Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan
nasional, telah mewujudkan berbagai hasil yang positif di
berbagai bidang yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) terutama di
bidang medis dan keperawatan sehingga dapat meningkatkan kualitas
kesehatan penduduk serta meningkatnya umur harapan hidup manusia.
Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan cenderung
bertambah lebih cepat.Sebagaimana dilaporkan oleh Expert committae on
health of the Erderly,WHO yang telah mengadakan pertemuan tahun 1987
bahwa menjelang tahun 2000 kurang lebih dua diantara tiga orang dari 600
juta orang lanjut usia berada dinegara berkembang. Di Indonesia akan
diperkirakan beranjak dari peringkat ke sepuluh pada tahun 1980 ke
peringkat enam pada tahun 2002, di atas Brazil yang menduduki peringkat
ke sebelas tahun 1980. Benyak kelainan atau penyakit yang prevalensinya
kan rentan terhadap penyakit. Makin panjangnya umur harapan hidup
tersebut, dismaping sebagai suatu kebanggan tetapi di pihak lain juga
merupakan tantangan yang sangat berat, mengingat tidak sedikit masalah
yang bias timbul akibat dampak penuaan. Yang lebih ironis adalah
keadaan ini belum didukung oleh adanya peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan bagi lansia. Pengetahuan perawatan lansia baik oleh keluarga,
2

maupun lembaga social lainnya masih sangat kurang (Darmojo &
Martono, 1999)peran perawat sangat diperlukan untuk mempertahankan
derajat kesehatan para lanjut usia pada taraf yang setinggi-tingginya
sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan, sehingga lansia tersebut
masih dapat memenuhi kebutuhan dengan mandiri.
Populasi orang berusia lanjut di dunia mengalami pertumbuhan
yang cepat saat ini dan diprediksikan akan terus meningkat di masa yang
akan datang. Hingga tahun 2020, populasi dunia diperkirakan mencapai
lebih dari 1 milyar orang berumur 60 tahun atau lebih, dan sebagian besar
di negara sedang berkembang (Beers, 2005). Berdasarkan proyeksi
penduduk pada tahun 2010, di Indonesia terdapat 23.992.552 penduduk
usia lanjut. Diperkirakan pada tahun 2020, jumlah penduduk usia lanjut ini
sebesar 11,34% (Baskoro dan Konthen, 2008).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas kami dapat menyimpulkan rumusan
masalah dalam makalah ini adalah bagaimana teori-teori proses penuaan?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu supaya mahasiswa mengetahui
bagaimana proses penuaan pada manusia dan teori-teori yang mendukung
proses penuaan.



3

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Mengapa Menjadi Tua
Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik
perkembangan yang maksimal. Setelah itu tubuh mulai menyusut di
karenakan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada didalam tubuh. Sebagai
akibatnya tubuh juga akan mengalami penurunan fungsi secara perlahan-
lahan. Itulah yang dikatakan proses penuaan.
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki
kerusakan yang diderita (Constantinides,1994). Seiring dengan proses
menua tersebut tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau
yang biasa disebut sebagai penyakit degeneratif.
B. Pengertian Menua
Menua atau menjadi tua adalah sutau keadaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak,
dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun
4

psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya
kemunduran fisik yang di tandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan
semakin memburuk, gerakan lambat, dan figure tubuh yang tidak
proporsional.
WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa
umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukan lah suatu
penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang
berakhir dengan kematian.
Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr H.
Hadi Martono (1994) mengatakan bahwa menua (menjadi tua) adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Dari pernyataan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa manusia secara perlahan mengalami kemunduran
struktur dan fungsi organ. Kondisi ini dapat memengaruhi kemandirian
dan kesehatan lanjutan usia, termasuk kehidupan seksualnya.
5

Proses menua merupakan proses yang terus menerus /
berkelanjutan secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk
hidup. Misalnya, dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan
saraf, dan jaringan lain, hingga btubuh mati sedikit demi sedikit.
Kecepatan proses menua setiap individu pada organ tubuh tidak sama.
Adakalanya seseorang belum tergolong lanjut usia/ masih muda, tetapi
telah menunjukkan kekurangan yang mencolok (deskripansi). Ada pula
orang telah tergolong lanjut usia, penampilan masih sehat, segar bugar,
dan badan tegap. Walaupun demikian, harus diakui bahwa ada berbagai
penyakit yang sering dialami lanjut usia. Manusa secara lambat dan
progsesif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan
menempuh semakin banyak distrosi meteoritic dan structural yang disebut
sebagai penyakit degenerative (mis., hipertensi, arteriosclerosis, diabetes
militus, dan kanker) yang akan menyebabkan berakhirnya hidup dengan
episode terminal yang dramatis , misalnya stroke, infark miokard, koma
asidotik, kanker metastasis, dan sebagainya.
Proses menua meruapakan kombinasi bermacam-macam factor
yang saling berkaitan. Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang
menjelaskan tentang proses menua yang tidak seragam. Secara umum,
bersifat universal, intrinsic, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut
dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap
lingkungan untuk dapat bertahan hidup.

6

C. Teori Proses Menua
Teori proses menua
Proses menua bersifat individual :
1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.
2. Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda.
3. Tidak ada satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses
menua.
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan yaitu teori
bilogi, teori psikologis, teori sosial dan teori spiritual
1. Teori Biologi
Teori biologi mencoba untuk menjelaskan peroses fisik penuaan,
termasuk perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia
dan kematian. Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan
molekular dan seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh
untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit. Seiring dengan
berkembangnya kemampuan kita untuk menyelidiki komponen-
komponen yang kecil dan sangat kecil satu pemahaman ataupun tentang
penyebab penuaan yang sebelum nya tidak diketahui,sekarang telah
mengalami peningkatan.walaupun bukan merupakan suatu definisi
penuaan,tetapi lima karatistik penuaan telah dapat didefenisikan oleh
para ahli. Teori biologis juga mencoaba untuk menjelaskan mengapa
orang mengalami penuaan dengan cara yang berbeda dari waktu
kewaktu dan faktor apa yang mempengaruhi umur panjang,perlawanan
7

terhadap organisme, dan kematian atau perubahan seluler suatu
pemahaman tentang perefektif biologi dapat membrikan pengetahuan
pada perawat tentang faktor resiko sefesifik dihubungkan dengan
penuaan dan bagaimana orang dapat dibantu untuk memanimalkan atau
menghindari resiko dan memaksimalkan kesehatan.
a Teori Genetik
Teori genetic clock merupakan teori intriksik yang
menjelaskan bahwa didalam tubuh terdapat jam biologis yang
mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini
menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara genetik
untuk spesies tertentu. Setiap spesies di dalam inti selnya memiliki
suatu jam genetik/ jam biologis sendiri dan setiap spesies
mempunyai batas usia yang berbeda - beda yang telah diputar
menurut replikasi tertentu sehingga bila jenis ini mulai berhenti
berputar, ia akan mati.
Manusia mempunyai umur dan harapaan hidup nomor dua
terpanjang setelah bulus. Secara teoritis, memperpanjang umur
mungkin terjadi, meskipun hanya beberapa waktu dengan pengaruh
dari luar, misalnya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit dengan pemberian obat obatan atau tindakan tertentu.
Teori mutasi somatik, menurut teori ini, penuaan terjadi
karena adanya mutasi somatik akibat pengaruh lingkungan yang
buruk. Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA atau RNA
8

dan dalam proses translasi RNA protein/ enzim. Kesalahan ini
terjadi terus menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan
fungsi organ atau perubahan sel menjadi kanker atau penyakit.
Setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh
yang khas adalah mutasisel kelamin sehingga terjadi penurunan
kemampuan fungsional sel (Suhana,1994; Constantinides,1994)
b Teori nongenetik.
Teori penurunan sistem imun tubuh (auto-immune
theory). Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri(self
recognition). Jika mutasi yang merusak membrane sel, akan
menyebabkan sistem imun tidak mengenalinya sehingga
merusaknya.hal inilah yang mendasari peningkatan penyakit auto-
imun pada lanjut usia (Goldstein,1989). Dalam proses metabolisme
tubuh, diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu
yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh
menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh, tambahan kalenjar timus
yang pada usia dewasa berinvolusi dan sejak itu terjadi kelainan
autoimun
Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical
theory). Teori radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas dan di
dalam tubuh karena adanya proses metabolisme atau proses
pernapasan didalam mitokondria. Radikal bebas merupakan suatu
9

atom molekul yang tidak stabil karena mempunyai electron yang
tidak berpasangan sehingga sangat reakif mengikat atom molekul
lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau perubahan dalam
tubuh. Tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom)
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan organic, misalnya
karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini menyebabkan sel tidak
dapat beregenerasi (halliwel, 1994). Radikal bebas dianggap
sebagai penyebab penting terjadinya kerusakan fungsi sel. Radikal
bebas yang terdapat dilingkungan seperti :
1) Asap kendaran bermotor
2) Asap rokok
3) Zat pengawet makanan
4) Radiasi
5) Sinar UV yang mengakibatkan terjadinta perubahan pigmen
dan kolagen pada proses menua.
Teori menua akibat metabolisme. Telah dibuktikan
dalam berbagai percobaan hewan, bahwa pengurangan asupan
kalori ternyata bias menghambat pertumbuhan dan memperpanjang
umur, sedangkan perubahan asupan kalori yang menyebabkan
kegemukan dapat memperpendek umur (Bahri dan Alem, 1998 ;
Boedhi Darmojo, 1999).
Teori rantai silang (cross link theory). Teori ini
menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh lemak, protein,
10

karbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen) bereaksi dengan
zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi mjaringan yang
menyebabkan perubahan pada membrane plasma , yang
mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis, dan
hilangnya fungsi pada proses menua.
Teori fisiologis. Teori ini merupakan teori instriksik dan
ekstrinstik. Terdiri atas teori oksidasi stress dan teori dipakai-aus
(wear and tear theory). Disini terjadi kelebihan usaha dan stress
menyebabkan sel tubuh lelah terpakai (regenerasi jaringan tidak
dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal).
2. Teori Psikologi
Pada usia lanjut proses penuaan terjadi secara alamiah
seiring dengan penambahan usia. Perubahan psikologis yang
terjadi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan
keadaan fungsional yang efektif.
Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan
inteligensi dapat menjadi karakteristik konsep diri dari seorang
lansia. Konsep diri yang positif dapat menjadikan seorang lansia
mampu berinteraksi dengan mudah terhadap nilai-nilai yang ada
ditunjang dengan status sosialnya.
Adanya penurunan dari intelektualitas yang meliputi
persepsi, kemampuan kognitif, memori, dan belajar pada usia
lanjut menyebabkan mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi.
11

Persepsi merupakan kemampuan interpretasi pada
lingkungan. Dengan adanya penurunan fungsi sistem sensorik,
maka akan terjadi pula penurunan keampuan untuk menerima,
memproses, dan merespons stimulus sehingga terkadang akan
muncul aksi/reaksi yang berbeda dari stimulus yang ada.
Kemampuan kognitif dapat dikaitkan dengan penurunan
fisiologis organ otak. Namun untuk fungsi-fungsi positif yang
dapat dikaji ternayat mempunyai fungsi lebih tinggi, seperti
simpanan informasi usia lanjut, kemampuan meberi alasan secara
abstrak, dan melakukan penghitungan.
Memori adalah kemampuan daya ingat lansia terhadap
suatu kejadian/peristiwa baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
Memori terdiri atas tiga komponen sebagai berikut :
a Ingatan yang paling singkat dan segera. Contohnya pengulangan
angka.
b Ingatan jangka pendek. Contohnya peristiwa beberapa menit
hingga beberapa hari yang lalu.
c Ingatan jangka panjang.
Kemampuan belajar yang menurun dapat terjadi karena
banyak hal. Selain keadaan fungsional organ otak, kurangnya
motivasi pada lansia juga berperan. Motivasi akan semakin
12

menurun dengan menganggap bahwa lansia sendiri merupakan
beban bagi orang lain dan keluarga.
3. Teori Sosiologi
Teori sosiologis tentang proses menua yang dianut selama ini
antara lain :
a Teori interaksi sosial
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia
bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal hal
yang dihargai masyarakat. Kemampuan lanjut usia untuk terus
menjalin interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan
status sosialnya berdasarkan kemampuannya bersosialisasi.
Menurut Dowd (1980), interaksi antara pribadi dan
kelompok merupakan upaya untuk meraih keuntungan sebesar-
besarnya dan menekan kerugian hingga sesedikit mungkin.
Kekuasaan akan timbul apabila seseorang atau kelompok
mendapat keuntungan lebih besar dibandingkan dengan pribadi
atau kelompok lainnya.
Pada lansia, kekuasaan dan prestisenya berkurang, sehingga
menyebabkan interaksi sosial mereka juga berkurang, yang
tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan mereka untuk
mengikuti perintah.
Pokok pokok social exchange theory antara lain :
13

1) Masyarakat terdiri atas actor social yang berupaya mencapai
tujuannya masing masing.
2) Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi social yang
memerlukan biaya dan waktu.
3) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang actor
mengeluarkan biaya.
b Teori aktivitas atau kegiatan
1) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan
secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia
yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta
dalam kegiatan sosial.
2) Lanjut usia akanmerakan kepuasan bila dapat melakukan
aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama
mungkin.
3) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup
lanjut usia.
4) Mempertahankan hubungan antara system sosial dan
individu agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai lanjut
usia.
c Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar keperibadian atau tingkah laku tidak berubah pada
lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan teori yang disebutkan
sebelumnya. Teori ini menyatakan perubahan yang terjadi pada
14

seorang lanjut usia sangat mempengaruhi oleh tipe personalitas
yang dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya
kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia. Dengan
demikian, pengalaman hidup seseorang pada suatu saat
merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi lanjut usia.
Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup, prilaku, dan harapan
seseorang ternyata tidak berubah, walaupun ia telah lanjut usia.
d Teori pembebasan / penarikan diri (disengagement theory)
Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan
dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu
lainnya.
Teori yang pertama diajukan oleh cumming dan henry
(1961). Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya
lanjutnya usia, apalagi ditambah dengan adanya kemiskinan,
lanjut usia secara berangsur angsur mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia
menurun,baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering
lanjut usia mengalami kehilangan ganda (triple loss) :
1) Kehilangan peran (loss of role)
2) Hambatan kontak sosial (restriction of contanct and
relationship)
15

3) Berkurangnya komitmen (reduced commitment to social
mores and values)
Menurut teori ini, seorang lanjut usia dinyatakan mengalami
proses menua yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan
terdahulu dan dapat memusatkan diri pada persoalan pribadi dan
mempersiapkan dir menghadapi kematiannya.
Dari penyebab terjadinya proses menua tersebut, ada
beberapa peluang yang memungkinkan dapat diintervensi agar
proses menua dapat diperlambat. Kemungkinan yang terbesar
adalah mencegah :
1) Meningkatkan radikal bebas.
2) Memanipulasi sistem imun tubuh
3) Melalui metabolisme atau makanan, memang berbagai
misteri kehidupan masih banyak yang belum bias terungkap
, prosess menua merupakan salah satu misteri yang paling
sulit dipecahkan.
Selain itu, peranan faktor resiko yang datang dari luar
(eksogen) tidak boleh dilupakan, yaitu faktor lingkungan dan
budaya yang salah. Banyak faktor yang mempengaruhi proses
menua (menjadi tua), antara lain herediter / genetic, nutrisi/
makanan, status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan dan
stress. Jadi, proses menua menjadi lanjut usia bukanlah suatu
penyakit, karena orang meninggal bukan karena tua, orang muda
16

pun bisa meninggal dan bayi pun bisa meninggal. Banyak mitos
mengenai lanjut usia yang sering merugikan atau bernada
negative, tetapi sangat berbeda dengan kenyataan yang
dialaminya.
e Teori kesinambungan
Teori ini dianut oleh banyak pakar sosial. Teori ini
mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan
lansia. Pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan
gambarannya kelak pada saat ia menjadi lansia. Hal ini dapat
terlihat bahwa gaya hidup, perilaku dan harapan seseorang
ternyata tidak berubah meskipun ia telah menjadi lansia
Kesulitan untuk menerapkan teori ini adalah bahwa sulit
untuk memperoleh gambaran umum tentang seseorang, karena
kasus tiap orang sangat berbeda.
Pokok-pokok teori kesinambungan adalah sebagai berikut :
1) Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus
aktif dalam proses penuaan, tetapi berdasarkan pada
pengalamannya dimasa lalu, lansia harus memilih peran apa
yang harus dipertahankan atau dihilangkan;
2) Peran lansia yang hilang tak perlu diganti;
3) Lansia berkesempatan unutk memilih berbagai macam cara
untuk beradaptasi.

17

4. Teori Spiritual
Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada
pengertian hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi
individu tentang arti kehidupan.
James Fowler mengungkapkan tujuh tahap perkembangan
kepercayaan (Wong et. al, 1999). Fowler juga meyakini bahwa
kepercayaan/ demensia spiritual adalah suatu kekuatan yang
memberi arti bagi kehidupan seseorang.
Fowler menggunakan istilah kepercayaan sebagai suatu
bentuk pengetahuan dan cara berhubungan dengan kehidupan
akhir. Menurutnya, kepercayaan adalah suatu fenomena timbal
bali, yaitu suatu hubungan aktif antara seseorang dengan orang lain
dalam menanamkan suatu keyakinan, cinta kasih, dan harapan.
Fowler meyakini bahwa perkembangan kepercayaan antara
orang dan lingkungan terjadi karena adanya kombinasi antara nilai-
nilai dan pengetahuan. Fowler juga berpendapat bahwa
perkembangan spiritual pada lansia berada pada tahap penjelmaan
dari prinsip cinta dan keadilan.





18

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang diderita. Dari pernyataan tersebut, dapat didsimpulkan bahwa
manusia secara perlahan mengalami kemunduran struktur dan fungsi
organ. Kondisi ini dapat memengaruhi kemandirian dan kesehatan
lanjutan usia, termasuk kehidupan seksualnya.
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan yaitu
teroi bilogi teori psikologis teori sosial dan teori spiritual.








19

Daftar Pustaka
Maryam, R. Siti. Dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Stanley, Mickey. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai