Anda di halaman 1dari 7

KARIES GIGI

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit
ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan
nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian.
Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa
penyakit ini telah dikenal sejak zaman perunggu, zaman besi, dan zaman pertengahan.
[2]

Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan.
[2][3]
Kini,
karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia.
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang
terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa.
Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun
berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan
mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-
daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang
dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan
glukosa. Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga menjadi
sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi.
Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari
remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat
lubang pada gigi.
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan
dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk mengembalikan
bentuk, fungsi, dan estetika. Walaupun demikian, belum diketahui cara untuk
meregenerasi secara besar-besaran struktur gigi, sehingga organisasi kesehatan gigi terus
menjalankan penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga
kesehatan gigi dan makanan.





PULPITIS

Pada dasarnya pulpa merupakan jaringan ikat yang sama seperti jaringan ikat yang
berada di bagian tubuh yang lain. Namun, ada beberapa faktor yang membuatnya berbeda
dalam memberikan respon terhadap iritasi:
1. Hampir seluruh bagian pulpa dikelilingi oleh jaringan keras, sehingga membatasi pulpa
untuk membengkak dan hal ini mengakibatkan terbatasinya kemampuan pulpa untuk
mentolerir edema.
2. Pulpa hampir tidak memiliki sistem sirkulasi kolateral sehingga mengurangi
kemampuannya dalam menghadapi bakteri, jaringan nekrotik, dan inflamasi.
3. Pulpa mengandung sel unik yaitu odontoblas. Pulpa dapat membentuk jaringan keras
berupa dentin reparatif untuk melindungi dirinya dari cedera
Pulpitis merupakan kelanjutan dari hiperemi pulpa, yaitu bakteri telah menggerogoti
jaringan pulpa. Atap pulpa mempunyai persarafan terbanyak dibanding bagian lain pada
pulpa. Jadi, saat melewati pembuluh saraf yang banyak ini, bakteri akan menimbulkan
peradangan awal dari pulpitis akut. Secara hematogen, pulpitis juga dapat terjadi karena
tuberkulosis, sifilis, dan lain-lain yang disebut anachorese. Pulpitis adalah peradangan
pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri. Pulpa adalah bagian gigi paling dalam,
yang mengandung saraf dan pembuluh darah
B. Klasifikasi
1. Berdasarkan sifat eksudat yang keluar dari pulpa, pulpitis terbagi atas:
a) Pulpitis akut. Secara struktur, jaringan pulpa sudah tidak dikenal lagi, tetapi sel-selnya
masih terlihat jelas. Pulpitis akut dibagi menjadi pulpitis akut serosa parsialis yang hanya
mengenai jaringan pulpa di bagian kamar pulpa saja dan pulpitis akut serosa totalis jika
telah mengenai saluran akar.
b) Pulpitis akut fibrinosa. Banyak ditemukan fibrinogen pada pulpa.
c) Pulpitis akut hemoragi. Di jaringan pulpa terdapat banyak eritrosit.
d) Pulpitis akut purulenta. Terlihat infiltrasi sel-sel masif yang berangsur berubah menjadi
peleburan jaringan pulpa. Bergantung pada keadaan pulpa, dapat terjadi pernanahan
dalam pulpa.
2. Berdasarkan ada atau tidak adanya gejala, pulpitis terbagi atas:
a) Pulpitis simtomatis. Pulpitis ini merupakan respons pe-radangan dari jaringan pulpa
terhadap iritasi, dengan proses eksudatif memegang peranan. Rasa sakit timbul karena
adanya peningkatan tekanan intrapulpa. Rasa sakit ini berkisar antara ringan sampai
sangat hebat dengan intensitas yang tinggi, terus-menerus, atau berdenyut.
Yang termasuk dalam pulpitis simtomatis adalah:
Pulpitis akut
Pulpitis akut dengan periodontitis apikalis akut/kronis
Pulpitis subakut.
Gambaran radiografi memperlihatkan adanya karies yang luas dan dalam, kadang-kadang
terjadi sedikit pelebaran ligamen periodontal. Pada pulpitis simtomatis yang disertai
periodontitis apikalis terjadi kepekaan terhadap perkusi. Rangsangan panas akan
menyebabkan rasa sakit, sebaliknya rasa sakit berkurang dengan adanya rangsangan
dingin. Pada stadium awal, gigi menunjukkan kepekaan yang tinggi terhadap tes elektrik,
selanjutnya kepekaan ini berkurang sejalan dengan keparahan penyakit.
b) Pulpitis asimtomatis. Merupakan proses peradangan yang terjadi sebagai mekanisme
pertahanan dari jaringan pulpa terhadap iritasi dengan proses proliferasi berperan di sini.
Tidak ada rasa sakit karena adanya pengurangan dan keseimbangan tekanan intrapulpa.
Yang termasuk pulpitis asimtomatis adalah:
Pulpitis kronis ulseratif
Pulpitis kronis hiperplastik
Pulpitis kronis yang bukan disebabkan oleh karies (prosedur operatif, trauma, gerakan
ortodonti).
3. Berdasarkan gambaran histopatologi dan diagnosis klinis, pulpitis terbagi atas:
a) Pulpitis reversibel, yaitu vitalitas jaringan pulpa masih dapat dipertahankan setelah
perawatan endodonti.
Yang termasuk pulpitis reversibel adalah:
Peradangan pulpa stadium transisi
Atrofi pulpa
Pulpitis akut.
b) Pulpitis ireversibel, yaitu keadaan ketika vitalitas jaringan pulpa tidak dapat
dipertahankan, tetapi gigi masih dapat dipertahankan di dalam rongga mulut setelah
perawatan endodonti dilakukan.
Yang termasuk pulpitis ireversibel adalah:
Pulpitis kronis parsialis tanpa nekrosis
Pulpitis kronis parsialis dengan nekrosis
Pulpitis kronis koronalis dengan nekrosis
Pulpitis kronis radikularis dengan nekrosis
Pulpitis kronis eksaserbasi akut.
C. Etiologi
Penyebab pulpitis yang paling sering ditemukan adalah kerusakan email dan dentin,
yang menyebabkan pembusukan gigi, penyebab kedua adalah cedera. Pulpa terbungkus
dalam dinding yang keras sehingga tidak memiliki ruang yang cukup untuk membengkak
ketika terjadi peradangan. Yang terjadi hanyalah peningkatan tekanan di dalam gigi.
Peradangan yang ringan, jika berhasil diatasi, tidak akan menimbulkan kerusakan
gigi yang permanen. Peradangan yang berat bisa mematikan pulpa. Meningkatnya
tekanan di dalam gigi bisa mendorong pulpa melalui ujung akar, sehingga bisa melukai
tulang rahang
dan jaringan di sekitarnya (www.ndrie-askep.blogspot.com, 2011).
D. Maninfestasi Kinis
Tanda dan gejala pada pasien pulpitis :
a) Gigi yang mengalami pulpitis akan nyeri berdenyut, terutama malam hari. Nyeri ini
mungkin menjalar sampai ke daerah sinus dan pelipis (pulpitis gigi atas) atau ke daerah
telinga (pulpitis gigi bawah).
b) Bila kemasukan makanan, karena rangsangan asam, manis, atau dingin akan terasa sakit
sekali. Sakit saat mengunyah menunjukkan bahwa peradangan telah mencapai jaringan
periapikal.
c) Gigi biasanya sudah berlubang dalam dan pulpa terbuka.
E. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menentukan apakah pulpa masih bisa diselamatkan, bisa dilakukan beberapa
pengujian(www.ilmukesehatangigi.com, 2011):
1. Diberikan rangsangan dingin.
Jika setelah rangsangan dihentikan nyerinya hilang, berarti pulpa masih sehat. Pulpa bisa
dipertahankan dengan cara mencabut bagian gigi yang membusuk dan menambalnya.
Jika nyeri tetap ada meskipun rangsangan dingin telah dihilangkan atau jika nyeri timbul
secara spontan, maka pulpa tidak dapat dipertahankan.
2. Penguji pulpa elektrik.
Alat ini digunakan untuk menunjukkan apakah pulpa masih hidup, bukan untuk
menentukan apakah pulpa masih sehat.
Jika penderita merasakan aliran listrik pada giginya, berari pulpa masih hidup.
3. Menepuk gigi dengan sebuah alat.
Jika dengan pengetukan gigi timbul nyeri, berarti peradangan telah menyebar ke jaringan
dan tulang di sekitarnya.
4. Rontgen gigi.
Dilakukan untuk memperkuat adanya pembusukan gigi dan menunjukkan apakah
penyebaran peradangan telah menyebabkan pengeroposan tulang di sekitar akar gigi.
F. Pengobatan (www.ilmukesehatangigi.com, 2011)
Peradangan mereda jika penyebabnya diobati.
1. Jika pulpitis diketahui pada stadium dini, maka penambalan sementara yang
mengandung obat penenang saraf bisa menghilangkan nyeri. Tambalan ini bisa dibiarkan
sampai 6-8 minggu dan kemudian diganti dengan tambalan permanen.
2. Jika terjadi kerusakan pulpa yang luas dan tidak dapat diperbaiki, satu-satunya cara
untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mencabut pulpa, baik melalui pengobatan
saluran akar maupun dengan pencabutan gigi.











































Pengertian / Definisi Pulpitis adalah suatu radang yang terjadi pada jaringan pulpa gigi
dengan gambaran klinik yang akut. Merupakan kelanjutan dari Hiperemi Pulpa, yaitu
bakteri telah menggerogoti jaringan pulpa (Tarigan 2006).

Macam atau Klasifikasi Penyakit Pulpa menurut Walton dan Torabinejad (1998)
adalah :

1. Pulpitis Reversibel
Adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika penyebabnya dihilangkan,
inflamasinya akan pulih kembali dan pulpa akan kembali normal. Penyebab Pulpitis
Reversibel adalah stimuli ringan seperti karies insipien dan fraktur email yang
mengakibatkan terbukanya dentin.

2. Pulpitis Irreversibel
Adalah inflamasi parah yang tidak akan pulih kembali sekalipun penyebabnya
dihilangkan. Pulpa lambat atau cepat akan menjadi nekrosis.
Gejala pulpitis jenis ini menyebabkan episode nyeri spontan atau terus menerus tanpa ada
stimulus eksternal.

3. Degenerasi Pulpa
Degenerasi pulpa biasanya terdapat pada gigi orang dewasa. Penyebabnya adalah iritasi
ringan yang persisten pada saat muda. Degenerasi pulpa tidak selalu berhubungan dengan
infeksi atau karies walaupun kadang-kadang terjadi pada gigi yang telah ditumpat. Jika
degenerasi pulpa total, misalnya akibat trauma dan infeksi, gigi dapat berubah warna.

4. Nekrosis Pulpa
Adalah kematian pulpa gigi yang merupakan lanjutan dari radang pulpa akut maupun
kronis atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat trauma. Nekrosis pulpa
dapat mengenai sebagian atau seluruhnya bagian pulpa. Gigi yang nekrosis tidak terasa
sakit, terlihat perubahan warna gigi.

Anda mungkin juga menyukai