Anda di halaman 1dari 4

NEURO

Kerja Klinik
Kerja klinik ini fokus pada pemeriksaan kesadaran. Kesadaran dapat dinilai secara:
Kualitatif co/ kompos mentis, somnolen
Kuantitatif GCS
Kerja klinik di neuro ini focus pada pemeriksaan GCS.
Kesadaran fungsi RAS dan korteks cerebri bilateral harus baik
Komponen GCS meliputi ee, mo!ement dan !erbal
"e
# $ bisa buka mata spontan dan bisa mempertahankan supaa matana tetap terjaga, co/orang baru bangun
tidur meskipun harus dibangunkan dengan !oice at% sentuhan tapi orang tsb akan ttp bisa mempertahankan
matana terbuka jadi nilai ee&na # bukan '
' $ bisa buka mata dengan !oice, co/ bisa buka mata tpi abis itu matana nutup lagi berarti nilai ee&na '
karena g bs mempertahankan matana terbuka
( $ bisa buka mata dengan rangsang neri
) $ g bisa buka mata %alau dg rangsang neri
*o!ement
+ $ bisa melakukan gerakan sesuai perintah
, $ respon terlokalisasi terhadap rangsang neri. -ntuk nilai adana gerakan g terlokalisasi at% g
sebaikna rangsang neri diberikan di daerah supraorbita karena klo kasih rangsang neri di daerah sternum
itu susah nentuin gerakanna itu terlokalisasi at% g. Klo rangsang neri dikasih di daerah supraorbita jelas
gerakan pasien terlokalisasi at% tidak. Klo terlokalisasi, tangan pasien akan sampai di daerah suparorbita,
klo tidak terlokalisasi tangan pasien g bisa mencapai supraorbita.
# $ gerakan menghindar .tidak terlokalisasi/ terhadap rangsang neri
' $ respon dari pasien terhadap rangsangan berupa fleksi abnormal / fleksi disertai aduksi bahu .dekortikasi/
( $ respon dari pasien terhadap rangsangan berupa ekstensi .deserebrasi/
) $ tidak ada gerakan ang terlihat dari pasien %alaupun dengan rangsangan ang cukup kuat
0ada pasien tetraparesis, bukan berarti nilai *&na itu ). 0ada pasien ini masih mungkin nilai *&na +, cara
nilaina adalah dengan menilai gerakan motorik lain, misalna suruh buka tutup mata, prinsipna jgn suruh
pasien gerakin anggota badan ang memang ada paresis. Karena pada prinsipna pemeriksaan GCS komponen
motorik itu merupakan pemeriksaan ang menilai base motorik jadi tidak harus memeriksa di ekstremitas tetapi
bisa juga di daerah lain.
1erbal
, $ pasien mampu menja%ab dg benar pertanaan dari pemeriksa dg orientasi %aktu, tempat dan orang baik
# $ ja%aban pasien kacau terhadap pertanaan .masih bisa menebut ) kalimat atau lebih/
' $ pasien tidak menanggapi pembicaraan pemeriksa, atau hana mengucapkan dalam bentuk kata, atau
hana mengeluarkan kata jika diberi rangasang neri, co/saat diberi rangsang neri pasien hana
mengucapkan kata 2aduh2
( $ pasien hana merintih/ mengerang jika diberi rangsang neri
) $ tidak ada suara dari pasien terhadap respon rangsangan ang diberikan
0ada pasien dengan trakheostomi dan afasia global, komponen !erbal ini tidak dapat dinilai jadi skor GCS&na
tidak dapat dijumlahkan. 3adi jika ada pasien seperti in itulis skor komponen ee dan mo!ement&na dan
komponen !erbalna ditulis trakheostomi .jika pasien dg trakheostomi/ atau ditulis afasia .jika pasien memiliki
afasia/.
Diskusi
Kasus seorang perempuan +4 thn tiba( jatuh saat sedang menapu halaman dan tidak sadar
Keluhan utama penurunan kesadaran
0enebab penurunan kesadaran:
Stroke bisa iskemi atau hemoragik
5ipertensi
*etabolic asidosis, hipo/hiperglikemi, hipokalemi, hiponatremi
6rauma
7nfeksi meningitis, ensefalitis, abses
"pileps
0engaruh obat opiat atau obat( depresan
7ntoksikasi
8ari data, pasien menunjukkan gejala dan tanda peningkatan tekanan intracranial .muntah proektil, pupil
anisokor/, penebab peningkatan tekanan intracranial ang mungkin:
Stroke
6rauma
7nfeksi
0asien juga memiliki ri%aat hipertendi juga memiliki keluhan 8*
8ari data, hasil ang didapat:
Suhu afebril dugaan infeksi disingkirkan
Gejala dan tanda trauma .&/ dugaan trauma disingkirkan
6erdapat hemiparesis kiri, refleks fisiologis meningkat dan refles babinsk .9/ di sisi kiri
C6&scan kepala gambaran hiperdensi disertai perifokal edema dan midline shift ke kiri
Kemungkinan diagnosis stroke akibat perdarahan intracerebral
Rencana terapi
Cek A:C terlebih dahulu kasih oksigenisasi
*enurunkan tekanan intracranial dengan pemberian diuretic manitol. Sebelum pemberian manitol, dilakukan
pemeriksaan osmolaritas dulu pada pasien. 5al ini disebabkan manitol bersifat hiperosmolar sehingga jika
pasien sudah mengalami hiperosmolar jangan diberikan manitol. *enghitung osmolaritas itu melalui
penghitungan dari gula darah, :-; .blood urea nitrogen/ dan elektrolit. Selain itu pasien juga ditidurkan
dengan posisi kepala ditinggikan '<
<
.
6ata laksana hipertensi pada stroke akut, prinsipna penurunan tekanan darah harus dilakukan secara
perlahan&lahan karena jika tekanan darah dilakukan terlalu cepat maka akan mengganggu proses autoregulasi
dari otak .peningkatan tekanan darah ini sebenerna merupakan mekanisme kompensasi dari tubuh dengan
adana perdarahan intracerebral ini/. 0enurunan tekanan darah pada pasien stroke akut adalam maksimal (<=
dari *A0 .mean arterial pressure/.
*A0 $
0ada stroke hemoragik tekanan darah boleh diturunkan jika *A0 > )'<
0ada stroke iskemik tekanan darah boleh diturunkan jika *A0 > )#<.
0ada pasien ini, obat antihipertensi ang dapat diberikan adalah diltia?em intra!ena.
*emasang 71&line untuk jalur memasukkan obat
*emasang kateter .karena pasien tidak sadar/
*emasang ;G6 pada pasien stroke akut, terkadang terjadi stress ulcer .karena kadar kortisol ang meningkat
sebagai akibat adana injur/ sehingga pasien bisa mengalami hematemesis. Sebagai jalur masuk makanan,
maka dipasanglah ;G6
6erapi gi?i:
:atasi asupan cairan
3ika ingin memberikan cairan, berikanlah cairan ang sifatna isotonic, seperti ;aCl. 3angan memberikan
pasien cairan de@trose ,= karena cairan ini bersifat hipertonik sehingga dapat memperburuk kondisi edema
cerebri ang sudah terjadi pada pasien
6irah baring, dengan memperhatikan hal&hal berikut:
*iring kanan dan miring kiri secara bergantian untuk mencegah ulkus dekubitus, kontraktur dan penumonia
0rinsipna, jika ada pasien hal&hal ang harus dilakukan :
)/ Cek A:C
a/ A: tidak ada suara napas tambahan
b/ :: pengembangan dada simetris atau tidak, apa ada kelainan pada frekuensi dan pola napas. 3ika breathing
tidak adekuat maka berikan oksigenasi
c/ C: salah satu cara pengecekan akni dengan mengukur capillar refill .harus A( detik/
(/ 0emeriksaan umum tanda !ital, 0B sistematik dari kepala&ekstremitas
'/ 0emeriksaan neurologi, mencakup:
a/ GCS perintahkan pasien untuk melakukan suatu hal ang perlu sedikit berpikir .misalna, C0ak, coba pegang
telingan kiri :apak dengan tangan kanan :apak a2/. :ila pasien tidak dapat merespon terhadap rangsang
suara, berikan rangsang neri .misalna chest rub/
b/ Saraf cranial
;er!us Kranial 0asien Sadar 0asien 6idak Sadar
7 $ olfaktorius -ntuk uji fungsi ner!us tanpa merangsang
mukosa, gunakan suatu ?at ang tidak
6idak dapat dirangsang
merangsang mukosa .ang merangsang akni
ammonia, mentol, cuka, dan alcohol/, misalna
merica, kopi, rokok, teh
77 $ optikus Cek refle@ pupil langsung dan tak langsung Cek refle@ pupil langsung dan
tak langsung
777 $
okulomotorius
71 $ troklearis
17 $ abdusen
Cek ikutan gerakan bola mata terhadap
rangsang objek ang bergerak dengan pola
huruf 5
8ollDs ee
1 $ trigeminus Rangsang sentuhan .boleh rangsang ang lain/
pada daerah sekitar mata .ner!us 1.)ner!us
1 cabang )/, daerah pipi .ner!us 1.(/, dan
daerah dagu .neru!us 1.'/
3angan melakukan tes refleks kornea pada
pasien sadar.
Cek refle@ kornea dengan
ujung kapas tipis .positif bila
pasien mengedip atau
memejamkan mata dan
menghindar/
177 $ fasialis Cek muskulus frontalis, orbicularis oculi,
businator, orbicularis oris .ingat KK8 0B
neuro mengernitkan dahi, memejamkan
mata, senum, menggembungkan pipi/
0ada pemeriksaan refle@
kornea .ner!us 1/, bila pasien
mengedipkan mata untuk
menghindar, maka ner!us 177
masih baik
1777 $
!estibulokoklear
8engan alat garpu tala .uji penala/.
8engan mendengarkan detak jarum jam
arloji/gesekan ujung&ujung jari dan
memperhatikan kesamaan keras buni.
-ji&uji keseimbangan .mirip dengan ajaran
KK8/
-ji refle@ okulo!estibular
dengan tes kalori .dengan
memberikan cairan dengan
beda suhu )< derajat Celcius
ke dalam liang telinga, dan
memperhatikan nistagmus
ang terjadi/
7E $
glosofaringeus
E $ !agus
0asien diminta membuka mulut, kemudian
diperintahakan untuk menebut huruf A
panjang, selagi itu, pemeriksa melihat
kesimetrisan arkus faring, letak dan
kesimetrisan gerakan u!ula.
Cek refle@ muntah .masukkan
spatel ke mulut, sentuhkan
faring posterior/, selagi itu,
lihat kesimetrisan gerakan
arkus faring naik saat pasien
muntah.
E7 $ aksesorius Kata dokterna ga perlu dicek karena nucleus
sarafna terletak di upper cer!ical spinal cord
.bukan di batang otak/
Kata dokterna ga perlu dicek,
tidak dapat dicek pada orang
dengan kehilangan kesadaran
E77 $
hipoglosus
0asien diperintahkan untuk menjulurkan lidah,
dokter melihat kesimetrisan lidah .kalau ada
kerusakan pada satu sisi, lidah akan berde!iasi
ke arah ipsilateral lesi/
0asien diperintahkan untuk menarik lidah ke
dalam mulut, dokter melihat kesimetrisan lidah
.kalau ada kerusakan pada satu sisi, lidah akan
berde!iasi kea rah kontralateral lesi/
Ada atrofi .pada kasus ang
sudah kronik/ dan fasikulasi
c/ 6anda rangsang meningeal
0ada pemeriksaan ini harus diperhatikan kontraindikasi pemeriksaan, akni pasien dengan cedera ser!ikal.
6anda&tanda ang mungkin ada pada cedera ser!ikal .harus diperhatikan sebelum mengecek tanda meningeal/:
a. Adana jejas di daerah ser!ikal
b. Adana fraktur dekat sekitar kla!ikula .cara cek: susuri dengan palpasi tangan tulang kla!ikula, kalau ada
ang terasa tidak nambung, berarti kemungkinan ada fraktur kla!ikula/
d/ *otorik
0emeriksaan fungsi motorik sama seperti ang diajarkan pada saat KK8. :oleh dari distal ke proksimal atau
proksimal ke distal. 3angan lupa untuk memfiksasi daerah ang proksimal .kalau diperiksana dari distal/.
:andingkan kanan dan kiri. *isalna periksa daerah pergelangan tangan kanan, setelah itu periksa ang kiri
dulu, baru lanjut ke periksa bagian siku kanan, lalu kiri, dan seterusna. Skala kekuatan motorik adalah <&,.
- <: tidak ada gerakan ataupun kontraksi
- ): tidak ada gerakan tetapi ada kontraksi
- (: ada gerakan tapi tidak bisa mela%an gra!itasi .hori?ontal/
- ': ada gerakan, bisa mela%an gra!itasi, tetapi tidak bisa mela%an tahanan ang diberikan
- #: ada gerakan, bisa mela%an gra!itasi, dan hana bisa mela%an tahanan ringan
- ,: ada gerakan, bisa mela%an gra!itasi, dan hana bisa mela%an tahanan kuat
e/ Sensorik .neri, raba, suhu, propioseptif/ sebenerna ini tidak dapat dilakukan pada pasien dg penurunan
kesadaran, tapi ini dilampirkan b%t ngingetin aja klo pemeriksaan ini penting dilakukan untuk lengkapin status
neurologis
a. 5afalkan landmark&landmark pembagian dermatom, misalna papilla mamae pada 6#, umbilicus pada 6)<,
lipat paha F), lutut F', maleolus medial pada S).
b. Cek konfirmasi dengan perabaan sesuai dermatom, dan suruh pasien untuk menilai keras lembutna
rangsangan, minta pasien untuk membandingkan mana ang lebih terasa.
c. 6es propioseptif .orang normal dapat membedakan de!iasi paling kecil )< derajat/
f/ Cek refle@ patologis :abinski dan :abinski Group .Gppenheim, Gordon, Schafer, Gonda, Chaddock/. 5asil
positif pada babinski group akan didapatkan seperti hasil positif pada refleks babinski .jempol terangkat, # jari
sisana meregang/
a. Gppenheim : mengurut dengan kuat tibia dan otot tibialis anterior. Arah mengurut ke ba%ah/
b. Gordon : memencet .mencubit/ otot betis
c. Schafer : memencet .mencubit/ tendon Achilles
d. Gonda : memencet .menekan/ satu jari kaki .biasana jari tengah/ dan kemudian melepaskanna secara
tiba(
e. Chaddock: rangsang diberikan dnegan jalan menggoreskan bagian lateral maleolus
#/ 0emeriksaan lain ang menunjang untuk mengetahui penebab penurunan kesadaran, contoh:
a/ 0emeriksaan gula darah
b/ Analisis gas darah
c/ "lektrolit
d/ "KG
e/ -reum dan kreatinin
*emasang 71&line dan kateter

Anda mungkin juga menyukai