Anda di halaman 1dari 5

HIPERTENSI DAN RESISTENSI INSULIN.

Obat antihipertensi yang ideal pada sindroma metabolic harus dapat menurunkan resistensi insulin dan
tidak memiliki efek samping metabolic yang merugikan.
ACE inhibitor dan ARB dapat memperkecil resistensi insulin melalui efek menghambat sistim rennin
angiotensin.
Menurut JNC-7 hipertensi diklasifikasikan sebagai:
Normo tensi bila tekanan darah sistolik < 120 mmHg dan tekanan darah diastolic < 80 mmHg.
Prehipertensi bila tekanan darah sistolik antara 120 139 mmHg dan tekanan darah diastolic
antara 80 89 mmHg.
Hipertensi stage 1 bila tekanan darah sistolik antara 140 159 mmHg dan tekanan darah
diastolic antara 90 99 mmHg.
Hipertensi stage 2 bila tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan tekanan darah diastolic > 100
mmHg.
Resistensi insulin dadalah suatu respon sub normal terhadap insulin endogen dan eksogen.
Resistensi insulin endogen ditandai oleh tingginya tingginya konsentrasi insulin bila dihubungkan dengan
konsentrasi glukosa normal atau tinggi.
Resistensi insulin eksogen ditandai dengan tingginya kebutuhan insulin eksogen yang dibutuhkan untuk
mengendalikan kadar gula darah.
Pasien yang tak mendapatkan insulin eksogen tanda terjadinya resistensi insulin dapat diketahui dengan
pemeriksaan tes toleransi insulin intravena (tehnik euglycemik insulin clamp).
Tanda terjadinya sindroma metabolic adalah ditemukan secara bersamaan factor resiko metabolic
berupa:
DM tipe II.
Penyakit kardiovaskuler.
Obesitas sentral.
Hiperglikemi.
Dislipidemia.
Hipertensi.



Criteria klinis mengidentifikasi sindroma metabolic:
Menurut international diabetes foundation tahu 2005.
Diadapatkan obesitas sentaral ditambah 2 dari 4 kreteria dibawah ini:
Gula darah puasa > 100 mg/dl.
Hipertrigliseridemia >150 mg/dl.
Kolesterol HDL < 40 mg/dl pada pria dan < 50 mg/dl pada wanita.
Tekanan darah > 130/85 mmHg.
Menurut AACE tahun 2003.
Diagnose tergantung pada penilaian klinis:
Gangguan gula darah puasa ( 100 126 mg/dl ) atau gula darah 2 jam PP ( > 140 mg/dl ).
Tekanan darah > 130/85 mmHg.
Indeks masa tubuh > kg/m2 atau obesitas sentral dimana ingkar pinggang pada pria >
102 cm dan pada wanita 88 cm.
Kolesterol HDL < 40 mg/dl pada pria dan < 50 mg/dl pada wanita.
Factor rsiko lain berupa:
Riwayat keluarga DM tipe II.
Hipertensi dan penyakit kardiovarkuler.
Sindroma ovarium polikistik.
Usia lanjut.
Kurang aktifitas fisik.
Kerentanan etnis terhadap DM tipe II.
Menurut NCEP-ATP III tahun 2001.
Terdapat 3 dari 5 gejala dibawah ini.
Obesitas sentral.
Trigliserida palasma > 150 mg/dl.
Kolesterol HDL , 40 pada pria dan < 50 pada wanita.
Tekanan darah > 130/85 mmHg.
Gula darah > 100 mg/dl.
Patogenesa hipertensi pada sindroma metabolic:
Pada keadaan obesitas sentral cendrung terjadi resistensi insulin yang berdampak pada pengurangan
pemakaiaan glukos sehingga terjadi hiperglikemia dan hiperlipidemia.
Hiperglikemia dan hiperlipidemia dapat menimbulkan gangguan vasodilatasi yang bergantung pada
endotelium .
Keadaan resistensi insulin ini akan menimbulkan hiperinsulinemia terkompensasi.

Hiperinsulinemia akanmengakibatkan:
Teransangnya peningkatan aktifitas sistim saraf simpatis.
Meransang pertumbuhan vaskuler.
Bersifat antinatriurisis (resistensi natrium)
Meransang peningkatan reseptor adrenergic 1.
Akibat dari 4 hal diatas akan terjadi hipertensi.
Pada obesitas sentral dapat tejadi resistensi insulin perifer.
Pada obesitas sentrl juga dapat terjadi dislipidemia akibat dari proses lipolisis yang memicu pelepasan
asam lemak bebas.
Pada penderita DM tipe II terjadi resistensi insulin perifer .
Dampak resistensi insulin perifer adalah penurunan kemampuan vasodilatasi pembuluh darah sehingga
terjadi hipertensi.
Resitensi insulin perifer akan meransang peningkatan sekresi insulin oleh pancreas sehingga terjadi
hiperinsulinemia.
Obesitas dapat memicu terjadinya DM, dislipidemia dan hipertensi melalui efek hiperinsulinemia.
Pada sesorang yang obesitas akan terjadi peningkatan aktifitas sistim rennin angiotesin dan peningkatan
aktifitas saraf simpatis yang mengakibatkan terjadinya peningkatan penyerapan NaCl di tubuli.
Meningkatnya penyerapan Na dan air di tubuli akan mengakibatkan peningkatan volume vaskuler yang
berdampak pada terjadinya hipertensi atrial.
Akibat hipertensi atrial ini akan terjadi hipertensi glomerular dan glomerulosklerosis.
Glomerulosklerosis juga dapat terjadi akibat lansung dari hipertensi atrial.
Pada orang obesitas juga dapat terjadi intoleransi glukosa dan dislipidemia yang mengakibatkan
terjadinya glomerulosklerosis.
Peranan RAS dalam menimbulkan obesitas.
Terbukti bahwa angiotensin II dan angiotensinogen (precursor angiotensin II)yang terapat dalam RAS
beperan dalam pertumbuhan, diferensiasi dan metabolism jaringan lemak yang dalam jangka panjang
akan mendorong panyimpanan trigliserida dalam hati, otot dan pangkreas yang dapat menyebabkan
terjadinya obesitas dan retensi insulin.

RAS yang terdapat dalam jaringan lemak disebut RAS lokal.
RAS lokal ini akan meransang peningkatan aktifitas RAS sistemik yang berdampak pada kenaikan
tekanan darah.
Besarnya jaringan lemak seseorang akan berdampak pada tingginya RAS dalam jaringan tersebut yang
dapat memicu terjadinya hipertensi.
Sindroma metabolic merupakan factor resiko timbulnya DM tipe II dan atau penyakit kardiovaskuler.
HALAMAN 109 NASKAH LENGKAP PERNEFRI 2006 (TERAPI HIPERTENSI PADA ..).



Damapak pemberian ACE inhibitor adalah batuk karena penghabatan angiotensin dapat meransang
penglepasan histamine dan bradikinin yang dapat meransang batuk.target dosis valsartan adalah 180mg
Dosis awal katopril 12,5 mg / hari dan dapat di titrasi setelah 2 minggu terapi.
Jangan pernah menggabung antihipertensi dalam satu golongan
Loop diuritik bukan pilihan untuk hipertensi karena bekerja singkat dan hanya dogunakan pada
hipertensi dengan edem paru akut dosis 0,5 1mg/kgbb.maksimal satu hari 40 mg / Jam
Dosis toksik 5mg/jam.
Loop diuritik adalah furosemid.
Pemberian spironolakton dikombinasikan dengan furisemid dosis kecil untuk mencegah terjadinya
resistensi furosemid.
Reseptor beta ada 2:
Beta 1 di paru, beta 2 jantung beta 3 di jaringan adipose dan kutatif beta 4 diduga di jantung.
Beta 2 bersifat inotropik dan kronotropik negative.
Nonkardioselektif adalah propanolol.dapat menghambat beta 1 yang bersifat bronkospasme.
Carvedilol (vblok) adalah beta bloker yang punya efek anti inflamasi.
Bisoprolol dimulai dari dosis kecil 1 X 1,25.target HR pada orang sedikit diatas bradikardi.
Pemberian betabloker harus dihitung PR interval.
Nifedipin tidak boleh diberikan oleh karena kerja cepat dan dapat menurunkan tekanan darah
mendadak sehingga akan timbul kompensasi dari ventrikel berupa takikardi
Tanda toksik dari CCB berupa blok berupa pemanjangan PR interfal

Anda mungkin juga menyukai