Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara etimologis, teknologi berasal dari kata "techne" yang berarti suatu rangkaian
yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek atau prinsip-prinsip atau metode dan seni.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 1158), definisi dari teknologi adalah :
1. Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis ilmu pengetahuan terapan,
2. Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang- barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Jadi, yang dimaksud dengan Teknologi adalah suatu benda atau objek yang
diciptakkan oleh manusia yang bisa bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia.
Teknologi yang diciptakkan oleh manusia pada mulanya hanya sebuah alat-alat
sederhana namun besar akan manfaatnya. Dengan inovatif nya manusia membuat
teknologi sangat cepat berkembang.
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban
Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia.
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan
teknologi komunikasi dan teknologi informasi modern tersebut membuat banyak orang
lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat, tanpa diiringi sikap kritis
terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang diakibatkannya.
(Ahmad Y. Samantho.2004).
Peradaban Barat modern saat ini memang memperlihatkan kemajuan dan kebaikan
kesejahteraan material yang seolah menjanjikan kebahagian hidup bagi umat manusia.
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya adalah
negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara ekonomi dan
juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan sains teknologi.
Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut buta
kepentingan negara negara Bara Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan
kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu
adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai
penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu
2

yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong
manusia untuk berkembang lebih maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari
bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan
digali dalam Al-quran, sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan
mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80 yg artinya
Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna memelihara diri
dalam peperanganmu. Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk
berbuat sesuatu dengan sarana teknologi. Sehingga tidak mengherankan jika abad ke-7 M
telah banyak lahir pemikir Islam yang tangguh produktif dan inovatif dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi sangat disayangkan bahwa
kemajuan-kemajuan itu tidak sempat ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya sehingga
tanpa sadar umat Islam akhirnya melepaskan kepeloporannya. Lalu bangsa Barat dengan
mudah mengambil dan mentransfer ilmu dan teknologi yang dimiliki dunia Islam dan
dengan mudah pula mereka membelenggu para pemikir Islam sehingga sampai saat ini
bangsa Baratlah yang menjadi pelopor dan pengendali ilmu pengetahuan dan teknologi.t.
Mereka menyerap begitu saja nilai nilai, ideologi dan budaya materialis (matre) dan
sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan melalui kemajuan teknologi informasi dan media
komunikasi Barat. Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada
sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.
Dari latar belakang inilah, penulis mencoba membahas mengenai perkembangan
teknologi komunikasi berdasarkan perspektif islam baik membahas manfaat maupun
mudharat yang ditimbulkan akibat perkembangan teknologi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah dari
pembahasan makalah ini adalah :
a. Bagaimana Perkembangan teknologi komunikasi yang terjadi ?
b. Bagaimanakah pandangan dan tantangan islam dalam menghadapi perkembangan
teknologi komunikasi ?
c. Apakah bukti dari gambaran akan kehadiran teknoloogi komunikasi berdasarkan
riwayat hadits ?
d. Apakah dampak yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi komunikasi ?

3

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
a. Mengetahui perkembangan teknologi komunikasi dari waktu ke waktu.
b. Memaknai pandangan dan tantangan islam dalam menghadapi perkembangan
teknologi komunikasi
c. Mengetahui bukti dari gambaran akan kehadiran teknologi komunikasi
berdasarkan riwayat hadits.
d. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi komunikasi.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan
mengenai sudut pandang islam terhadap perkembangan teknologi di era globalisasi
terutama perkembangan teknologi komunikasi.

1.5 Metode Penyusunan
Dalam menyelesaikan makalah ini, langkah-langkah penyusunan yang dilakukan
hanya studi pustaka dengan mencari referensi serta dasar teori yang berhubungan dengan
tema makalah yang dibuat melalui buku dan berbagai sumber dari media elektronik.
Karena bahasan makalah lebih tertuju pada teoritis, metode penyusunan hanya studi
pustaka saja.




4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Teknologi Komunikasi
Komunikasi saat ini telah mencapai generasi baru dimana manusia dapat saling
berkomunikasi dengan satu sama lain dimana saja dan kapan saja. Hal ini tentu saja tidak
muncul begitu saja. Pemicu dari semua ini adalah perkembangan teknologi komunikasi
yang semakin harinya berkembang dengan semakin cepat. Teknologi komunikasi saat ini
telah berubah drastis dibandingkan dengan teknologi komunikasi yang kita gunakan pada
masa lampau. Bila dahulu kita hanya memiliki surat dan telepon sebagai pilihan lain
dalam komunikasi (selain bicara tatap muka), saat ini kita memiliki banyak pilihan dalam
berkomunikasi. Sebut saja, email, sms, IM, video conference, dan banyak lagi.
2.1.1 Teori Komunikasi Islam
Komunikasi Islam merupakan bentuk frasa dan pemikiran yang baru muncul
dalam penelitian akademik sekitar tiga dekade belakangan ini. Munculnya pemikiran
dan aktivisme komunikasi Islam didasarkan pada kegagalan falsafah, paradigma dan
pelaksanaan komunikasi Barat yang lebih mengoptimalkan nilai-nilai pragmatis,
materialistis serta penggunaan media secara kapitalis. Kegagalan tersebut
menimbulkan implikasi negatif terutama terhadap komunitas Muslim di seluruh
penjuru dunia akibat perbedaan agama, budaya dan gaya hidup dari negara-negara
(Barat) yang menjadi produsen ilmu tersebut.
Ilmu komunikasi Islam yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini terutama
menyangkut teori dan prinsip-prinsip komunikasi Islam, serta pendekatan Islam
tentang komunikasi. Titik penting munculnya aktivisme dan pemikiran mengenai
komunikasi Islam ditandai dengan terbitnya jurnal Media, Culture and Society
pada bulan Januari 1993 di London. Ini semakin menunjukkan jati diri komunikasi
Islam yang tengah mendapat perhatian dan sorotan masyarakat tidak saja di belahan
negara berpenduduk Muslim tetapi juga di negara-negara Barat. Isu-isu yang
dikembangkan dalam jurnal tersebut menyangkut Islam dan komunikasi yang
meliputi perspektif Islam terhadap media, pemanfaatan media massa pada era
pascamodern, kedudukan dan perjalanan media massa di negara Muslim serta
perspektif politik terhadap Islam dan komunikasi.
5

Komunikasi Islam berfokus pada teori-teori komunikasi yang dikembangkan oleh
para pemikir Muslim. Tujuan akhirnya adalah menjadikan komunikasi Islam sebagai
komunikasi alternatif, terutama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
yang bersesuaian dengan fitrah penciptaan manusia. Kesesuaian nilai-nilai
komunikasi dengan dimensi penciptaan fitrah kemanusiaan itu memberi manfaat
terhadap kesejahteraan manusia sejagat. Sehingga dalam perspektif ini, komunikasi
Islam merupakan proses penyampaian atau tukar menukar informasi yang
menggunakan prinsip dan kaedah komunikasi dalam Alquran. Komunikasi Islam
dengan demikian dapat didefenisikan sebagai proses penyampaian nilai-nilai Islam
dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan prinsip-prinsip
komunikasi yang sesuai dengan Alquran dan Hadits.
Dalam Islam, prinsip informasi bukan merupakan hak eksklusif dan bahan
komoditi yang bersifat value-free, tetapi ia memiliki norma-norma, etika dan moral
imperatif yang bertujuan sebagai service membangun kualitas manusia secara
paripurna. Jadi Islam meletakkan inspirasi tauhid sebagai parameter pengembangan
teori komunikasi dan informasi. Alquran menyediakan seperangkat aturan dalam
prinsip dan tata berkomunikasi.
Dalam masalah ketelitian menerima informasi, Alquran misalnya memerintahkan
untuk melakukan check and recheck terhadap informasi yang diterima. Dalam surah
al-Hujurat ayat 6 dikatakan: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

2.2 Pandangan dan Tantangan Islam Dalam Menghadapi Perkembangan Teknologi
Komunikasi
Sebagai agama yang menyempurnakan agama agama sebelumnya islam tentu telah
mengajarkan manusia agar mampu mengembangakan alam ini sehingga menghasilkan
kemudahan bagi mahulknya khusunya manusia sebagai satu-satunya mahluk yang
dianugrahi akal dan pikiran untuk memberdayakan alam semesta ini.
Berikut pandangan islam terhadap perkembangan teknologi yang tertuang dalam
beberapa ayat al-Quran diantaranya :

6

a. Surat Yunus ayat 101
Artinya : Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-
orang yang tidak beriman. (QS Yunus : 101)
Isi kandungan
Dalam ayat ini Allah menjelaskan perintah Nya kepada rasul Nya agar dia menyuruh
kaumnya untuk memperhatikan dengan mata kepala mereka dan dengan akal budi
mereka segala yang ada di langit dan di bumi. Mereka diperintahkan agar merenungkan
keajaiban langit yang penuh dengan bintang-bintang, matahari dan bulan, keindahan
pergantian malam dan siang, air hujan yang turun ke bumi, menghidupkan bumi yang
mati, menumbuhkan tanam-tanaman, dan pohon-pohonan dengan buah-buahan yang
beraneka warna dan rasa. Hewan-hewan dengan bentuk dan warna yang bermacam-
macam hidup diatas bumi, memberi manfaat yang tidak sedikit kepada manusia.
Demikian pula keadaan bumi itu sendiri yang terdiri dari gurun pasir, lembah yang terjal,
dataran yang luas, samudera yang penuh dengan berbagai ikan yang semuanya itu
terdapat tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah SWT bagi orang-orang yang berfikir
dan yakin kepada penciptanya.
Akan tetapi mereka yang tidak percaya adanya pencipta alam ini, membuat semua
tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah di alam ini tidak akan bermanfaat baginya.
b. Surat Al Baqarah Ayat 164
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan
apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat)
tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS Al
Baqarah : 164)
Isi Kandungan
Dialah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya untuk keperluan manusia.
Sudah seharusnyalah manusia memperhatikan dan merenungkan rahmat Allah yang
7

maha suci itu. Karena dengan begitu, akan bertambah yakinlah ia pada kekuasaan dan
keesaan Nya, akan bertmabha luas pulalah ilmu pengetahuannya mengenai alam ciptaan
Nya dan dapat pula dimanfaatkannya ilmu pengetahuan itu sebagaimana yang
dikehendaki oleh Allah yang maha mengetahui. Hendaklah selalu diperhatikan dan
diselidiki apa yang tersebut dalam ayat ini, yaitu :
1. Bumi yang dihuni manusia dan apa yang tersimpan didalamnya tidak akan pernah
habis baik didarat maupun dilaut.
2. Langit dengan planet dan bintang-bintangnya semua berjalan dan bergerak menurut
tata tertib dan aturan Ilahi. Tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan itu.
3. Pertukaran malam dan siang dan perbedaan panjanng dan pendeknya pada beberapa
negeri karena perbedaan letaknya, kesemuanya itu membawa faedah dan manfaat
yang amat besar bagi manusia.
4. Bahtera berlayar dilautan untuk membawa manusia dari satu negeri ke negeri yang
lain dan untuk membawa barang-barang perniagaan untuk memajukan
perekonomian.
5. Allah SWT menurunkan hujan dari langit sehingga dengan air hujan itu bumi yang
telah mati atau lekang dapat menjadi hidup dan subur, dan segala macam hewan
dapat pula melangsungkan hidupnya.
6. Pengendalian dan pengisaran angin dari suatu tempat ke tempat yang lain adalah
tanda dan bukti bagi kekuasaan Allah dan kebesaran rahmatnya bagi manusia.
7. Demikian pula, harus dipikirkan dan diperhatikan kebesaran nikmat Allah kepada
manusia dengan bertumpuk-tumpuknya awan antara langit dan bumi. Ringkasnya,
semua rahmat yang diciptakan Allah termasuk apa yang tersebut dalam ayat 164 ini
patut dipikirkan dan direnungkan bahkan dibahas dan diteliti untuk meresapkan
keimanan yang mendalam dalam kalbu, dan untuk memajukan ilmu pengetahuan
yang juga membawa kepada pengakuan akan keesaan dan kebesaran Allah.
Secara paradoks, abad informasi adalah upaya untuk meningkatkan pengendalian
manusia atas kehidupan, tapi kenyataannya justru menghasilkan efek terbalik. Bagi dunia
Muslim, revolusi informasi menghadirkan tantangan-tantangan khusus yang harus diatasi
demi kelangsungan hidup fisik maupun budaya umat. Menghadapi teknologi-teknologi
informasi yang baru itu ibarat melintasi sebuah padang ranjau. Kemajuan teknologi di
bidang komunikasi telah mengantarkan alat komunikasi massa dapat menjalankan
fungsinya secara baik. Tetapi di balik itu dalam menjalankan fungsi tersebut sering
8

terjadi pelanggaran terhadap nilai-nilai yang ada. Beberapa tantangan yang dapat
diidentifikasi pada era globalisasi dan informasi bagi perkembangan dan pembangunan
Komunikasi Islam di masa depan adalah sebagai berikut:
Pertama, keberadaan publikasi informasi merupakan sarana efektif dalam
penyebaran isu. Kekuatiran terhadap terjadinya Streotype dan subordinasi komunitas
tertentu menjadi masalah utama dalam era globalisasi informasi ini. Hal ini disebabkan
pada era ini terjadi intercultural dan international communication (komunikasi
internasional dan antarbudaya). Komunikasi antar budaya diartikan sebagai komunikasi
antara manusia yang berbeda budayanya, sedang komunikasi internasional merupakan
proses komunikasi antar bangsa yang secara fisik dipisahkan oleh batas-batas teritorial
negara.
Dua masalah yang dihadapi dalam proses komunikasi seperti ini adalah timbulnya
sikap curiga terhadap ras, budaya dan negara lain. Setiap etnis atau suku bangsa memiliki
latar belakang, perspektif, pandangan hidup, cita-cita dan bahasa yang berbeda, namun
proses komunikasi informasi pada era ini berpretensi menyeragamkan berbagai latar
belakang di atas, sehingga berpotensi menimbulkan ekses chaos dalam dinamika
masyarakat. Komunikasi islam dihadapkan pada pertarungan ideologi dan pemikiran
untuk seterusnya mempengaruhi sekaligus membentuk public opinion tentang Islam dan
Umat Islam, dalam rangka mengcounter isu-isu negatif informasi Barat tentang dunia
Islam.
Kedua, dalam banyak aspek keperkasaan Barat dalam dominasi dan imperialisme
informasi pada era ini menimbulkan sekularisme, kapitalisme, pragmatisme dan
sebagainya. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi konsep bangunan komunikasi Islam di
masa depan untuk mengeleminir seluruh nilai-nilai komunikasi informasi yang
bertentangan dengan nilai luhur Islam.
Ketiga, dari sisi pelaksanaan komunikasi informasi, ekspose persoalan-persoalan
seksualitas, peperangan dan tindakan kriminal lainnya mendatangkan efek yang
berbanding terbalik dengan tujuan komunikasi dan informasi itu sendiri. Masyarakat
dihadapkan pada berbagai informasi yang bertendensi patologis sehingga perilaku
masyarakat juga cenderung sebagaimana dilihat, didengar dan disaksikannya. Amat
disayangkan gencarnya terpaan media massa dalam proses komunikasi memberi banyak
masalah dalam kehidupan Muslim. Di tambah lagi, tayangan-tayangan tertentu media
9

massa oleh sebagian ulama masih diperdebatkan soal halal dan haramnya. Tantangan
komunikasi Islam dalam konteks ini bagaimana menghadirkan isi pesan komunikasi
yang sekuen dengan fungsi komunikasi itu sendiri, yakni to inform, to educate, dan to
entertain. Kesemuan fungsi ini adalah untuk mewujudkan kesamaan makna sehingga
mendorong terciptanya perubahan sikap atau tingkah laku masyarakat Muslim untuk
kepentingan mencapai keselamatan dunia dan akhirat.
Keempat, lemah sumber daya modal maupun kualitas negara-negara Muslim
memaksa masyarakat Muslim mengimport teknologi komunikasi informasi dari dunia
Barat. Bersamaan dengan itu adopsi nilai tidak bisa dihindarkan. Hampir semua negara-
negara Muslim menggantungkan diri dari software maupun hardware dari negara-negara
Barat. Dalam sistem Barat menurut Hamid Mowlana dalam Jurnal Media, Culture &
Society, komunikasi informasi dipandang sebagai komoditi, bukan moral atau etika. Ini
mengakibatkan Barat mengekspor ideologi sekuler yang menjadi inti terwujudnya the
information society dalam era the new global order.3 Tantangan komunikasi Islam pada
era ini adalah mewujudkan komunikasi yang berbasis moral dan etika untuk
kesejahteraan umat manusia, bukan hanya sebagai komoditi kekuasaan.
2.3 Bukti Dari Gambaran Akan Kehadiran Teknoloogi Komunikasi Berdasarkan
Riwayat Hadits
Sebagian dari informasi paling menarik yang diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW
terdapat dalam hadits beliau yang menggambarkan teknologi komunikasi di masa
modern. Salah satu hal yang beliau katakan cukup mencengangkan:
Hari Akhir tak akan tiba sebelum seseorang berbicara dengan gagang
cambuknya.(HR. Tirmizi)
Bila kita lihat hadits ini dengan lebih dekat lagi, kita dapat melihat kebenaran yang
terkandung di dalamnya. Sebagaimana kita maklumi, pada zaman dulu, cambuk dipakai
secara luas untuk menaiki hewan-hewan tunggangan, khususnya onta dan kuda.
Manakala kita telaah hadits ini kita pun melihat bahwa Nabi Muhammad SAW sedang
membuat sebuah perbandingan.
Mari kita tanyakan kepada orang-orang pada zaman sekarang: Benda berbicara apa
yang dapat kita perbandingkan dengan bentuk sebuah cambuk? Jawaban yang paling
mendekati atas pertanyaan ini adalah sebuah telepon genggam atau suatu perangkat
10

komunikasi lainnya yang serupa itu. Bila kita ingat-ingat, perangkat komunikasi
nirkabel, seperti telepon genggam atau telepon satelit, adalah perkembangan yang baru-
baru ini terjadi, maka kita akan paham betapa futuristiknya gambaran Nabi Muhammad
SAW 14 abad yang lalu. Maka, ini adalah satu lagi pemberitahuan akan waktu sebelum
Hari Pengadilan di mana kita hidup di dalamnya.
Teknologi, yang dapat menyampaikan atau memindahkan suara dan gambar dalam
jarak ribuan kilometer dengan begitu gampang dan menakjubkan, menunjukkan
kesamaan yang amat menarik dengan pesan yang disebutkan di dalam hadits.
Dalam riwayat lainnya dari Nabi Muhammad SAW beliau menyoroti perkembangan
teknologi komunikasi:

Tak ada Hari Pengadilan ... hingga seseorang berbicara dengan suaranya sendiri.
(Mukhtashar Tadzkirah karya Qurthubi)
Pesan dalam hadits ini sudah cukup jelas, yakni ia menyatakan bahwa seseorang
mendengar suaranya sendiri merupakan sebuah karakteristik Akhir Zaman. Tentu saja,
bagi seseorang agar dapat mendengar suaranya sendiri, pertama-tama suara itu harus
direkam dan kemudian didengarkan. Teknologi rekaman dan reproduksi suara adalah
produk-produk dari abad ke-20. Perkembangan ini merupakan titik balik dari kemajuan
sains, salah satunya yang memungkinkan lahirnya industri-industri yang bergerak di
bidang komunikasi dan media. Rekaman suara kini sudah mencapai titik puncaknya,
dengan perkembangan-perkembangan mutakhir dalam komputer dan teknologi laser.
Pendeknya, perangkat-perangkat elektronik pada hari ini, seperti mikrofon dan
pengeras suara, telah memungkinkan untuk merekam dan mendengar suara seseorang,
yang menunjukkan bahwa apa yang disebutkan dalam hadits di atas kepada kita telah
menjadi kenyataan. Apa yang dikatakan dalam hadits-hadits yang menggambarkan Akhir
Zaman mengenai teknologi komunikasi tidak terbatas pada hadits yang dikutip di atas
saja. Masih ada tandatanda lain yang sangat menarik dalam hadits-hadits lainnya:
Tanda hari itu: Sebuah tangan akan menjulur dari langit, dan orang-orang akan
menyaksikannya." (Ibnu Hajar Haytsami, Al-Qawl al-Mukhtashar fi Alamat al-Mahdi
al-Muntazhar)
Melalui sarana satelit, segala macam siaran dapat dikirim secara langsung ke tujuan.
Fakta bahwa Nabi Muhammad pernah memprediksikan perihal kemampuan seperti ini
1.400 tahun yang lalu adalah salah satu tanda yang lain.
11

Tanda hari itu adalah sebuah tangan menjulur di langit dan orang-orang pun berhenti
untuk melihatnya. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir az-
Zaman)
Jelaslah bahwa kata tangan dalam hadits di atas merupakan kiasan. Pada zaman
dahulu, sebuah tangan yang dijulurkan dari langit dan orang-orang menyaksikannya,
sebagaimana tersebut dalam hadits tadi barangkali tidak begitu berarti bagi mereka.
Namun bila kita mempertimbangkan teknologi pada hari ini, pernyataan tadi dapat
ditafsirkan dengan sejumlah cara. Misalnya, televisi, yang kini sudah menjadi suatu
bagian yang tak terpisahkan dari dunia ini, dan ia, beserta dengan kamera dan komputer,
dapat menjelaskan dengan sangat baik apa yang digambarkan oleh hadits tadi. Kata
tangan yang disebut dalam hadits itu mungkin saja dipakai untuk mengiaskan
kekuasaan. Bisa dipakai untuk menyebut gambar-gambar yang muncul dari langit dalam
bentuk gelombang, yaitu, televisi.
Beberapa contoh lain yang relevan juga sangat menarik:
Suatu suara yang memanggil namanya dan bahkan orang-orang di timur dan barat
akan mendengarnya. (Ibnu Hajar Haytsami, Al-Qawl al-Mukhtashar fi Alamat al-
Mahdi al-Muntazhar)
Suara ini akan tersebar ke seluruh penjuru dunia, dan setiap suku bangsa akan
mendengarnya dalam bahasa mereka. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-
Mahdi Akhir az-Zaman)
Sebuah suara dari langit yang mana setiap orang akan mendengarnya dalam
bahasa mereka sendiri-sendiri. (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi
Akhir az-Zaman)
Hadits ini menyebutkan sebuah suara yang akan terdengar ke seluruh penjuru dunia
dan dalam bahasa setiap orang masing-masing. Jelaslah, yang dimaksud adalah radio,
televisi, dan metode-metode komunikasi lainnya yang semacam itu. Adalah sebuah
keajaiban bahwa, 1.400 tahun yang lalu, Nabi Muhammad SAW memberi isyarat suatu
perkembangan yang bahkan tak terbayangkan pada seratus tahun yang lalu.
2.4 Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi komunikasi
Dampak sosial dari kemajuan teknologi komunikasi tentu memiliki dampak yang
positif yang biasa digunakan atau dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan. menurut
12

Marwah Daud Ibrahim memandang potensi perubahan sosial yang mendasar yang terjadi
dalam masyarakat sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi
Pertama, dengan kemajuan teknologi komunikasi kemungkinan orang bisa
terbuka dan menerima perubahan yang baik.
Kedua, dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan menumbuhkan
semangat ukuwah Islamiyah dan solidaritas sosial semakin meningkat.
Ketiga, dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan setiap individu
memiliki SDM yang berkualitas.
Dari gejala kemajuan teknologi komunikasi di atas, pendidikan Islam mempunyai
strategi untuk mengantisipasi perkembangan teknologi komunikasi dengan jalan :
Memotivasi kreativitas anak didik dengan nilai nilai Islam sebagai acuan
Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk teknologi komunikasi bagi
kesejahteraan hidup umat manusia.
Menciptakan jariangan yang kuat antara ajaran agama dan teknologi
komunikasi.
Menanamkan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat
manusia melalui kemampuan menginterprestasikan ajaran agama dari sumber-
sumber ajaran yang murni dan kontekstual dengan masa depan kehidupan
manusia.

13

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Islam adalah nilai dan tatanan yang diwahyukan Allah SWT sebagai petunjuk
kehidupan manusia dalam segala aspek. Nilai ketauhidan, ketaqwaan, kemanusiaan dan
kaidah-kaidah Islam lainnya dijadikan sandaran pokok dalam segala aspek perbuatan
manusia. Di dalam Al Quran beberapa kata kunci yang berkaitan dengan kegiatan
komunikasi diantaranya adalah Al Bayan (penjelasan) dan Al-Qawl (perkataan). Kegiatan
komunikasi dalam Islam ditujukan untuk mewujudkan hubungan vertikal antara hamba
dengan Allah SWT dan hubungan horizontal sesama manusia. Hubungan vertikal tersebut
dilakukan dengan amalan ibadah seperti sholat, doa, dzikir dan ibadah lain yang
merupakan upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Komunikasi
horizontal sesama manusia terlaksana dalam praktek muamalah dalam berbagai bidang
seperti sosial, budaya, politik, seni dan lainnya. Muara dari kegiatan komunikasi tersebut
adalah meningkatnya ketaqwaan seseorang dan juga terbentuknya transformasi
masyarakat yang lebih baik dalam naungan prinsip-prinsip ajaran Islam yang rahmatan lil
alamin (membawa rahmat bagi semua).
Hal ini tentu berbeda dengan konsep kegiatan komunikasi dalam perspektif pemikiran
Barat yang memandang komunikasi dari sisi pragmatis, materialistik dan menekankan
pada kapitalisme semata. Pesan dalam kegiatan komunikasi diarahkan pada pencapaian
keuntungan secara materi baik antar individu maupun mengeruk keuntungan melalui
sarana komunikasi massa seperti media cetak maupun elektronik. Aspek moral dan etika
menjadi diabaikan sehingga berbagai produk komunikasi yang dihasilkan seringkali
membawa dampak negatif yang besar. Sebagai contoh adalah banyaknya tampilan
kekerasan terhadap anak, pornografi, fitnah,adu domba, mistik dan pencabulan yang
menghiasi tayangan media massa dan dikonsumsi oleh masyarakat.

3.2 Saran
Upaya mengembangkan paradigma komunikasi Islam tidak berarti harus memusuhi
teori Barat. Dasar teorinya dapat menggunakan teori komunikasi konvensional akan tetapi
kerangka kerja bagi para intelektual muslim adalah menghasilkan perspektif baru yang
dilandasi prinsip-prinsip Islam. Aspek moral dan nilai Islam menjadi landasan kegiatan
komunikasi yang senantiasa bersandar pada AL Quran dan Hadist. Pada dasarnya ilmu
14

komunikasi, pesan, dan teknologi komunikasi adalah alat yang bisa menjadi baik dan
buruk di tangan penggunanya. Oleh karena itu di tangan seorang muslim yang paham
agama, komunikasi bisa menjadi alat yang berguna bagi umat manusia tanpa harus
memberikan dampak buruk.




15

DAFTAR PUSTAKA
anggrek, K. (2011, februari 8). Bukti Islam Benar : Kehadiran Teknologi Abad 21 Sudah
Dibicarakan Nabi Muhammad di Abad 7. Retrieved februari 12, 2014, from Note facebook:
https://www.facebook.com/notes/akhii-full-hikmah/bukti-islam-benar-kehadiran-teknologi-
abad-21-sudah-dibicarakan-nabi-muhammad-di/155433931187331
iskandar, e. (2012, juni 8). Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi
Komunikasi. Retrieved februari 12, 2014, from edwin's blog:
http://edwiniskan.blogspot.com/2012/06/pandangan-islam-terhadap-perkembangan_08.html
ismail, F. (2013, mei 23). perspektif Islam terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi.
Retrieved februari 17, 2014, from tugas kuliah:
http://materikomunikasifirman.blogspot.com/2013/05/perspektif-islam-terhadap-
perkembangan.html
kholisoh, e. (2013, mei 16). Pandangan Islam terhadap Perkembangan Teknologi
Komunikasi dan Teknologi Informasi. Retrieved februari 16, 2014, from aku lize:
http://akulize.blogspot.com/2013/05/pandangan-islam-terhadap-perkembangan.html
Rhyonugros. (n.d.). PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
KOMUNIKASI. Retrieved februari 12, 2014, from catatan kuliah:
http://rhyonugros90.blogspot.com/2012/06/makalah-pandangan-islam-terhadap_09.html
Rosyadi, P. (2012, mei 21). Komunikasi dalam perspektif islam. Retrieved februari 12, 2014,
from komunikasi PR: http://puspitarosyadi.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-
in-x-none-x.html

Anda mungkin juga menyukai