MENELITI ALOKASI FREKUENSI PERANGKAT LONG TERM EVOLUTION (4G)
Nama : Ahmad Arif Zulfikar NIM : 111-11-2010
Institut Teknologi Indonesia 2013
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di zaman globalisasi seperti saat ini peran Teknologi Informasi dan Telekomunikasi sangat dibutuhkan. Penyamapaian informasi secara cepat, tepat dan fleksibel adalah impian semua orang. Informasi tersebut bisa bersifat voice,data atau streaming. Teknologi wireless atau nirkabel adalah jawaban yang tepat untuk menjawab impian semua orang, karena bersifat fleksibel. Semua perangkat yang bersifat wireless atau radio pasti menggunakan frekuensi.Sekarang permasalahan nya adalah bagaimana kita bisa memanfaat kan dan effisien dalam menggunakan frekuensi. Karena, spectrum frekuensi di Indonesia sangat terbatas. Semua regulasi frekuensi di Indonesia sudah diatur oleh DEPKOMINFO. Ditengah padatnya spectrum frekuensi di Indonesia. Penulis akan meneliti alokasi frekuesi yang tepat untuk perangkat Long Term Evolution (LTE) atau biasa dikenal dengan 4G. Penelitian ini akan difokuskan pada masalah alokasi frekuensi. Dengan begitu perangkat Long Term Evolution (LTE) bisa cepat terealisasi di Indonesia dengan maksimal.Tanpa harus mengganggu frekuensi perangkat lain nya. Seperti Radio Komunikasi, Tv Analog, Tv Digital dan 3G,
1.2 Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan:
1. Bagaimana mengoptimalisasikan frekuensi untuk Perangkat Long Term Evolution (LTE)? 2. Apakah kelebihan dan kekurangan dari perangkat Long Term Evolution (LTE)? 3. Apakah keuntungan dari sisi RF Optimisasi?
.
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui Spektrum frekuensi yang akan digunakan pada Perangkat Long Term Evolution (LTE) 2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari perangkat Long Term Evolution (LTE) 3. Untuk mengetahui keuntungan dari sisi RF Optimisasi
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.
1. Manfaat Akademis Penelitian ini erat dengan hubungan nya dengan mata kuliah Dasar Sistem Telekomunikasi, Sistem Komunikasi Data (SISKOMDAT), sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan penulis dan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya.
2. Manfaat dalam implementasi atau praktik. Manfaat dalam implementasi ini adalah kita dapat merasakan jaringan 4G dengan kecepatan download 100Mbps dan kecepatan Upload 50Mbps tanpa harus mengalami interference dengan frekuensi yang lain nya
1.5 Batasan Masalah. Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan tersebut pada: 1. Mengingat banyaknya perangkat yang menggunakan frekuensi radio, dalam penelitian ini penulis hanya meneliti frekuensi pada perangkat Long Term Evolution (LTE) 2. Sesuatu hal yang tidak mungkin penulis lakukan adalah memasukan semua data spectrum Frekuensi di Indonesia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian LTE Beberapa pengertian Long Term Evolution (LTE) yang penulis kutip dari berbagai sumber, diantaranya adalah: 1. Menurut artikel, Long Term Evolution (LTE) yakni sebuah standar komunikasi dasar nirkabel tingkat tinggi yang didasarkan pada jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSDPA dimana terjadi peningkatan dalam hal kapasitas dan kecepatan menggunakan teknik modulasi baru. 2. Menurut Wikipedia, Long Term Evolution adalah teknologi radio 4G yang masih dalam tahap pengembangan oleh 3GPP dengan kemampuan pengiriman data mencapai kecepatan 100 Mbit/s secara teoritis untuk downlink dan 50 Mbit/s untuk uplink. 3. Menurut Rustam Efendi,(Country Unit Head - Engagement Practice at PT. Ericsson Indonesia) Long Term Evolution (LTE) ialah arsitektur jaringan berbasis IP datar yang atau evolved packet core (EPC) yang di rancang guna menggantikan core network GPRS. 2.1.2 Teknologi LTE Menurut Rustam Efendi, LTE adalah teknologi yang dikembangkan oleh 3GPP (3 Generation Partnership Project) yang dikembangkan untuk menggantikan 3G GSM. Sesuai dengan sifatnya sebagai 4G LTE akan menjadi all IP-based network. LTE diharapkan akan membuka pintu untuk menuju layanan menarik sebut saja Voice Over IP, Multi Uder Gaming Over IP, High Definition Video On Demand dan Live TV. LTE disiapkan untuk format jaringan selular yang kekuatannya jauhmelebihi teknologi yang sudah ada sekarang ini seperti 3G, HSDPA (High Speed Downlink Packet Access), LTE mampu memberikan downlink puncakhingga 100Mbps dan 50Mbps pada Uplink serta RAN (Radio Access Network) sepanjang kurang dari 10ms. LTE merupakan standart buat teknologi
komunikasi data nirkabel & merupakan evolusi dari GSM/UMTS standart. Adapun tujuanya dari LTE ialah agar dapat meningkatkan kapasitas dan speed atau kecepatan jaringan data nirkabel menggunakan teknik DSP (digital signal processing) yang di kembangkan pada awal milenium baru. Sistem antarmuka nirkabel tidak kompatibel dengan jaringan 2G & 3G sehingga harus di operasikan pada spektrum nirkabel yang sudah terpisah.
Sebagai teknologi tingkat tinggi, LTE dapat MENDOWLOAD mencapai 100Mbps dan upload 50Mbps. LTE mendukung operator bandwidth terukur, juga mendukung pembagian frkuensi duplexing (FDD) dan waktu divisi dupleks (TDD). Arsitektur jaringan LTE ialah arsitektur jaringan berbasis IP datar yang atau evolved packet core (EPC). Yang di rancang guna menggantikan core network GPRS dan mendukung perukarang yang mulus untuk suara maupun data di bandingkan dengan teknologi jaringan yang lebih dulu , seperti GSM, UMTS & CDMA 2000. Adapun kelebihan dari perangkat tersebut adalah 1. Speed download bisa mencapai 100Mbit/s & upload mencapai 50 Mbit/s . Tetapi semua itu tergantung pada kategori peralatan pengguna. 2. Peningkatan dukungan untuk mobilitas , sebagai contoh dukungan untuk terminal bergerak hingga 350KM/jam atau 500km/jam tergantung pada frekuensi 3. Dukungan untuk semua gelombang frekuensi yang saat ini di gunakan oleh sistem IMT oleh ITU-R. 4. Dukungan untuk MBSFN (multicast-broadcast single frequency network) . Fitur ini bisa memberikan layanan seperti mobile TV menggunakan infrastruktur LTE dan merupakan pesaing untuk layanan DVB-H berbasis siaran TV
Adapun kekurangan dari perangkat tersebut adalah 1. Kekurangan yang dimiliki oleh teknologi LTE antara lain adalah biaya untuk infrastruktur jaringan baru realtif mahal. Selain itu jika jaringan harus diperbaharui maka peralatan baru harus diinstal. 2. Selain itu teknologi LTE menggunakan MIMO (Multiple Input Multiple Output), teknologi yang memerlukan antena tambahan pada pancaran pangakalan jaringan untuk transmisi data. Sebagai akibatnya jika terjadi pembaharuan jaringan maka pengguna perlu memebeli mobile device baru guna mengguna infrastruktur jaringan yang ba 2.1.3 Alokasi Frekuensi LTE Gelombang radio merambat di ruang angkasa tanpa mengenal batas wilayah teritorial negara. Di setiap daerah perbatasan antar dua negara, penggunaan alokasi frekuensi radio untuk teknologi komunikasi radio baru memerlukan suatu koordinasi yang erat antar dua negara tersebut untuk mencegah adanya saling gangguan ( harmfulinterference). Secara internasional penggunaan spektrum frekuensi radio diatur oleh suatu hukum internasional yang bersifat mengikat. Kerangka umum pengaturan spektrum Frekuensi radio adalah sebagai berikut: i. Internasional a. International Telecommunication Union (ITU). 1) World Radiocommunication Conference (WRC). 2) Radio Regulation (RR). b. Asia Pacific Telecommunity (APT). c. ASEAN Telecommunication Regulatory Council (ATRC). d. Koordinasi Bilateral antar negara.
ii. Nasional a. Perundang-undangan tingkat Nasional. b. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi. c. Peraturan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. d. Peraturan sektor lain yang terkait.
Table alokasi frekuensi
2.2 HIPOTESIS Terdapat Hubungan Antara Frekuensi dengan Coverage Area
Perbandingan antara coverage dan frekuensi Karena redaman terhadap frekuensi rendah relatif lebih rendah dibandingkan dengan terhadap frekuensi tinggi, maka penggunaan frekuensi yang lebih rendah memiliki coverage area yang lebih luas. Frekuensi 700 MHz memberikan coverage area yang lebih luas dibandingkan dengan 900 MHz, dengan demikian penggunaan frekuensi 700 MHz ideal untuk rural area. Penggunaan frekuensi 1800 MHz ideal untuk urban area (ukuran cell kecil dengan jumlah pemakai yang padat).
Teori ini sudah ada dalam teori fisika, Bahwa Frekuensi berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Sehingga frekuensi yang rendah coverage area nya lebih jauh dibanding kan dengan frekunsi yang tinggi.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di Test Lab PT.Ericsson Indonesia, Jl.Sultan Iskandar Muda blok V-TA Gedung Wisma Pondok Indah, Lantai 1.Di Test Lab akan dilakukan proses simulasi Integrasi perangkat LTE. Setelah itu proses penelitian akan dilanjutkan di BTS Indosat Site Cimone Plaza dan Lippo Karawaci. Pada proses ini peneliti akan mencoba mengimplementasikan perangkat 4G dengan Frekuensi yang berbeda. Tujuan nya untuk mengetahui frekuensi yang tepat dari sisi RF Optimisasi Penelitian akan dilakukan selama 6 Bulan (1Januari 2013 s/d 1 Juni 2013)
3.2 Alat dan Bahan Peralatan yang akan digunakan: 1.Perangkat LTE (Long Term Evolution) 2.Spectrum Analyzer 3.Software Tems8.1 4. Handphone K800i 5. HandPhone iPhone 5 6. MapInfo 9.0
Bahan Yang digunakan : 1. Sim Card Band yang mendukun band 900Mhz dan 1800Mhz
3.3 Metode Penelitian
1. Alur Pelaksanaan (Flow Chart) 2. Mulai 3. Mengumpulkan data dan Informasi Spektrum Frekuensi 4. Scanning Frekuensi 5. Simulasi 6. Test Implemplementasi 7. RF Optimisasi 8. End 2. Persiapan Penelitian Pertama Penulis mengumpulkan data dan informasi mengenai Regulasi frekuensi di Indonesia. Penulis mengumpulkan data dari BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia). Setelah itu menginstall software Tems 8.1 di Laptop, Setelah itu menginstall software mapinfo 9.0
3. Proses Penelitian Proses Penelitian dibagi kedalam 4 Tahap yaitu Scanning Frekuensi,Simulasi Perangkat LTE, Test Implementasi, RF Optimasi
Tahap 1: Scanning Frekuensi Pada Tahap ini Frekuensi akan di Scanning, tujuan nya untuk mencari frekuensi yang kosong, yang bisa digunakan untuk perangkat LTE Tahap 2: Simulasi Perangkat Pada Tahap ini perangkat akan di simulasi kan di test Lab PT Ericsson Indonesia, Perangkat LTE akan di simulasikan di Test Lab, Peneliti akan mencoba mengintegrasikan perangkat LTE Tahap 3: Test Implementasi Pada Tahap ini peneliti akan mencoba mengimplementasikan perangkat LTE di BTS Indosat Site Cimone Plaza dan Site Lippo Karawaci. Peneliti akan mengimplementasikan perangkat LTE dengan frekuensi yang berbeda, tujuan nya untuk memastikan Frekuensi yang tepat untuk perangkat LTE ditinjau dari sisi RF Optimisasi.
Tahap 4: RF Optimisasi Pada tahap ini peneliti akan meneliti dari sisi Radio Frekuensi (RF), Tujuan nya untuk memastikan Frekuensi yang Optimal untuk perangkat LTE. Pertama-tama peneliti menjalankan Software TEMS Investigation 8.1 dan MapInfo 9.0 setelah itu melakukan Drive Test di Site Cimone Plaza dan Lippo Karawaci. Setelah di melakukan Drive Test lalu akan di dapat Log file dari site tersebut. Setelah mendapat Log File Maka kita dapat membandingkan antara Frekuensi yang satu dengan yang lain. Dari proses tersebut kita dapat menyimpulkan Frekuensi berapakah yang optimal untuk perangkat LTE
DAFTAR PUSTAKA
. Setiawan, Deny.2013. Alokasi Frekuensi dan Kebijakan Perencanaan Spektrum Indonesia.Penerbit.Depkominfo, Jakarta .
Nuh,Muhammad.2012. Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi di Indonesia.Perbit Depominfo,Jakarta.
Pramisistya,Yusuf.2012.Optimasi Peletakan BTS.Penerbit Institute Teknologi Sepuluh November,Surabaya.