Kasus fatal sering terjadi terutamanya pada pasien yang berusia lebih dari 60 tahun (18%) dan pasien yang tidak mendapat vaksinasi (22%). Kematian sering diakibatkan oleh adanya produksi katekolamin yang berlebihan dan adanya efek langsung tetanospasmin atau tetanolisin pada miokardium. Obstruksi jalan napas Pasien tetanus sering merasa nyeri hebat waktu mengalami kejang (spasme) hingga terjadinya laringospasme (spasme pita suara) hingga menyebabkan obstruksi dan gangguan pada jalan napas
Fraktur Fraktur pada tulang vertebra atau tulang panjang bisa terjadi karena kontraksi yang berlebih atau kejang yang kuat. Hiperaktifitas sistem saraf otonomik Efek samping yang terjadi pada keadaan ini adalah dengan meningkatnya tekanan darah (hipertensi) dan denyut jantung yang tidak normal. Infeksi nosokomial Infeksi nosokomial sering terjadi karena perawatan di rumah sakit yang lama. Infeksi sekunder Infeksi sekunder dapat berupa sepsis akibat pemasangan kateter, hospital-acquired pneumonias dan ulkus dekubitus. Hypoxic injury, aspirasi pneumonia dan emboli paru Emboli paru adalah masalah yang sering ditemukan pada pasien lanjut usia dan pasien dengan penggunaan obat-obatan. Aspirasi pneumonia adalah komplikasi lanjut pada tetanus dan sering ditemukan pada 50 -70% pasien yang diotopsi. Ileus paralitik, luka akibat tekanan, retensi urin dan konstipasi Malnutrisi dan stress ulcers Koma Neuropati Kelainan psikis Kontraktur otot Dislokasi sendi glenohumeral dan temporomandibular PROGNOSIS Prognosis tergantung: Interval Inkubasi yang pendek Onset kejang yang dini (early onset) usia gizi yang buruk penanganan terhadap komplikasi Penanganan yang lambat Apabila terdapat lesi di kepala dan muka yang terkontaminasi Tetanus neonatorum
Berdasarkan 5 kriteria menurut Patel dan Joag, dibuat 5 tingkatan yaitu: Tingkat 1 (ringan): minimal 1 kriteria (K1 atau K2), mortalitas 0% Tingkat 2 (sedang): minimal 2 kriteria (K1atau K2) dengan masa inkubasi > 7 hari dan awitan > 2 hari, mortalitas 10% Tingkat 3 (berat): minimal 3 kriteria (K1atau K2) dengan masa inkubasi < 7 hari dan awitan < 2 hari, mortalitas 32% Tingkat 4 (sangat berat): minimal 4 kriteria, mortalitas 60% Tingkat 5: minimal 5 kriteria termasuk tetanus neonatorum maupun puerperium, mortalitas 80%.