Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
Bayi baru lahir mengalami perubahan fisiologis yang dramatis dalam menit pertama
sampai beberapa jam setelah dilahirkan. Perubahan fisiologis pada bayi ini
diakibatkan oleh transisi dari lingkungan intrauterine menjadi lingkungan
ekstrauterine. Pada saat bayi di lingkungan intrauterine, pertukaran gas dan sirkulasi
dibantu oleh plasenta. Sedangkan di luar uterus, bayi memiliki sistem kardiopulmoner
yang independen.
1
Setiap tahunnya 136 milyar bayi lahir di seluruh dunia. Pada setiap bayi baru
lahir, dapat dilakukan APGA scoring dan scoring yang lain untuk menilai !italitas
dari bayi. "urang lebih #$1%& dari bayi yang lahir setiap tahunnya memerlukan
rangsangan sederhana untuk membantu mereka bernapas, 3$#& membutuhkan
resusitasi dasar, dan '1& memerlukan resusitasi lanjutan berupa kompresi dada atau
obat$obatan. (iperkirakan pula )1*.%%% bayi baru lahir meninggal setiap tahunya di
seluruh dunia, dan salah satu penyebab kematian bayi tersebut adalah kegagalan
respirasi dan kegagalan sirkulasi pada saat bayi baru lahir.
1 +
"egagalan respirasi biasanya disebabkan oleh tidak adekuatnya pernapasan
untuk mendorong ,airan untuk keluar dari al!eoli. Adanya benda asing yang
menghalangi jalan napas. "ehilangann darah yang berlebihan atau kontraktilitas
jantung yang tidak baik atau bradikardi sehingga menyebabkan hipoksia dan iskemia
lalu menyebabkan hipotensi sistemik. Berkurangnya !entilasi dari paru sehingga paru
mengalami konstriksi arteriole paru, lalu menghambat oksigenasi darah di arteri
sistemik. Perfusi dan oksigenasi ke organ bayi yang tidak adekuat dan terjadi terus
menerus dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan organ lainnya dan kemudian
menyebabkan kematian.
+
Perfusi dan oksigenasi ke organ$organ tubuh bayi sangatlah penting untuk
men,egah kematian bayi baru lahir, oleh karena itu resusitasi neonatus yang bertujuan
1
untuk mendukung dan memelihara pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir
sangatlah diperlukan pada bayi yang mengalami masalah adaptasi terhadap
lingkungan ekstrauterine.
+
+
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asfiksia
Asfiksia neonatorum didefinisikan sebagai kegagalan bernapas se,ara spontan dan
teratur pada saat bayi lahir atau sesaat setelah bayi lahir yang ditandai dengan
keadaan Pa-+ di dalam darah yang rendah .hipoksemia/, hiperkarbia .Pa0-+
meningkat/ dan asidosis. (alam uterus, asfiksia disebabkan oleh hipoksia maternal,
penurunan aliran darah plasental$umbilikal, dan gagal jantung fetal. 1ipoksia
maternal disebabkan oleh penyakit jantung sianotik kongenital maternal, gagal
jantung kongestif, atau gagal napas.
3
Selama stadium a2al dari asfiksia, cardiac output tetap stabil tetapi terjadi
perubahan distribusi. Aliran darah ke hati, ginjal, usus, kulit dan otot menurun,
dimana aliran darah ke jantung, otak, kelenjar adrenal dan plasenta dipertahankan
tetap konstan atau dinaikkan. (istribusi aliran darah ini membantu memelihara
oksigenasi dan nutrisi otak dan jantung, mengingat kandungan oksigen dalam darah
arteri sangatlah rendah.
3,*
3ungsi dari jantung yang hipoksemik dijaga oleh metabolisme glikogen
miokardial dan metabolisme asam laktat. "etika sumber energi habis, dengan ,epat
terjadi kegagalan miokardial, dan tekanan darah arteri dan cardiac output menurun.
Apabila denyut jantung menurun sampai kurang dari 1%% denyut4menit selama
asfiksia, maka cardiac output akan menurun se,ara bermakna. 5ekanan !ena sentral
meningkat selama asfiksia karena pembuluh darah sistemik mengalami kontriksi dan
!olume darah sentral meningkat akibatnya terjadi kegagalan jantung untuk memompa
darah. 6anin dan bayi baru lahir bisa mengatasi hipoksia karena mempunyai sejumlah
opiat endogen dalam darahnya. Substansi tersebut, yang meningkat selama hipoksia
dapat menurunkan konsumsi oksigen. espon normal terhadap katekolamin juga
3
penting untuk menyelamatkan dari asfiksia. espon normal terhadap asfiksia meliputi
peningkatan hormon adrenokortikotropik plasma, glukokortikoid, katekolamin, faktor
intrisik atrium, renin, arginin !asopresin dan penurunan kadar insulin darah. Arginin
!asopresin mengakibatkan hipertensi, bradikardi dan redistribusi aliran darah
sistemik. Glikogenolisis mempertahankan kadar glukosa darah.
3
2.2 Asessment Pada Fetus dan Neonatus
Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan pertukaran gas atau
pengangkutan -+ dari ibu ke janin. Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan,
persalinan atau segera setelah lahir. (engan demikian diperlukan diagnosis dini
terhadap gangguan tersebut sehingga dapat dilakukan persiapan untuk resusitasi
sedini mungkin.
1
2.2.1 Peniaian Fetus
(iagnosis anoksia4hipoksia janin yang sering berujung pada asfiksia neonatorum
dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda$tanda ga2at janin. 7ang
perlu diperhatikan dalam menilai tanda$tanda ga2at janin adalah 8
a. Perubahan gerakan janin
Gerakan janin yang menurun atau berlebihan biasanya menandakan
keadaan ga2at janin, namun gejala ini merupakan gejala subyektif yang
biasanya disampaikan oleh ibu.
b. (enyut jantung janin
3rekuensi denyut jantung janin yang normal adalah 1+% sampai 16% kali
per menit, selama his, frekuensi ini dapat turun, namun di luar his frekuensi
akan kembali seperti keadaan semula. Peningkatan ke,epatan denyut
jantung umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabila frekuensi
denyut jantung janin menurun hingga ' 1%% kali per menit di luar his, dan
diikuti oleh denyut yang tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya.
#

*
,. 9ekonium dalam air ketuban
9ekonium dalam presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada
presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenasi dan harus
menimbulkan ke2aspadaan. Adanya mekonium dalam air ketuban pada
presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan.
#
d. Pemeriksaan P1 darah
(engan menggunakan amnioskope yang dimasukkan le2at ser!iks dibuat
sayatan ke,il pada kepala janin, dan diambil ,ontoh darah janin. (arah ini
diperiksakan P1$nya. Apabila P1 turun sampai di ba2ah :,+ hal itu
dianggap sebagai tanda bahaya.
6
2.2.2 Peniaian Neonatus
Penilaian pada bayi baru lahir meliputi penilaian terhadap denyut jantung,
pernapasan, tonus otot, reflek, dan 2arna kulit.
a. (enyut 6antung
;ormalnya denyut jantung pada bayi baru lahir adalah 1+% sampai 16%
denyut4menit. <alaupun banyak neonatus bertoleransi dengan denyut
jantung diatas ++% denyut4menit dengan sedikit pengaruh buruk, denyut
jantung diba2ah 1%% denyut4menit sering sulit ditoleransi sebab terjadi
penurunan cardiac output dan perfusi jaringan. =lektrokardiogram dan
ekokardiogram dapat membantu mendiagnosa masalah tersebut sebelum
lahir. 6ika hal tersebut terjadi, pertama harus dipersiapkan untuk menangani
keadaan bradikardinya.
:
b. Pernapasan
Bayi biasanya mulai bernapas 3% detik setelah lahir dan perlu bantuan bila
tidak bernapas setelah >% detik. Beberapa menit setelah lahir, frekuensi
napas neonatus antara 3% sampai 6% kali4menit. Apneu dan bradipneu
#
terjadi pada keadaan asidosis berat, asfiksia, infeksi .meningitis,
septikemia, pneumonia/ dan kerusakan 0;S. 5akipneu .?6% kali4menit/
terjadi pada hipoksemia, hipo!olemia, asidosis .metabolik dan
respiratorik/, perdarahan 0;S, kebo,oran gas paru, kelainan paru .hyalin
membrane disease, sindrom aspirasi, infeksi/, udem paru, dan penggunaan
obat$obatan oleh ibu .narkotik, alkohol, magnesium, barbiturat/.
:,)
,. 5onus -tot
Sebagian besar neonatus, termasuk yang preterm akan aktif saat lahir dan
menggerakan semua ekstremitas sebagai respon terhadap rangsangan.
Asfiksia, penggunaan obat pada ibu, kerusakan 0;S, amiotonia kongenital,
dan miastenia grafis akan menurunkan tonus otot. 3leksi kontraktur serta
tidak adanya lipatan sendi merupakan tanda kerusakan 0;S yang terjadi di
dalam rahim.
:,)
d. eflek
;eonatus normal bergerak ketika salah satu ekstremitas digerakkan dan
meringis atau menangis ketika selang dimasukkan ke dalam hidungnya.
5idak adanya respon terjadi pada bayi hipoksia, asidosis, penggunaan obat
sedatif pada ibu, trauma 0;S dan penyakit otot kongenital.
:,)
e. <arna "ulit
Pada umumnya semua kulit neonatus ber2arna biru keunguan sesaat
setelah lahir. Sekitar 6% detik, seluruh tubuhnya menjadi merah muda
ke,uali tangan dan kaki yang tetap biru .sianosis sentral/. Sianosis sentral
diketahui dengan memeriksa 2ajah, punggung dan membran mukosa. 6ika
sianosis sentral menetap sampai lebih dari >% detik perlu dipikirkan
aspiksia, cardiac output rendah, udem paru, methemoglobinemia,
polisitemia, penyakit jantung kongenital, aritmia dan kelainan paru .distres
pernapasan, obstruksi jalan napas, hipoplastik paru, hernia diafragmatika/,
6
terutama bila bayi tetap sianosis diba2ah respirasi kendali dan oksigen
ysng men,ukupi. Pu,at menandakan penurunan cardiac output, anemia
berat, hipo!olemia, hipotermia atau asidosis.
:,)
2.2.! A"#a$ Sko$
Apgar skor adalah ekspresi dari kondisi fsiologis bayi baru lahir.
Dengan apgar skor .tabel 1/ memungkinkan dilakukan e!aluasi kondisi bayi yang
baru lahir pada menit pertama dan kelima kehidupannya. Apgar skor pada menit
pertama merefleksikan kondisi bayi pada saat lahir dan berhubungan dengan
kemampuannya untuk bertahan hidup, apgar skor yang tidak banyak meningkat dari
menit pertama hingga menit ke # dikatakan meningkatkan resiko kematian pada bayi.
Sedangkan apgar skor pada menit ke$# merefleksikan usaha resusitasi dan mungkin
berhubungan dengan neurological outcome, apgar skor yang rendah pada menit ke #
.%$3/ dikatakan meningkatkan resiko terjadinya serebral palsy.
Ta%e 1. AP&A' SK('
)*1+
TANDA + 1 2
Appearance
.2arna kulit/
Biru, pu,at
=kstremitas biru
5ubuh merah,
ektremitas biru
9erah seluruh tubuh
Pulse/hearth rate
.denyut jantung/
5idak ada '1%% kali4menit ?1%% kali4menit
Grimace
.reflek/
5idak ada 9enyeringai Batuk, bersin,
menangis
Activity
.tonus otot/
@emas 3leksi ekstremitas
lemah
Gerakan aktif,
fleksi ekstremitas
Respiration
.pernapasan/
5idak ada 5idak teratur, dangkal 5angis kuat,
5eratur
A"#a$ sko$ ,-1+. Apgar skor )$1% umumnya dapat di,apai pada >%& neonatus.
(alam hal ini, diperlukan suction oral dan nasal, mengeringkan kulit, dan menjaga
temperatur tubuh tetap normal. ee!aluasi kondisi neonatus dilakukan pada menit ke$
# pertama kehidupan.
3
:
A"#a$ sko$ .-/ .asfiksia $in#an0. ;eonatus ini akan merespon terhadap rangsangan
dan pemberian oksigen. 6ika responnya lambat, maka dapat diberikan !entilasi
dengan pemberian oksigen )%$1%%& melalui bag and mask. Pada menit ke$# biasanya
keadaannya akan membaik.
3
A"#a$ sko$ !-1 2asfiksia sedan#0. ;eonatus biasanya sianotik dan usaha
pernapasannya berat, tetapi biasanya berespon terhadap bag and mask ventilation dan
kulitnya menjadi merah muda. Apabila neonatus ini tidak bernapas spontan, maka
!entilasi paru dengan bag and mask akan menjadi sulit, karena terjadi resistensi jalan
napas pada saat mele2ati esofagus. Apabila neonatus tidak bernapas atau
pernapasannya tidak efektif, pemasangan pipa endotrakea diperlukan sebelum
dilakukan !entilasi paru. 1asil analisa gas darah seringkali abnormal .Pa-+ ' +%
mm1g, Pa0-+ ? 6% mm1g, p1 :,1#/. Apabila p1 dan defisit basa tidak berubah atau
memburuk, diperlukan pemasangan kateter arteri umbilikalis dan jika perlu dapat
diberikan natrium bikarbonat.
3
A"#a$ sko$ +-2. ;eonatus dengan apgar skor #$: disebut menderita asfiksia berat
dan memerlukan resusitasi segera
#
. Sebaiknya dilakukan intubasi dan kompresi dada
dapat dilakukan segera
3
.
2.! 'esusitasi Neonatus
esusitasi neonatus terutama difokuskan pada saat bayi baru lahir, dan banyak
prinsip$prinsipnya yang dapat diterapkan selama masa neonatus dan bayi. Astilah bayi
baru lahir se,ara spesifik diartikan sebagai bayi pada menit pertama sampai jam
pertama setelah lahir. Astilah neonatus umumnya diartikan sebagai bayi selama +) hari
pertama. Sedangkan istilah bayi meliputi masa neonatus sampai umur 1+ bulan.
11
(alam proses resusitasi difokuskan dengan mengidentifikasi abnormalitas
pada oksigenasi dan perfusi. 5ujuan yang ingin di,apai adalah untuk mengoreksi
keadaan tersebut dan men,egah pemburukan yang lebih lanjut.
1+
)
Bayi$bayi yang tidak memerlukan resusitasi dapat dinilai dengan mudah dan
,epat. Penilaiannya meliputi 3 karakteristik yaitu 8
$ Apakah bayi lahir aterm B
$ Apakah bayi menangis atau bernapas B
$ Apakah tonus otot bayi baik B
6ika semua pertanyaan diatas ja2abannya adalah CiyaC, maka bayi tidak memerlukan
resusitasi dan tidak perlu dipisahkan dari ibunya. Bayi harus dikeringkan, diletakkan
salling bersentuhan dengan ibunya, dan ditutupi dengan kain linen untuk menjaga
temperatur. Selanjutnya tetap obser!asi pernapasan, aktifitas, dan 2arna kulit bayi.
1+

6ika ada dari pertanyaan diatas yang ja2abannya adalah CtidakC, maka bayi
memerlukan resusitasi yang dibagi menjadi * kategori, yaitu8
1.
@angkah dasar, men,akup penilaian se,ara ,epat dan stabilisasi a2al
2.
Dentilasi, men,akup bag-mask atau bag-tube ventilation
3.
"ompresi dada
.
Pemberian ,airan atau obat$obatan
1+
2.!.1 P$osedu$ 'esusutasi
11*12
1. "eringkan dan hangatkan .drying and !arming/
a. "eringkan ,airan amnion pada tubuh bayi
b. @etakkan bayi diba2ah lampu penghangat .radiant !armer"
,. Singkirkan kain basah yang kontak dengan tubuh bayi
>
&am%a$ 2.1 A#o$itme 'esusitasi "ada Ba3i Ba$u La4i$
+. 6aga jalan napas .air!ay positioning"
a. Bayi posisi terlentang .supine/ dengan leher pada posisi yang normal
b. Posisi kepala sedikit direndahkan
,. 9iringkan kepala dengan leher sedikit ekstensi jika sekretnya banyak
1%
3. Air!ay suctioning
a. #ekonium $taining
Segera lakukan intubasi dan lakukan tracheal suction sebelum bayi
dikeringkan dan dirangsang. $uction hipofaring dan kemudian lambung
.dengan pipa orogastrik/ dengan baik.
b. $uction mulut sebelum hidung apabila mekonium tidak ada
,. $uction sebaiknya dibatasi selama 3$# detik.
*. Berikan rangsangan .stimulation"
a. angsang bayi dengan mengeringkan, menghangatkan, dan suction.
b. angsang taktil 8 dengan ,ara menyentil telapak kaki bayi, atau dengan
menepuk$nepuk punggung bayi.
,. 1indari metode$metode yang berlebihan dalam memberikan rangsangan
kepada bayi.
#. Berikan oksigen
"eadaan hipoksia selalu dijumpai pada bayi baru lahir yang memerlukan
resusitasi. -leh karena itu, adanya sianosis, bradikardi, atau tanda lainnya
dari gagal napas selama stabilisasi bayi baru lahir, mengindikasikan
perlunya pemberian oksigan 1%%&. Pemberian oksigen sebaiknya dilakukan
dengan hati$hati karena dapat membahayakan. -ksigen dapat diberikan
melalui sel%-in%lating bag& sungkup muka, ataupun melalui kateter. 5ujuan
dari pemberian oksigen adalah keadaan normoksia. Pemberian oksigen yang
,ukup ditandai dengan membran mukosa menjadi ber2arna merah. 6ika
keadaan sianosis terjadi se,ara berulang ketika pemberian oksigen telah
dihentikan, maka diperlukan perhatian post resusitasi men,akup monitoring
konsentrasi oksigen yang diberikan dan saturasi oksigen darah arteri.
1
6. Dentilasi
Andikasi dilakukan positive pressure ventilation yaitu 8
Apneu atau gasping respiration
Bradikardi 8 denyut jantung ' 1%% kali4menit
Sianosis sentral persisten .2alaupun telah diberikan oksigen 1%%&/
11
Dentilasi dilakukan melalui bag-valve-mask, pada ventilatory rate *%$6%
kali4menit, dapat dilihat pada gambar +.+. "un,i dari keberhasilan resusitasi
pada neonatus yaitu menjaga agar !entilasinya tetap adekuat.
1
&am%a$ 2.2 Te4nik 5entiasi meaui Bag and Mask
,. Antubasi endotrakeal dilakukan pada .gambar +.3/ 8
Dentilasi bag-valve-mask yang tidak efektif.
'racheal suctioning apabila terjadi aspirasi mekonium yang banyak.
(ntermittent positive pressure ventilation yang lama.
&am%a$ 2.! Intu%asi "ada Neonatus
1+
:. "ompresi dada
a. Bradikardi dan cardiac arrest biasanya dapat di,egah dengan oksigenasi
dan !entilasi se,ara efektif pada tahap a2al.
b. "ompresi dada sebaiknya dimulai jika denyut jantung ' 6%$)% kali4menit
dan tidak meningkat dengan ,epat 2alaupun telah mendapatkan APPD
se,ara efektif selama 3% detik.
,. Pada sepertiga ba2ah sternum dilakukan kompresi E F $ G in,hi saat
denyut jantung 1+% kali4menit.
). -bat$obatan
-bat$obatan yang digunakan yaitu epinefrin, volume e)pander& ntrium
bikarbonat, nalokson.
2.!.2 Peniaian Tindakan 'esusitasi
5erdapat beberapa keadaan dimana resusiatsi tidak dilakukan dan tindakan resusitasi
dihentikan. esusitasi tidak dilakukan pada keadaan berikut 8
1. Bayi dengan masa gestasi ' +3 minggu atau berat badan
lahir ' *%% gram
+. Bayi anensefali
3. Bayi dengan trisomi 13 atau 1)
Sedangkan pada bayi dengan e)tremely immature dan bayi dengan kelainan
kongenital masih menjadi perdebatan apakah perlu dilakukan tindakan resusitasi.
1+
Penghentian usaha resusitasi dilakukan apabila resusitasi yang dilakukan pada
bayi dengan kegagalan kardiorespirasi tidak memberikan respon sirkulasi yang
normal dalam 1# menit. esusitasi pada bayi baru lahir setelah 1% menit mengalami
asistol akan sangat sulit bagi bayi tersebut untuk bisa bertahan hidup atau bayi
tersebut bisa bertahan hidup namun dengan severe disability.
1+

13
2.!.! 'esusitasi "ada Neonatus 3an# 6en#aami De"$esi Na"as
Sekitar 6& bayi yang baru lahir mengalami depresi napas, dan sebagian basar dari
bayi tersebut memiliki berat badan kurang dari 1#%% gram, memerlukan bantuan
hidup lanjut. esusitasi pada neonatus yang mengalami depresi napas memerlukan +
atau lebih tenaga penolong, satu orang bertugas menjaga jalan napas dan !entilasi,
sedangkan yang lain melakukan kompresi dada jika diperlukan. -rang ketiga
bertugas untuk memfasilitasi pemasangan kateter intra!askuler dan pemberian ,airan
atau obat.
1+

Penyebab tersering dari depresi napas pada neonatus adalah asfiksia
intrauterin, sehingga resusitasi difokuskan pada respirasi. "eadaan hipo!olemia juga
merupakan faktor yang mendukung.
1+

"egagalan neonatus dalam merespon usaha resusitasi se,ara ,epat
menandakan diperlukan suatu vascular access dan analisa gas darah. Perlu
dipikirkan adanya suatu pneumothoraks .1& kasus/ dan anomali kongenital pada
jalan napas, termasuk fistula trakheoesofageal .183%%%$#%%% lahir hidup/ dan hernia
diafragmatika kongenital .18+%%%$*%%%/.
1+
2.1 'esusitasi Ka$dio"umone$
5ujuan dari resusitasi kardiopulmoner adalah untuk melindungi sistem saraf pusat
selama keadaan asfiksia. 5ahap a2al dari resusitasi kardiopulmoner adalah dengan
melakukan antisipasi. 1al ini men,akup pengetahuan mengenai ri2ayat obstetri dari
ibu, ri2ayat kehamilan termasuk ri2ayat persalinan, persiapan dalam proses
pemindahan .peralatan, material, dan obat/, dan yang terpenting adalah adanya tim
terlatih yang bertugas untuk melakukan resusitasi.
1+
Hntuk melakukan resusitasi pulmoner, trakea sebaiknya diintubasi dengan
segera dan !entilasi tekanan positif sebaiknya dimulai pada frekuensi napas 3%$6%
1*
kali per menit. Setiap napas yang kelima, dilakukan napas buatan selama +$3 detik
untuk mengembangkan paru yang mengalami atelektasis dan membantu
mengeluarkan ,airan di dalam paru. Bukti terakhir menunjukkan bah2a 6 napas yang
kuat pada saat lahir, se,ara bermakna dapat meningkatkan trauma paru pada bayi
prematur 3% menit sampai beberapa jam kemudian dan respon terhadap surfaktan
se,ara signifikan dibatasi pada saat pernapasan yang panjang tersebut.
#
2.. 'esusitasi 5askua$
esusitasi !askuler seringkali dilupakan dalam melakukan resusitasi pada neonatus.
#
Beberapa neonatus dan +43 bayi prematur yang memerlukan resusitasi mengalami
hipo!olemia pada saat lahir. (iagnosis ini ditegakkan dari pemeriksan fisik
.rendahnya tekanan darah dan pu,at/ dan respon yang buruk terhadap resusitasi.
5ekanan darah neonatus se,ara umum berhubungan dengan !olume intra!askuler dan
seharusnya dilakukan pemeriksaaan se,ara rutin. 5ekanan darah yang normal
tergantung dari berat badan lahir dan ber!ariasi dari #%4+# mm1g untuk neonatus
dengan berat badan 1$+ kg sampai :%4*% mm1g untuk berat badan lebih dari 3 kg.
endahnya tekanan darah menunjukkan keadaan hipo!olemia. Selain itu, hipotensi
juga dapat disebabkan oleh hipokalsemia, hipermagnesemia, dan hipoglikemia.
3
Apabila kondisi neonatus tidak membaik dengan rangsang taktil dan !entilasi,
maka sebaiknya pemasangan kateter arteri umbikalis untuk mengukur p1 dan analisa
gas darah, mengukur tekanan arteri, menambah !olume darah, dan untuk memberikan
obat. Sebagian besar neonatus preterm memiliki berat badan lahir ' 1+#% gram, dan
1$3 & dari neonatus tersebut memerlukan kateter arteri umbilikalis selama resusitasi.
1al ini mungkin juga berguna untuk menyediakan jalur intra!ena untuk menentukan
keadekuatan penggantian !olume darah.
#
2.7 Kom"$esi Dada
1#
Andikasi dilakukannya kompresi dada yaitu apabila setelah 1#$3% detik, denyut
jantung ' 6% kali4menit atau antara 6%$)% kali4menit dan tidak meningkat setelah
pemberian positive pressure ventilation dengan 3i-+ 1%%&.
*
"ompresi dada dilakukan pada sternum 143 ba2ah. 5edapat + tehnik dari
kompresi dada yaitu8
1. 9enggunakan + ibu jari yang diletakkan pada sternum .sejajar dengan 1
jari diba2ah puting susu/ dengan jari$jari tangan lainnya melingkari dada
.the t!o thumb-encircling hands techni*ue".
+. 5ehnik dengan dua jari tangan kanan.the t!o %inger techni*ue/ yang
diletakkan di dada dengan tangan lainnya menyokong punggung.
Beberapa data menunjukkan bah2a the t!o thumb-encircling hands techni*ue
memiliki beberapa keuntungan dalam men,apai pun,ak tekanan sistolik dan tekanan
perfusi koroner, sehingga lebih dipilih dibandingkan dengan the t!o %inger techni*ue.
(alamnya kompresi dada kurang lebih sepertiga dari diameter anterior$posterior
dada. 'he pediatric basic live support guidelines merekomendasikan dalamnya
kompresi dada kurang lebih
1
43 $F dari diameter anterior posterior dada. 5idak ada
data yang spesifik mengenai dalamnya kompresi dada yang ideal, namun
direkomendasikan untuk melakukan kompresi dada sekitar sepertiga dari dalamnya
dada, tetapi kompresi ini harus dapat untuk membuat denyut nadi yang teraba se,ara
adekuat. 5ehnik kompresi dada ini dapat dilihat pada gambar +.*. Perbandingan
antara kompresi dada dengan !entilasi adalah 381, yaitu dengan melakukan >% kali
kompresi dan 3% kali !entilasi dalam satu menit. (enyut jantung harus die!aluasi
se,ara periodik yaitu setiap 3% detik. "ompresi dada dihentikan apabila denyut
jantung terjadi se,ara spontan lebih dari )% kali4menit.
1+
16
&am%a$ 2.1 Kom"$esi Dada
2./ (%at-(%at 'esusitasi
-bat$obatan jarang diindikasikan pada resusitasi bayi baru lahir
1
. -bat$obatan
diberikan apabila denyut jantung ' )% kali4menit, 2alaupun telah mendapatkan
!entilasi yang adekuat dengan oksigen 1%%& dan telah dilakukan kompresi dada
minimal selama 3% detik
:,1%
. -bat$obatan yang digunakan yaitu epinefrin, volume
e)pander& natrium bikarbonat, nalokson
1
. Se,ara lebih jelas dapat dilihat pada tabel +.
2./.1 E"inef$in
Pemberian epinefrin diindikasikan apabila denyut jantung ' 6% kali4menit setelah
!entilasi yang adekuat dan kompresi dada selama 3% detik. =pinefrin terutama
diindikasikan apabila terdapat asistol.
1+
=pinefrin memiliki efek stimulasi terhadap reseptor I dan J adrenergik. Pada
cardiac arrest, I adrenergik menyebabkan !asokonstriksi yang akan meningkatkan
1:
tekanan perfusi selama kompresi dada, sehingga terjadi peningkatan hantaran oksigen
ke jantung dan otak. =pinefrin juga meningkatkan keadaan kontraktil jantung,
menstinulasi kontraksi spontan dan meningkatkan denyut jantung.
1+
(osis intra!ena atau endotrakea adalah %,1$%,3 m@4kg dengan pengen,eran
181%%%% .%,%1$%,%3 mg4kg/, dapat diulang setiap 3$# menit. Pemakaian epinefrin
dosis tinggi pada binatang dapat menyebabkan hipertensi dengan ,urah jantung yang
rendah. =fek hipotensi yang diikuti dengan hipertensi dapat meningkatkan risiko
perdarahan intrakranial, terutama pada bayi preterm.
1+
2./.2 5oume Eks"ande$
Dolume ekspander penting untuk melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang
mengalami hipo!olemia. "e,urigaan terjadinya hipo!olemia diketahui dengan
kegagalan dalam merespon resusitasi. 0airan yang dipilih kristaloid isotonik misalnya
normal salin atau ringer laktat. Pemberian sel darah merah -$negatif dapat
diindikasikan untuk mengganti kehilangan darah dalam jumlah yang besar. Solution
yang menggandung albumin jarang digunakan untuk ekspansi !olume pada tahap
a2al karena penggunaannya terbatas, risiko infeksi, dan pada obser!asi dihubungkan
dengan peningkatan mortalitas.
1+
(osis a2al dari !olume ekspander adalah 1% m@4kg yang diberikan se,ar
perlahan melalui jalur intra!ena selama #$1% menit. (osis ini dapat diulang setelah
ditentukan kondisi klinis lebih lanjut dan diobser!asi respon yang terjadi.pemberian
bolus dalam dosis yang besar dapat dilakukan pada bayi yang lebih besar. Akan
tetapi, volume overload atau komplikasi .misalnya perdarahan intrakranial/ dapat
terjadi akibat pemberian !olume ekspander intra!askuler yang tidak tepat pada bayi
asfiksia dan bayi preterm.
1+

2./.! Nat$ium Bika$%onat
;atrium bikarbonat diberikan pada keadaan asidosis metabolik yang persisten
ataupun hiperkalemia.dosis yang diberikan yaitu 1$+ m=K4kg dari solution %,#
1)
m=K4m@ yang diberikan melalui jalur intra!ena se,ara perlahan .minimal dalm +
menit/ setelah !entilasi dan perfusi adekuat.
1+
2./.1 Naokson
;alokson hidroklorida merupakan antagonis narkotik yang tidak mempunyai efek
depresi respirasi. Se,ara spesifik diindikasikan untuk mela2an efek depresi respirasi
pada bayi baru lahir, yang ibunya mendapat narkotik dalam * jam sebelum
melahirkan. Sebelumpemberian nalokson selalu dijaga keadekuatan !entilasi. 6angan
memberikan nalokson pada bayi baru lahir yang ibunya di,urigai menggunakan obat$
obat narkotik .drug abuse/ karena dapat menyebabkan efek !ithdra!al.
1+
(osis yang direkomendasikan yaitu %,1 mg4kg dari %,* mg4m@ atau solution 1
mg4m@ yang diberikan se,ara intra!ena, endotrakea, atau apabila perfusinya adekuat
dapat diberikan intramuskular atau subkutan. "arena durasi dari narkotik lebih lama
dibandingkan nalokson, maka monitoring se,ara kontinyu merupakan hal yang
penting, dan pemberian nalokson dapat diulang untuk men,egah apneu rekuren.
1+
Ta%e 2. (%at-o%atan 3an# Di#unakan seama 'esusitasi
.
(BAT INDIKASI D(SIS 8A'A
PE6BE'IAN
EFEK
=pinefrin Asistol %,%1mg4kg
.%,1 m@4kg/
dien,erkan
181%%%%
=5, AD L denyut jantung
L kontraktilitas
miokard
L tekanan arteri
;atrium
bikarbonat
Asidosis
metabolik
1$+ meK4kg
diluted 18+
.sangat perlahan/
AD 9engoreksi asodosis
metabolik
0-P dan perfusi
perifer
;alokson Abunya
menggunakan
opiat M bayi
apneu
%,1 mg4kg =5, AD, S0, A9 ventilatory rate
0airan .P0, 1ipo!olemia 1%$+% m@4kg AD se,ara tekanan darah
1>
albumin #&,
normal salin/
perlahan perfusi perifer

"eterangan 8 =58 endotrakeaN A98 intramuskularN AD8 intra!enaN S08 subkutanN P08
Packed Red +ellsN 0-P8 cardiac output
!.1 Pen3e%a% Ke#a#aan 'esusitasi
esusitasi dapat mengalami kegagalan akibat hipotermia, asidosis,
hiperbilirubinemia, dan hipo!olemia.
!.1.1 Hi"ote$mia "ada Neonatus
egulasi suhu tubuh merupakan fungsi fisiologis yang sangat penting pada neonatus.
Segera setelah kelahiran, bayi terpapar dengan lingkungan yang kering dan dingin
dibandingkan dengan saat ia berada di dalam uterus dan mulai kehilangan panas
melalui penguapan, kon!eksi, konduksi dan radiasi. ;eonatus memiliki mekanisme
kompensasi yang terbatas yang memelihara temperature tubuh mereka saat mereka
terpapar suhu yang dingin. ,on shivering termogenesis adalah mekanisme
kompensasi yang utama saat bayi berespon terhadap suhu dingin yang bisa
menimbulkan stres. ;orepinephrin akan dilepas sehingga mengakti!asi metabolisme
trigliserida dan asam lemak yang terdapat pada lemak ,oklat bayi. 1ipotermi akan
mempengaruhi konsumsi oksigen pada bayi baru lahir.
1ipotermia berkepanjangan pada neonatus akan menyebabkan dekompensasi
jantung paru dan asidosis jaringan. (i samping itu, hipotermia akan menghilangkan
reflek hiper!entilasi yang terjadi sebagai respon normal bila terjadi hipoksia.
1ipo!entilasi atau apnea, umum terlihat pada bayi prematur yang mengalami
hipotermi. 1ilangnya reflek hiper!entilasi ini menyebabkan tidak terkompensasinya
perfusi ke jaringan pada bayi yang semula sudah hypoOia. (engan demikian
hypothermia dikatakan berkontribusi penting terhadap kegagalan resusitasi dan
kematian bayi baru lahir.
+%
!.1.2 Asidosis "ada Neonatus
Asidosis dapat disebabkan oleh asfiksia, hipo!olemia, hipotermia. Asidosis yang
berat berhubungan dengan gangguan aliran darah ke otak, pendarahan pre!entri,ular,
leu,omala,ia, peningkatan resistensi !askular perifer, dan penurunan perfusi
myo,ardial. Penurunan ,ardia, output se,ara drastis dan penurunan perfusi ke
jaringan dapat meningkatkan hypoOia jaringan dan kembali memperburuk asidosis.
13
!.1.! Hi"e$%ii$u%inemia "ada Neonatus
-aundice fisiologis sering dijumpai pada bayi aterm yang disebabkan karena belum
matangnya sistem enPim hati. "ebanyakan bilirubin belum dikonjugasi dan hal ini
merupakan hasil dari meningkatnya produksi bilirubin, berkurangnya ambilan dalam
hepar dan berkurangnya konjugasi intra hepar. -aundice biasanya hilang sendiri pada
beberapa hari pertama hingga minggu$minggu pertama tanpa adanya masalah.
"onsentrasi bilirubin biasanya rendah .kurang dari 1%% mikromol4liter/ dan tidak
menyebabkan kerusakan neurologis karena sa2ar darah otak pada bayi aterm sudah
berfungsi. Akan tetapi, kerusakan otak dapat terjadi bila kadar bilirubin terlalu tinggi
ataupun terjadi kerusakan sa2ar darah otak. Sa2ar darah otak tidak efektif pada
keadaan prematuritas, sepsis, hipotermia, hipoksia, asidosis, dan hipoalbuminemia.
1*
!.1.1 Hi"o9oemia "ada Neonatus
1ipo!olemia pada neonatus menyebabkan gangguan perfusi ke berbagai jaringan
dalam tubuh gangguan perfusi ini dapat menyebabkan iskemia. -tak sangat sensitif
terhadap hypoOi,$is,hemi, injury. "erusakan pada otak dapat bersifat irre!ersible.
1#
1.1 Keadaan (tak Ba3i Setea4 'esusitasi
Asfiksia pada bayi dapat menyebabkan hipoOia$iskemia ensefalopati. Brain injury
mulai terjadi saat a2al terjadinya hipoOia$iskemia jaringan. Setelah resusitasi berhasil
dilakukan, terjadi fase laten yang ditandai dengan kembalinya metabolisme oksidatif
pada otak. Pada saat 6$+* jam setelah fase laten dapat terjadi energy failure fase +.
16
+1
BAB III
KESI6PULAN
Asfiksia diartikan sebagai hipoksemia yang disertai dengan asidosis metabolik.
(alam uterus, asfiksia disebabkan oleh hipoksia maternal, penurunan aliran darah
plasental$umbilikal, dan gagal jantung fetal. Asfiksia dalam kehamilan dapat
++
menyebabkan keadaan hiper!olemik maupun hipo!olemik. Asfiksia selama proses
persalinan biasanya menyebabkan hiper!olemia ke,uali pada kondisi berikut8 tekanan
tali pusat lebih besar pada !ena umbilikalis dibandingkan pada arteri umbilikalis,
terjadi perdarahan dari plasenta, dan hipotensi pada ibu .misalnya pada syok, trauma,
pengaruh obat anestesi.
(engan apgar skor memungkinkan dilakukan e!aluasi kondisi bayi yang baru
lahir pada menit pertama dan kelima kehidupannya. Apgar skor pada menit pertama
merefleksikan kondisi bayi pada saat lahir dan berhubungan dengan kemampuannya
untuk bertahan hidup. Sedangkan apgar skor pada menit ke$# merefleksikan usaha
resusitasi dan mungkin berhubungan dengan neurological outcome. esusitasi
neonatus dibagi menjadi * kategori, yaitu

8
1. @angkah dasar, men,akup penilaian se,ara ,epat dan stabilisasi a2al
2. Dentilasi, men,akup bag-mask atau bag-tube ventilation
3. "ompresi dada
. Pemberian ,airan atau obat$obatan
Adapun prosedur resusutasi yaitu keringkan dan hangatkan .drying and !arming/,
jaga jalan napas .air!ay positioning"& air!ay suctioning& memberikan rangsangan
.stimulation"& pemberian oksigen, !entilasi, kompresi dada, obat$obatan.
5ujuan dari resusitasi kardiopulmoner adalah untuk melindungi sistem saraf
pusat selama keadaan asfiksia. 5ahap a2al dari resusitasi kardiopulmoner adalah
dengan melakukan antisipasi.
esusitasi !askuler seringkali dilupakan dalam melakukan resusitasi pada
neonatus. Beberapa neonatus dan +43 bayi prematur yang memerlukan resusitasi
mengalami hipo!olemia pada saat lahir.
Andikasi dilakukannya kompresi dada yaitu apabila setelah 1#$3% detik, denyut
jantung ' 6% kali4menit atau antara 6%$)% kali4menit dan tidak meningkat setelah
pemberian positive pressure ventilation dengan 3i-+ 1%%&.
+3
-bat$obatan jarang diindikasikan pada resusitasi bayi baru lahir. -bat$obatan
diberikan apabila denyut jantung ' )% kali4menit, 2alaupun telah mendapatkan
!entilasi yang adekuat dengan oksigen 1%%& dan telah dilakukan kompresi dada
minimal selama 3% detik. -bat$obatan yang digunakan yaitu epinefrin, volume
e)pander& natrium bikarbonat, nalokson.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan resusitasi neonatus adalah
hipotermia, asidosis, hiperbilirubinemia, dan hipo!olemia. 9eskipun resusitasi
berhasil, pada otak bayi dapat terjadi kerusakan yaitu 1ypoOi,$As,hemi,
=n,epalopaty
DAFTA' PUSTAKA
1. Anne 00 @ee, at al 8 ;eonatal esus,itation and Ammediate ;e2 Born Assessment
and Stimulation for 5he ;e2 Pre!ention of ;eonatal (eath. B90 Publi, 1ealth
+%11. A!ailable at 8 http844222.biomed,entral.,om41*:1$+*#)4114S34S1+
+*
+. <is2ell 9(,5homas8 ;eonatal resus,itation. espiratory 0are. Dol *) ;o
3N+%%3.
3. Greogery G A8 esus,itation of 5he ;e2born. An8 9iller8 Anesthesia. #
th
ed.
0hur,hill @i!ingstoneN+%%%
*. udolph A 9, "amei ", -!erby " 6. udolphQs 3undamentals of Pediatri,s. 3
rd
ed. Anternational =dition8 9,Gra2$1illN +%%+
#. Pra2iroharjo, Sar2ono. Almu "ebidanan. 6akarta. P :%)$:1#N +%%:
6. Rareen ;usrat et al8 An =arly (iagnosti, of 3etal (istress by =stimating the
9aternal Blood Gas @e!els during Antrapartum Period. Pak 6 Physiol. Dol * ;o 3 N
+%%).
:. Seidel 6, Smerling A, SaltPberg (. esusitation. An8 0rain = 3, Gershel 6 0, eds.
0lini,al 9anual of =mergen,y pediatri,s. *
th
ed. Anternational =dition8 9,Gra2$
1illN+%%3
). Gi!ens ". ;eonatal esusitation. An8 som. 1# Agustus +%%6. A!ailable at 8
http844222.som.tulane.edu4departments4pedsSresp,are4neores.htm
>. <einberger Barry, et al 8 Ante,edents and ;eonatal 0onseKuen,es of @o2 Apgar
S,ores in Preterm ;e2 Born. Ar,h Pediatr Adoles, 9ed. Dol 1#*8 +>*$ 3%%N +%%%
1%. Ameri,an A,ademy of Pediatri,s, 0ommittee on fetus and ;e2born,
Ameri,an0ollage of -bstetri,ians and Gyne,ologists and 0ommittee on -bstetri,
Pra,ti,e 8 5he Apgar S,ore. Pedia,tri,s +%%6 N 11: N 1***. A!ailable at 8
http844pediatri,s.aapubli,ations.org4,ontent411:4*41***.full.html
11. <einstein 9. ;eonatal esusitation and 0are of the ;e2born at isk. An8
(e0herney A 1, ;athan @, eds. 0urrent -bstetri, and Gyne,ologi, (iagnosis and
5reatment. >
th
ed. Anternational =dition8 9,Gra2$1illN +%%3
1+. "att2inkle 6ohn, et al 8 Part 1# 8 ;eonatal esus,itation 8 +%1% Ameri,an 1eart
Asso,iation Guidline for 0ardiopulmonary esus,itation and emergen,y
0ardio!as,ular 0are. A1A 6ournalN +%1%. A!ailable at 8
http844,ir,.ahajournals.org4,ontent41++41)SsupplS34S>%>
+#
13. @a2n 6=, <il,Pynska$"atende ", 0ousens S; 8 =stimating the ,ause of * million
neonatal death in year +%%. Ant 6 =pidemol 3#8:%6$:1), +%%6
1*. Reb A, (armstardr G@ 8 S,lerema neonatorum 8 a re!ie2 of nomen,lature,
,lini,al presentation, histologi,al features, difrential diagnoses and management. 6
Perinatol +)8*#3$*6%, +%%).
1#. amesh Arga2al et al 8 post resus,itation management of asphyOiated neonates.
All Andia Anstitute of 9edi,al S,ien,es. ;e2 (elhi. +%%:. A!ailable at 8
222.ne2born2ho,,.org
16. 1a,k 9 et al 8 -ut,ome in young adulthood for !ery lo2$2eight infants. ;e2
=ng 6 9ed, +%%+. 6an 8 3*6.3/8 1*>$#:.

+6

Anda mungkin juga menyukai