Anda di halaman 1dari 18

Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r

Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-1






5.1. PENDEKATAN METODOLOGI

5.1.1. Umum

Secara umum metodologi pendekatan pekerjaan Penyusunan Dokumen Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Sukabumi merupakan upaya untuk mencapai hasil akhir
sesuai dengan maksud, tujuan dan sasaran pekerjaan. Hal ini dicapai dengan pendekatan terhadap
aspek-aspek yang berkaitan dengan subtansi materi pekerjaan dan aspek-aspek yang berkaitan
dengan pelaksanaan untuk mencapai hasil akhir pekerjaan yang diharapkan.

Secara keseluruhan, pendekatan yang digunakan adalah mewujudkan Kawasan Pulau Pulau Kecil,
atau kawasan hunian yang sadar akan lingkungan dalam pengelolaannya dengan mempersiapkan
mitigasi bencana, Pendekatan sadar bencana meletakkan prioritas pembangunan Kawasan Pulau
pulau Kecil untuk mengatasi masalah degradasi kualitas lingkungan hidup.

Manajemen pengelolaan Pulau pulau kecil dengan mitigasi bencana, baik yang berupa mitigasi,
kewaspadaan, tanggapan, maupun pemulihan adalah satu siklus aktivitas yang berkelanjutan tanpa
tergantung dari ada atau tidaknya terjadi bencana.

4.1.2. Pendekatan

4.1.2.1. Pendekatan Ekologi, Konservasi dan Daya Dukung

Pendekatan ekologi dan konservasi yang dimaksud disini adalah melihat kebutuhan dasar manusia
dan makluk hidup lainnya untuk kelangsungan hidup. Ruang wilayah pesisir adalah salah satu sumber
daya yang bersifat tetap dan terbatas, sedangkan kebutuhan penggunaan ruang semakin bertambah
dan meningkat. Maka perlunya pengaturan penggunaan ruang yang dapat mengakomodir seluruh
kebutuhan penggunaan ruang, untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan antar kegiatan
Bab - 5
Metodologi dan Program
Kerja

Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-2

pemakai ruang. Demikian juga dengan sumberdaya hayati yang ada di pesisir tentulah memerlukan
ruang hidup agar lestari,

5.1.2.2. Pendekatan Perencanaan Pesisir Berbasis Sadar Bencana

Secara geografis Indonesia terletak di daerah katulistiwa dengan morfologi yang beragam dari
daratan sampai pegunungan tinggi. Keragaman morfologi ini banyak dipengaruhi oleh faktor geologi
terutama dengan adanya aktivitas pergerakan lempeng tektonik aktif di sekitar perairan Indonesia
diantaranya adalah lempeng Eurasia, Australia dan lempeng Dasar Samudera Pasifik. Pergerakan
lempeng-lempeng tektonik tersebut menyebabkan terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian gunung
api aktif serta patahanpatahan geologi yang merupakan zona rawan bencana gempa bumi dan tanah
longsor.

Wilayah pesisir di Indonesia merupakan kawasan yang sangat rawan bencana, oleh karena itu perlu
diupayakan langkah-langkah strategis untuk melindungi setiap warga negara dengan langkah-langkah
penanggulangan bencana yang dimulai dari sebelum, pada saat dan setelah bencana terjadi.Salah
satu upaya yang dilakukan pada saat sebelum terjadinya bencana adalah pencegahan dan mitigasi,
yang merupakan upaya untuk mengurangi atau memperkecil dampak kerugian atau kerusakan yang
dapat ditimbulkan oleh bencana.

5.1.2.3. Pendekatan Perencanaan Berbasis Sosial Budaya Masyarakat

Pendekatan ini memandang wilayah sebagai satu kesatuan ruang sosial (social space) dengan
masyarakatnya yang beragam serta mempunyai budaya dan tata nilai (norm and value) tersendiri.
Masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir pantai, di sepanjang aliran sungai maupun di sekitar hutan
masing-masing memiliki ciri-ciri dan tata nilai tradisional yang unik. Dalam penyusunan pedoman
penyediaan dan pemanfaatan ruang evakuasi bencana, corak ragam budaya dan tata nilai ini harus
ditempatkan sebagai satu variabel yang penting.

Diharapkan melalui pendekatan ini akan dapat dihindari kemungkinan terjadinya penolakan sosial dan
keterasingan kelompok masayarakat tertentu terhadap ruang evakuasi bencana, sehingga ruang
evakuasi tersebut menjadi asing bagi masyarakat. .

Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-3

5.1.2.4. Pendekatan Keterpaduan
Dalam pelaksanaan pendekatan pengembangan wilayah diIndonesia terus dilakukan penyesuaian
seiring koreksi terhadappendekatan yang dilaksanakan sebelumnya. Muncul kesadaran,pendekatan
pembangunan yang bersifat sektoral dan parsial kerap mengakibatkan inefisiensi pembangunan,
seperti duplikasi kegiatanserta konflik antarsektor dan daerah. Pendekatan pengembangan wilayah
yang diterapkan terus berevolusi dari pendekatan yangbertumpu pada pendekatan ekonomi wilayah
kemudian berkembangdengan mengintegrasikan pendekatan fisik dan infrastruktur, kelembagaan,
manajemen dan lingkungan.

Meski demikian, tantangan yang perlu dijawab agarpendekatan pengembangan wilayah berjalan
efisien dan efektifadalah :
- Pendekatan bottom-up dan melibatkan semua pelaku pembangunan;
- Transparan dalam perencanaan, implementasi dan pengendalian;
- Memberi perhatian besar pada tuntutan jangka pendek;
- Realistis terhadap tuntutan dunia usaha dan masyarakat;
- Berwawasan luas, dengan perhatian pada kawasan lebih detail;
- Rencana dapat dijadikan pedoman investasi;
- Menjaga dan meningkatkan mutu lingkungan sambil mendorong dan memfasilitasi pembangunan;
- Mempunyai visi pembangunan dan manajemen pembangunan (applicable).


5.2. Program Pekerjaan

Pelaksanaan kegiatan sebagaimana tahapan berikut :
1. Persiapan
Pada tahapan ini dilakukan persiapan pelaksanaan kegiatan yang meliputi :
Penyiapan personil dalam tim kerja (tenaga ahli dan tenaga pendukung sesuai dengan tata
laksana personil),
Penyiapan administrasi,
Studi literatur sebagai awal atau referensi untuk pelaksanaan kegiatan



Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-4

2. Pengumpulan Data Sekunder
Pada tahapan ini dilakukan kegiatan yang meliputi :
Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data sekunder yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi pemanfaatan sumberdaya dan isu-isu perencanaan. serta pengumpulan
bahan peta dasar (data bentang alam laut dan daratan) dan peta tematik sesuai skala peta
yang telah ditentukan.
Jenis-jenis data dasar serta kedalaman informasi yang dibutuhkan sebagai tercantum dalam
bab studi terdahulu.
- Jenis-jenis data dasar serta kedalaman informasi yang dibutuhkan dalam Penyusunan Dokumen
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Sukabumi meliputi :

a. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
Merupakan data pada skala 1:25.000 yang mencakup kedalaman informasi topografi, batas
administrasi sampai desa, gedung dan bangunan, jaringan jalan, jaringan sungai dan tubuh
air.Data ini dapat diperoleh dari Bakosurtanal.
b. Peta Sistim Lahan dan Kesesuaian Lahan (Landsystems and Landsuitability)
Merupakan data pada skala 1:100.000 yang mencakup kedalaman informasi Sistim Lahan
dan bentuk lahan. Sistim lahan terdiri dari : Pantai, Rawa Pasut, Dataran Aluvial, Jalur
Kelokan, Rawa-Rawa, Lembah Aluvial, Kipas & Lahar, eras-teras. Dataran. Bentuk Lahan
terdiri dari : Kemiringan Relief, Lebar Puncak, Lembah-Lembah, Jenis Batuan / Mineral
Dominan, Daerah Iklim, Kesesuaian Lahan. Data ini dapat diperoleh dari Bakosurtanal,
Dishidros TNI AL.
c. Peta Lingkungan Laut Nasional (LLN) dan Lingkungan Perairan Indonesia (LPI)
Merupakan data pada skala 1:100.000 sampai dengan skala 1:50.000 yang mencakup
kedalaman informasi Garis Pantai, Batu Karang, Terumbu, Beting Karang, Tempat Berlabuh,
Menara Suar, Dilarang Berlabuh, Garis Cakupan 4 sd 12 mil laut, Stasiun Radar, Kerangka
Berbahaya, Kabel Dalam Air, Pipa Dalam Air, Sistim Pemisahan Lalulintas, Batas Sektor,
Daerah Latihan, Daerah Larangan, Terlarang, Pelampung. Data ini dapat diperoleh dari
Bakorsurtanal, Dishidros TNI AL.
d. Bathimetri (kedalaman laut)
Merupakan data dengan skala 1:25.000 sd skala 1:10.000 meliputi kedalaman informasi
kedalaman perairan yang bisa diperoleh dari : Dishidros, Bakorsurtanal, LPI, LLN ataupun
dengan survei bathimetri.

Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-5

e. Geologi dan geomorfologi
Merupakan data dengan skala 1:100.000 sd 1:50.000 tentang bentuk dan tipe pantai, jenis
substrat dasar dan geologi dasar laut yang bisa diperoleh dari : BALITBANG KKP, PPGL,
kajian terkait sebelumnya dan ground check di lapangan.
f. Oceanografi
Merupakan data tentang hidrologi, oceanografi fisika, kimia dan biologi yang bisa didapatkan
dari : survey lapangan dan kajian terkait sebelumnya.
g. Ekosistem pesisir dan sumberdaya ikan
Merupakan data yang disajikan pada skala 1:50.000 sd 1:25.000 tentang kondisi, jenis dan
kelimpahan biota yang ada pada ekosistem pesisir (mangrove, padang lamun dan terumbu
karang) yang bisa diperoleh dari : interpretasi citra Alos Pansharp (Alos Avnir 2 dan Alos
Prism), ground check, penyelaman dan kajian terkait sebelumnya.Data potensi sumberdaya
ikan untuk ikan demersal dapat diperoleh dengan penyelaman, sedangkan untuk ikan pelagis
dengan parameter SST, chlorofil, salinitas, dan upwelling, atau ground check dengan
menggunakan fishfinder.
h. Infrastruktur
Merupakan data tentang sistem jaring transportasi, energi, telekomunikasi, sumberdaya air,
sarana prasarana perikanan dan prasarana lainnya yang bisa didapatkan dari : RTRW, Dinas
PU dan kajian terkait sebelumnya.
i. Pemanfaatan lahan daratan (Land use)
Merupakan data pada skala 1:50.000 sd 1:25.000 meliputi penggunaan lahan darat (land use)
eksisiting di wilayah pesisir dan ground check. Penyajian data penggunanaan lahan dan
kedalaman informasi mengacu pada SNI yang ada.
j. Kesesuaian lahan perairan
Merupakan data tentang kondisi fisika, kimia dan biologi perairan yang akan dimanfaarkan
untuk menganalisa kesesuaian perairan untuk kegiatan lindung dan budidaya di wilayah
pesisir dan pulau-pulau yang bisa diperoleh dari : RTRW dan hasil analisis.
k. Pemanfaatan ruang laut (Marine use)
Merupakan data tentang penggunaan ruang laut eksisting seperti : lokasi karamba, lokasi
bagan, lokasi bangunan pantai, lokasi lepas pantai, pariwisata, pertambangan, konservasi
yang sudah ditetapkan, dll yang bisa diperoleh dari : interpretasi citra, ground check dan
kajian lain.

Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-6


l. Sumberdaya air
Merupakan data mengenai Sumberdaya Air Permukaan dan Air Tanah di Wilayah
Perencanaan, yang bisa diperoleh dengan analisis citra penginderaan jauh, Analisis debit
berbasis DAS, dan RTRW, Dinas PU dan kajian terkait sebelumnya
m. Sosial dan budaya
Merupakan data tentang kondisi sosial dan kelembagaan, seperti kependudukan, adat
istiadat, agama, masyarakat adat dan kearifan lokal yang bisa diperoleh dari : RTRW, BPS,
wawancara, dll.
n. Ekonomi wilayah
Merupakan data tentang kondisi ekonomi makro dan mikro yang bisa diperoleh dari : RTRW,
BPS, wawancara, dll.
o. Risiko bencana
Merupakan data, informasi dan peta tentang kerawanan bencana seperti sea level rise,
tsunami, banjir, badai, gelombang pasang/ekstrim/rob, tanah longsor, landsubsidence, intrusi
laut,gempa, abrasi, sedimentasi yang bisa diperoleh dari : BNPB, BPBD, RTRW dan
pemodelan.
3. Penyusunan Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan Rencana zonasi berisikan tentang :
Gambaran Umum lokasi kegiatan, metodologi, data-data sekunder yang terkumpul, hasil
kajian studi terdahulu, rencana kerja, peralatan dan kebutuhan data.
4. Survei Lapangan
Survei lapangan dilaksanakan dalam rangka pengumpulan data sekunder dan primer yang
belum tersedia dalam rangka penyusunan data dan informasi sumberdaya (sumberdaya
alam, sumberdaya fisik/buatan, sumberdaya sosial ekonomi dan sumberdaya manusia).
Survey lapang ini dilaksanakan dalam rangka melakukan verifikasi terhadap data sekunder
yang sudah terkumpul sebelumnya serta melakukan pengumpulan data primer.
Pengumpulan data primer merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis melalui perekaman data (observasi, pengambilan sampling, penghitungan,
pengukuran, wawancara, kuesioner atau focus group discussion) langsung dari sumber
pertama (fenomena/objek yang diamati).



Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-7

5. Pengumpulan Data Primer
A. Oseanografi
Seluruh pengumpulan data primer dataset oseanografi dilakukan hingga kedalaman 50 m, data yang
diambil meliputi:
Fisika Perairan
Data fisika perairan yang diukur meliputi:Arus, Pasang Surut, Gelombang, Suhu, Kecerahan, Total
Suspended Solid (TSS).
a. Arus
Arus diukur menggunakan alat ukur arus pada 2 (dua) titiksecara simultan dengan didukung
data sekunder.Data primer dan sekunder digambarkan dalam scatter diagram, vektor plot,
current rose (mawar arus). Untuk distribusi spasial pola arus untuk tiap 500 m disimulasikan
dengan model hidrodinamika pola arus dengan grid maksimal 500 x 500 m, dan dikalibrasi
dengan hasil pengukuran.Data ukur juga meliputi pada saat kondisi pasang tinggi (fase spring
tide). Peta arus skala 1:50.000, digambar dalam bentuk kontur isoline dengan interval 0,05
m/detik.
b. Pasang Surut
Pasang surut diukur selama 7 hari 7 malam pengamatan. Data hasil pengukuran didukung
dengan data sekunder.Data pasang surut disimulasikan dengan model hidrodinamika dan
dikalibrasikan dengan hasil pengukuran arus.
c. Gelombang
Gelombang diprediksi dengan data angin. Distribusi spasial tinggi dan arah gelombang setiap
500m disimulasikan dengan model refraksi gelombang. Peta tinggi gelombang skala 1:50.000
digambarkan dalam bentuk kontur isoline tiap 0,1 m.
d. Suhu, Kecerahan, dan TSS
1) Suhu
Suhu diukur dengan thermometer. Suhu dianalisis dengan citra satelit dan dilakukan
ground check pada 10 titik yang lokasinya ditentukan berdasarkan analisis citra satelit.
Peta suhu skala 1:50.000, digambar dalam bentuk kontur isoline
2) Kecerahan
Kecerahan dilakukan secara insitu dengan menggunakan secchi disk. Peta kecerahan
skala 1:50.000, digambar dalam bentuk kontur isolinedengan interval per 1 m.


Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-8

3) Total Suspended Solid (TSS) dianalisis di laboratorium.
Kimia dan Biologi Perairan
a. pH dan Salinitas
pH, Salinitas diukur dengan menggunakan alat ukur. Peta pH dan Salinitas digambar pada
skala 1:50.000. Peta pH digambar dalam bentuk kontur isoline dengan selang 0,5. Peta
Salinitas digambar dalam bentuk kontur isoline dengan selang 1 o/oo.
b. COD, BOD, Amonia
COD, BOD, Amonia dilakukan sampling untuk diukur dan dianalisis. Peta COD, BOD, Amonia
digambar pada skala 1:50.000. Peta COD dan BOD digambar dengan bentuk kontur isoline
dengan selang 0,4 mg/l. Peta Amonia digambar dalam bentuk kontur isoline dengan selang
0,1 mg/l.
c. Klorofil
Klorofil dianalisis dengan citra satelit dan dilakukan ground check pada titik yang lokasinya
ditentukan berdasarkan analisis citra satelit. Peta klorofil skala 1:50.000, digambar dalam
bentuk kontur isoline dengan selang 0,1 mg/m3.
B. Ekosistem Pesisir
a. Terumbu Karang
Mengumpulkan data dan informasi tentang terumbu karang yang meliputi : sebaran, luasan,
dan kondisi terumbu karang. Untuk mendeteksi keberadaan, sebaran dan luasan terumbu
karang dilakukan analisis citra satelit, dengan resolusi minimal 20 x 20 m. Hasil analisis citra
satelit digunakan untuk penentuan lokasi sample. Berdasarkan penentuan titik sample,
dilakukan survey lapangan dan mencatat data primer untuk mengetahui tutupan dan kondisi
terumbu karang.
b. Lamun
Mengumpulkan data dan informasi tentang lamun yang meliputi : sebaran, luasan, dan
kondisi lamun. Berdasarkan penentuan titik sample, dilakukan survey lapangandan
pencatatan untuk mengetahui jenis dan kondisi lamun.
c. Mangrove
Mengumpulkan data dan informasi tentang mangrove yang meliputi : jenis, sebaran, luasan,
dan kondisi (penutupan tajuk dan kerapatan pohon) mangrove. Untuk mendeteksi
keberadaan, sebaran dan luasan mangrove dilakukan analisis citra satelit, dengan resolusi
minimal 20 x 20 m. Hasil analisis citra satelit digunakan untuk penentuan lokasi titik
samplepengamatan. Berdasarkan penentuan titik sample, dilakukan survey lapangan untuk
Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-9

mengetahui penutupan tajuk (%) dan kerapatan pohon (jumlah pohon per hektare) dan
kondisi mangrove.Pada saat pengamatan ekosistem, diamati juga spawning ground, nursery
ground, dan feeding ground.Peta ekosistem pesisir skala 1:50.000 digambar sebaran dalam
bentuk polygon dan kondisi dalam bentuk pie chart.
C. Sumberdaya Ikan
a. Ikan Demersal
Mengumpulkan data dan informasi mengenai jenis dan kelimpahan ikan demersal diperoleh
dari hasil survey lapangan. Survey lapangan dilakukan bersamaan dengan survey ekosistem
(terumbu karang,lamun, dan mangrove), untuk memperoleh jenis, kelimpahan,
keanekaragaman, keseragaman, dominansi ikan demersal, dan makrobentos. Peta
sumberdaya ikan demersal skala 1:50.000 digambar dalam bentuk pie chart dengan informasi
dasar ekosistem pesisir.
b. Ikan Pelagis
Mengumpulkan data dan informasi mengenai lokasi, keberadaan, jenis dan kelimpahan ikan
pelagis. Untuk mendeteksi keberadaan ikan pelagis dilakukan analisis citra satelit, dengan
resolusi minimal 20 x 20 m terhadap klorofil dan suhu permukaan laut, serta dikombinasikan
dengan pola arus dari hasil simulasi model hidrodinamika. Hasil analisis citra satelit
digunakan untuk penentuan lokasi ground checkatau wawancara/kuisioner dengan nelayan
untuk mengetahui jenis dan kelimpahan ikan. Peta sumberdaya ikan pelagis skala 1:50.000
digambar dalam bentuk polygon, dan jenis serta kelimpahan ikan dalam bentuk pie chart
dengan informasi dasar lokasi fishing ground.
c. Jenis Ikan yang dilindungi
Penyedia jasa harus mengumpulkan data dan informasi mengenai jenis ikan yang dilindungi
dilakukan secara bersamaan dengan survei ikan pelagis dan ikan demersal.
D. Pemanfaatan Wilayah Laut Eksisting
Mengumpulkan data dan informasi mengenai jenis dan lokasi pemanfaatan wilayah laut yang
telah ada. Untuk mendeteksi lokasi pemanfaatan wilayah laut yang ada dilakukan analisis citra
satelit dan data sekunder pemanfaatan wilayah laut. Hasil analisis citra satelit digunakan untuk
ground check untuk mengetahui jenis pemanfaatan wilayah laut yang ada. Peta pemanfaatan
wilayah laut skala 1:50.000 digambar dalam bentuk polygon dan point.



Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-10

E. Substrat Dasar Laut
Mengumpulkan data dan informasi mengenai lokasi dan jenis substrat dasar laut. Untuk
mendeteksi lokasi dan jenis substrat dasar laut dilakukan survey pengambilan sample pada titik
pengamatan. Survey substrat dasar laut dilakukan pada kedalaman maksimal 100 m. Hasil
pengambilan sample substrat dasar laut dianalisis di laboratorium untuk mengetahui persentase
ukuran butir dan jenis substrat.Peta substrat dasar laut skala 1:50.000 digambar dalam polygon.
F. Infrastruktur
Mengumpulkan data dan informasi mengenai infrastruktur (sarana prasarana kelautan dan
perikanan).Untuk mendeteksi lokasi dan sebarannya dilakukan ground check dengan
menggunakan GPS.Peta infrastruktur skala 1:50.000 digambar dalam bentuk point.
G. Demografi dan Sosial
Mengumpulkan data dan informasi mengenai :
a) Demografi, meliputi : jumlah penduduk, gender, tenaga kerja, jumlah nelayan dan
pembudidaya ikan, mata pencaharian, pendidikan
b) Sosial, meliputi : wilayah masyarakat hukum adat (lokasi, batas dan karakteristik), wilayah
penangkapan ikan secara tradisional (lokasi, batas, dan karakteristik)
c) Budaya, meliputi : kondisi dan karakteristik masyarakat setempat termasuk tempat suci dan
kegiatan peribadatannya, aktifitas/ritual keagamaan, situs cagar budaya dll.
Peta demografi dan sosial skala 1:50.000 digambar dalam bentuk point/polygon disertai informasi
dalam bentuk diagram/tabel/pie chart.
Mengumpulkan data dan informasi mengenai:
Kegiatan ekonomi masyarakat (tingkat pendapatan masyarakat per kecamatan);
Kondisi sarana dan prasarana pendukung (jaringan jalan, transportasi laut, transportasi
udara, tingkat aksesibilitas);
Kondisi fasilitas dan utilitas (listrik, telekomunikasi, air bersih dan lain-lain).
Peta sosial, ekonomi, dan budaya skala 1:50.000 digambar dalam bentuk point dan/atau polygon.
H. Resiko Bencana dan Pencemaran
Mengumpulkan data dan informasi mengenai resiko bencana (jenis, lokasi, batas, riwayat
kebencanan, tingkat kerusakan, kerugian) dan pencemaran (sumber pencemaran). Untuk
mendeteksi resiko bencana dan pencemaran dilakukan ground check dengan menggunakan GPS
dan wawancara. Peta resiko bencana dan pencemaran skala 1:50.000 digambar dalam bentuk
polygon.

Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-11

6. Identifikasi Potensi Wilayah
Identifikasi Potensi wilayah yang meliputi; Identifikasi jenis dan sumberdaya, Identifikasi
pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil serta Identifikasi potensi pengembangan wilayah.
Beberapa faktor yang diidentifikasi dapat mempengaruhi pengembangan kawasan pulau-pulau
kecil antara lain :
a. Kualitas Sumberdaya Manusia.
Kualitas sumberdaya manusia menjadi penentu percepatan pembangunan sebuah kawasan.
Keterbukaan masyarakat terhadap budaya dan teknologi dari luar daerah serta pemahaman
atas perbedaan menjadi penentu suksesnya pengembangan kawasan. Penguasaan
keterampilan dan tingkat pendidikan masyarakat merupakan salah satu faktor yang menjadi
penentu.
b. Potensi Sumberdaya Alam
Potensi sumberdaya alam merupakan faktor utama. Pengelolaan yang berkelanjutan dan
melibatkan masyarakat setempat menjadi pilar utama pengembangan kawasan yang
memanfaatkan potensi perikanan dan kelautan, jasa lingkungan dan pelayanan. Selain
manfaat langsung berupa produk kelautan dan perikanan, kegiatan perikanan juga dapat
dijadikan salah satu obyek wisata seperti bagaimana turis diajak melihat proses produksi
usaha budidaya kerapu dalam keramba apung, kemudian pembenihan serta pengolahan
hingga siap jual merupakan salah satu contoh atraksi/objek dari potensi yang ada. Mengelola
habitat/ekosistem seperti hutan mangrove, terumbu karang, estuari dan laguna dapat
menjadikan sebuah peluang usaha pelayanan jasa ekosistem dan berpotensi menjadi
atraksi/objek wisata.
c. Pengembangan Ekonomi dan akses Pasar
Kegiatan perekonomian dan pasar merupakan faktor pendorong utama. Pengembangan
ekonomi kawasan tidak terlepas dari terbukanya akses pasar baik lokal, regional ataupun
nasional hingga internasional. Pengembangan produk perlu diikuti dengan trend dan
preferensi pasar. Dengan potensi yang ada, pulau-pulau kecil dapat dikembangkan bukan
hanya dari kegiatan produksi tapi juga dapat dikembangkan wisata minat khusus dengan
segmentasi pasar khusus yang dikemas dengan konsep ramah lingkungan ( eco-tourism).
Lebih lanjut, pengembangan akses pasar di pulau-pulau kecil dapat dilakukan melalui
segmentasi pasar dan target produksi. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga keberlanjutan
sumberdaya.

Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-12

d. Pengembangan aksesibilitas dan konektivitas.
Faktor konektivitas dan aksesibilitas merupakan penopang dan dapat menguatkan jaringan
pasar melalui keterbukaan akses dan informasi. Keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan
melalui penetapan struktur dan sistem jaringan pusat-pusat kegiatan dapat meningkatkan
aksesibilitas dan konektivitas. Prioritasisasi pusat-pusat kegiatan dapat menentukan
aksesiblitas serta konektivitas. Yang terpenting, menghubungkan pusat kegiatan utama
dengan daerah luar pulau-pulau kecil dapat dikembangkan untuk meningkat akses. Waktu
tempuh merupakan indikator utama selain kemudahan pencapaian, sebagai contoh
pengembangan jaringan dan trayek transportasi yang terintegrasi antara darat laut dan
udara dapat membuat waktu tempuh semakin singkat yang pada gilirannya dapat menekan
biaya produksi.
e. Pengembangan infrastruktur.
Dukungan pengembangan infrastruktur di pulau-pulau kecil merupakan faktor yang harus
diperhatikan. Ketersediaan infrastruktur yang memadai akan menjadi faktor pendukung
pengembangan kawasan. Dengan demikian keterbatasan fisik di satu sisi dapat mendorong
investasi, seperti sistem penyediaan air minum, jaringan listrik dan telekomunikasi.
f. Pengurangan resiko dampak perubahan iklim dan bencana alam.
Perubahan lingkungan global menyebabkan perubahan iklim dan semakin tidak menentunya
kejadian bencana alam. Kedua hal tersebut menjadi salah satu isu pengembangan pulau-
pulau kecil dikarenakan kerentanan fisik pulau dapat semakin meningkat.
Penguatan kapasitas masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil serta di perairan
sekitarnya menjadi penentu keberhasilan.
Tingkat adaptasi yang berbeda akan menghasilkan perbedaan dan keunikan bagaimana isu
ini dikelola. Pembangunan softprotection untuk perlindungan pantai dan penataan bangunan
di sepanjang garis pantai dapat mengantisipasi isu bencana di masa yang akan datang.
Proyeksi kenaikan muka air laut akibat dampak perubahan iklim akan membuat sebagian
atraksi/objek harus dikembangkan dengan memperhatikan analisa dampak dan pengurangan
resiko dampak bencana.
7. Penyusunan Dokumen Awal
Penentuan usulan alokasi ruang dilakukan dengan tahapan penyusunan paket sumberdaya.peta
paket sumberdaya secara spasial merupakan kombinasi dari 2 (dua) dataset dasar (baseline dataset)
dan 13 (tiga belas) dataset tematik (thematic dataset) yang diperoleh melalui tumpangsusun (overlay)
peta. Setelah diperoleh peta paket sumberdaya kemudian dilakukan identifikasi nilai-nilai sumberdaya
Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-13

yang merupakan identifikasi karakteristik paket-paket sumberdaya. Peta paket sumberdaya hasil
tumpang susun yang telah dianalisis kesesuaian terhadap kriteria kawasan, zona, sub zona, dan/atau
pemanfaatannnya, kemudian ditentukan usulan alokasi ruangnya, yang meliputi : kawasan, zona, sub
zona, dan/atau pemanfaatannya. Hasil identifikasi potensi wilayah dan peta-peta tematik kemudian
dituangkan ke dalam Dokumen Awal
Dokumen Awal Rencana Zonasi Kab/Kota berisikan tentang : (i) Analisis Data : Analisis Kebijakan,
Kewilayahan, Sosial Ekonomi, Potensi Sumberdaya, Pemanfaatan Sumberdaya, Pemanfaatan
Ruang, Kesesuaian Ruang, dan Daya Dukung, (ii) Matriks Keterkaitan Antar Zona, dan (iii) Draft
Dokumen Awal Rencana Zonasi dan Album Peta.
Adapun isi dokumen awal yang akan disusun meliputi:
(i). Analisis Data, terdiri atas :
a. Analisis Kebijakan
Analisis Kebijakan digunakan untuk melihat kedudukan wilayah perencanaan terhadap
kebijakan rencana tata ruang nasional/provinsi/kab/kota, dan menyesuaikan perencanaan
yang dibuat dengan kebijakan pembangunan daerah, dengan tujuan agar tidak terjadi
tumpang tindih kegiatan. Disamping itu, analisis yang didasarkan pada kebijakan
pembangunan nasional, termasuk kebijakan geopolitik dan pertahanan keamanan.
b. Analisis Kewilayahan
Analisis kewilayahan merupakan analisis untuk melihat kecenderungan perkembangan
kawasan di wilayah perencanaan berdasarkan potensi fisik wilayah dan kondisi ekonomi,
sosial-budaya yang ada. Analisis kewilayahan akan dapat mengeluarkan rekomendasi bagi
skala pengembangan kawasan yang diharapkan dan arahnya.
c. Analisis Sosial Ekonomi dan budaya
Analisis sosial ekonomi dilakukan untuk melihat kondisi sosial ekonomi dan strukturnya di
wilayah perencanaan. Analisis sosial ekonomi menyangkut sebaran dan jumlah penduduk,
interaksi penduduk, budaya & adat istiadat, sejarah sosial dan issuepermasalahan sosial
budaya, sebaran potensi ekonomi, basis ekonomi lokal, keterkaitan ekonomi dan skala
ekonomi (produksi dan pemasaran).
d. Analisis Infrastruktur
Analisis infrastruktur di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil bertujuan untuk mengetahui
sebaran infrastruktur yang ada, sebagai data dasar dalam pengembangan struktur wilayah
dan acuan dalam analisis proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana kelautan dan
perikanan.Kondisi infrastruktur dapat diketahui berdasarkan data sekunder yang telah ada
Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-14

dan observasi langsung di lapangan. Pemetaan dilakukan dengan cara digitalisasi data
sekunder dan ploting lokasi secara langsung di lapangan, meliputi sarana dan prasana
transportasi, air bersih, secara langsung di lapangan. Pemetaan dilakukan dengan cara
digitalisasi data sekunder dan plotting lokasi secara langsung di lapangan, meliputi sarana
dan prasarana transportasi, air bersih, listrik dan energy, sanitasi dan prasarana lainnya.
e. Analisis Ekonomi Wilayah
Analisis ekonomi wilayah bertujuan untuk mengetahui pola distribusi perkembangan wilayah,
pertumbuhan pusat-pusat kegiatan di wilayah kajian, dan komoditi basis wilayah. Analisis
ekonomi wilayah meliputi : Struktur ekonomi dan pergeserannya, sektor basis, dan komoditi
sektor basis.
f. Analisis Daya Dukung Wilayah
Analisis daya dukung (carrying capacity analysis) merupakan suatu alat perencanaan
pembangunan yang memberikan gambaran hubungan antara penduduk, penggunaan lahan
dan lingkungan.Analisis daya dukung dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam
menilai tingkat kemampuan lahan dalam mendukung segala aktifitas manusia yang ada di
wilayah yang bersangkutan.Analisis daya dukung wilayah pesisir meliputi daya dukung fisik
lingkungan (geografi, geo-morfologi, hidrologi, eko-biologis dan hidro-oseanografi) dan daya
dukung sosial, ekonomi, budaya dan politik.
g. Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang
Analisis kesesuaian pemanfaatan ruang merupakan analisis yang melihat pada potensi
wilayah pesisir berdasarkan kriteria-kriteria teknis kegiatan pemanfaatan ruang yang
direncanakan. Analisis ini menggunakan metode overlay peta untuk masing-masing variabel
fisik, sosial, ekonomi dan budaya berdasarkan kriteria kegiatan. Dari hasil analisis ini akan
dihasilkan kesesuaian lahan pemanfaatan ruang dalam bentuk peta kesesuaian pemanfaatan
ruang, yang antara lain akan meliputi kesesuaian pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung
(konservasi), kawasan pemanfaatan umum, zona alur dan kawasan strategis.
(ii). Matrik Keterkaitan Antar Zona
Matrik keterkaitan antar zona menguraikan hubungan antar zona/sub zona dalam suatu wilayah
perencanan untuk melihat harmonisasi antar zona/sub zona. Matrik ini berisi susunan aktifitas/nilai
untuk tujuan komersial, industrial, lingkungan, tempat tinggal, dan tempat rekreasi umum dan
berfungsi untuk menjelaskan susunan aktifitas yang dapat diterapkan di dalam masing-masing
peruntukan zona/sub-zona. Contoh matriks kesesuaian aktifitas/pemanfataan.

Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-15

(iii) Draft Dokumen Awal Rencana Zonasi
Draft dokumen awal RZWP-3-K Kab/Kota terutama memuat jenis kawasan, zona dan sub zona yang
diusulkan untuk dijadikan sokumen awal rencana zonasi. Adapun pembagian masing-masing
kawasan, zona/sub zona dapat dilihat pada tabel berikut.

8. Konsultasi Publik I (Pembahasan Laporan)
Konsultasi publik pertama bertujuan untuk memberitahukan hasil-hasil penyusunan rencana zonasi
pada tahap awal yaitu hasil pengumpulan data, survei lapangan (identifikasi data dan informasi dan
penyusunan paket sumberdaya) sampai mengidentifikasi potensi wilayah (nilai sumberdaya dan isu
permasalahan) dan dimaksudkan untuk menjaring masukan dan perbaikan data maupun informasi
mengenai draft rencana zonasi yang telah disusununtuk mendapatkan kesepakatan awal.

9. Penyusunan Draft Laporan Akhir (Dokumen Antara)
Draft laporan akhir merupakan laporan antara yang telah diperbaiki berdasarkan masukan dan
informasi yang diperoleh dari berbagai pemangku kepentingan di daerah atas wilayah pesisir, laut dan
pulau-pulau kecil di wilayahnya. Sehingga dalam tahap ini dapat saja dilakukan pengumpulan data
kembali dan proses pengolahan data kembali jika memang dibutuhkan untuk menginformasikan
tematik atau kondisi lapangan yang belum terangkum didalam laporan pendahuluan. Dalam tahap ini
pula dilakukan penajaman analisis dan pendetailan rencana zonasi. Pendetailan rencana zonasi
diantaranya dapat berupa aturan pengambilan keputusan untuk menetapkan zona, penetapan tujuan
penggunaan zona, dan rekomendasi kegiatan yang sesuai di setiap zona dan sub zona.

10. Konsultasi Publik II (Pembahasan Laporan)
Konsultasi publik pada tahap ini dilakukan dengan maksud untuk memverifikasi atau memastikan
kembali bahwa data dan informasi tematis yang menjadi masukan publik pada tahap konsultasi
sebelumnya telah dirangkum dengan baik dan benar dalam draft rencana zonasi yang disusunserta
menilai kelayakan/kesesuaian pemanfaatan (analisis kemampuan paket sumberdaya), penetapan
tujuan dan strategi pengembangan paket sumberdaya, menetapkan struktur dan pola ruang serta
arahanpemanfaatan dan memeriksa konsistensi draft dengan RTRW (harmonisasi dengan RTRW)
dan aturan-aturan lainnya, sehingga draft rencana zonasi dapat disepakati oleh semua pemangku
kepentingan daerah.


Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-16

11. Penyusunan Laporan Akhir (Dokumen Final)
Dokumen final berisi arahan pemanfaatan zona dan rekomendasi terhadap RTRW>Penyusunan
arahan pemanfaatan zona merupakan hasil akhir dari serangkaian proses analisis pemanfaatan ruang
sampai dengan penyerasian, penyelarasan, dan penyeimbangan RZWP-3-K dengan RTRW maupun
kebijakan daerah yang lain yaitu dengan melalui penetapan kawasan, zona, dan sub zona. Penentuan
arahan pemanfaatan kawasan, zona, sub zona dan arahan pemanfaatannya merupakan hasil yang
telah dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Stakeholder terkait melalui konsultasi publik kedua.
Setelah diperoleh komentar yang relevan dari para Stakeholder, maka dilanjutkan dengan
penyusunan pernyataan zona yang terdiri dari arahan pemanfaatan zona serta nilai-nilai utama dari
zona tersebut.Dalam pernyataan zona harus disebutkan mengenai prioritas utama pembangunan dan
isu-isu perencanaan strategis untuk 5 tahun kedepan serta kebutuhan pengendalian ruangnya.Maka,
draft dokumen final RZWP-3-K ini terdiri dari pernyataan zona dan arahan peraturan zonasi

Mengenai Kerangka Pikir yang digunakan dalam pekerjaan ini dapat dilihat pada bagan berikut :













Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-17

POLA PIKIR DIBUAT SESUAI DENGAN Metodologi (Flow Chart)











PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA

ANALISIS DAN PENYIAPAN KONSEP


OUTPUT
UMPAN
BALIK
LAPORAN PENDAHULUAN (Bulan 0-1) LAPORAN KEMAJUAN (Bulan 2-4)

LAPORAN AKHIR (Bulan 5)

KEGIATAN PENGUMPULAN DATA, ANALISIS, DAN PENYIAPAN KONSEP
PERMASALAHAN
Masih deperlukannya
pengelolaan dan
pengembangan
KAWASAN MELALUI
PENDEKATAN ZONASI
P2K

PENGUMPULAN DATA
Informasi terkini kondisi secara
alami di lokasi/ Kabupaten
Sukabumi
PENGUMPULAN DATA
Biofisika (Kondisi Biologi KP2K,
Kondisi Fisik Kawasan yang
berkaitan dengan Rencana
Zonasi Kab. Sukabumi
PENGUMPULAN DATA
Sosial Ekonomi di lokasi
kegiatan / Kab Sukabumi
PENGUMPULAN DATA
Kelembagaan (Kondisi
kelembagaan dalam dalam
manajemen potensi yang ada,
PENGUMPULAN DATA
Daya Dukung Lainnya
(Kondisi alam dan
sekitarnya, Lingkungan,
Infrastruktur, Sarpras,
Melalui Rencana Zonasi
Kab. Sukabumi)
STANDARISASI DAN NSPM
(Yang biasa dilakukan dan
yang sudah legal dengan
dukungan kebijakan serta
aturan pengelolaan Zonasi
Kawasan)
UMPAN
BALIK
PENYUSUNAN INFORMASI
REGIONAL POTENSI DAN
MASALAH
-Kebijaksanaan nasional dan
regional
-Aspek kependudukan
-Aspek perekonomian
-Aspek SDA
-Aspek fasilitias pelayanan dan
prasarana
PENYUSUNAN INFORMASI LOKAL
POTENSI DAN MASALAH
-Aspek Kependudukan
-Aspek Perekonomian
-Aspek Fisik Dasar
-Aspek tata guna lahan
-Aspek Pelayanan & Prasarana
-Aspek administrasi/Pengelolan
Pembangunan

KONSULTASI
PUBLIK 1

KONSULTASI
PUBLIK 2

ANALISIS REGIONAL
-Kemampuan tumbuh & berkembangnya
Kabupaten
-Kependudukan Kabupaten dalam
keseimbangan perkembangan dengan
wilayah sekitarnya
-Perkembangan sektor-sektor kegiatan
Kabupaten & pengaruhnya
ANALISIS LOKAL
-Kependudukan
-Perekonomian
-Bentuk & struktur
Kabupaten
-Keadaan fasilitias &
prasarana
ANALISIS
1. Analisis Kebijakan
2. Analisis Kewilayahan
3. Analisis Sosial Ekonomi dan Budaya
4. Analisis Infrastruktur
5. Analisis Ekonomi Wilayah
6. Analisis Daya Dukung Wilayah
7. Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang


KONSEP PENGEMBANGAN
Rencana Zonasi Pesisir Kab.
Sukabumi
1.Struktur dan Pola
Pengembangan
2.Rencana Pengelolaan Zonasi
3.Rencana Sistem Prasarana
4.Sistem Tata Guna Peruntukan
ARAHAN dan Strategi Rencana
Zonasi Kawasan Pesisir Kab.
Sukabumi
Narasumber,
Pakar, dan
Stakeholder
DISKUSI/FGD
RENCANA ZONASI
KABUPATEN
SUKABUMI
Rancangan Perda
RZWP3K
Kab. Sukabumi
PERSIAPAN
- Mobilisasi Personil
- Pemahaman KAK
- Survei Awal Intensional /
Inventarisasi data dan
informasi
- Penyiapan Pelaporan
Penyiapan Survey Lapangan

Kerangka Pemikiran Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Kabupaten Sukabumi
Peker j aan Penyusunan Re ncana Zonas i Wi l ayah Pes i s i r
Dan Pul au- Pul au Keci l ( WP3K) Kabupat en Sukabumi |PT. Aria Graha
USULAN TEKNIS

Page 5-18

Anda mungkin juga menyukai