Kaku
Dengan Metode AASHTO
$abel perhitungan :
>omor -arak 5U6
-arak ma#imum $ie bar
5cm6
!ambunga
n
meter
18 mm 1: mm
8 3,:1 ?3 ma# 181
!ketsa sambungan pelaksanaan meman/ang seperti pada a!bar "#>#b#
Gamba 2.>.b. # Samb*.9a. 1!"a$)a.aa. m!ma.+a.9 '!.9a. "('a7 a"* 'a. T(!
ba.
Pelat$%an Road Des$gn Eng$neer &RDE' II-*,

Anda mungkin juga menyukai