Anda di halaman 1dari 99

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pengasih dan
Penyanyang, akhirnya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkulu Selatan telah dapat diselesaikan
penyusunannya.
Penyusunan Buku Putih Pembangunan Sanitasi Kabupaten Bengkulu Selatan, merupakan tindaklanjut
dari keikutsertaan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan dalam Program Nasional Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman (PPSP), serta komitmen Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan dalam rangka
meningkatkan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Bengkulu Selatan yang terintegrasi dan komprehensif.
Buku Putih Pembangungan Sanitasi Kabupaten Bengkulu Selatan memberikan informasi tentang profil
sanitasi Kabupaten yang meliputi Kondisi Umum Sanitasi Kabupaten, Pengelolaan Limbah Cair, Pengelolaan
Persampahan, Pengelolaan Drainase dan Penyediaan Air Bersih. Selain itu dikemukakan pula indikasi
permasalahan-permasalahan sanitasi dan rencana pengembangan sanitasi Kabupaten Bengkulu Selatan yang
lebih baik.
Melalui kata pengantar ini, kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya
kepada seluruh pihak terutama Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan Sanitasi (POKJA SANITASI)
Kabupaten Bengkulu Selatan yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Bengkulu Selatan.
Sebagaiamana halnya tiada gading yang tidak retak, Buku Putih Pembangunan Sanitasi Kabupaten ini
dirasakan masih jauh dari sempurna, namun kami berharap substansi dalam Buku Putih dapat dijadikan
masukan dan pelajaran bagi seluruh pemangku kepentingan dalam menjawab tantangan dan peningkatan akses
masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan terhadap lanyanan sanitasi yang lebih baik.


Kota Manna, Desember 2012
BUPATI BENGKULU SELATAN




RESKAN EFENDI AWALUDIN, SE

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN


Daftar Isi
Bab 1: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Gerak
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Metodologi
1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain
Bab 2: Gambaran Umum Wilayah
2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
2.2 Demografi
2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah
2.4 Tata Ruang Wilayah
2.5 Sosial dan Budaya
2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah
Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah
3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
3.1.1 Tatanan Rumah Tangga
3.1.2 Tatanan Sekolah
3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik
3.2.1 Kelembagaan
3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK
3.2.4 Pemetaan Media
3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha
3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan
3.2.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak
3.3 Pengelolaan Persampahan
3.3.1 Kelembagaan
3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK
3.3.4 Pemetaan Media
3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha
3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan
3.3.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak
3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan
3.4.1 Kelembagaan
3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK
3.4.4 Pemetaan Media
3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha
3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan
3.4.7 Isu strategis dan permasalahan mendesak
3.5 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi
3.5.1 Pengelolaan Air Bersih
3.5.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga
3.5.3 Pengelolaan Limbah Medis
Bab 4: Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan yang Direncanakan
4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
4.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik
4.3 Peningkatan Pengelolaan Persampahan
4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

4.5 Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi
Bab 5: Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi
5.1 Area Berisiko Sanitasi
5.2 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini Bagian B | Penjelasan Rinci Outline Buku Putih Sanitasi 29
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Daftar Tabel
Daftar Peta


















































BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN




BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Kesejahteraan rakyat dapat dicapai melalui optimalisasi pembangunan di segala bidang yang dimulai
dengan perencanaan pembangunan yang baik. Undang-Undang (UU) No.25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana
pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan.
Penyusunan rencana pembangunan daerah yang sistematis berarti tahapan perencanaan pembangunan yang
sesuai dengan ketetapan tahapan perencanaan pembangunan nasional yaitu: penyusunan rencana,
penetapan rencana, pengendalian pelaksanaan rencana, dan evaluasi pelaksanaan rencana, terarah berarti
seluruh rencana pembangunan diarahkan kepada pencapaian visi, misi , tujuan kebijakan program daerah,
terpadu dan menyeluruh berarti kegiatan pembangunan yang disusun dengan memadukan semua tugas dan
fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk mencapai visi dan misi daerah, dan tanggap terhadap
perubahan berarti rencana pembangunan yang disusun harus mampu mempredeksi perubahan jangka
menengah dan jangka panjang sehingga rencana pembangunan tersebut dapat berkelanjutan. Visi dan misi
daerah akan dapat tercapai apabila penyusunan rencana tahunan pembangunan dengan mengacu kepada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Penyusunan perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada pemahaman data dan
informasi yang akurat, utuh, lengkap, dan komprehensif tentang potensi daerah, penguatan komunikasi,
koordinasi dan konsultasi secara terus menerus dengan para pemangku kepentingan. Data yang akurat berarti
data tersebut dapat memberikan gambaran yang aktual dilapangan, utuh artinya tidak ada data yang hilang, dan
komprehensif artinya data potensi daerah yang ada didapatkan dari berbagai sumber. Penguatan komunikasi,
koordinasi dan konsultasi dari setiap pemangku kepentingan terhadap dokumen rencana pembangunan yang
dituangkan dalam RPJMD terus ditingkatkan, sehingga semua pemangku kepentingan mencurahkan semua
kekuatan yang ada demi mencapai visi dan misi daerah yang telah ditetapkan.
Pencapaian visi dan misi daerah dapat dilakukan melalui pembangunan disemua bidang, salah
satunya pelayanan dasar; bidang kesehatan. Pembangunan bidang kesehatan dimaksudkan untuk mencapai
masyarakat yang sehat baik Jasmani, rohani, dan terbebas dari kecacatan, melalui upaya promosi kesehatan
(health promotion), pencegahan (preventive), pengobatan (curative), dan rehabilitasi (rehabilitative). Pengobatan
dan rehabilitasi lebih tertuju kepada kesehatan individual sedangkan promosi dan preventif kesehatan lebih
mengarah kepada masyarakat (community) yang memerlukan kesadaran masyarakat yang didukung oleh
infrastruktur yang menunjang kesehatan. Promosi kesehatan dan pencegahan masyarakat dari penyakit yang
berbasis lingkungan dapat dilakukan dengan membangun sektor kesehatan lingkungan (environment sanitation).
Menurut World Health Organization (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian terhadap
seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan suatu kerusakan atau terganggunya
perkembangan dan kesehatan manusia baik fisik, mental maupun sosial serta kelangsungan kehidupan manusia
dalam lingkungan. Upaya pengendalian tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan dan penyediaan
prasarana dan sarana sanitasi seperti penyediaan air minum, penyaluran dan pengolahan air limbah,
pengelolaan persampahan dan drainase lingkungan.
Pemerintah Indonesia berkomitmen meningkatkan sarana dan prasaran sanitasi dengan ikut serta
bersama negera -negara lain dalam mencapai tujuan pembangunan di abad millennium atau yang sering kita
dengar Millennium Development Goals (MDGs), salah sasaranya adalah peningkatan akses masyarakat
terhadap sarana sanitasi. Indonesia memiliki sistem sanitasi perkotaan yang terendah di Asia, dan sebagai
akibat kurangnya akses masyarakat terhadap sarana sanitasi menyebabkan lebih dari 25% masyarakat
Indonesia masih membuang limbahnya secara langsung ke sungai, tempat terbuka dan sebagainya, yang akan
mencemari lingkungan. Lingkungan yang tercemar akan mengakibatkan munculnya berbagai penyakit yang
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

berbasis lingkungan misalnya diare, campak, disentri, dan berbagai penyakit yang dapat ditularkan melalui air
dan udara.
Sanitasi mempunyai Tiga Sub Sektor yaitu Air Limbah Domestik, Persampahan dan Drainase
Lingkungan serta 1 Aspek PHBS yang masing-masing sektor punya peranan yang berbeda dalam hal
terciptanya Sanitasi layak bagi masyarakat. Pembangunan sanitasi haruslah membangun ketiga sub sector
tersebut serta aspek PHBS agar dapat mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Pembangunan sub sector dan aspek dari sanitasi memerlukan keterlibatan bidang-bidang kegiatan
pembangunan dari berbagai pemangku kepentingan baik pemerintah, swasta dan masyarakat. Penerbitan Buku
Putih Sanitasi ini adalah master plan pembangunan sanitasi yang melibatakan semua pemangku kepentingan
yang terlibat dalam membangun dan menggerakan subsektor dan aspek PHBS sehingga pembangunan sanitasi
yang komprehensif dapat diwujudkan.

1.2 Landasan Gerak
1.2.1. Sanitasi

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah
manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha
ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sanitasi
adalah usaha yang dilakukan untuk membina suatu keadaan yang lebih baik dibidang kesehatan. Ruang
lingkup Sanitasi meliputi Air limbah Domestik yang terdiri dari Black Water ( Urin ATnja dan air glontoran) dan
Grey Water( air mandi dan cuci), Drainase Lingkunganyang terdiri dari drainase lingkungan dan permukiman
dan Pengelolaan Persampahan rumah tangga dan sejenisnya serta Prilaku Hidup Sehat dan Bersih ( PHBS)
yang dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat
1
. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang
melakukan 10 (sepuluh) aspek PHBS di Rumah Tangga yaitu :

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Memberi ASI ekslusif
Menimbang bayi dan balita
Menggunakan air bersih
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Menggunakan jamban sehat
Memberantas jentik di rumah
Makan buah dan sayur setiap hari
Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Tidak merokok di dalam rumah

1.2.2. Visi dan Misi Bengkulu Selatan

Pembangunan Kabupaten Bengkulu Selatan periode 2010-2015 menetapkan visi yang akan dicapai
yaitu menuju Bengkulu Selatan Tangguh, dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan
pembangunan yang berkelanjutan
Kalimat TANGGUH dalam visi tersebut merupakan kata kunci yang menjadi kontrak politik yang harus
diwujudkan. Dimensi yang terkandung dalam kalimat TANGGUH adalah Mewujudkan Bengkulu Selatan yang
Transparan dan Akuntabel, Aspiratif, Normatif, Gotong-royong, dan Tumbuhnya Sektor Ekonomi Usaha Rakyat
berbasis komoditas perkebunan dan ternak, serta Interaksi Sosial yang Harmonis Berlandaskan kehidupan
masyarakat yang religius.



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Dalam upaya mencapai visi tersebut, disusun misi sebagai langkah untuk mempermudah
dan mempercepat pencapaian visi :
1. Menciptakan tata kelola pemerintahan daerah yang baik (good governance dan clean government).
2. Mewujudkan kemandiran dalam pembangunan daerah dengan pendekatan partisipatif dan berwawasan
lingkungan.
3. Mewujudkan masyarakat sejahtera melalui pemberdayaan ekonomi rakyat, didukung oleh infrastruktur
yang baik dan SDM yang berkualitas.
4. Mewujudkan tatanan sosial kemasyarakatan yang harmonis, etis, demokratis, religius dengan tetap
bertumpu pada nilai-nilai kearifan lokal.
5. Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesetaraan gender dalam pembangunan
daerah.

Misi Kesatu : Menciptakan tata kelola pemerintahan daerah yang baik (good governance dan clean
government).

Penciptaan tata kelola pemerintahan yang baik merupakan tuntutan yang mana pada saat ini telah
menjadi wacana nasional dimana disetiap lini dan sektor pemerintahan baik itu pusat maupun daerah harus
mampu melaksanakan reformasi birokrasi. Hal ini sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden
Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, yang rujukan pelaksanaannya
diatur dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 20 tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
2010-2014, dan untuk melengkapinya telah dibentuk perangkat kelembagaan berupa Komite Pengarah
Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional.
Misi ini memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan tata kelola pemerintahan daerah yang baik
(good governance dan clean government) dengan mengoptimalkan Resources Base aparatur Pemerintah
Daerah pada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Misi Kedua : Mewujudkan kemandiran dalam pembangunan daerah dengan pendekatan partisipatif dan
berwawasan lingkungan.

Seiring bergulirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai representasi dari pelaksanaan
otonomi daerah, menuntut Pemerintah Daerah untuk mampu mengkreasikan kebijakan dan melaksanakan
pembangunan yang mengedepankan berkembangnya partisipasi masyarakat dan berwawasan lingkungan.
Dengan konsep bottom up memungkinkan perencanaan pembangunan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
dari masyarakat, sehingga masyarakat mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari pembangunan yang
dilaksanakan dan akhirnya memiliki sense of belonging terhadap hasil pembangunan tersebut.
Misi ini memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan untuk mewujudkan kemandirian dalam
pembangunan daerah dengan pendekatan partisipatif dan berwawasan lingkungan, dengan menggali dan
mengoptimalkan potensi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), unit pengelola keuangan,
Perencanaan, lingkungan hidup, penanggulangan bencana dan kebersihan.

Misi Ketiga : Mewujudkan masyarakat sejahtera melalui pemberdayaan ekonomi rakyat, didukung oleh
infrastruktur yang baik dan SDM yang berkualitas.

Indikator yang memiliki pengaruh kuat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah tingkat
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat diupayakan dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan
yang didukung oleh penyediaan infrastruktur yang baik serta peningkatan kualitas sumber daya manusia. Misi ini
memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan ekonomi rakyat, didukung oleh infrastruktur yang baik dan
SDM yang berkualitas, melalui optimalisasi Resources Base yaitu pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
pemberdayaan masyarakat desa, perindustrian, perdagangan dan koperasi, perikanan dan kelautan.

Misi Keempat : Mewujudkan tatanan sosial kemasyarakatan yang harmonis, etis, demokratis, religius dengan
tetap bertumpu pada nilai-nilai kearifan lokal.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN


Pembangunan daerah yang dilaksanakan diarahkan untuk meningkatkan kondisi daerah yang kondusif
dimana tatanan sosial kemasyarakatan berjalan harmonis, etis dan demokratis, serta kebersamaan dan
kerukunan dalam kehidupan beragama di tengah-tengah masyarakat tercipta dengan tetap bertumpu pada nilai-
nilai kearifan lokal. Memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan untuk mewujudkan tatanan sosial
kemasyarakatan yang harmonis, etis, demokratis, religius dengan tetap bertumpu pada nilai-nilai kearifan lokal.

Misi Kelima : Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesetaraan gender dalam
pembangunan daerah

Pelaksanaan pembangunan yang baik adalah yang mampu mengakomodir dan memaksa seluruh
elemen masyarakat dapat berperan aktif sehingga pembangunan dapat berhasil guna dan berdaya guna. Tanpa
terkecuali, pembangunan juga harus melibatkan dan memfokuskan pada peningkatan kualitas kehidupan dan
peran perempuan dengan konsep kesetaraan gender, sehingga pembangunan akan dapat berjalan maksimal
dan optimal. Memayungi semua kebijakan, program dan kegiatan yang mengarah pada pemberdayaan
perempuan, peningkatan kualitas dan peran perempuan, pemberdayaan perempuan dalam pembangunan
daerah.

1.2.3. Wilayah Kajian Buku Putih

Kesepakatan Pokja Sanitasi Bengkulu Selatan menetapkan wilayah kajian Buku Putih Sanitasi dan SSK
adalah 11 kecamatan, 16 kelurahan, dan 142 desa yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada table 1. 1 berikut ini:

Tabel 1.1
Wilayah Kajian BPS dan SSK


Nama Kecamatan

Jumlah kelurahan/ Desa
Luas Wilayah
Manna
Bunga Mas
Kota Manna
Pasar Manna
Kedurang
Kedurang Ilir
Seginim
Air Nipis
Pino
Ulu Manna
Pino Raya
18
10
11
9
19
12
22
10
16
10
21
3.317
3.508
3.216
584
23.455
5.820
6.152
20.328
6.188
23.692
22.350


1.3 Maksud dan Tujuan

Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai
kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat yang berkaitan dengan sanitasi di Kabupaten Bengkulu Selatan pada
saat ini. Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi
prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam
Buku Putih ini, priority setting dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia, hasil studi Penilaian
Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment) atau EHRA, dan persepsi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bengkulu Selatan yang menangani secara langsung pembangunan
sektor sanitasi di Bengkulu Selatan.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan Buku Putih ini adalah pembangunan
kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan beserta masyarakat pemangku
kepentingan untuk mampu mengidentifikasi, memetakan, menyusun rencana aksi dan menetapkan strategi
pengembangan sanitasi. Di samping itu, pembentukan Pokja Sanitasi diharapkan dapat menjadi cikal bakal
suatu badan permanen yang akan menangani dan mengelola program pembangunan dan pengembangan
sanitasi di seluruh wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan.


1.3 Metodologi

Dalam penyusunan Buku Putih ini, langkah-langkah pendekatan dari bawah (bottom-up pproach) yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten
Bengkulu Selatan selaku Sekretaris Pokja
Meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi
Diskusi yang bersifat teknis dan mendalam juga akan dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam
sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya
yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di
bidang sanitasi
Adapun metode yang diterapkan dalam pengumpulan data adalah:
Pengumpulan Data primer dengan survey langsung kepada masyarakat
Pengumpulan Data sekunder dari SKPD terkait

BSS adalah sebuah dokumen produk dari anggota Pokja yang anggotanya terdiri dari beberapa
instansi terkait yang akan dijadikan acuan sebagai dasar penyusunan strategi sanitasi Kabupaten / Kota (SSK)
yang merupakan program jangka menengah (3 s.d. 5 tahun).
Visi, misi, tujuan dan strategi pembangunan sanitasi diuraikan dalam buku ini. BSS dijadikan dasar bagi
instansi dan pemangku kepentingan dalam menjalankan program sanitasi.
Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diambil secara langsung melalui
survey ataupun observasi lapangan yang diwujudkan dalam Laporan EHRA dan survei peran media.Data
sekunder didapatkan dari :
Data dari instansi terkait
Studi kelembagaan pengelolaan sanitasi
Studi keuangan pengelolaan sanitasi
Studi partisipasi sektor swasta
Studi penilaian partisipasi masyarakat dan isu jender

1.5. Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen perencanaan lain

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Kabupaten
Bengkulu Selatan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bengkulu
Selatan 2011 2031
Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
( RPJMD ) Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2010 2015

Posisi, fungsi dan peran Buku Putih Sanitasi sangatlah penting seperti dokumen-dokumen yang telah
ada karena semua dokumen pada dasarnya adalah gambaran kondisi daerah, dengan kata lain Buku Putih
Sanitasi adalah rangkuman dari dokumen di daerah yang sudah ada sepert RPJMD, RTRW, Renstra dan
lainnya sehingga terbentuk dalam satu bassline data tentang Sanitasi yang meliputi tiga subsector dan aspek
PHBS.

BAB II
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN BENGKULU SELATAN




2.1 Geografis, Administratif, Kondisi Fisik Kabupaten Bengkulu Selatan

2.1.1 Geografis

Kabupaten Bengkulu Selatan secara geografis terletak pada 4
0
5
0
LS dan 102
0
103
0
BT.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2003, Kabupaten Bengkulu Selatan dimekarkan menjadi 3
kabupaten yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur.
Keadaan Topografi di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri dari daerah datar dan berbukit.
Berdasarkan atas ketinggian dari permukaaan laut, maka wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan terbagi atas:
daerah yang berada pada ketinggian 0 - 25 m dpl seluas 6,23 %, pada ketinggian 25 - 100 m dpl seluas 44,71
%, pada ketinggian 100 - 500 m dpl seluas 34,89 %, pada ketinggian 500 1000 m dpl dengan luas 8,10 %,
pada ketinggian > 1000 m dpl dengan luas 6,07 %.
Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki tropika basah. Seperti iklim kebanyakan diwilayah Indonesia,
secara umum ada dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Kota Manna menurut klasifikasi
iklim Koppen termasuk tipe iklim AW (iklim tropis dengan curah hujan bermusim) dan berdasarkan klasifikasi
Smith Ferguson bertipe iklim E (yang dicirikan dengan adanya ratarata bulan basah sebanyak 5-6 bulan dan
bulan kering rata-rata 5-6 bulan). Iklim yang terjadi didaerah equatorial (lintang rendah), termasuk wilayah Kota
Manna hanya mengenal dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Curah hujan rata-rata 2.464
mm per tahun, jumlah hari hujan tertinggi adalah 14 hari dan terendah 5 hari per bulan.
Berdasarkan ketinggiannya wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri dari atas daerah datar dan
berbukit. Berdasarkan atas ketinggian permukaan laut, maka wilayah Bengkulu Selatan terbagi atas : daerah
yang berada di atas ketinggian 0 25 m dpl seluas 7,73 % yang mayoritas berada di daerah pesisir pantai, pada
ketinggian 25 100 m dpl seluas 45,39% adalah daerah pertengahan pada ketinggian 100 500 m dpl seluas
33,59% adalah daerah anatara, pada ketinggian 500 1000 m dpl seluas 7,58% adalah daerah hulu pada
ketinggian > 1000 m dpl seluas 5,7% adalah daerah hulu dan perbukitan.

Tabel. 2.1
Permukaan Air DAS
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN


Nama DAS Panjang (m) Debit (m3/dtk)
1. Air Maras
2. Air Selali
3. Air Pino
4. Air Manna
5. Air Bengkenang
6. Air Nelengau
7. Air Nipis
8. Air Kedurang
9. Air Sulau
18.750
32.250
25.000
50.000
41.250
36.250
18.750
33.750
15.000
Data belum tersedia
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem

Sumber : Bengkulu Selatan Dalam Angka 2011



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN


Peta. 2.1 Permukaan Air DAS
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

2.1.2. Administratif

Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu yang dibentuk
berdasarkan UU Darurat No. 4 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam
Lingkungan Provinsi Sumatera Selatan. Luas wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan sebelum pemekaran adalah
seluas 5.949,14 km
2
. Namun berdasarkan UU No. 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu
Selatan, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan dimekarkan sehingga setelah
pemekaran luas wilayahnya menjadi 1.185,70 km
2
atau 19,93 % yang merupakan wilayah daratan, sedangkan
luas wilayah lautan dengan panjang garis pantai 60 km dan dengan luas pengelolaan 4 mil, maka luas
keseluruhan wilayah lautan, yaitu 384 km
2
atau 38.400 ha. Dengan demikian Luas wilayah Kabupaten Bengkulu
Selatan secara keseluruhan, yaitu 156.970 ha atau 1.569,70 km
2
.
Kabupaten Bengkulu Selatan setelah pemekaran memiliki 11 (sebelas) kecamatan, dimana masing-
masing kecamatan memiliki luas wilayah yang berbeda satu dengan yang lainnya. Adapun luas wilayah
kecamatan dalam Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut :




Tabel 2.2
Luas Wilayah Kecamatan dalam Kabupaten Bengkulu Selatan


Nama Kecamatan
Jumlah kelurahan/ Desa Luas Wilayah
Ha (%) thd Total
Manna
Bunga Mas
Kota Manna
Pasar Manna
Kedurang
Kedurang Ilir
Seginim
Air Nipis
Pino
Ulu Manna
Pino Raya
18
10
11
9
19
12
22
10
16
10
21
3.317
3.508
3.216
584
23.455
5.820
6.152
20.328
6.188
23.692
22.350
2,80
2,96
2,63
0,46
19,77
4,90
5,19
17,13
5,21
19,97
18,84
Sumber : BPS Kabupaten Bengkulu Selatan, 2010
Ditinjau dari aspek kewilayahan (spatial) posisi Kabupaten Bengkulu Selatan cukup strategis, karena
Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada jalur lintas yang menghubungkan Propinsi Bengkulu dengan Propinsi
Sumatera Selatan (melalui Tanjung Sakti). Peranan besar Kabupaten Bengkulu Selatan di Propinsi Bengkulu
dapat ditunjukkan dalam peta 2.1 pada halaman. Secara administratif Kabupaten Bengkulu Selatan berbatasan
langsung :
- Sebelah utara dengan Kabupaten Seluma
- Sebelah timur dengan Propinsi Sumatera Selatan
- Sebelah selatan dengan Kabupaten Kaur
- Sebelah barat dengan Samudera Indonesia
Penduduk Bengkulu Selatan mayoritas adalah Petani sawah dan Kebun selain itu profesi lainnya adalah
Pedagang, wiraswasta, Pegawai Pemerintah,Nelayan dan Buruh. Sebagian besar tinggal di daerah pedesaan
yang tersebar di daerah kecamatan. Adapun sebagian besar penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan adalah
suku Serawai dan sebagian kecil suku Pasemah yang ada di kecamatan Kedurang dan sebagian Kecamatan
Seginim. Agama Islam merupakan agama mayoritas (98%) dan (2 %) terdiri dari Khatolik, Protestan, Hindu
dan Budha.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Peranan besar Kabupaten Bengkulu Selatan di Propinsi Bengkulu dapat ditunjukkan dalam peta 2.1
berikut;

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN


Peta 2.2 Orientasi Kabupaten dalam wilayah Propinsi
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN


Peta 2.3: Peta Administratif Kabupaten Bengkulu Selatan dan Cakupan wilayah kajian
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

2.1.3 Kondisi Fisik (klimatologi)

Letak Sebagian besar wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan di pesisir pantai dan bukan didaerah
Pegunungan maka Suhu di Kabupaten Bengkulu Selatan pada umumnya sama dengan daerah tropis lainnya.
seperti yang dapat dilihat di table 2.3

Tabel 2.3
Keadaan Suhu Kota Manna Tahun 2010 (celcius)

Bulan
Months
Keadaan Suhu / Temperature
Maksimal
Max
Minimal
Min
Rata-Rata
Average
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
29,8
30,9
X
31,1
30,9
X
29,9
30,2
30,0
29,8
29,7
30,0
23.6
24,3
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
25,9
26,5
X
27,4
27,3
X
26,2
26,4
26,2
26,0
25,4
26,0
Rata-rata / Average 2010 30,23 23,95 26,33
2009 31,26 24,98 25,82
2008 31,28 21,72 25,92
2007 31,27 22,35 26,02
Catatan / Note : x) Alat Rusak
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Propinsi Bengkulu







BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN



Curah hujan rata-rata bulanan kota Manna mencerminkan kondisi curah hujan di Kabupaten Bengkulu
Selatan.Dengan rata-rata nilai curah 270 mm dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4
Curah Hujan Rata Rata Bulanan Kota Manna

Bulan
Months
Hari
Days
Hari Hujan
Rain Days
(kali / Times)
Curah Hujan
Rainfalls
(mm)
Indeks Curah Hujan
Rainfalls Index

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
31
28
31
30
31
30
31
31
30
31
30
31
18
16
9
15
19
21
19
14
15
21
23
22
331
225
196
138
147
133
321
323
256
436
457
275
192,2
128,6
56,9
69
90,1
93,1
196,7
145,9
128
295,4
350,4
195,2
2010 365 212 3.238 1.880,7
2009 365 195 4.795 2.561,7
2008 366 208 4.948 2.819,7
2007 365 133 4.027 2.162,4
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Propinsi Bengkulu

Kualitas Air Tanah di Kabupaten Bengkulu Selatan masih dalam kondisi bagus dan layak untuk
dikonsumsi mengingat belum terintrusi air laut dan belum terkontaminasi limbah pabrik. Hanya di sebagian
kelurahan Pasar Bawah yang sumur gali airnya sudah terintrusi air laut mengingat jarak hanya 10-15 m dari
lautan.
Tabel 2.5
Kualitas Air Tanah

NO JENIS KEDALAMAN DEBIT KUALITAS
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

1
2
3
Air Tanah Dangkal
Air Tanah Dangkal
Air Tanah Dangkal
< 20 m
20-70 m
> 70 m
3 10 Ltr/Detik/Km2
3 10 Ltr/Detik/Km2
3 10 Ltr/Detik/Km2
Baik (memenuhi baku mutu)
Baik (memenuhi baku mutu)
Baik (Memenuhi baku mutu)
Sumber : KLH Bengkulu Selatan 2012
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
20

2.2 Demografi

Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk digunakan rumus r = (Pt / P0)(1/t) 1) x 100 sehingga pertumbuhan dapat dihitung perwilayah berkisar pada tingkat
1,57% sd 1,6%.
Tabel: 2.6
Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
21


Sumber : Data Bengkulu Selatan Dalam Angka 2011 (diolah)
2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah
Realisasi APBD kabupaten Bengkulu Selatan dari tahun 2006 sampai 2007 mengalami surplus tapi pada tahun 2008 sampai 2010 mengalami Defisit hal itu dapat dilihat pada
tabel berikut :
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2010 2010 2010 2010
Manna
13,102 13,309 13,516 13,723 13,930 3.031 3.079 3.127 3.175 3.223 1.58 1.58 1.58 1.58 1.58
Bunga Mas
5,804 5,895 5,986 6,077 6,168 1.335 1.356 1.377 1.398 1.419 1.57 1.57 1.57 1.57 1.57
Kota Manna
2,688 2,731 2,773 2,816 2,859 6.525 6.629 6.732 6.836 6.940 1.59 1.59 1.59 1.59 1.59
Pasar Manna
17,514 17,794 18,073 18,353 18,633 4.224 4.291 4.359 4.426 4.494 1.597 1.597 1.597 1.597 1.597
Kedurang
10,275 10,436 10,598 10,759 10,920 2.533 2.573 2.613 2.652 2.692 1.57 1.57 1.57 1.57 1.57
Kedurang Ilir
7,212 7,326 7,439 7,553 7,666 1.766 1.794 1.822 1.849 1.877 1.575 1.575 1.575 1.575 1.575
Seginim
15,069 15,307 15,545 15,783 16,021 3.401 3.455 3.508 3.562 3.616 1.58 1.58 1.58 1.58 1.58
Air Nipis
10,302 10,466 10,630 10,793 10,957 2.394 2.432 2.470 2.508 2.546 1.59 1.59 1.59 1.59 1.59
Pino
11,262 11,441 11,619 11,798 11,977 2.148 2.182 2.216 2.250 2.284 1.587 1.587 1.587 1.587 1.587
Ulu Manna
7,217 7,331 7,444 7,558 7,672 1.652 1.678 1.704 1.730 1.756 1.576 1.576 1.576 1.576 1.576
Pino Raya 18,303 18,595 18,886 19,178 19,469 4.488 4.559 4.631 4.702 4.774 1.593 1.593 1.593 1.593 1.593
Kecamatan Tahun
Jumlah Penduduk Jumlah KK
Tahun
Tingkat Pertumbuhan
Tahun
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
22

Tabel 2.7
Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun terakhir

No Anggaran 2006 2007 2008 2009 2010
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
A
1

2

3


B
1
2
3
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
(PAD)
Dana Perimbangan
(transfer)
Lain-lain Pendapatan yang
sah
Jumlah Pendapatan
Belanja
Belanja Tidak langsung
Belanja Langsung
Jumlah Belanja
Surplus/Defesit Anggaran

8.985.389

-

-

289.458.096

-
-
257.766.890
31.691.206

12.635.764

-

-

368.122.020

-
-
327.072.425
41.109.595

12.775.550

-

-

375.842.005

-
-
384.794.695
-8.952.690

22.042.030

339.328.028

6.145.003

367.515.091

215.862.562
158.709.561
374.572.123
-7.057.032

18.359.605

341.655.587

34.966.137

394.981.351

263.684.866
132.753.232
396.438.100
-1.456.749
Sumber : Bengkulu Selatan Dalam Angka 2011

Tabel 2.8
Rekapitulasi Belanja Modal Sanitasi 5 Tahun terakhir

No SKPD 2006 2007 2008 2009 2010
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

1
2
3
4

Dinas PU Cipta Karya
Dinas Kebersihan
*Kantor Lingkungan Hidup
Dinas Kesehatan

256.300.000
783.450.000
-
18.478.000


302.689.000
1.820.955.750
-
20.675.000

345.245.000
1.573.721.450
-
19.025.000

424.430.000
1.902.043.150
9.000.000
86..755.000

668.000.000
1.442.799.100
9.900.000
25.105.000
Sumber : Dinas PU CK, Dinas Kebersihan KLH dan Dinkes 2012, * KLH berdiri 2009
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
23

Tabel 2.9
Rekapitulasi Belanja Modal Sanitasi Persubsektor 5 Tahun terakhir

No Anggaran 2006 2007 2008 2009 2010
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
A Air Limbah - - - - -
B Persampahan 783.450.000 1.820.955.750 1.573.721.450 1.902.043.150 1.442.799.100
C Drainase Lingkungan 256.300.000 302.689.000 345.245.000 424.430.000 668.000.000
D PHBS 18.478.000 20.675.000 19.025.000 86.755.000 25.105.000
Sumber: Dinas PU CK, Dinkes dan Dinas Kebersihan 2012





Tabel 2.10
Rekapitulasi Realisasi Retrebusi Sanitasi Per subsektor 5 Tahun terakhir

No Subsektor 2006 2007 2008 2009 2010
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
A Air Limbah - - - - -
B Persampahan 18.960.000 14.886.000. 14.886.000 14.886.000. 25.350.000
C Drainase Lingkungan - - - - -
Sumber: Dinas PU CK, Dinkes dan Dinas Kebersihan 2012

Tabel 2.11
Ringkasan Anggaran Sanitasi dan belanja Modal Sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir

No AnggarSan 2006 2007 2008 2009 2010
(a) (b)
(d) (e) (f) (g)
A Air Limbah
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
24

1
2
3

B
C
D

E
F

G
H

I
J
DPU Pengairan
PU CK
KLH
Kimtaru
Persampahan
Drainase
Aspek PHBS (pelatihan, sosialisi, komunikasi,
pendampingan)
Total Belanja modal sanitasi (A s/d D)
Total Belanja Modal Sanitasi dari APBD
Murni (bukan Pendamping)
Total Belanja APBD
Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap
belanja modal (9:10x100%)
Jumlah Penduduk
Belanja Modal Sanitasi per penduduk
-
-
-
-
783.450.000
256.300.000
18.478.000

1.068.238.000
10.132.423.921

712.688.123.435
0,3

138.487
73.170
-
-
-
-
1.820.955.750
302.689.000
20.675.000

2.145.319.750
11.105.418.714

704.976.128.387
0,3

139.757
79.462
-
-
-
-
1.573.721.450
-
19.025.000

1.592.746.450
12.684.806.643

801.788.836.928
0,3

141.197
89.838
-
-
-
-
1.902.043.150
424.430.000
86.755.000

2.413.228.150
8.916.852.291

659.532.764.707
0,3

143.304
62.223
-
-
-
-
1.442.799.100
668.000.000
25.105.000

2.135.904.100
12.655.635.369

808.304.632.774
0,3

145.157
87.186
Sumber : data diolah
Menurut Peraturan Menteri Keuangan nomor 54 tahun 2012 Indeks Ruang Fiskal Daerah (IRFD) adalah kemampuan keuangan daerah dalam memenuhi kewajiban fiskal di
daerahnya. IRFD dihitung berdasarkan KFD riil pe rkapita dibagi dengan rata KFD riil per kapita secara nasional. KFD riil per kapita dihitung KFD dibagi jumlah penduduk dan
IKK.
Tabel 2.12
Ruang Fiskal Kabupaten

Tahun Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah (IRFD)
2006
2007
2008
2009
2010
0,594
0,594
0,594
0,61
0,61
Sumber : lampiran keputusan menteri Keuangan RI N0.54 tahun 2012
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
25

Tabel 2.13
Data Perekonomian umum daerah 5 tahun terakhir

No Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010
(a) (b) (d) (e) (f) (g)

1

2
3
4
5

PDRB harga Konstan ( struktur
Perekonomian) (Rp)
Pendapatan perkapita Kabupaten (Rp)
Upah Minimum Regional Kab. (Rp)
Inflasi
Pertumbuhan Ekonomi (%)

462.729.000.000

3.334.695
516.000
-
5,91%

491.283.000.000

3.580.702
644.838
-
6,17%

515.473.000.000

3.679.768
693.528
-
4.92%

538.799.640.000

3.768.776
735.000
-
4,53%

568.773.000.000

3.979.110
780.000
-
5,56%
Sumber : PDRB dan Disnakertransos


2. 4. Rencana Pusat Layanan
Didalam Kawasan Strategis Perkotaan, terdiri dari beberapa kegiatan yang akan dibangun berdasarkan basis sektor yang ada, sesuai dengan kondisi dan potensi lahan
dan ekosistem Kabupaten Bengkulu selatan. Ada 7 (tujuh) jenis kegiatan unggulan yang diusulkan dalam Kawasan Strategis Perkotaan ini. Kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Kegiatan Perdagangan dan Jasa, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan pada perdagangan dan jasa untuk penciptaan dan perluasan lapangan kerja di
daerah, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pendapatan pemerintah daerah ditetapkan di rua jalan;
a. Jalan Sudirman;
b. Jalan Ahmad Yani;
c. Jalan Kolonel Berlian;
d. Jalan Tukiran;
e. Jalan Sersan M. Taha;
f. Sebagian kawasan jalan Kemas Jamaludin
g. Jalan Trip Kastalani
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
26

h. Jalan Duayu
i. Jalan Iskandar Baksir
j. Sekitar kawasan simpang tiga kayu kunyit
k. Jalan Kartini
l. Sebagian jalan Affan Baksin
2. Kegiatan Industri Kecil, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan pada Industri Kecil dan Menengah untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan
masyarakat ditetapkan;
a. Desa Pagar Dewa.
b. Desa Sekunyit
c. Desa Kelutum
d. Desa Batu Kuning (Masat)
e. Desa Batu Kuning (Pasar Manna)
3. Kegiatan Kerajinan, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan pada industri kerajinan tangan (handmade), untuk penciptaan dan perluasan lapangan kerja di
daerah, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pendapatan pemerintah daerah ditetapkan di daerah :
a. Kelurahan Kota Medan
b. Kelurahan Tanjung Mulia
c. Kelurahan Kayu Kunyit
d. Kelurahan Pasar Mulia
4. Kegiatan Pusat Pemerintahan ditetapkan di kawasan Padang Panjang Kecamatan Kota Manna.
5. Kegiatan Permukiman Perkotaan ditetapkan;
a. Pusat Kota di Kecamatan Pasar Manna
b. Pusat Kota di Kecamatan Kota Manna
c. Pusat Kota di Kecamatan Manna
d. Perumnas Ketaping di Kecamatan Manna
e. Perumnas Kayu Kunyit di Kecamatan Manna
f. Perumnas Pintu Langit di Kecamatan Kota Manna
g. Perumnas Pagar di Kecamatan Kota Manna
h. Sekitar kawasan perdagangan.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
27

Kawasan Strategis Perdesaan yang meliputi Kecamatan Pino Raya, Kecamatan Pino, Kecamatan Seginim, Kecamatan Air
Nipis, Kecamatan Kedurang, Kecamatan Kedurang Ilir, Kecamatan Ulu Manna, dan Kecamatan Bunga Mas.
Didalam Kawasan Strategis Perdesaan, terdiri dari beberapa kegiatan yang akan dibangun berdasarkan basis sektor yang ada, sesuai dengan kondisi dan potensi lahan
Kabupaten Bengkulu selatan. Ada 2 (dua) jenis kegiatan unggulan yang diusulkan dalam Kawasan Strategis Perdesaan ini. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan agroindustri, suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan produksi-produksi kelapa dan kelapa sawit. Kegiatan agroindustri (sentra industri
kelapa dan kelapa sawit) berada di Kecamatan Pino Raya dan Kecamatan Pino.
2. Kegiatan agropolitan dan minapolitan, suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan pertanian dan perikanan darat. Kegiatan agropolitan dan minapolitan
berada di Kecamatan Seginim, Air Nipis, Kedurang dan Kedurang Ilir.

2.5 Tata Ruang Wilayah
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan rencana distribusi peruntukkan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukkan
ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukkan ruang untuk fungsi budidaya.
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan berfungsi sbb :
a. Sebagai alokasi ruang untuk kawasan budidaya bagi berbagai kegiatan sosial
b. Ekonomi dan kawasan lindung bagi pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten
c. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukkan ruang
d. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun, dan
e. Sebagai dasar dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang skala besar pada wilayah kabupaten.
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dirumuskan berdasarkan :
a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten dengan memperhatikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten
b. Daya dukung dan daya tampung lingkungan wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan yang dilakukan berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, penataan kawasan hutan,
dll
c. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kawasan budidaya dan kawasan lindung dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah, perkembangan tata guna lahan,
kesesuaian lahan dan penataan kawasan hutan di wilayah ini.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
28

Penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997
dan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990. Batasan mengenai kawasan lindung dan budidaya adalah sebagai berikut :
- Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, nilai sejarah
dan budaya bangsa untuk kepentingan pembangunan yang berkelanjutan
- Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan
sumberdaya manusia.
Berdasarkan penetapan kawasan hutan di Provinsi Bengkulu (dalam RTRWP Bengkulu), kawasan hutan meliputi kawasan hutan lindung, hutan produksi, hutan produksi
terbatas maupun taman nasional yang mengacu pada peraturan menteri kehutanan, tanpa mengubah fungsi dan penggunaan ruangnya. Walaupun begitu, saat ini telah
diajukan beberapa usulan peninjauan kembali dalam rangka melakukan pelepasan, perluasan maupun perubahan fungsi ruang yang ada saat ini merupakan kawasan
lindung, hutan produksi maupun hutan produksi terbatas oleh pemerintah daerah dalam rangka memaksimalkan fungsi dan pemanfaatan ruang yang berkelanjutan dan
berkesinambungan.


Tabel 2.14
Rencana Pengembangan Pola Ruang di Kabupaten Bengkulu Selatan
Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)
Kawasan Lindung
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
29

Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)
1.

Hutan Lindung Kriteria kawasan hutan lindung adalah:
- Kawasan hutan dengan faktor-faktor
kelerengan, jenis tanah, curah hujan yang
melebihi 175 mm
- Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan
40% atau lebih
- Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian
2000 m dpl atau lebih
Berdasarkan hasil perhitungan luas fungsi
kawasan pada Peta Penunjukan Kawasan,
wilayah yang termasuk dalam kawasan hutan
lindung di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah
seluas 33079,00 ha.

Rekonstruksi tata batas kawasan hutan lindung untuk memperoleh kepastian
hukum yang mengikat seluruh stake-holder terkait. Partisipasi masyarakat lokal
dalam penetapan batas sangat penting untuk menghindari berbagai bentuk
konflik di kemudian hari.
Pengelolaan hutan lindung harus mampu memberikan kontribusi terhadap
peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan kekayaan keaneka ragaman
hayati, penyediaan hasil hutan bukan kayu, pengembangan ekoturisme,
peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan penguatan partisipasi
masyarakat.
Kesatuan pengelolaan hutan lindung (KPHL) harus dikembangkan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan seperti luas kawasan, potensi, derajat besarnya
gangguan (illegal logging, perambahan); kondisi sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat lokal; karakteristik spatial, aksebilitas serta kondisi sumberdaya di
luar hutan lindung.
Pengelolaan hutan lindung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pengelolaan DAS secara terpadu dan harus selaras dengan aktivitas
pengembangan sektor-sektor lain serta menerapkan prinsip peranan hulu-hilir
yang berkeadilan.
Sistem pengamanan dan perlindungan hutan harus merupakan sistem
partisipatif yang melibatkan petugas pemerintah dan masyarakat lokal.
Kawasan Sempadan
Sempadan Pantai Sempadan pantai kawasan non permukiman, dipertahankan (100 meter dari titik
pasang) dengan menanami tanaman sebagai vegetasi penahan abrasi dengan
memperhatikan aspek estetika.
Sempadan pantai kawasan permukiman, agar dibuat tanggul pencegah abrasi
Sempadan Sungai Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang sudah ada,
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
30

Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)
minimal 15 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan kanan sungai. Pada
kawasan ini hendaknya dibuat jalan inspeksi atau ditanami vegetasi untuk
memberikan penguatan tanah
Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang terencana
hendaknya berjarak 15-25 meter dari titik pasang tertinggi di sepanjang kiri dan
kanan sungai
Garis sempadan sungai yang melewati luar kawasan permukiman dan di areal
rawan banjir hendaknya berjarak 50 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan
kanan sungai. Kawasan sungai hendaknya ditanami vegetasi untuk memberikan
penguatan tanah
Sempadan Danau Kriteria untuk kawasan sempadan danau yaitu
daratan sepanjang tepian danau
buatan/bendungan yang lebarnya proporsional
dengan bentuk dan kondisi fisik danau
buatan/bendungan antara 50-100 meter dari titik
pasang.
Kawasan sempadan danau di Kabupaten
Bengkulu Selatan adalah daerah yang berada di
tepian Danau Ulu Seginim di Kecamatan
Seginim, Danau Mengkudum di Kecamatan Pino
Raya
Kawasan sempadan danau dapat dimanfaatkan sebagai lahan permukiman
KDB rendah dengan memperhatikan garis sempadan danau
Diarahkan sebagai kawasan pariwisata alam dengan memanfaatkan keadaan
alamiah kawasan sekitar danau.
Sekitar Mata Air Kriteria untuk kawasan di sekitar mata air yaitu
dengan jari-jari sekurang-kurangnya 200 meter.

Kawasan sekitar mata air yang mempunyai radius sekurang-kurangnya 200
meter dari titik sumber mata air harus merupakan daerah perlindungan yang
intensif, sehingga penambahan jumlah permukiman atau bangunan yang ada
harus dihentikan.
Semua kegiatan budidaya di lokasi sekitar mata air harus dihentikan, kemudian
dilakukan upaya untuk meningkatkan fungsi lindungnya dengan menghutankan
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
31

Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)
kembali lokasi mata air tersebut.
Kawasan Budidaya
1.


Hutan Produksi Peningkatan peran serta, efisiensi dan produktivitas masyarakat dalam
menjaga kelestarian sumber daya hutan dan produksi hasil hutan yang diikuti
dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di dalam dan di
sekitar hutan disamping peningkatan pendapatan negara baik untuk sektor
dalam negeri maupun luar negeri.
Peningkatan percepatan produksi kayu melalui upaya penanaman dan
pengayaan jenis yang cepat tumbuh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dan industri.
Pengembangan hasil hutan bukan kayu yang potensial seperti madu dan rotan.
Pembentukan Kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan seperti luas kawasan, potensi, derajat besarnya
gangguan (illegal logging, perambahan); kondisi sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat lokal; karakteristik spatial, aksebilitas serta kondisi sumberdaya di
luar hutan produksi.
Penguatan peraturan perundang-undangan melalui penegakan hukum yang
tegas dan adil.
Hutan Produksi
Terbatas

Hutan Produksi
Tetap

Hutan Produksi
Konversi.








BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
32

Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)



2 Pertanian Lahan
Kering

Pengendalian kegiatan lain agar tidak mengganggu lahan pertanian yang
diklasifikasikan sebagai lahan subur kelas satu. Perlu pengembangan konsep
lahan pertanian abadi untuk lahan subur kelas satu, baik untuk lahan kering
maupun lahan basah
Penyelesaian tumpang tindih dengan kegiatan budidaya lainnya pada suatu
kawasan/lokasi
Usaha penanggulangan banjir yang berpotensi melanda kawasan pertanian.
Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering diarahkan
pada komoditas jagung sebagai andalan utama, dan untuk kepentingan
diversifikasi juga dikembangkan hortikultura
Untuk diversifikasi, diperlukan metode tumpangsari bagi komoditas-komoditas
yang secara komposit sesuai dikembangkan
Menerapkan sistem usaha tani konservasi terutama pada lahan-lahan dengan
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
33

Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)
potensi erosi tingg untuk menghindari degradasi lahan.

Lahan Basah Perluasan areal persawahan, yaitu meningkatkan produktivitas lahan tidur,
baik melalui pompanisasi maupun melalui cekdam (bendungan) baru.
Pengembangan prasarana pengairan untuk mendukung pengembangan
tanaman padi sawah
Penyusunan rencana kawasan sawah beririgasi dan pelaksanaan persiapan
lahan bagi kawasan sentra produksi Seginim, dalam menyongsong
pembangunan Bendungan Seginim.
Pencanangan dan penetapan lahan-lahan kategori kelas I untuk dijadikan
Lahan Pertanian Abadi

3. Perikanan
Perikanan Pesisir Pengembangan perikanan budidaya dan di
pesisir Kabupaten Bengkulu Selatan adalah
keterbatasan areal. Bentangan garis pantai
hanya sebesar 37,3 km dan lebar kewenangan
laut kabupaten hanya 4 mil-laut.
Mengembangkan zonasi wilayah pesisir dan laut untuk menetapkan ruang untuk
pengembangan perikanan budidaya dan perikanan tangkap;
Mengembangkan perencanaan detail perikanan budidaya (tingkat kawasan,
dengan skala > 1 : 50.000) yang menggambarkan potensi lahan (tambak, KJA,
areal rumput-laut) melalui analisis kesesuaian lahan pertambakan;
Mengembangkan sub-sistem perikanan budidaya, seperti pembangunan panti-
panti pembenihan ikan laut, dan pembangunan pabrik pakan dari bahan baku
lokal;

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
34

Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)

Mengembangkan kelembagaan yang menunjang sistem informasi perikanan
bagi keperluan pembudidaya dan nelayan, sistem pendidikan dan latihan dan
sistem pendanaan usaha;
Mengembangkan sistem fish aggregate divice (rumpon, terumbu buatan) untuk
menyediakan daerah penangkapan yang aksesibel;
Mengembangkan sarana dan prasarana perikanan budidaya dan perikanan
tangkap (pelabuhan/TPI, armada penangkapan, pabrik es, penyalur BBM)
Perikanan Tangkap Pengembangan perencanaan spesifik perikanan tangkap Kabupaten Bengkulu
Selatan wilayah kewenangan Lautan Indonesia yang merupakan uraian dari
kebijakan master plan pengembangan perikanan Provinsi Bengkulu (Etalase
Perikanan)
Pengembangan armada penangkapan yang berjelajah tinggi, seperti kapal
perikanan 50 GT yang dapat mengoperasikan alat tangkap lepas pantai (huhate,
rawai-tuna, jaring insang)
Pengembangan prasarana penangkapan seperti TPI atau pelabuhan perikanan,
pabrik es;
Pengembangan kelembagaan nelayan untuk keperluan diklat, penata-kelolaan
dana dan permodalan, penata-kelolaan sarana penangkapan seperti BBM,
material alat tangkap.
4. Perindustrian




Permukiman industri kecil (PIK), yakni suatu area/lahan peruntukan yang
disediakan khusus untuk industri kecil yang didalamnya dilengkapi dengan
infrastruktur, unit produksi, sarana pelayanan bersama, serta tempat tinggal
pengusahanya.
Sentra industri kecil, yakni suatu area/lahan yang diperuntukkan untuk kegiatan
industri, dimana terdapat berbagai kegiatan usaha industri kecil sejenis, yang
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
35

Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)




tumbuh dan berkembang dalam suatu lokasi tertentu. Arahan lokasi sentra
industri kecil di kabupaten Bengkulu adalah dengan memantapkan dan
mendorong perkembangan sentra-sentra industri kcil yang telah ada.
5. Pariwisata





Pengembangan objek wisata baru dan peningkatan objek wisata yang sudah
ada, baik sarana maupun prasarananya.
Penataan ruang (penyusunan rencana) pengembangan pariwisata kabupaten,
terutama untuk kawasan pariwisata terpadu
Pengembangan objek pariwisata pantai dan objek wisata bahari pulau
diarahkan menjadi wisata terpadu sehingga dalam pengembangannya harus
terintegrasi. Dengan diarahkannya kawasan pariwisata pantai dan pulau
menjadi kawasan pariwisata terpadu, diharapkan akan lebih memacu
perkembangan kegiatan pariwisata di kawasan pesisir, terutama dalam
membuka kawasan pariwisata pulau.
Pengembangan obyek/atraksi wisata/rekreasi bagi setiap kawasan pariwisata
yang terpadu
Pengembangan sarana dan prasarana penunjang bagi kelancaran akses ke
masing-masing kawasan pariwisata.
6. Permukiman








Rencana pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Bengkulu
Selatan adalah sebagai berikut:
Permukiman perkotaan diarahkan untuk mengisi kawasan belum terbangun di
ibukota kecamatan terutama pada pusat-pusat wilayah pembangunan
Pengarahan pemanfaatan ruang perkotaan ditinjau agar struktur ruang linier
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
36

Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan)
disetiap ibukota kecamatan diubah menjadi struktur ruang konsentris yang lebih
terpadu dan kompak
Secara bertahap agar dilakukan penyusunan RTR Kawasan ibukota kecamatan
untuk seluruh ibukota kecamatan dan penyusunan RDTRK untuk ibukota
kecamatan yang berfungsi sebagai pusat wilayah pengembangan
pembangunan, dan penyusunan RTRK untuk ibukota kecamatan yang
mempunyai perkembangan perkotaan yang pesat.
Pengembangan kawasan permukiman untuk menunjang kawasan pertanian,
agro-industri dan lain-lain
Peningkatan sarana dan prasarana permukiman, terutama sarana sosial, air
bersih, drainase, limbah, persampahan, listrik dan telekomunikasi.

Rencana pengembangan kawasan pemukiman pedesaan di Kabupaten Bengkulu
Selatan adalah sebagai berikut:
Lebih mengkonsentrasikan pemukiman pedesaan pada kelompok pemukiman
perkampungan yang sudah ada, agar tidak terjadi penyebaran pemukiman
secara sporadik yang mengakibatkan penggunaan lahan dan penyediaan
infrastruktur menjadi tidak efisien.
Pengembangan desa pusat pertumbuhan
Peningkatan aksesibilitas antara kawasan pemukiman dengan kawasan
pertanian
Peningkatan sarana dan prasarana permukiman
Untuk mengantisipasi perkembangan kawasan terbangun/ permukiman sebagai
implikasi dari pembangunan jalan pantai utara, yang tentu akan merangsang
perkembangan disekitarnya karena aksesibilitasnya yang tinggi, maka kawasan
terbangun pemukiman perlu diarahkan agar perkembangannya tidak sporadik.
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
37

Sumber : Hasil Rencana
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
38

Tabel 2.15
Rencana Pola Ruang Berdasarkan Klasifikasi Ruang
Kabupaten Bengkulu Selatan 2031


Sumber : Hasil Analisis


Jenis Penggunaan Lahan
Luas (Ha)
(kurang lebih)
(%)
Hutan Lindung 33.079 27,88
Hutan Produksi Terbatas 14,566 12,28
Hutan Produksi 1.579 1,33
Permukiman 5.504 4,64
Pertanian Lahan Basah 11.046 9,31
Pertanian Lahan Kering 6.028 5,08
Tanaman Tahunan 24.091 20,31
Perkebunan 20.346 17,15
Industri 291 0,24
Sempadan Sungai 296 0,24
Sempadan Pantai 1,784 1,5
Total : 118.610 100,00
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
39


BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
40

Peta 2.4 Peta Rencana Struktur Ruang
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
41


BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
42

Peta 2.5 Rencana Pola Ruang
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
43

2.6 Sosial dan Budaya
Kondisi Sosial dan Budaya di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat dilihat dari sisi fasilitas pendidikan yang telah ada, untuk pendidikan dasar 9 tahun fasilitas
pendidikan SD dan SMP tersedia merata di setiap kecamatan, tetapi untuk tingkat SMA masih ada kecamatan yang belum mempunyai fasilitas pendidikan SMA/SMK yaitu
Kecamatan Bunga Mas dan Kecamatan Ulu Manna. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 2.13 di bawah ini;

Tabel 2.16 :
Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten


Nama Kecamatan
Jumlah Sarana Pendidikan
Umum Agama
SD SLTP SMU SMK MI MTs MA
Manna
Bunga Mas
Kota Manna
Pasar Manna
Kedurang
Kedurang Ilir
Seginim
Air Nipis
Pino
Ulu Manna
Pino Raya
13
7
13
11
9
7
13
9
12
9
21
4
1
6
3
2
2
4
2
4
3
5
1
-
6
3
1
-
1
-
1
-
1
-
-
1
-
-
1
1
-
1
-
1
1
-
1
1
3
-
-
2
-
1
1
-
-
1
1
1
-
-
1
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
Sumber :BSDA 2011



Jumlah Keluarga Miskin pada setiap kecamatan di Kabupaten Bengkulu Selatan mempunyai rentang cukup tinggi, jumlah terendah 751 KK di kecamatan Bunga mas
dan tertinggi 2528 KK di kecamatan Pino Raya. Untuk lebih jelasnya jumlah KK miskin di setiap kecamatan dapat dilihat dari tabel 2.14 di halaman berikut ini;


BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
44


Tabel 2.17:
Jumlah Penduduk miskin per Kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK)
Kedurang
Seginim
Pino
Manna
Kota Manna
Pino Raya
Kedurang Ilir
Air Nipis
Ulu Manna
Bunga Mas
Pasar Manna
1.845
2.013
1.559
1.546
1.214
2.528
1.225
1.486
988
751
912
Sumber : data diolah
Rincian jumlah rumah perkecamatan di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat dilihat pada tabel 2.15 pada halaman berikut.
Tabel 2.18:
Jumlah Rumah per Kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Rumah
Manna
Bunga Mas
Kota Manna
Pasar Manna
Kedurang
Kedurang Ilir
Seginim
3.031
1.335
6.525
4.224
2.533
1.766
3.401
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
45

Air Nipis
Pino
Ulu Manna
Pino Raya
2.394
2.148
1.652
4.488
Sumber : data diolah

2.7 Kelembagaan Pemerintahan Daerah
Kelembagaan Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan telah di atur berdasarkan banyak Peraturan daerah yang sudah diterbitkkan dalam upaya menjamin pelaksanaan
pemerintahan yang sesuai dengan aturan organisasi pemerintahan antara lain;
1. Perda No. 05 tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dalam Kabupaten Bengkulu Selatan
2. Perda No. 06 tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata kerja Lembaga lain perangkat daerah Kabupaten Bengkulu Selatan
3. Perda No. 07 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bengkulu Selatan.
4. Perda No. 08 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bengkulu Selatan.
5. Perda No. 09 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bengkulu Selatan.





BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012
46


Bag Persidangan & Risalah
Bag. Keuangan
Bag. Umum
- Hukum dan Politik
- Pemerintahan - Bagian Administrasi pemerintahan - Bagian Organisasi & Tata laksana
- Pembangunan Umum - Bagian Administrasi Perekonomian - Bagian Humas, Protokol dan Santel
- Kemasyarakatan & SDM - Bagian Hukum & Perundang- - Bagian Administrasi Pembangunan - Bagian Umum
- Ekonomi dan Keuangan Undangan - Bagian Keuangan
- Bagian Administrasi Kesra dan
- Kemasyarakatan
- Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah - Badan Penanggulangan Bencana Daerah
- Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan - Badan Narkotika Kabupaten - Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian.
- Dinas Pekerjaan Umum - Inspektorat Perikanan dan Kelautan
- Dinas Kehutanan dan ESDM - Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa - Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
- Dinas Pertanian - Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB - Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI
- Dinas Kelautan dan Perikanan - Badan Kepegawaian dan Diklat
- Dinas Pendapatan Daerah, Pengelolaan Keu dann - Rumah Sakit Umum Daerah
Aset Daerah - Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
- Dinas Kesehatan - Kantor Perpustatakaan dan Arsip Daerah
- Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi - Kantor Lingkungan Hidup
- Dinas Perhubungan, Komunikasi Informasi,
Budaya dan Pariwisata
- Dinas Kebersihan dan Tata Kota
/ DESA
Gambar 2.1
STRUKTU ORGANISASI
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN
STAF AHLI Asisten Pemerintahan & Asisiten Administrasi Asisten Administrasi
SEKRETARIAT DPRD
KECAMATAN
KELURAHAN
BUPATI
DPRD
WAKIL
BUPATI
Perekonomian & Pembangunan
SEKRETARIAT DAERAH
DINAS DAERAH LEMBAGA TEKNIS DAERAH
Umum Kesejahteraan Rakyat
LEMBAGA LAIN PERANGKAT DAERAH
PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012

Tabel 2.19:
Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Sanitasi (air limbah, persampahan dan drainase serta I aspek PHBS)

FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat
PERENCANAAN - -
Menyusun target pengelolaan sanitasi skala kab/kota Dinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan - -
Menyusun Rencana Program Sanitasi dalam Rangka Pencapaian Target Dinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan - -
Menyusun Rencana Anggaran Program sanitasi dalam rangka pencapaian target Dinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan - -
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pembuangan awal Sanitasi Dinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan - -
Membangun sarana sanitasi Dinas PU, Dinkes, KLH, Kebersihan - -
Menyediakan sarana sanitasi Dinas PU, Dinkes, KLH, Kebersihan - -
PENGELOLAAN
Mengelola sarana sanitasi Dinas PU, Dinkes, KLH, Kebersihan - -
Memberikan izin usaha pengelolaan sanitasi Dinas PU, Dinkes, KLH, Kebersihan - -
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan sarana sanitasi Dinas PU, Dinkes, Kebersihan - -
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan sanitasi (Pengangkutan, personil,
peralatan, dll)
Dinas PU, Dinkes, Kebersihan
- -
Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal sanitasi Dinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan - -
Memberi sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan Sanitasi Dinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan - -
MONITORING DAN EVALUASI - -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sanitasi
skala kota/kabupaten
Dinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan
- -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana
pengelolaan sanitasi
Dinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan
- -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan Sanitasi dan atau
menampung serta mengelola keluhan atas layanan sanitasi
Dinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan
- -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu / kualitas sanitasi Dinas PU, Bappeda, Dinkes, KLH, Kebersihan - -








PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN 2012

Tabel 2.20 :
Peta Peraturan Sanitasi Kabupaten / Kota

Peraturan Ketersediaan Pelaksanaan Keterangan
Ada(Sebutkan) Tidak ada Efektif
Dilaksanakan
Belum Efektif
Dilaksanakan
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Sanitasi
Target capaian pelayanan pengelolaan
Sanitasi di Kab BS

V

-

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/
Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan
Sanitasi


V

-

Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah
Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat
dan badan usaha dalam pengolahan sanitasi

V

-

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan
atau pengembang untuk menyediakan
sarana pengelolaan sanitasi

V

-

Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah
tangga untuk menyediakan sarana
pengelolaan sanitasi di tempat usaha

V

-

Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk
menyediakan sarana pengelolaan sanitasi di
tempat usaha

V

-

Retribusi kegiatan sub sektor sanitasi Perda No 02 Th
2011
Ttg Jasa Retribusi
Umum.
V
V



Tatacara perizinan untuk kegiatan sanitasi
bagi kegiatan permukiman, usaha rumah
tangga dan perkantoran

V

-





PROFIL SANITASI WILAYAH

49

BAB III
PROFIL SANITASI WILAYAH


Profil Sanitasi Wilayah merupakan gambaran dari kondisi sanitasi sebuah wilayah dilihat dari berbagai
aspek kehidupan yang terjadi di masarakat dan merupakan ukuran pelaksanaan sanitasi di suatu wilayah. Profil
Sanitasi wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan akan dijabarkan sebagai berikut.

3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Hegiene

Prilaku Hidup bersih dan sehat dan Promosi Hegiene perlu menjadi kebiasaan yang dimasyarakatkan dan
terus di sosialisasikan pada seluruh tingkatan di masyarakat, apalagi semakin majemuknya lingkungan yang
berimbas pada buruknya kualitas lingkungan sebagai akibat dari hasil aktivitas atau kegiatan manusia sebagai
mahluk hidup yang mandiri dan mempunyai tujuan. Sosialisasi ini dimaksudkan agar semakin meningkatnya
kemampuan dari setiap warga dalam memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Lingkungan bersih dan
sehat, tentu akan meningkatkan kualitas kesehatan manusia dilingkungan terserbut, hal ini dapat terjadi bila perilaku
manusia sadar akan PHBS sudah mumpuni. Program PHBS telah lama dilakukan namun perilaku sehat masyarakat
perlu terus menerus diperbaiki dan ditingkatkan.

3.1.1 Tatanan Rumah Tangga

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota Rumah
Tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat
2
.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di Rumah Tangga yaitu :
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Memberi ASI ekslusif
Menimbang bayi dan balita
Menggunakan air bersih
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Menggunakan jamban sehat
Memberantas jentik di rumah
Makan buah dan sayur setiap hari
Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Tidak merokok di dalam rumah
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Selatan yang diperoleh dari data Puskesmas
di setiap Kecamatan dapat digambarkan: bahwa 57 % rumah tangga yang dilakukan pemeriksaan sarana sanitasi
dasarnya (Jamban, Tempat sampah dan pengelolaan air limbah), didapatkan rata-rata rumah tangga yang memiliki
sarana tersebut dengan kategori sehat sebesar 48 % dan kategori tidak sehat sebesar 52 % dari total 43.244 KK.
sedangkan keluarga yang memiliki akses air bersih dari keluarga yang diperiksa 78% memiliki akses air bersih,
dengan akses terbanyak memanfaatkan sumur gali (28%) dan akses yang terendah memanfaatkan air hujan
(0.01%).

3.1,2 Tatanan sekolah




PROFIL SANITASI WILAYAH

50

Kondisi PHBS pada sekolah di Bengkulu Selatan secara umum masih jauh dari standar,
setiap sekolah rata-rata mempunyai 1 WC untuk murid dan 1 WC untuk guru, satu sumur gali atau sumur
dengan pompa tangan tetapi kebanyakan kondisinya sudah rusak. Untuk WC Murid rata-rata tidak
terawat, tidak pernah dibersihkan dan tidak ada air, hanya WC guru yang berfungsi.
PROFIL SANITASI WILAYAH

51

Tabel 3.1:
Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi di Sekolah/Pesantren (SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK (toilet dan tempat cuci tangan)

Nama Sekolah Jumlah
Siswa
Jumlah
Guru
Sumber Air Bersih Jumlah
Toilet/Wc
Jumlah
Tempat
Kencing
Fasilitas
Cuci
Tangan
Persedia
an
Sabun
Siapa yg Membersihkan Toilet
PDAM SPT SGL Siswa Guru Pesuruh
L P L P S K T S K T S K T Gu
ru
L P Gu
ru
L P Y T Y T L P L P L P
1.SDN 05
2.SDN 06
3. SDN 09
4. SDN 11
5. SDN 12
6. SDN 13
7. SDN 16
8. SDN 19
9. SDN 20
10. SDN 21
11. SDN 22
12. SDN 24
13. MIN
14. SMPN 2
15. SMPN 4
18. SMPN 13
19. SMPN 15
20. SMP IT
21. SMA 2
22. SMA 3
23.SMA 5
24. SMA PGRI
25. SMA MUH
26. SMA KARYA
27. SMA PEMB
28. SMA YHD
29. MA Alquraniah
30. SDN 25
31. SDN 26
32. SDN 27
33. SDN 28
34. SDN 29
35. SDN 30
36. SDN 31
37. SDN 32
207
37
177
140
66
137
208
112
170
107
133
66
76
351

240
70










54
211
51
197
130
74
125
213
122
168
113
147
69
79
367

260
70










53
4
3
2
1
5
2
3
3
5
5
4
3
10
21
10
20
17
8
13
24
16
17
15
12
12
19
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
v V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
v
v

PROFIL SANITASI WILAYAH

52

38. SDN 33
39. SDN 34
40. SDN 35
41. SDN 36
42. SMPN 3
43. SMPN 21
44. SMPLB
45 SMA 6
46. SDN 44
47. SDN 45
48. SDN 46
49. SDN 47
50. SDN 48
51. SDN 49
52. SDN 50
53. SDN 51
54. SDN 52
55. SDN 53
56. SDN 54
57. SDN 55
58. SDN 56
59. SMPN 7
60. SMPN 20
61. SMPN T Menang
62. SMAN 7
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (diolah)














PROFIL SANITASI WILAYAH

53

Tabel 3.2:
Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah (SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK)(Penglolaan Sampah dan Pengetahuan Hegiene)





Nama sekolah
Apakah Pengetahuan ttg Hegiene
dan Sanitasi diberikan
Apakah Ada Dana
utk Air
Bersih/Sanitasi/Pe
nd Hegiene

Pengelolaan Sampah

Tempat Buangan Air
Kotor



Kapan
Tangki
Septik
dikosongkan




Kondisi
Hegine
Sekolah
Ya, saat
pertemuan
penyuluha
n tertentu
Ya, saat
mata
pelajaran
Penjas
Tidak
Pernah

Ya

Tidak

Dikumpulk
an

Dipisahka
n

Dibuat
Kompos

Dari Toilet
Dari
Kamar
mandi
1.SDN 05
2.SDN 01
3. SDN 09
4. SDN 11
5. SDN 12
6. SDN 13
7. SDN 16
8. SDN 19
9. SDN 20
10. SDN 21
11. SDN 22
12. SDN 24
13. MIN
14. SMPN 2
15. SMPN 10
18. SMPN 13
19. SMPN 9
20. SMP IT
21. SMAN 2
22. SMAN 3
23.SMAN 5
24. SMAN 6
25. SMAN 2
26. SMAN 1
27. SMAN 9
28. SMKN 1
29. MA Alquraniah
30. SDN 25
31. SDN 26
32. SDN 27
33. SDN 28
34. SDN 29
35. SDN 30
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V







V
V


V
V







V
V
V
V







V
V







V
V


V
V







V
V
V
V




V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

PROFIL SANITASI WILAYAH

54

36. SDN 31
37. SDN 32
38. SDN 33
39. SDN 34
40. SDN 35
41. SDN 36
42. SMPN 3
43. SMPN 21
44. SMPLB
45 SMA 6
46. SDN 44
47. SDN 45
48. SDN 46
49. SDN 47
50. SDN 48
51. SDN 49
52. SDN 50
53. SDN 51
54. SDN 52
55. SDN 53
56. SDN 54
57. SDN 55
58. SDN 56
59. SMPN 7
60. SMPN 20
61. SMPN T Menang
62. SMAN 7
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V










V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (diolah)


3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik

Pengelolaan air limbah rumah tangga di Kabupaten Bengkulu Selatan belum dilakukan secara professional dan memenuhi standar Sanitasi. Air limbah
rumah tangga hanya dialirkan ke saluran drainase, sungai, dan tempat-tempat terbuka lainnya. Rumah Tangga yang mempunyai Jamban hampir semua
penampungan limbahnya dengan Subsetank Cubluk bukan Tangki Septic.

3.2.1 Kelembagaan

Untuk Kabupaten Bengkulu Selatan, belum ada Lembaga yang bertanggung jawab penuh dalam Pengelolaan Air limbah Rumah Tangga, belum ada
fasilitas IPAL di lingkungan, belum ada truk pengangkut tinja, dan juga belum ada IPLT.

PROFIL SANITASI WILAYAH

55

Tabel 3.3
Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik

FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan air limbah Domestik skala kab/kota Bappeda, Dinkes KLH, Kebersihan, PU - -
Menyusun Rencana Program Air Limbah Domestik dalam Rangka Pencapaian
Target
Bappeda, Dinkes KLH, Kebersihan, PU - -
Menyusun Rencana Anggaran Program air limbah domistik dalam rangka
pencapaian target
Bappeda, Dinkes KLH, Kebersihan, PU - -
PENGADAAN SARANA - -
Menyediakan sarana pembuangan awal Air Limbah Domestik Dinkes, KLH, Kebersihan, PU - Rumah Tangga
Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (tangki Septik) Dinkes, KLH, Kebersihan, PU - Rumah Tangga
Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septic ke IPLT (truk tinja) Dinkes, KLH, Kebersihan, PU - -
Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa
kolektor)
Dinkes, KLH, Kebersihan, PU - -
Membangun sarana IPLT dan dan atau IPAL Dinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH - -
PENGELOLAAN
Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja Dinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH - -
Mengelola IPLT dan atau IPAL Dinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH - -
Melakukan penarikan retrebusi penyedotan lumpur tinja Dinas Kebersihan - -
Memberikan izin usaha pengelolaan Air limbah domestik dan atau penyedotan Air
limbah domestik
Dinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH - -
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik dan
saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB
Dinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH - -
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (Pengangkutan,
personil, peralatan, dll)
Dinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH - -
Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal air limbah domestik Dinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH - -
Memberi sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan Air limbah Domestik Dinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH - -
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air
limbah domestk skala kota/kabupaten
Dinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH - -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana
pengelolaan Air limbah domestik
Dinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH - -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan Air limbah
Domestik dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah
domestik
Dinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH - -
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestic Dinas PU, Dinas Kebersihan dan KLH - -

PROFIL SANITASI WILAYAH

56

Tabel 3.4
Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten / Kota

Peraturan Ketersediaan Pelaksanaan Keterangan
Ada(Sebutkan) Tidak ada Efektif
Dilaksanakan
Belum Efektif
Dilaksanakan
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Air Limbah Domestik
Target capaian pelayanan
pengelolaan Air Limbah Domestik di
Kab BS

-

Tidak Ada

-

-

-

-
Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kab/ Kota dalam
penyediaan layanan pengelolaan Air
Limbah Domestik

-

Tidak Ada

-

-

-

-
Kewajiban dan sanksi bagi
pemerintah Kab/Kota dalam
memberdayakan masyarakat dan
badan usaha dalam pengolahan Air
Limbah Domestik

-

Tidak Ada

-

-

-

-
Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat dan atau pengembang
untuk menyediakan sarana
pengelolaan air limbah domestk di
hunian rumah

-

Tidak Ada

-

-

-

-
Kewajiban dan sanksi bagi industri
rumah tangga untuk menyediakan
sarana pengelolaan air limbah
domestik di tempat usaha


-

Tidak Ada


-


-


-


-
Kewajiban dan sanksi bagi kantor
untuk menyediakan sarana
pengelolaan Persampahan di tempat
usaha

-

Tidak Ada

-

-

-

-
Kewajiban penyedotan Persampahan
untuk masyarakat, industry, rumah
tangga dan kantor pemilik tangki
septic

-

Tidak Ada

-

-

-

-
Retribusi penyedotan Air Limbah
Domestik

-
Tidak Ada
-

-

-

-
PROFIL SANITASI WILAYAH

57

Tatacara perizinan untuk kegiatan
pembuangan Air Limbah bagi
kegiatan permukiman, usaha rumah
tangga dan perkantoran

-

Tidak Ada

-

-

-

-













PROFIL SANITASI WILAYAH

58

3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan

Tabel 3.5
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah

Input User
Interface
Penampungan
Awal
Pengaliran Pembuangan
Daur Ulang
Pengelolaan
Akhir
Kode/Nama
Aliran
Black Water WC Sentor Lubang Tanah
tertutup
- - - AL 1
Black Water WC Sentor - Sewerage - Sungai AL2
Black Water Wc Terbuka - - - Sungai AL3
Grey Water Kamar
Mandi/Sumur
Lubang tanah
tertutup
- - - AL4
Grey Water Kamar
Mandi/Sumur
- Saluran
terbuka
- Sungai AL5





Tabel 3.6
Sistem Pengelolaan Air limbah yang ada di Kabupaten

Kelompok
Fungsi
Teknologi yang
Digunakan
Jenis Data
Sekunder
(Perkiraan) Nilai
Data
Sumber Data
User Interface Jamban Jumlah(kuantitas)
KK tersambung
68.260 jiwa
38.986 KK
Dinas Kesehatan

Sumber : Dinas Kesehatan







PROFIL SANITASI WILAYAH

59

3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK ( Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan)


Tabel 3.7:
Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh Masyarakat


Kecamatan
Jumlah Jumlah MCK Tahun
MCK
Jumlah Sanimas Tahun
Sanimas
RT R
W
Pddk
miskin
Jamban
keluarga
Dikelola
RT
Dikelola
RW
Dikelola
CBO
Dikelola
lainnya
Dibangun Dikelola
RT
Dikelola
RW
Dikelola
CBO
Dikelola
lainnya
dibangun
Kec. Kota Manna - - - 4.782 - - - 6 2008 - - - 2 2010
Seginim - - - 3.819 - - - 23 2007 - - - 5 2011
Manna - - - 3.660 - - - 3 2009 - - - 2 2011
Ulu Manna - - - 3.660 - - - 9 2010 - - - - -
Air Nipis - - - 1.736 - - - 1 2010 - - - 1 2010
Kedurang - - - 3.147 - - - 8 2007 - - - - -
Kedurang Ilir - - - 1.880 - - - 40 2010 - - - - -
Pasar Manna - - - 1.460 - - - - - - - - - -
Pino - - - 2.751 - - - 5 2010 - - - 2 2011
Pino Raya - - - 3.747 - - - 14 2007 - - - 3 2010
Bunga Mas - - - 1.736 - - - 2 2012 - - - 1 2011
Sumber: Dinkes dan Program P2DTK, PNPM MP, Sanimas










PROFIL SANITASI WILAYAH

60

Tabel 3.8:
Kondisi sarana MCK





Kecamatan
Loka
si
MCK
Jumlah Pemakai Jumlah
Toilet
Jml Kmr
Mandi
Fas cuci
Tangan
Persed
iaan
Sabun
Ada
biaya
Pemakai
an MCK
Tempat
Buangan Air
Kotor
Kapan
Tangki
septic
dikoso
ngkan
MCK PDAM SPT SGL

RT R
W
L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T Y T Tangki
Septik
Cubluk
Kota Manna
Manna
Seginim
Ulu Manna
Pino
Pino Raya
Air Nipis
Kedurang
Kedurang Ilir
Bunga Mas
Pasar Manna
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
84
42
335
135
103
245
25
114
495
43
-
96
48
365
145
107
256
35
126
518
47
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
V
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
5
28
9
7
17
2
8
40
3
-
8
5
28
9
7
17
2
8
40
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber: Survey, Wawancara dan data diolah


Tabel 3.9 :
Daftar Program/proyek layanan yang berbasis Masyarakat


NO

Sub Sektor
Nama Program
/Proyek/Layana
n

Pelaks
ana/P
J
Tahun
Awal
Kondisi Sarana saat ini Aspek PMJK
Fungsi Tdk
Fungsi
Rusak PM JDR MBR
1

2
Air Limbah Domestik; Onsite
Individual
Air Limbah Domestik; Onsite
Komunal
-

DED
Pembangunan
IPAL
Rusunawa
-

PU CK
-

2012
-

-
-

-
-

-
-

-
-

-
-

-
Sumber: Dinas PU CK
PROFIL SANITASI WILAYAH

61

3.2.4 Pemetaan Media (air limbah domestik)

Ruang Lingkup Air Limbah Rumah Tangga untuk saat ini belum merupakan sektor prioritas di Kabupaten
Bengkulu Selatan, hingga kini belum ada satupun SKPD yang secara khusus menangani sektor ini.

Tabel 3.10
Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten

No Kegiatan Tahun Dinas
Pelaksana
Tujuan
Kegiatan
Khalayak
Sasaran
Pesan
Kunci
Pembelajaran
1 Penyuluhan
masyarakat pola
hidup bersih dan
sehat (PHBS)
2010 Dinas
Kesehatan
Agar
masyarakat
mengerti pola
hidup sehat
Warga
Pedesaan
Penerapan
pola hidup
sehat
Pola hidup
sehat adalah
dasar untuk
menggapai
hidup sehat
2 Penyuluhan dan
pemasangan Iklan
promosi Stop
BABs
2009 Dinas
Kesehatan
(Bantuan
ADB)
Agar
masyarakat
sadar akan
akibat buruk
BABs
Warga
Pedesaan
Stop
BABs
BABs bukan
tindakan
yang
mendukung
lingkungan
yang sehat

Sumber: Dinas Kesehatan

Tabel 3.11
Media Komunikasi yang ada di kabupaten Bengkulu Selatan

No Nama Media Jenis Acara Isu Yang Diangkat Pesan Kunci Pendapat
Media
1 Radar Selatan Artikel Peranan Porgram
PPSP di kab
Bengkulu Selatan
Program PPSP Wajib
didukung oleh semua
pihak tanpa terkecuali
Positif
2 Radio Mitra FM Talk show Program PPSP Program PPSP adalah
program kualitas hidup
masyarakat
Positif
Sumber: Radar Selatan

Tabel 3.12
Kerjasama Terkait Sanitasi

No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama
1 Sosialisasi Program
PPSP
Artikel PPSP Radar Selatan - In Kind
2 Sosialisasi Program
PPSP
Talk Show Radio Mitra FM - In Kind
Sumber: Radar Selatan dan Radio Mitra FM




PROFIL SANITASI WILAYAH

62

Tabel 3.13
Daftar Mitra Potensial

No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama
1 Radar Selatan Artikel - In Kind
2 Radio Mitra FM Talk Show - In Kind
Sumber: Radar Selatan dan Radio Mitra FM


3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha

Tabel 3.14
Penyedia Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten

No Nama Provider Tahun Mulai Operasi Jenis Kegiatan
1 Klinik Asyiffa 2012 Pembangunan IPAL



3.2.6 Pendanaan dan Pembiayaan

Tabel 3.15
Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari sektor pengelolaan Air Limbah Domestik

No Subsektor/SKPD n-4 n-3 n-2 n-1 N Rata-rata Pertumbuhan (%)
- - - - - - - - -

Ket; Data tidak tersedia/Belum dilakukan


3.2.7 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak

Permasalahan yang mendesak yaitu:
1. Perlunya adanya aturan Perda mengenai Air Limbah Domestik
2. Ada rencana strtegis ke depan untuk melakukan pengolahan Air limbah
3. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai standar pengolahan Air Limbah Domestik ke masyarakat
4. Perencanaan untuk mengganti penampungan Cubluk dengan tangki Septik di pemukiman
5. Perencanaan pembangunan IPAL dan IPLT
PROFIL SANITASI WILAYAH

63

3.3. Pengelolaan Persampahan

Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Bengkulu Selatan cakupannya hanya di tiga kecamatan wilayah kota yaitu Kota Manna, Pasar Manna dan Manna
itupun belum optimal, masih banyak penumpukan sampah yang tidak terangkut. TPA Pagar Dewa hanya berfungsi menjadi tempat pembuangan dan belum
ada pengolahan/pemilahan sampah. Rendahnya cakupan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA disebabkan jumlah armada truk pengangkut sampah
yang belum mencukupi dan dari armada yang ada banyak yang rusak dan berumur tua. Permasalahan lain dari pengolahan dan sampah adalah rendahnya
Kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah sembarangan dan meningkatnya produksi sampah pada musim-musim
tertentu misalnya pada musim buah-buahan.

3.3.1 Kelembagaan

Tabel 3.16:
Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan
FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan Persampahan skala kab/kota Dinas PU, Dinas Kebersihan, KLH,
dan Bappeda

Menyusun Rencana Program Persampahan dalam Rangka Pencapaian Target Dinas PU, Dinas Kebersihan, KLH,
dan Bappeda

Menyusun Rencana Anggaran Program Persampahan dalam rangka pencapaian
target
Dinas PU, Dinas Kebersihan, KLH,
dan Bappeda

PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pembuangan awal Persampahan Dinas PU, Dinas Kebersihan, KLH
Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal sampah Dinas PU, Dinas Kebersihan, KLH
Menyediakan sarana pengangkutan dari TPS ke TPA Dinas Kebersihan dan KLH
Membangun sarana TPA Dinas Kebersihan, PU
PENGELOLAAN
Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Dinas Kebersihan Rumah tangga
Mengelola sampah di TPS Dinas Kebersihan dan KLH
Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Dinas Kebersihan
Mengelola TPA Dinas Kebersihan, KLH dan Dinkes
Melakukan pemilahan sampah Dinas Kebersihan dan KLH Pengumpul barang
bekas
Rumah tangga dan
Rukun Tetangga
Melakukan penarikan Retribusi sampah Dinas Kebersihan
Memberikan izin pengelolaan sampah Dinas Kebersihan dan KLH
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan Sampah (Pengangkutan, personil,
peralatan, dll)
KLH, Dinas Kebersihan dan PU
Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Dinas Kebersihan, KLH dan Dinkes
PROFIL SANITASI WILAYAH

64

Memberi sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan Persampahan Dinas Kebersihan dan KLH
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan
Persampahan skala kota/kabupaten
Dinas Kebersihan, KLh, Dinkes
dan Bappeda

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana
pengelolaan Persampahan
Dinas Kebersihan, PU, dan KLH
Melakukan Monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan persampahan dan
atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
Dinas Kebersihan


Tabel3.17:
Peta Peraturan Persampahan Kabupaten / Kota

Peraturan Ketersediaan Pelaksanaan Keterangan
Ada (sebutkan) Tdk ada Efektif
Dilaksanakan
Belum Efektif
dilaksanakan
Tdk Efektif
dilaksanakan
PERSAMPAHAN
Target capaian pelayanan pengelolaan
Persampahan di Kab BS
V
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah
Kab/ Kota dalam penyediaan layanan
pengelolaan Persampahan.
V
Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah
Kab/Kota dalam memberdayakan
masyarakat dan badan usaha dalam
pengolahan Persampahan
V
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat
untuk mengurangi sampah,
menyediakan tempat sampah di hunian
rumah dan membuang ke TPS
V
Kewajiban dan sanksi bagi Kantor/unit
usaha komersial/fasilitas social/fasilitas
umum untuk menyediakani tempat
sampah dan membuang ke TPS
V
Pembagian kerja pengumpulan
sampah dari sumber ke TPS, dari TPS
ke TPA, Pengelolaan di TPA, dan
pengaturan waktu pengangkutan
sampah dari TPS ke TPA.
V
PROFIL SANITASI WILAYAH

65

Kerjasama pemerintah kab. Dengan
swasta atau pihak lain dalam
pengelolaan sampah.
V
Retribusi penyedotan Persampahan Perda No 02 Th 2011
Ttg Jasa Retribusi
Umum.
V



PROFIL SANITASI WILAYAH

66

3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
Tabel 3.18:
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan

Input User
Interface
Penampungan
Awal
Pengaliran Pembuangan
Daur Ulang
Pengolahan
Akhir
Kode/Nama
Aliran
Sampah
Rumah tangga

Sampah
Plastik
Tong
Sampah

Kantong
Pelastik
-


pemulung
Truk
Sampah

-
-


Pencacah
TPA Aliran
Limbah P1

Aliran
Limbah P2
Sumber: Dinas Kebersihan dan KLH

Tabel 3.19:
Sistem Pengolahan Persampahan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan

Kelompok Fungsi Teknologi yang
digunakan
Jenis Data
sekunder
Perkiraan Nilai Data Sumber Data
User Interface Open dumping Jumlah(kuantitas) 24 m3/hari Dinas Kebersihan

Sumber: Dinas Kebersihan & KLH























PROFIL SANITASI WILAYAH

67

3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK ( Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan)

Tabel 3.20:
Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kelurahan/kecamatan



Jenis Kegiatan

Dikelola Masyarakat
Dikelola oleh sektor
formal di tingkat
Kelurahan / Kecamatan

Dikelola Pihak Swasta

Keterangan
RT RW
L P L P L P L P
Pengumpulan sampah dr rumah
Pemilahan sampah di TPS
Pengangkutan Sampah ke TPS
Pengangkutan Sampah ke TPA
Pemilahan Sampah di TPA
Para Penyapu jalan

15
13
-
6
-

6
-
-
6
-

-
-
-
-
-

-
-
-
-
-

-
-
-
-
-

-
-
-
-
-

-
13
-
-
-

-
6
-
-
-

Sumber: Dinas Kebersihan

Tabel 3.21:
Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kabupaten


Jenis Kegiatan
Dikelola oleh
Kabupaten
Dikelola oleh
Masyarakat
Dikelola oleh Sektor
Formal di tingkat Kab

Dikelola Pihak Swasta
L P L P L P L P
Pengumpulan sampah dr rumah
Pemilahan sampah di TPS
Pengangkutan Sampah ke TPS
Pengangkutan Sampah ke TPA
Pemilahan Sampah di TPA
Para Penyapu jalan

-
-
36
-
-

-
-
-
-
165

-
-
-
6
-

-
-
-
6
-

-
-
-
-
-


-
-
-
-
-

-
-
-
-
-

-
-
-
-
-
Sumber: Dinas Kebersihan




PROFIL SANITASI WILAYAH

68

Tabel 3.22:
Daftar Program/proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat


No

Sub Sektor
Nama Program
Layanan
Pelaksana /
PJ

Tahun
Mulai
Kondisi Sarana saat ini Aspek PMJK
Fungsi Tidak
Fungsi
Rusak PM JDR MBR
1.


2.
Persampahan
PNPM P2KP

KLH


Pembuatan Tong
Sampah
Pengadaan Dam
Truk
Sampah,Container,
Tong Sampah,
Gerobak Dorong
dan TPS

Cipta Karya

KLH

2007

2011

V

V


V

-

-


-

-

-


-

V

-


-

-

-


-

-

-


-

Sumber:PNPM P2KP dan KLH
PROFIL SANITASI WILAYAH

69

3.3.4 Pemetaan Media


Tabel 3.23 :
Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan

No Kegiatan Tahun Dinas
Pelaksana
Tujuan
Kegiatan
Khalayak
Sasaran
Pesan Kunci Pembelajaran
1 Sosialisasi 2011 Dinas
Kebersihan
Lingkungan
bebas
sampah
Masyarakat Tidak buang
sampah
sembarangan
Terciptanya
kesehatan
masyarakat


Sumber: Dinas Kebersihan
Tabel 3.24:
Media Komunikasi yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan

No Nama Media Jenis Acara Isu Yang
Diangkat
Pesan Kunci Pendapat
Media
1 Rakyat Bengkulu Artikel Sanimas Kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan sampah
Positif
2 Radar Selatan Iklan Sanimas Sosialisasi kepada masyarakat agar
tidak membuang sampah
sembarangan.
Positif
Radio Mitra FM Talk Show Sanimas Kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan sampah
Positif
Sumber: RB, Rassel dan Radio Mitra

Tabel 3.25:
Kerjasama Terkait Sanitasi

No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan
Sanitasi
Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama
1 Sosialisasi Kesadaran Masyarakat
tentang persampahan
Artikel
Persampahan
Rakyat Bengkulu - In Kind

2 Himbauan kepada masyarakat utk
tidak buang sampah sembarangan
Iklan
Persampahan
Radar Selatan - In Kind
3 Kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan sampah
Dialog
Persampahan
Radio Mitra FM - In Kind
Sumber : RB, Rassel dan Radio Mitra
Tabel 3.26:
Daftar Mitra Potensial

No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama
1 BRI Cab Manna (CSR) Bantuan Peralatan
Persampahan
- In Kind
2 BPD Bantuan Promosi,
Sosialisasi Persampahan


Sumber: BRI Cab Manna BPD
PROFIL SANITASI WILAYAH

70

3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha
Tabel 3.27:
Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan

No Nama Provider Tahun Mulai Operasi Jenis Kegiatan
1 KSM Pintu Langit 2010 Komposting
2 Usaha Tino Sulau Wangi 2009 Komposting
3. Usaha Bank Sampah Miwantoro 2012 Bank Sampah
4. Kelompok Sadar Wisata Pasar Bawah 2009 Pengumpul,Pemilahan
Sampah
5. Usaha Praktikum SMAN 1 2010 Komposting
Sumber : KLH

3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan
Tabel 3.28:
Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari sektor Pengelolaan Persampahan

N
o
Subsektor
/SKPD
2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata Pert
um
buh
an
(%)
A
Persampahan
1. KLH
2.Dinas
kebersihan

-
783.450.000

-
1.820.955.750

-
1.573.721.450


9.000.000
1.902.043.150

9.900.000
1.442.799.100

9.450.000.
1.244.933.890

10
B
Retribusi
Sampah
18.960.000 14.886.000. 14.886.000 14.886.000. 25.350.000 17.793.600
58

Sumber: Dinas Kebersihan dan KLH

PROFIL SANITASI WILAYAH

71

3.3.7 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak
3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan
3.4.1 Kelembagaan
Tabel 3.29:
Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan

FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah
Kabupaten/Kota
Swasta Masyarakat
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan Drainase Lingkungan skala kab/kota Dinas PU, Bappeda dan KLH
Menyusun Rencana Program Air Drainase Lingkungan dalam Rangka Pencapaian Target Dinas PU, Bappeda dan KLH
Menyusun Rencana Anggaran Program drainase lingkugan dalam rangka pencapaian target Dinas PU, Bappeda dan KLH
PENGADAAN SARANA
Menyediakan dan membangun sarana Drainase Lingkungan Dinas PU
PENGELOLAAN
Membersihkan saluran drainase lingkungan Dinas PU Warga
Memperbaiki saluran drainase lingkungn yang rusak Dinas PU
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan ( saluran drainase lingkungan)
dalam pengurusan IMB
Dinas PU, Dinas Kebersihan
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman termasuk penataan
drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun
Dinas PU
Memastikan integrasi system drainase lingkungan (sekunder) dengan system drainase
sekunder dan primer
Dinas PU
Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dlm hal pengelolaan drainase lingkungan Dinas PU
Memberi sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan Drainase Lingkungan Dinas PU, KLH & Satpol PP
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase
lingkungan skala kota/kabupaten
Dinas PU, Bappeda
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan
Drainase Lingkungan
Dinas PU
Melakukan Monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan Drainase Lingkungan dan
atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan Drainase Lingkungan
Dinas PU






PROFIL SANITASI WILAYAH

72

Tabel3.30;
Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten / Kota

Peraturan Ketersediaan Pelaksanaan Keterangan
Ada Tdk Ada Efektif
Dilaksanakan
Belum Efektif
Dilaksanakan
Tidak Efektif
Dilaksanakan
DRAINASE LINGKUNGAN
Target capaian pelayanan
pengelolaan Drainase Lingkungan di
Kab BS

V



Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kab/ Kota dalam
penyediaan layanan pengelolaan
Drainase Lingkungan.

V



Kewajiban dan sanksi bagi
pemerintah Kab/Kota dalam
memberdayakan masyarakat dan
badan usaha dalam pengolahan
Drainase Lingkungan

V



Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat dan atau pengembang
untuk menyediakan sarana drainase
lingkungan dan menghubungkannya
dengan system drainase sekunder

V



Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat untuk memelihara
sarana Drainase Lingkungan sebagai
saluran pemutusan hujan

V













PROFIL SANITASI WILAYAH

73


PROFIL SANITASI WILAYAH

74

3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
Tabel 3.5 :
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan

Input User Interface Penampungan
Awal
Pengalir
an
Pembuangan
Daur Ulang
Pengelolaan
Akhir
Kode/Nama
Aliran
Grey Water Dapur Rumah
Tangga
Drainase - - Sungai Aliran
Limbah P1
Grey Water Kamar mandi - - - Sungai Aliran
Limbah P2
Air Hujan Talang Drainase - - Sungai Aliran
Limbah P3

Tabel 3.6:
Sistem Pengelolaan Drainase lingkungan yang ada di Kabupaten

Kelompok Fungsi Teknologi yang
Digunakan
Jenis Data
Sekunder
(Perkiraan) Nilai
Data
Sumber Data
User Interface - Kuantitas 29.324 m Cipta Karya
User Interface - Kuantitas 4.321 m PNPM MP

Sumber: Dinas PU Cipta Karya dan PNPM MP Th 2012




























PROFIL SANITASI WILAYAH

75


PROFIL SANITASI WILAYAH

76

3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK ( Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan)

Tabel 3.33
Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kelurahan

Kelurahan /
Desa
Jumlah Kondisi
drainase saat
ini
Pembersihan Drainase saat
ini
Pengelola Oleh Bangunan di
atas saluran
RT RW Lanc
ar
Mampet Rutin Tdk Rutin Pemerintah
Kab.
Kelurahan Masyarakat Swasta Ada Tidak
L P L P L P
Pasar baru
Kota Medan
Ibul
Ky Kunyit
Gn Kembang
Pasar Baru
Darat Sawah
Seginim
04
14
07
04
-
01
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
V
-
V
V
-
-
-
-
-
V
-
-
V
V
V
V
40
-
29
-
-
-
-
-
25
-
21
-
-
-
-
-
-
24
-
26
15
12
10
15
-
22
-
13
5
6
5
8
V
V
V
V
V
V
V
V
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
V
V
V
V
V
V
V
V
Sumber data : survey dan wawancara 2012

Tabel 3.34;
Daftar Program/proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat


No

Sub Sektor
Nama Program
Layanan
Pelaksana
/ PJ

Tahun
Mulai
Kondisi Sarana saat ini Aspek PMJK
Fungsi Tidak
Fungsi
Rusak PM JDR MBR
Drainase Lingkungan
PNPM P2KP
PNPM Mandiri

Drainase lingkungan
Drainase lingkungan

CK
PMD

2007
2007

V
V

V
V

V
V

V
V







PROFIL SANITASI WILAYAH

77






PROFIL SANITASI WILAYAH

78

3..4.4 Pemetaan Media
Tabel 3.35
Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan

No Kegiatan Tahun Dinas
Pelaksana
Tujuan
Kegiatan
Khalayak
Sasaran
Pesan Kunci Pembelajaran
1 Penyuluhan
Lingkungan
bersih dan
Pola Hidup
Bersih dan
Sehat (PHBS)
2010 Dinas
Kesehatan
Agar
masyarakat
mengerti
pola hidup
sehat
Warga
Pedesaan
Pemeliharaan
dan
pembersihan
drainase
perlu rutin
dilakukan
Drainase
lingkungan
yang bersih
menciptakan
lingkungan
yang sehat

Sumber Dinas Kesehatan 2012
Tabel 3.36
Media Komunikasi yang ada di kabupaten Bengkulu Selatan

No Nama Media Jenis Acara Isu Yang Diangkat Pesan Kunci Pendapat Media
1 Radar Selatan Artikel Peranan Porgram
PPSP di kab Bengkulu
Selatan
Program PPSP
Wajib didukung
oleh semua pihak
tanpa terkecuali
Positif
2 Radio Mitra FM Talk show Program PPSP Program PPSP
adalah program
kualitas hidup
masyarakat
Positif
Sumber: Radar Selatan dan Radio Mitra FM
Tabel 3.37
Kerjasama Terkait Sanitasi

No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama
1 Sosialisasi Program
PPSP
Artikel PPSP Radar Selatan - In Kind
2 Sosialisasi Program
PPSP
Talk Show Radio Mitra FM - In Kind

Sumber: Radar Selatan dan Radio Mitra FM

Tabel 3.38
Daftar Mitra Potensial

No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama
1 Radar Selatan Artikel - In Kind
2 Radio Mitra FM Talk Show - In Kind
Sumber: Radar Selatan dan Radio Mitra FM





3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha
Tabel 3.39:
Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Lingkungan yang ada di Kabupaten

No Nama Provider Tahun Mulai Operasi Jenis Kegiatan
PROFIL SANITASI WILAYAH

79




Ket: Data tidak tersedia

3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan
Tabel 3.40:
Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Sektor Pengelolaan Drainase Lingkungan

N
o
Subsektor/
SKPD
2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata Pertu
mbuh
an
(%)

1 Drainase
Lingkungan
256.300.000 302.689.000 345.245.000 424.430.000

668.000.000

399.332.800 15%

Sumber: Dinas PU CK

3.4.7 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak
3.5 Pengelolaan Terkait Komponen Sanitasi
3.5.1 Pengelolaan Air Bersih

























PROFIL SANITASI WILAYAH

80


Peta 3.6
Peta cakupan layanan air bersih ( Peta jaringan PDAM )


Tabel 3.41
Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air bersih Kabupaten Bengkulu Selatan

No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan
1 Pengelola PDAM
2 Tingkat Pelayanan % 35
3 Kapasitas Produksi lt/detik 45
4 Kapasitas terpasang lt/detik 130
5 Jumlah Sambungan Rumah Unit 3.600
6 Jumlah Kran Air Unit 10
7 Kehilangan Air % 30
8 Retrebusi/tariff ( rumah tangga) /m3 1200
9 Jumlah Pelanggan per kecamatan
- Kec. Kota Manna Unit 1800
- Kec. Pasar Manna Unit 1200
- Kec. Manna Unit 700
- Kec. Seginim Unit 200
- Kec. Air Nipis Unit 400



3.5.2 Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga

Masyarakat / warga di Bengkulu Selatan pada umumnya belum melakukan pengolahan terhadap air
limbah rumah tangga maupun industry rumah tangga, air limbah biasanya hanya dialirkan ke belakang rumah
dengan menggali lobang sebagai penampung atau dialirkan langsung ke drainase di depan rumah yang menuju
ke sungai-sungai yang ada.
Tabel 3.42
PROFIL SANITASI WILAYAH

81

Pengelolaan Limbah Industry Rumah Tangga Kabupaten Bengkulu Selatan

Jenis Industri
Rumah Tangga
Lokasi Jumlah Industri
RT
Jenis Pengelolaan Kapasitas (m/hari)
Usaha Tahu/tempe Kota Manna 3 Unit Dialirkan ke sungai 2 m
Steam motor Kota Manna, Pasar
Manna, Manna
8 unit Dialirkan ke
drainase perkotaan
16 m
Industri Sagu Enau Manna 1 unit Dialirkan ke sungai 2 m
Industri Meubel Kota Manna 4 unit Dialirkan ke
drainase perkotaan
4 m
Steam Mobil Kota Manna, Pasar
Manna.
4 unit Dialirkan ke
drainase perkotaan
16 m
Industri Kerajinan
Rotan
Kota Manna 2 unit Dialirkan ke
drainase perkotaan
1 m
Sumber: Survei dan wawancara

3.5.3 Pengelolaan Limbah Medis
Tabel 3.43
Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-fasilitas Kesehatan

Nama Fasilitas Kesehatan Lokasi Jenis Pengolahan Limbah
Medis
Kapasitas (m/hari)
IPAL RSU Manna Kec. Kota Manna Onsite Individual 100 m
IPAL Puskesmas Gn Ayu Kec. Kota Manna Onsite Individual 10 m
IPAL Klinik Asyiffa Kec. Kota Manna Onsite Individual 3,6 m
IPAL Laboratorium MJ. Medika Kec. Kota Manna Onsite Individual 1 m
Sumber: Dinkes & KLH

3.6. Isu Strategis dan Tantangan Layanan Sanitasi Kabupaten Bengkulu Selatan
A. Sub Sektor Persampahan
Isu strategis sub sektor persampahan
1....
1. Kekuatan
Sudah ada perda No 9 tahun 2010 tentang kelembagaan SKPD yang menangani persampahan .
Sudah ada TPA ( open dumping ).
Sudah adanya partisipasi masyarakat dalam pengumpulan sampah rumah tangga.
Sudah ada TPS di beberapa tempat.
Tersedianya tenaga pengumpul di ruas jalan Kabupaten Bengkulu Selatan
2. Kelemahan
Masih lemahnya manajemen persampahan.
Belum adanya dokumen perencanaan pengelolaan persampahan yang komperehensif.
Belum optimalnya kerjasama dan koordinasi penanganan persampahan antar institusi di Kabupaten
Bengkulu Selatan
Terbatasnya SDM/personil pengelolaan persampahan.
Masih terbatasnya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan.
Masih kurangnya TPS.
Belum terlaksananya cakupan layanan persampahan skala kabupaten.
Teknologi pengelolaan persampahan masih minim dan konvensional (open dumping).
PROFIL SANITASI WILAYAH

82

Cakupan wilayah pelayanan persampahan yang cukup luas dan kondisi geografis dan topografis yang
beragam sehingga membutuhkan biaya operasaional yang besar.
Kurangnya sosialisasi pengelolaan persampahan terhadap masyarakat dengan upaya 3R(
Reduce,Reuse,Recycle).
Masih terbatasnya media informasi audio dan visual terutama di kawasan non kota.
Rendahnya keterlibatan pihak swasta dalam hal pengelolaan sampah.
3. Peluang
Adanya partisipasi masyarakat yang cukup tinggi.
Komitmen pemerintah daerah yang kuat dalam mewujudkan Visi dan Misi sanitasi kabupaten.
Tersedianya lahan yang luas untuk pembuatan TPA baru.
4. Ancaman
Akan membutuhkan waktu cukup lama untuk masalah pembebasan lahan terkait adanya rencana
pemerintah daerah untuk memindahkan TPA ke lokasi yang baru.Karena TPA yang baru luasnya akan
lebih besar dan luas agar TPA tersebut bisa mencakup seluruh kabupaten.
Keterbatasan keuangan daerah (APBD)
Tidak sebandingnya pendapatan dari retribusi persampahan dengan besarnya biaya untuk pengelolaan
persampahan.
Belum maksimalnya produk hukum sebagai landasan dan acuan.
Lemahnya penerapan sistem pengawasan penerapan sanksi hukum secara konsisten.

B. Sub Sektor Air Limbah Domestik
1. Kekuatan
Sudah adanya komitmen masyarakat untuk tidak BABS.
Sudah adanya tangki septik walaupun mayoritas masih cubluk.
Komitmen pemerintah daerah yang kuat agar masyarakatnya tidak BABS lagi
Adanya program dari pemerintah propinsi, pusat dan non pemerintah di sektor sanitasi seperti adanya
program CWSHP dan PAM STBM.
2. Kelemahan
Belum adanya perencanaan pembuatan masterplan air limbah kabupaten.
Tanki septik yang dimiliki masyarakat sebagian besar masih belum memenuhi standar yang ditetapkan.
Belum terbangunnya IPLT sebagai tempat pengelolaan lumpur tinja dalam skala kabupaten.
Belum adanya sarana dan prasarana penunjang pelayanan air limbah.
Belum adanya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah.
Belum optimalnya kualitas SDM dalam pengelolaan air limbah.
Rendahnya keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan air limbah.
Masih kurangnya sosialisasi penggunaan jamban terhadap masyarakat.
Masih kurangnya pemanfaatan media informasi daerah dalam pemanfaatan kampanye desa bebas
buang air besar (ODF)
3.Peluang.
Kemauan masyarakat dalam membangun jamban cukup tinggi.
Dukungan dan komitmen pemerintah daerah untuk mewujudkan visi dan misi sanitasi kabupaten.
Tersedianya lahan yang luas untuk pembangunan IPLT yang nantinya akan jadi satu kawasan dengan
TPA.
4. Ancaman
PROFIL SANITASI WILAYAH

83

Akan membutuhkan waktu cukup lama untuk masalah pembebasan lahan terkait adanya rencana
pemerintah daerah untuk membangun IPLT.
Keterbatasan keuangan daerah (APBD)
Belum maksimalnya produk hukum sebagai landasan dan acuan.
Lemahnya penerapan sistem pengawasan penerapan sanksi hukum secara konsisten.


C. Sub Sektor Drainase Lingkungan
1. Kekuatan
Sudah adanya drainase lingkungan di beberapa titik.
Adanya komitmen pemerintah daerah yang kuat.
2. Kelemahan
Penataan drainase yang belum optimal.
Belum adanya dokumentasi pemetaan.
Sistem drainase sebahagian masih tercampur dengan air limbah domestik, air limpasan hujan,air irigasi
dan air tanah.
Banyak saluran drainase yang alirannya terhambat baik karena sampah/sedimentasi ataupun karena
adanya kabel telkom dan pipa PDAM sehingga drainase kurang berfungsi dengan baik.
Cakupan area perencanaan/pembangunan yang luas serta topografi yang beragam.
Kurangnya sosialisasi dan informasi tentang fungsi drainase lingkungan di tengah masyarakat.
3. Peluang
Pengelolaan dan pembangunan drainase lingkungan dilakukan oleh dinas PU
Dukungan dan komitmen pemerintah daerah untuk mewujudkan visi dan misi sanitasi kabupaten.
4. Ancaman
Masih sulitnya pembebasan tanah untuk kepentingan pembangunan atau pelebaran saluran drainase
lingkungan.
Keterbatasan kemampuan keuangan daerah (APBD)
Masih rendahnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pemiliharaan saluran drainase
lingkungan.
Bencana alam yang dapat mengakibatkan kerusakan prasarana yang ada(misal gempa).
D. Sub Sektor Air Minum
1. Kekuatan
Banyak potensial air baku yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air bersih.
Adanya program dari pemerintah propinsi, pusat dan non pemerintah di sektor air minum seperti adanya
program CWSHP dan PAM STBM.
2. Kelemahan
Terbatasnya teknologi pengolahan air minum sehingga kualitas air masih kurang memuaskan.
Pola distribusi yang masih mengandalakan sistem gravitasi sehingga masih banyak daerah yang tidak
terlayani terutama kawasan rawan air/miskin sumber air baku.
Sebagian besar belum memiliki akses terhadap air bersih.
Pelayanan air bersih PDAM masih belum optimal.
Iuran/pendapatan pelayanan air bersih PDAM belum memadai untuk biaya operasi/pemeliharaan.
Sarana air bersih yang dibangun oleh program-program sebelumnya sudah ada yang mulai rusak.
PROFIL SANITASI WILAYAH

84

3. Peluang
Adanya Pokja AMPL kabupaten Bengkulu Selatan sebagai lembagaa advokasi, koordinasi dandan
fasilitasi pembangunan air minum
Adanya kontribusi masyarakat melalui pembayaran rekening air PDAM.
Peran serta masyarakat yang tinggi dalam pengelolaan air bersih melalui program CWSHP dan PAM
STBM.
Adanya alokasi keuangan pemerintahan daerah dalam penyediaan pelayanan air bersih yang melalui
PDAM.
4. Ancaman
Kurangnya rasa memiliki masyarakat terhadap sarana air minum yang telah ada.
Kelembagaan paska konstruksi masih ada yang belum terbentuk dan kelembagaan yang telah ada
belum beroperasi secara optimal untuk berkelanjutan pemanfaatan sarana.
Kebijakan dengan mensyaratkan adanya kontribusi dari masyarakat pada beberapa program
penyediaan air minum memeberatkan bagi masyarakat miskin sebagai kelompok utama sasaran
program.
E. Aspek Higiene/PHBS
1. Kekuatan.
Sudah terkonsentrasinya kegiatan PHBS pada SKPD dalam hal ini oleh Dinas Kesehatan
2. Kelemahan
Forum dan media yang ada masih belum dimanfaatkan secara optimal untuk peningkatan Higiene
Sanitasi/PHBS di Kabupaten Bengkulu Selatan.
Pola-pola kampanye kegiatan PHBS masih kurang menarik bagi masyarakat.
Jangkauan kampanye masih terbatas.
Masyarakat masih merasa asing dengan PHBS dan cenderung terbiasa dengan pola-pola BAB/Sanitasi
yang telah ada.
Masyarakat masih ditempatkan sebagai objek dalam pembangunan kesehatan, promosi kesehatan
belum banyak merubah perilaku masyarakat menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3. Peluang
Pelaksanaan promosi kesehatan yang sudah melibatkan kaum perempuan (kader kesehatan) sebagai
kunci sukses untuk mendistribusikan informasi kesehatan ke dalam masyarakat.
Pemanfaatan dan kualitas Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), seperti Posyandu.
4. Ancamam
Terbatasnya kemampuan keuangan pemerintah daerah untuk mengalokasikan dana operasional
maupun pengadaan sarana
Tidak adanya dukungan dana serta saran dan prasarana yang memadai.
Masih tingginya penyakit berbasis lingkungan (Diare,DBD,Malaria,ISPA dan dampak bencana
lainnya)akibat masih rendahnya kualitas lingkungan (kualitas air bersih dan sanitasi dasar)
Masih tingginya angka kesakitan yang diderita oleh masyarakat.






PROFIL SANITASI WILAYAH

85

BAB IV

PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

APBD Tahun Anggaran 2012 Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan telah mengalokasikan pembiayaan untuk peningkatan sarana dan prasarana sanitasi melalui
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan sebagaimana disajikan berikut ini.

4.1 Kegiatan Perilaku Hidup bersih dan Sehat ( PHBS ) dan Promosi Higiene

Di Bengkulu Selatan sendiri pengetahuan masyarakat tentang PHBS masih kurang. Terbukti di beberapa tempat dari hasil survey studi EHRA, masih minimnya
masyarakat yang mengerti arti penting PHBS tersebut. Contoh masyarakat pada umumnya tidak cuci tangan pakai sabun ketika sebelum makan, setelah buang air besar, dan
lain-lain. Dinas terkait berupaya seoptimal mungkin untuk bisa memberi pemahaman kepada masyarakat dengan kegiatan-kegiatan berupa promosi kesehatan.Yang dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1
Kegiatan Perilaku Hidup bersih dan Sehat ( PHBS ) dan Promosi Higiene Tahun 2012

No
Nama Program/
Kegiatan
Satuan Volume
Biaya
(Rp)
Sumber Pendanaan/
Pembiayaan
Lokasi
Kegiatan
Sumber
Dokumen
Perencanaan
1.
Promosi kesehatan & pemberdayaan
masyarakat / Penyuluhan masyarakat
pola hidup sehat
kali 5 5.817.850 APBD Bengkulu Selatan Dinkes
2.
Penyuluhan kesehatan melalui radio spot /
Bahaya merokok
kali 3 2.600.000 APBD Bengkulu Selatan Dinkes
3.
Promosi kesehatan / Promkes melalui
media surat kabar
kali 12 6.000.000 APBD Bengkulu Selatan Dinkes
4.
Promosi kesehatan / Pembuatan media
promkes di tempat umum
unit 2 4.500.000 APBD Bengkulu Selatan Dinkes
5.
Promosi kesehatan / Pembuatan kalender
promosi kesehatan
buah 200 4.000.000 APBD Bengkulu Selatan Dinkes
6.
Promosi kesehatan / pemutaran film
Kesehatan
kali 4 1.200.000 APBD Bengkulu Selatan Dinkes
7. Penyuluhan penyakit menular kali 3 660.000 APBD Bengkulu Selatan Dinkes
Sumber : Dinas Kesehatan
PROFIL SANITASI WILAYAH

86



Sedangkan untuk rencana kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) dan Promosi Higiene pada tahun 2013, sudah direncanakan instansi terkait dapat dilihat pada tabel
4.2

Tabel 4.2
Rencana Kegiatan Perilaku Hidup bersih dan Sehat ( PHBS ) dan Promosi Higiene Tahun 2013

No
Nama Program/
Kegiatan
Satuan Volume
Indikasi Biaya
(Rp)
Sumber Pendanaan/
Pembiayaan
SKPD
PenanggungJawab
Sumber
Dokumen
Perencanaan
1.
Promosi kesehatan & pemberdayaan
masyarakat / Penyuluhan masyarakat
pola hidup sehat
kali 5 6.399.635 Renja SKPD Dinkes RKA 2013
2.
Penyuluhan kesehatan melalui radio spot /
Bahaya merokok
kali 3 2.860.000 Renja SKPD Dinkes RKA 2013
3.
Promosi kesehatan / Promkes melalui
media surat kabar
kali 12 6.600.000 Renja SKPD Dinkes RKA 2013
4.
Promosi kesehatan / Pembuatan media
promkes di tempat umum
unit 2 4.950.000 Renja SKPD Dinkes RKA 2013
5.
Promosi kesehatan / Pembuatan kalender
promosi kesehatan
buah 200 4.400.000 Renja SKPD Dinkes RKA 2013
6.
Promosi kesehatan / pemutaran film
Kesehatan
kali 4 1.320.000 Renja SKPD Dinkes RKA 2013
7. Penyuluhan penyakit menular kali 3 726.000 Renja SKPD Dinkes RKA 2013
Sumber : Dinas Kesehatan


4.2 Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik

Pada tahun 1997 di Kabupaten Bengkulu Selatan pernah di bangun IPLT melalui pendanaan APBN, tetapi semenjak dibangun IPLT tersebut tidak difungsikan.
Kemungkinan penyebabnya adalah masyarakat lebih memilih membuat penampungan baru ketimbang memanfaatkan sarana tersebut, namun sekarang bertambahnya jumlah
pemukiman berarti mengurangi area dalam pembuatan penampungan baru, dan lebih efisien dengan memanfaatkan saran tersebut. Septic tank yang ada pada pemukiman
penduduk masih menggunakan jenis cubluk (belum memenuhi syarat), sedangkan yang telah memakai tanki septik sesuai syarat yang ditentukan adalah rumah sakit umum,
PROFIL SANITASI WILAYAH

87

Puskesmas Kota Manna, klinik Asyiffa, Kantor Lingkungan Hidup, Bappeda, Dinas Kesehatan, Bank Bengkulu, BRI, PT. Thamrin Brothers dan beberapa instansi lainnya di
Kabupaten Bengkulu Selatan.

Tabel 4.3
Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2012

No
Nama Program/
Kegiatan
Satuan Volume
Biaya
Baru (Rp)
Sumber Pendanaan/
Pembiayaan
Lokasi
Kegiatan
Sumber
Dokumen
Perencanaan
1. Perencanaan IPAL 1 Unit 45.500.000. APBD Padang Panjang Dinas PU
2. Perencanaan IPLT 1 Unit 181.900.000 APBD Padang Panjang Dinas PU
3.
Sumber : Dinas PU

Untuk rencana kegiatan pengelolaan air limbah domestik pada tahun 2013, ada wacana pembangunan IPLT yang berlokasi di Padang Panjang yang didanai oleh APBN.
Pembangunan IPLT ini akan bersamaan dengan pembangunan Rusunawa.

Tabel 4.4
Rencana Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Sub Sektor Tahun 2013

No
Nama Program/
Kegiatan
Satuan Volume
Indikasi Biaya
(Rp)
Sumber Pendanaan/
Pembiayaan
SKPD
PenanggungJawab
Sumber
Dokumen
Perencanaan
1. Pembangunan IPAL 1 Unit 500.000.000. Renja SKPD Dinas PU CK RKA 2013
2. Pembangunan IPLT 1 Unit 2.000.000.000 Renja SKPD Dinas PU CK RKA 2013

Sumber : Data tidak tersedia


4.3 Pengelolaan Persampahan

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkulu Selatan sendiri masih menggunakan sistem open dumping, yaitu sampah langsung dibuang ke TPA. Dinas terkait
yang menangani masalah persampahan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Dinas Kebersihan dan Tata Kota. Adapun dinas tersebut hanya melakukan pengangkutan
sampah dari rumah tangga dan TPS, kemudian langsung dibuang ke TPA. Dari 11 kecamatan yang ada di Bengkulu Selatan, 3 kecamatan telah mendapatkan pelayanan
PROFIL SANITASI WILAYAH

88

pengangkutan sampah sedangkan 8 kecamatan lainnya belum ada pelayanan. Pengolahan sampah pada 8 kecamatan tersebut masih melakukan pembakaran, dibuang ke
sungai, dibuang ke pekarangan rumah, dibuang ke kebun, di kubur dan lain-lain.
Pada tahun 2010 pengelolaan persampahan di Bengkulu Selatan pernah dilakukan dengan menggunakan sistem 3R ( Reuse, Reduce, Recycle), namun belum berjalan
maksimal dikarenakan terkendala pemasaran. Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.5 halaman berikut:

Tabel 4.5
Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2012

No
Nama Program/
Kegiatan
Satuan Volume
Biaya
(Rp)
Sumber Pendanaan/
Pembiayaan
Lokasi
Kegiatan
Sumber
Dokumen
Perencanaan
1. Pengadaan tong sampah tunggal buah 120 58.140.000 APBN Bengkulu Selatan
Kantor
Lingkungan Hidup
2. Pengadaan gerobak sampah unit 16 3.499.375 APBN Bengkulu Selatan
Kantor
Lingkungan Hidup
3. Pembuatan TPS unit 13 4.615.385 APBN Bengkulu Selatan
Kantor
Lingkungan Hidup
4. Pengadaan Dum Truck unit 1 341.100.000 APBN Bengkulu Selatan
Kantor
Lingkungan Hidup
5. DED PTMP unit 1 300.000.000 APBD Bengkulu Selatan Dinas PU
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas PU


Tabel 4.6
Rencana Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2013

No
Nama Program/
Kegiatan
Satuan Volume
Indikasi Biaya
(Rp)
Sumber Pendanaan/
Pembiayaan
SKPD
PenanggungJawab
Sumber
Dokumen
Perencanaan
1 Pengadaan kotak sampah buah 200 100.000.000 Renja SKPD DKPTK RKA 2013
Sumber : Dinas Kebersihan



PROFIL SANITASI WILAYAH

89

4.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan

Berikut adalah beberapa kegiatan program pengelolaan saluran drainase lingkungan di Kabupaten Bengkulu Selatan:

Tabel 4.7
Kegiatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Tahun 2012

No
Nama Program/
Kegiatan
Satuan Volume
Biaya
(Rp)
Sumber Pendanaan/
Pembiayaan
Lokasi
Kegiatan
Sumber
Dokumen
Perencanaan
1. Pembangunan drainase lingkungan 99.000.000 APBD Jl. Rajawali - BLK DAU / Dinas PU
2. Pembangunan drainase lingkungan 50.000.000 APBD Jl. Buldani Masik DAU / Dinas PU
3. Pembangunan drainase lingkungan 62.148.000 APBD Perumnas Pagar Dewa DAU / Dinas PU
4. Pembangunan drainase lingkungan 100.000.000 APBD Jl. Kapt. Buchari DAU / Dinas PU
5. Pembangunan drainase lingkungan 100.000.000 APBD Jl. Gama I DAU / Dinas PU
Sumber : Dinas PU

Tabel 4.8
Rencana Kegiatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Tahun 2013

No
Nama Program/
Kegiatan
Satuan Volume
Indikasi Biaya
(Rp)
Sumber Pendanaan/
Pembiayaan
SKPD
PenanggungJawab
Sumber
Dokumen
Perencanaan
1. Pembangunan drainase lingkungan 1.450.000.000 Renja SKPD Dinas PU DAU / PU
2. Pembangunan drainase lingkungan 700.000.000 Renja SKPD Dinas PU DAU / PU
3. Pembangunan drainase lingkungan 550.000.000 Renja SKPD Dinas PU DAU / PU
4. Pembangunan drainase lingkungan 800.000.000 Renja SKPD Dinas PU DAU / PU
Sumber : Dinas PU


4.5 Kegiatan Sanitasi Sub-Sektor

Kegiatan sanitasi sub-sektor yang telah dilkukan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah pembangunan sarana MCK, dapat dilihat pada tabel di halaman berikut:


PROFIL SANITASI WILAYAH

90

Tabel 4.9
Kegiatan Sanitasi Sub-Sektor Tahun 2012

No
Nama Program/
Kegiatan
Satuan Volume
Biaya
(Rp)
Sumber Pendanaan/
Pembiayaan
Lokasi
Kegiatan
Sumber
Dokumen
Perencanaan
1. Pembangunan MCK
1.035.730.000
APBD Desa Padang Niur DAU / Dinas PU
2. Pembangunan MCK APBD Desa Padang Manis DAU / Dinas PU
3. Pembangunan MCK APBD Desa Padang Pandan DAU / Dinas PU
4. Pembangunan MCK APBD Desa Gunung Kayo DAU / Dinas PU
5. Pembangunan MCK APBD Desa Tanjung Alam DAU / Dinas PU
6. Pembangunan MCK APBD Desa Palak Siring DAU / Dinas PU
7. Pembangunan MCK APBD Desa Babatan Ulu DAU / Dinas PU
8. Pembangunan MCK APBD Desa Sukarami DAU / Dinas PU
9. Pembangunan MCK APBD Desa Suka Bandung DAU / Dinas PU
Sumber : Dinas PU



Tabel 4.7
Rencana Kegiatan Sanitasi Sub-Sektor Tahun 2013

No
Nama Program/
Kegiatan
Satuan Volume
Indikasi Biaya
(Rp)
Sumber Pendanaan/
Pembiayaan
SKPD
PenanggungJawab
Sumber
Dokumen
Perencanaan
1. Pembangunan MCK 1.500.000.000 Renja SKPD Dinas PU DAU / PU







PROFIL SANITASI WILAYAH

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN TAHUN 2012 Page 40

BAB V
INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI


5.1 Area Berisiko Sanitasi di Kabupaten Bengkulu Selatan
Dalam menentukan area berisiko sanitasi di Kabupaten Bengkulu Selatan, terlebih dahulu dilakukan Studi
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, dan merupakan
salah satu dari beberapa studi primer yang harus dilakukan oleh Kelompok kerja (Pokja) AMPL Bengkulu Selatan untuk
menyusun Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), berdasarkan pendekatan Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Hasil studi EHRA tersebut akan menentukan area berisiko.
Metoda penentuan target area survey dilakukan secara geografi dan demografi melalui proses Klastering. Penetapan
klaster dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP sebagai berikut:
1. Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah. Pada umumnya tiap kabupaten/ kota telah
mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan tingkat kecamatan dan kelurahan/ desa.
2. Angka kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diperoleh, tetapi cukup representatif menunjukkan
kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan/atau kelurahan/ desa.
3. Daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/saluran irigasi dengan potensi digunakan sebagai MCK dan
pembuangan sampah oleh masyarakat setempat
4. Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat dengan parameter ketinggian air, luas
daerah banjir/genangan, lamanya surut.
Berdasarkan kriteria di atas, klastering wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan menghasilkan katagori klaster
sebagaimana dipelihatkan pada Error! Reference source not found.. Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan)
yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko
kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area survey pada suatu klaster akan
mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada klaster yang sama. Berdasarkan
asumsi ini maka hasil studi EHRA ini bisa memberikan peta area berisiko Kabupaten Bengkulu Selatan.
Tabel 5.1. Katagori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko

Katagori Klaster Kriteria
Klaster 0
Wilayah desa/kelurahan yang tidak memenuhi sama sekali kriteria indikasi
lingkungan berisiko.
Klaster 1
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 1 kriteria indikasi lingkungan
berisiko
Klaster 2
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 2 kriteria indikasi lingkungan
berisiko
PROFIL SANITASI WILAYAH

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN TAHUN 2012 Page 41

Katagori Klaster Kriteria
Klaster 3
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 3 kriteria indikasi lingkungan
berisiko
Klaster 4
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 4 kriteria indikasi lingkungan
berisiko

Dari hasil studi EHRA, penilaian SKPD dan berdasarkan data sekunder SKPD maka didapatkan area berisiko
di Kabupaten Bengkulu Selatan yang ditampilkan pada tabel 5.2.berikut :
Tabel 5.2.
Kategori Area Berisiko Kabupaten Bengkulu Selatan Berdasarkan Hasil Studi EHRA, Penilaian SKPD dan
Berdasarkan Data Sekunder SKPD

No.
Kategori Area
Berisiko
Jumlah Desa
Keterangan
1 4 35 Resiko sangat tinggi
2 3 83 Resiko tinggi
3 2 40 Resiko sedang
4 1 0 Kurang berisiko
5 0 0 -

158

Tabel 5.3
. Area Berisiko Kabupaten Bengkulu Selatan Berdasarkan Hasil Studi EHRA, Penilaian SKPD dan Berdasarkan
Data Sekunder SKPD

No Area Berisiko
Wilayah Prioritas Penyebab Utama Risiko
Kecamatan Desa / Kelurahan
1. Resiko 4
Kedurang
1. Batu Ampar BABS & PHBS
Resiko 4 2. Rantau Sialang BABS & PHBS
Resiko 3 3. Bumi Agung BABS & PHBS
Resiko 2 4. Palak Siring BABS & PHBS
Resiko 3 5. Keban Agung I BABS & PHBS
Resiko 2 6. Keban Agung II BABS & PHBS
Resiko 3 7. Tanjung Alam BABS & PHBS
Resiko 3 8. Tanjung Negara BABS & PHBS
Resiko 2 9. Keban Agung III BABS & PHBS
Resiko 3 10. Suka Nanti BABS & PHBS
Resiko 3 11. Muara Tiga BABS & PHBS
Resiko 3 12. Tanjung Besar BABS & PHBS
Resiko 2 13. Pajar Bulan BABS & PHBS
Resiko 2 14. Durian Sebatang BABS & PHBS
Resiko 3 15. Lawang Agung BABS & PHBS
PROFIL SANITASI WILAYAH

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN TAHUN 2012 Page 42

Resiko 3 16. Nanti Agung BABS & PHBS
Resiko 3 17. Karang Agung BABS & PHBS
Resiko 3 18. Lubuk Resam BABS & PHBS
Resiko 3 19. Muara Tiga Ilir BABS & PHBS
2. Resiko 3
Seginim
1. Padang Lebar BABS & PHBS
Resiko 3 2. Sukaraja BABS & PHBS
Resiko 3 3. Tanjung Menang BABS & PHBS
Resiko 4 4. Darat Sawah Ilir BABS & PHBS
Resiko 3 5. Kota Agung BABS & PHBS
Resiko 3 6. Babatan Ilir BABS & PHBS
Resiko 3 7. Babatan Ulu BABS & PHBS
Resiko 3 8. Muara Danau BABS & PHBS
Resiko 3 9. Gunung Ayu BABS & PHBS
Resiko 3 10. Muara Pulutan BABS & PHBS
Resiko 3 11. Kota Bumi baru BABS & PHBS
Resiko 3 12. Sindang Bulan BABS & PHBS
Resiko 3 13. Muara Payang BABS & PHBS
Resiko 4 14. Durian Seginim BABS & PHBS
Resiko 3 15. Banding Agung BABS & PHBS
Resiko 3 16. Pajar Bulan BABS & PHBS
Resiko 3 17. Dusun Tengah BABS & PHBS
Resiko 3 18. Padang Siring BABS & PHBS
Resiko 4 I. KEL. PASAR BARU BABS & PHBS
Resiko 4 19. Darat Sawah Ulu BABS & PHBS
Resiko 3 20. Tanjung Agung BABS & PHBS
Resiko 3 21. Dusun Baru BABS & PHBS
3. Resiko 2
Pino
1. Tanjung Aur I BABS & PHBS
Resiko 2 2. Anggut BABS & PHBS
Resiko 2 3. Tanjung Eran BABS & PHBS
Resiko 2 4. Padang Lebar BABS & PHBS
Resiko 2
5. Gedung Agung
BABS & PHBS
Resiko 2 6. Batu Bandung BABS & PHBS
Resiko 2 7. Ulak Lebar BABS & PHBS
Resiko 2 8. Kota Bumi BABS & PHBS
Resiko 2 I. KELURAHAN MASAT BABS & PHBS
Resiko 2 9. Air Umban BABS & PHBS
Resiko 3 10. Sebilo BABS & PHBS
Resiko 3 11. Ganjuh BABS & PHBS
Resiko 3 12. Puding BABS & PHBS
Resiko 2 13. Padang Tambak BABS & PHBS
Resiko 2 14. Padang Mumpo BABS & PHBS
Resiko 2 15. Beringin Datar BABS & PHBS
4. Resiko 3
Manna
1. Tanjung Raman Sampah, BABS
Resiko 3 2. Tanjung Besar Sampah, BABS
Resiko 4 3. Manggul Sampah, BABS
Resiko 4 4. Terulung Sampah, BABS
Resiko 4 5. Ketaping Sampah, BABS
Resiko 3 6. Lubuk Sirih Ulu Sampah, BABS
Resiko 3 7. Lubuk Sirih Ilir Sampah, BABS
Resiko 2 i. KEL. KAYU KUNYIT Sampah, BABS
Resiko 2 8. Kota Padang Sampah, BABS
Resiko 2 9. Melao Sampah, BABS
Resiko 3 10. Gunung Sakti Sampah, BABS
Resiko 3 11. Jeranglah Rendah Sampah, BABS
PROFIL SANITASI WILAYAH

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN TAHUN 2012 Page 43

Resiko 3 12. Jeranglah Tinggi Sampah, BABS
Resiko 3 13. Kemban Ayun Sampah, BABS
Resiko 3 14. Tambangan Sampah, BABS
Resiko 3 15. Padang Manis Sampah, BABS
Resiko 3 16. Padang pandan Sampah, BABS
Resiko 4 17. Gunung Kembang Sampah, BABS
5. Resiko 4
Kota Manna
1. Pagar Dewa Sampah, BABS
Resiko 3 2. Padang Niur Sampah, BABS
Resiko 3 3. Tebat Kubu Sampah, BABS
Resiko 3 4. Gelombang Sampah, BABS
Resiko 4 1. KEL. Gunung Ayu Sampah, BABS
Resiko 4 2. KEL. Kota Medan Sampah, BABS
Resiko 3 3. KEL. Kampung Baru Sampah, BABS
Resiko 3 4. KEL. Pasar Baru Sampah, BABS
Resiko 3 5. Padang Berangin Sampah, BABS
Resiko 4 5.KEL. Ibul Sampah, BABS
Resiko 3 6. KEL. Padang Kapuk Sampah, BABS
6. Resiko 2
Pino Raya
1. Selali BABS & PHBS
Resiko 3 2. Air Kemang BABS & PHBS
Resiko 2 3. Pasar Pino BABS & PHBS
Resiko 3 4. Tanggo Raso BABS & PHBS
Resiko 3 5. Talang Padang BABS & PHBS
Resiko 2 6. Tungkal I BABS & PHBS
Resiko 3 7. Tungkal II BABS & PHBS
Resiko 3 8. Bandung Ayu BABS & PHBS
Resiko 3 9. Napal Melintang BABS & PHBS
Resiko 3 10. Serang Bulan BABS & PHBS
Resiko 3 11. Suka Bandung BABS & PHBS
Resiko 4 12. Pagara Gading BABS & PHBS
Resiko 4 13. Cinto Mandi BABS & PHBS
Resiko 4
14. Kembang Sri
BABS & PHBS
Resiko 3 15. Karang Cayo BABS & PHBS
Resiko 4 16. Tanjung Aur II BABS & PHBS
Resiko 2 17. Nanjungan BABS & PHBS
Resiko 3 18. Kemang Manis BABS & PHBS
Resiko 3 19. Padang Beriang BABS & PHBS
Resiko 3 20. Padang Serasan BABS & PHBS
Resiko 4 21. Telaga Dalam BABS & PHBS
7. Resiko 3
Kedurang Ilir
1. Karang Caya BABS & PHBS
Resiko 3 2. Betungan BABS & PHBS
Resiko 3 3. Pagar Banyu BABS & PHBS
Resiko 3 4. Nanjungan BABS & PHBS
Resiko 4 5. Sukarami BABS & PHBS
Resiko 3 6. Padang Bindu BABS & PHBS
Resiko 3 7. Penindaian BABS & PHBS
Resiko 4 8. Limus BABS & PHBS
Resiko 3 9. Sukaraja BABS & PHBS
Resiko 3 10. Lubuk Ladung BABS & PHBS
Resiko 2 11. Air Sulau BABS & PHBS
Resiko 2 12. Sukajaya BABS & PHBS
8. Resiko 4
Air Nipis
1. Keban Jati BABS & PHBS
Resiko 3 2. Tanjung Beringin BABS & PHBS
Resiko 3 3. Suka Negeri BABS & PHBS
Resiko 3 4. Sukarami BABS & PHBS
PROFIL SANITASI WILAYAH

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN TAHUN 2012 Page 44

Resiko 3 5. Palak Bengkerung BABS & PHBS
Resiko 4 6. Sukamaju BABS & PHBS
Resiko 3 7. Pino Baru BABS & PHBS
Resiko 4 8. Penandingan BABS & PHBS
Resiko 3 9. Suka Bandung BABS & PHBS
Resiko 3 10. Maras BABS & PHBS
9. Resiko 3
Ulu Manna
1. Batu Panco BABS & PHBS
Resiko 3 2. Batu Kuning BABS & PHBS
Resiko 3 3. Bandar Agung BABS & PHBS
Resiko 4 4. Merambung BABS & PHBS
Resiko 4 5. Simpang Pino BABS & PHBS
Resiko 3 6. Talang Tinggi BABS & PHBS
Resiko 2 7. Keban Jati BABS & PHBS
Resiko 2 8. Lubuk Tapi BABS & PHBS
Resiko 3 9. Kayu Ajaran BABS & PHBS
Resiko 3 10. Air Tenam BABS & PHBS
10. Resiko 2 Bunga Mas 1. Tumbuk Tebing BABS & PHBS
Resiko 2 2. Gunung kayo BABS & PHBS
Resiko 2 3. Gindu Suli BABS & PHBS
Resiko 2 4. Talang Indah BABS & PHBS
Resiko 2 5. Kuripan BABS & PHBS
Resiko 2 6. Padang Nibung BABS & PHBS
Resiko 2 7. Tanjung Tebat BABS & PHBS
Resiko 2 8. Padang Jawi BABS & PHBS
Resiko 2 9. Tanjung Aur BABS & PHBS
Resiko 2 10. Padang Burnai BABS & PHBS
11. Resiko 3 1. Batu Kuning Sampah, BABS
Resiko 3 2. Batu Lambang Sampah, BABS
Resiko 3 1. KEL. Tanjung Mulia Sampah, BABS
Resiko 3 2. KEL. Pasar Mulia Sampah, BABS
Resiko 2
3. KEL. Belakang Gedung
Sampah, BABS
Resiko 3 4. KEL. Gunung Mesir Sampah, BABS
Resiko 3 5. KEL. Padang Sialang Sampah, BABS
Resiko 4 6. KEL. Ketapang Besar Sampah, BABS
Resiko 4 7. KEL. Pasar Bawah Sampah, BABS

Pada umumnya area berisiko yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan penyebabnya adalah Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) karena pada umumnya di masing-masing rumah tangga belum adanya tangki septik yang sesuai
standar yang telah ditetapkan, belum adanya pengelolaan persampahan, belum adanya pengelolaan air limbah
domestik, serta masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).



PROFIL SANITASI WILAYAH

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN TAHUN 2012 Page 48

Peta 5.1.b Posisi Area Berisiko Sanitasi (Desa/Kelurahan)


PROFIL SANITASI WILAYAH

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN TAHUN 2012 Page 48

5.2 Posisi Sanitasi Saat Ini
Berdasarkan penilaian SKPD yang kemudian dianalisa melalui analisa SWOT dapat ditentukan posisi sanitasi
di Kabupaten Bengkulu Selatan saat ini. Berdasarkan penilaian analisa tersebut, maka ada 4 sub sektor yang bisa
dikatakan masih lemah dalam hal penanganannya yaitu pada sub sektor persampahan, air limbah domestik, drainase
lingkungan dan PHBS., Yang cukup tinggi penanganannya adalah pada sub sektor air bersih karena pada sub sektor ini
terbantu oleh adanya program pemberdayaan di bidang air bersih. Diharapkan dari hasil analisa ini dapat dijadikan
acuan ke depannya dalam hal penyusunan SSK.
5.2.1. Sub Sektor Persampahan
Pada sub sektor persampahan posisi sanitasi saat ini terletak pada kuadran III. Dimana pada sub sektor ini
mempunyai nilai kekuatannya adalah (5), dan nilai kelemahannya adalah (12), jika ditotalkan maka terletak pada posi
(-7). Nilai peluang yaitu (5) dan nilai ancaman yaitu (4), jika ditotalkan maka terletak pada posisi 1. Posisi sanitasi sub
sector persampahan saat ini lebih rinci dapat dilihat pada gambar 5.1. di bawah berikut ini :

5.1 Gambar Posisi Sanitasi saat Ini Sub Sektor Persampahan

5.2.2. Sub Sektor Air Limbah Domestik
Pada sub sektor air limbah domestik posisi sanitasi saat ini terletak pada kuadran III. Dimana pada sub ini
mempunyai nilai kekuatan yaitu (4), dan nilai kelemahan yaitu (8), jika ditotalkan maka terletak pada posi (-4). Nilai
peluang yaitu (4) dan nilai ancaman yaitu (3), jika ditotalkan maka terletak pada posisi (1). Posisi sanitasi sub sector air
limbah domistik saat ini lebih rinci dapat dilihat pada gambar 5.2. halaman berikutnya :







(+) (Lingkungan Mendukung)
Kuadran III (-, +)
5
1
12 -7 5
-4
(+) (Internal Kuat) Kekuatan (Internal Lemah)
Lingkungan Tidak/Kurang Mendukung
Kelemahan
Peluang
Ancaman
PROFIL SANITASI WILAYAH

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN TAHUN 2012 Page 49


5.2 Gambar Posisi Sanitasi saat Ini Sub Sektor Air Limbah Domestik

5.2.3. Sub Sektor Drainase Lingkungan.
Pada sub sektor drainase lingkungan posisi sanitasi saat ini terletak pada kuadran IV. Dimana pada sub ini
mempunyai nilai kekuatan yaitu (6), dan nilai kelemahan yaitu (3), jika ditotalkan maka terletak pada posi (-3). Nilai
peluang yaitu (2) dan nilai ancaman yaitu (4), jika ditotalkan maka terletak pada posisi (-2). Posisi sanitasi sub sector
drainase saat ini lebih rinci dapat dilihat pada gambar 5.3. di bawah ini :

5.3 Gambar Posisi Sanitasi saat Ini Sub Sektor Drainase Lingkungan

5.2.4. Sub Sektor Air Bersih.
Pada sub sektor air bersih posisi sanitasi saat ini terletak pada kuadran III. Dimana pada sub ini mempunyai
nilai kekuatan yaitu (6), dan nilai kelemahan yaitu (3), jika ditotalkan maka terletak pada posi (-3). Nilai peluang yaitu (4)
dan nilai ancaman yaitu (3), jika ditotalkan maka terletak pada posisi (1). Posisi sanitasi sub sector air bersih saat ini
lebih rinci dapat dilihat pada gambar 5.4. pada halaman berikutnya:


(+) (Lingkungan Mendukung)
Kuadran III (-, +)
4
1
8 -4 4
-3
Lingkungan Tidak/Kurang Mendukung
(Internal Lemah) Kelemahan Kekuatan (+) (Internal Kuat)
Peluang
Ancaman
(+) (Lingkungan Mendukung)
2
6 -3 3
-2
Kuadran IV (-, -)
-4
Lingkungan Tidak/Kurang Mendukung
(Internal Lemah) Kelemahan Kekuatan (+) (Internal Kuat)
Peluang
Ancaman
PROFIL SANITASI WILAYAH

BUKU PUTIH SANITASI BENGKULU SELATAN TAHUN 2012 Page 50



5.4 Gambar Posisi Sanitasi saat Ini Sub Sektor Air Bersih

5.2.4. Sub Sektor PHBS
Pada sub sektor air bersih posisi sanitasi saat ini terletak pada kuadran III. Dimana pada sub ini mempunyai
nilai kekuatan yaitu (6), dan nilai kelemahannya yaitu (3), jika ditotalkan maka terletak pada posi (-3). Nilai peluang yaitu
(4) dan nilai ancaman yaitu (3), jika ditotalkan maka terletak pada posisi (1). Posisi sanitasi sub sector PHBS saat ini
lebih jelas dapat dilihat pada gambar 5.5. di bawah ini :

5.5 Gambar Posisi Sanitasi saat Ini Sub Sektor PHBS


(+) (Lingkungan Mendukung)
Kuadran III (-, +)
4
6 -3 3
-3
Lingkungan Tidak/Kurang Mendukung
(Internal Lemah) Kelemahan Kekuatan (+) (Internal Kuat)
Peluang
Ancaman
(+) (Lingkungan Mendukung)
Kuadran III (-, +)
3
5 -3 2
-2
Lingkungan Tidak/Kurang Mendukung
(Internal Lemah) Kelemahan Kekuatan (+)
Peluang
Ancaman

Anda mungkin juga menyukai