Anda di halaman 1dari 15

`Konsep dasar pelayanan kesehatan

1. Pengertian
Pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perseorangan keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat (Levey dan Loomba,
1973).

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan,
mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
kelompok, keluarga ataupun masyarakat (Asrul Aswar, 1996).

2. Batasan Pelayanan Kesehatan
Dari definisi yang dikemukakan oleh Levey dan Loomba (1973), dapat diperoleh
bahwa batasan pelayanan kesehatan mengandung hal-hal sebagai berikut :
a. Usaha sendiri
Setiap usaha pelayanan kesehatan bisa dilakukan sendiri ditempat pelayanan.
Misalnya pelayanan bidan praktek mandiri.
b. Usaha lembaga atau organisasi
Setiap usaha pelayanan kesehatan dilakukan secara kelembagaan atau organisasi
kesehatan ditempat pelayanan. Misalnya pelayanan kesehatan masyarakat di
puskesmas
c. Memiliki tujuan yang dicapai
Tiap pelayanan kesehatan memiliki produk yang beragam yang pada tujuan pokoknya
adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat atau person

d. Lingkup program
Lingkup pelayanan kesehatan meliputi kegiatan pemeliharaan kesehatan, peningkatan
kesehatan, pencengah penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, atau
gabungan dari keseluruhan
e. Sasaran pelayanan
Tiap pelayanan kesehatan menghasilkan sasaran yang berbeda, tergantung dari
program yang akan dilakukan, bisa untuk perseorangan, keluarga, kelompok ataupun
untuk masyarakat secara umum

Sesuai dengan batasan tersebut, segera dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan yang dapat ditemukan banyak macamnya. Karena kesemuanya ini amat
ditentukan oleh :
a. Perorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau secara bersama-
sama dalam suatu organisasi.
b. Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencangkup kegiatan pemeliharaan
kesehatan, peningkatan kesehatan, pencengah penyakit, penyembuhan penyakit,
pemulihan kesehatan, atau kombinasi dari padanya.
c. Sasaran pelayanan kesehatan, apakah untuk perseorangan, keluarga, kelompok
ataupun untuk masyarakat secara keseluruhan.
System pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan. Keberhasilan si8setm pelayanan kesehatan tergantung dari beberapa
komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan.
Menurut dobuis & Miley (2005 : 317) : system pelayanan kesehatan merupakan
jaringan pelayanan interdisipliner, komprehensif, dan kompleks, terdiri dari aktivitas
diagnosis, treatmen, rehabilitasi, memelihara kesehatan dan pencegahan untuk
masyarakat pada seluruh kelompok umur dan dalam berbagai keadaan. Sitem
terbentuk dari elemen atau bagian yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Apabila salah satu bagian atau sub system tidak berjalan dengan baik,
maka akan mempengaruhi bagian yang lain. Secara garis besarnya elemen-elemen
dalam system itu adalah sebagai berikut.
a) Masukan (input)
Merupakan sub sistem yang akan memberikan segala masukan untuk
berfungsinya sebuah sistem. Input sistem pelayanan kesehatan : potensi
masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dsb.
b) Proses
Kegiatan yang mengubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang
diharapkan dari sistem tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan : berbagai
kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
c) Keluaran (out put)
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses output pelayanan
kesehatan: pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat
sembuh dan sehat.
d) Dampak (impact)
Merupkan akibat dari output/hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang
relatif lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat,
angka kesakitan dan kematian menurun.
e) Umpan balik (feed back)
Merupakan suatu hasil sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah sistem
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam
yankes : kualitas tenaga kesehatan.
f) Lingkungan (environment)
Semua keadaan di luar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan
kesehatan.
Seperti telah diuraikan sepintas dalam bagian terdahulu bahwa system adalah
gabungan dari elemen-elemen (sub system) didalam suatu proses atau struktur dan
berfunsi sebagai satu kesatuan organisasi. Didalam satu system terdapat elemen-
elemen atau bagian bagian dimana di dalamnya juga membentuk suatu proses di
dalam suatu kesatuan, maka disebut sub system (bagian dari system). Selanjutnya sub
system tersebut juga terjadi suatu proses berfungsi sebagian suatu kesatuan sendiri
sebagai bagian dari sub system tersebut. Demikian seterusnya dari system yang besar
ini, misalnya: pelayanan kesehatan sebagai suatu system terdiri dari sub system
pelayanan medic, pelayanan keperawatan, pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
sebagainya, dan masing masing sub system terdiri dari sub-sub system lagi.
Contoh : didalam pelayanan Puskesmas, yang menjadi input adalah dokter, perawat,
obat-obatan, fasilitas lain dan sebagainya, prosesnya adalah kegiataan pelayanan
Puskesmas tersebut, outputnya adalah pasien sembuh/tak sembuh, jumlah ibu hamil
yang dilayani dan sebagainya, dampaknya adalah meningkatnya status kesehatan
masyarakat. Sedangkan umpan balik pelayanan Puskesmas antara lain keluhan-
keluhan pasien terhadap pelayanan, sedangkan lingkungan adalah masyarakat dan
instansi-instansi di luar Puskesmas tersebut.
Sistem pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical service) dan
pelayanan kesehatan masyarakat (public health service). Dalam buku ini hanya akan
dibahas sistem pelayanan kesehatan masyarakat saja. Secara umum pelayanan
kesehatan masyarakat adalah merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, yang tujuan
utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan
kesehatan) dengan sasaran masyrakat tidak melakukan pelayanan kuratif
(pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan).
Oleh karena itu ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut
kepentingan rakyat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan
masyarakt mempunyai porsi yang besar. Namun demikian karena kebatasan sumber
daya pemerintah, maka potensi masyarakat perlu digali atau diikutsertakan dalam
upaya pelayanan kesehatan masyarakat tersebut.
Pemerintah dalam hal ini Departemen Keseshatan mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab dalam menggali dan membina potensi masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan masyarakat ini. Menggalang potensi masyarakat disini
mencakup 3 dimensi, yakni:
a) Potensi masyarakat dalam arti komunitas (misalnya masyarakat RT, RW,
kelurahan, dan sebagainya). Misalnya dengan adanya dana sehat, iuran untuk
pengadaan PMT (Pembinan Makanan Tambahan) untuk anak balita, kader
kesehatan, dan sebagainya dalam bentuk-bentuk partisipasi dan pengaliaan
potensib masyarakat dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
b) Mengalang potensi masyarakat melalui organisasi-organisasi masyarakat atau
sering disebut Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Penyelenggara
pelayanan-pelayanan kesehatan masyrakat oleh LSM_LSM pada hakikatnya
juga merupakan bentuk partisispasi masyarakat dalam sistem pelayanan
masyarakat.
c) Menggalang potensi masyarakat melalui perusahaan-perusahaan swasta yang
ikut membantu meringankan beban penyelenggara pelayanan kesehatan
masyarakat (Puskesmas, Balkesmas, dan sebagainya), juga merupakan bentuk
partisipasi masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
pelayanan kesehatan masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun swasta perlu diperhatikan beberapa ketentuan anatar lain :
a. Penanggung jawab
Suatu sitem pelayanan kesehtana masyarakat harus ada penanggung jawab
baik oleh pemerintah maupun oleh swasta. Namun demikian di Indonesia
pemerintah (dalam hal ini Depatemen Kesehatan) merupakan tanggung jawab
yang paling tinggi. Artinya pengawasan, standar pelayanan, dan sebagainya
bagi pelayanan kesehatan masyarakat bagi pemerintah (Puskesmas), maupun
swasta (Balkesmas) adalah di bawah koordinasi Departemen Kesehatan.

b. Standar pelayanan
Sistem pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta
harus berdasarkan pada suatu standar tertentu. Di Indonesia standar ini telah
ditetapkan oelh Departemen Kesehatan dengan adanya buku pedomean
kesehatan.

c. Hubungan kerja
Sitem pelayanan kesehatan masyarakat harus mempunyai pembagian kerja
yang jelas antar bagian satu dengan bagian yang lain. Artinya fasilitas
kesehatan tersebut harus mempunyai struktur organisasi yang jelas yang
menggambarkan hubungan kerja baik horizontal maupun vertical.

d. Pengorganisasian potensi masyarakat
Ciri khas dari pelayanan kesehatan masyarakat adalah keikutsertaan
masyarakat atau pengorganisasian masyarakat. Upaya ini penting (terutama di
Indonesia), karena adanya keterbatasan sumber-sumber daya dari
penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat, perlu perlu diikutsertakan
masyarakat ini.
B. Konsep Dasar Kesehatan
Kesehatan menurut WHO 1974 adalah suatu keadaan sejahtera sempurna
yang lengkap, ,meliputi: kesejahteraan fisik, mental dan social. Bukan semata-
mata bebas dari penyakit dan/atau kelemahan. White (1977) sehat adalah
keadaan dimana seseorang ketika diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai
keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau kelainan.
Sedangkan system kesehatan adalah kumpulan dari berbagai factor yang
kompleks dan saling berhubungan yang terdapat dalam suatu negara, yang
diperlukan untuk memenuhi suatu kebutuhan dan tuntutan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat pada setiap saat yang
dibutuhkan (WHO,1984). Untuk Negara Indonesia, pengertian system
kesehatan dikenal dengan istilah System Kesehatan Nasional (SKN), yaitu
suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai
perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945
A. Pengertian pelayanan kesehatan primer
Pelayanan kesehatan primer /PHC adalah strategi yang dapat dipakai untuk
menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk.
PHC menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau,
pelayanan kesehatan yang diberikan adalah essensial bisa diraih, yang
essensial dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian yang disertai
percaya diri sendiri disertai partisipasi masyarakat dalam menentukan sesuatu
tentang kesehatan. adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan
kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima
secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui
partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setaip tingkat perkembangan
mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan
nasib sendiri (self Detemination).
TINJAUAN SEJARAH
Gerakan PHC dimulai resmi pada tahun 1977, ketika sidang kesehatan WHO
ke 30. pada konferensi internasional 1978 di Alma Alta (Uni Soviet) pada
tanggal 12 september 1978, ditentukan bahwa tujuan agar menemukan titik
temu dengan PHC. resolusi dikenal dengan Health For All by the Year 2000
(HFA 2000) atau sehat untuk semua ditahun 2000 adalah merupakan target
resmi dari bangsa-bangsa yang tergabung dalam WHO.
Pada tahun 1981 setelah diidentifikasi tujuan kesehatan untuk semua dan
strategi PHC untuk merealisasikan tujuan, WHO membuat indikator global
untuk pemantauan dan evaluasi yang dicapai tentang sehat untuk semua pada
tahun 1986. indikator tersebut adalah
1. Perkembangan sosial dan ekonomi
2. Penyediaan pelayanan kesehatan status kesehatan
3. Kesehatan sebagai objek atau bagian dari perkembangan sosial ekonomi.
Pemimpin perawat yang menjadi kunci dalam mencetuskan usaha perawatan
PHC. adalah Dr. Amelia Maglacas pada tahun 1986.
KONSEP PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Konsep pelayanan primer merupakan pelayanan kesehatan essensial yang
dibuat dan bisa terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di
dalam masyarakat. fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya
dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan. PHC
merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan
kesehatan menjadi mitra dengan profesi dan ikut seerta mencapai tujuan
umum kesehatan yang lebih baik.
B. Tujuan pelayanan kesehatan primer
1. TUJUAN UMUM
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diselenggarakan sehingga akan dicapai tingkat kepuasaan pada masyarakat
yang menerima pelayanan.
2. TUJUAN KHUSUS
a. pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
b. pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dialami
c. pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang
dilayani
d. pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber-
sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
C. Ruang lingkup pelayanan kesehatan primer
1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit
serta pengendaliannya.
2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.
4. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
5. Immuniasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat
7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa.
8. Penyediaan obat-obat essensial.
D. CIRI-CIRI pelayanan kesehatan primer
1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
2. Pelayanan yang menyeluruh
3. Pelayanan yang terorganisasi
4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
5. Pelayanan yang berkesinambungan
6. Pelayanan yang progresif
7. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja
E. Tanggung jawab petugas kesehatan terhadap pelayanan kesehatan primer
1. Mendorong partisipasi aktif dalam pengenbangan dan implementasi
pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan
2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada
masyarakat
4. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan
dan kepada masyarakat
5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.

KESIMPULAN
PHC merupakan strategi untuk menyajikan pelayanan kesehatan essensial
kepada masyarakat.
Para petugas pada sistem PHC merupakan mitra dalam berbagai kegiatan
bersama-sama dengan anggota masyarakat
PHC menandaskan pelyanan kesehatan yang terbayar, bisa dijangkau, tersedia
dan bisa diterima
Pengkajian masyarakat, menentukan prioritas kesehatan, Implementasi
aktifitas melaksanakan evaluasi merupakan aspek-aspek perawatan kesehatan
masyarakat yang dipakai PHC
Menghimbau masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri, menyiapkan
diri untuk mendapatkan kesempatan melaksanakan perawatan sendiri dalam
mengatasi masalah-masalah kesehatan dan sosial.
Memberikan penyuluhan kepada penduduk mengenai perkembangan
kesehatan dan sosial untuk membantu diri mereka meraih perawatan mandiri,
mengambil keputusan sendiri dan mempercayai diri sendiri.
Target dari PHC adalah seluruh masyarakat dan bukan individu.
PHC berbeda dengan pelayanan primer. Pelayanan primer merupakan
komponen dari PHC
Para petugas kesehatan masyarakat berpartisipasi dalam implementasi PHC
TIM PHC terdiri dari perawat, dokter gigi, apoteker, penyuluhan kesehatan,
ahli sanitasi dan ahli diet.
Perawat yang efektif dari sistem PHC bekerja dekat dengan penduduk,
masyarakat dengan sumber-sumber dan dengan profesional-profesional lain
dimasyarakat yang bersangkutan.
Perawat di tim PHC membutuhkan kepemimpinan yang disertai keterampilan
manajemen.


SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN
Syarat pelayanan kesehatan harus memenuhi kriteria tertentu agar dapat di
katakan layak memberikan layanan kesehatan. Dalam hal ini pelayanan kesehatan
merupakan salah satu pemberian pelayanan jasa, walaupun syarat pelayanan
kesehatan sudah di atur oleh pemerintah melalui beberapa undang-udang. Artinya,
tanggung jawab dan kontrol oleh pemerintah besar dalam pemberian layanan
kesehatan kepada masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang baik harus memiliki berbagai persyaratan pokok.
Syarat pokok yang dimaksud adalah:
1. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan tersebut harus
tersedia di masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan (continuous).
Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan
mudah dicapai oleh masyarakat.
2. Dapat diterima dan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah apa yang dapat diterima
(acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar (appropriate). Artinya pelayanan
kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan,
kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar.
3. Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai
(accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama
dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang
baik, maka pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat penting.
4. Mudah dijangkau
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat adalah mudah dijangkau
(affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari sudut
biaya. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari sudut jarak dan biaya. Untuk
mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat diupayakan pendekatan sarana
pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan diharapkan sesuai dengan kemampuan
ekonomi masyarakat.
5. Bermutu
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang bermutu (quality).
Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para
pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan
kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

E. Sistem Pelayanan Kesehatan Indonesia
Sistem pelayanan kesehatan di indonesia meliputi pelayanan rujukan yang berupa:
1. Pelayanan kesehatan dasar
Pada umumnya pelayanan dasar dilaksanakan di puskesmas, Puskesmas
pembantu, Puskesmas keliling, dan Pelayanan lainnya di wilayah kerja
puskesmas selain rumah sakit.
2. Pelayanan kesehatan rujukan
Pada umumnya dilaksanakan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan
diperlukan, baik dalam pelayanan kesehatan dasar maupun pelayanan
kesehatan rujukan.
Sistem Rujukan (Referal System)
Di negara Indonesia sistem rujukan telah dirumuskan dalam SK. Menteri
Kesehatan RI No.32 tahun 1972, yaitu suatu sistem penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap
satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit
yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal
dalam arti antara unit-unit yang setingkat kemampuannya. Macam rujukan yang
berlaku di negara Indonesia telah ditentukan atas dua macam dalam Sistem
Kesehatan Nasional, yaitu:
1. Rujukan kesehatan
Rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan
masyarakat (public health services). Rujukan ini dikaitkan dengan upaya
pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Macamnya ada tiga,
yaitu: rujukan teknologi, rujukan sarana, dan rujukan operasional.
2. Rujukan medis
Pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran (medical services).
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit.
Macamnya ada tiga, yaitu: rujukan penderita, rujukan pengetahuan, rujukan
bahan-bahan pemeriksaan.
Manfaat sistem rujukan, ditinjau dari unsur pembentuk pelayanan kesehatan:
1. Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker)
a. Membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai
macam peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan.
b. Memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan kerja
antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia.
c. Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.
2. Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (health consumer)
a. Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang
sama secara berulang-ulang.
b. Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah
diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana pelayanan
kesehatan.
3. Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan keseahatan
(health provider)
a. Memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan dengan berbagai akibat
positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi.
b. Membantu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, yaitu: kerja sama
yang terjalin.
c. Memudahkan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana
kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.
F. Masalah Pelayanan Kesehatan
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terjadi beberapa perubahan
dalam pelayanan kesehatan. Disatu pihak memang mendatangkan banyak
keuntungan, yaitu meningkatnya mutu pelayanan yang dapat dilihat dari indikator
menurunnya angka kesakitan, kecacatan, kematian serta meningkatnya usia
harapan hidup rata-rata. Namun dipihak lain, perubahan tersebut juga
mendatangkan banyak permasalahan diantaranya:
1. Fragmented health services (terkotak-kotaknya pelayanan kesehatan)
Timbulnya perkotakan dalam pelayanan kesehatan erat hubungannya dengan
munculnya spesialis dan subspesialis dalam pelayanan kesehatan. Dampak
negatif yang ditimbulkan adalah menyulitkan masyarakat untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang apabila berkelanjutan, pada gilirannya akan
menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan.
2. Berubahnya sifat pelayanan kesehatan
Muncul akibat pelayanan kesehatan yang terkotak-kotak, yang pengaruhnya
terutama ditemukan pada hubungan dokter dengan klien. Sebagai akibatnya,
munculnya spesialis dan subspesialis menyebabkan perhatian penyelenggara
pelayanan kesehatan tidak dapat lagi diberikan secara menyeluruh. Perhatian
tersebut hanya tertuju pada keluhan ataupun organ tubuh yang sakit saja.
Perubahan sifat pelayanan kesehatan makin bertambah nyata, tatkala diketahui
pada saat ini telah banyak dipergunakan berbagai alat kedokteran yang canggih,
ketergantungan yang kemudian muncul terhadap berbagai peralatan tersebut,
sehingga menimbulkan berbagai dampak negatif yang merugikan, diantaranya:
1. Makin regangnya hubungan antara petugas kesehatan (tenaga medis,
paramedis, dan klien) telah terjadi tabir pemisah antara dokter juga perawat
dengan klien akibat dari berbagai peralatan kedokteran yang dipergunakan.
2. Makin mahalnya biaya kesehatan. Kondisi seperti ini tentu mudah diperkirakan
akan menyulitkan masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan.


3.3
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan di indonesia meliputi pelayanan rujukan.
Indonesia sehat 2010 merupakan program dunia visi bangsa untuk meningkatkan
kesehatan bangsa, menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi populasi
beresiko dan untuk mengembangkan strategi pencegahan bahwa alamat berbasis
populasi kebutuhan. Sehat 2010 mengidentifikasi strategi nasional untuk
meningkatkan rentang kehidupan haelthy antara Amerika, mengurangi kesenjangan
kesehatan, mencapai acces universal terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas,
memperkuat pelayanan kesehatan masyarakat, dan meningkatkan ketersediaan
informasi kesehatan terkait (USDHHS, 2000). Untuk mewujudkan sehat 2010,
diprogramkan juga MDGs (millennium development goals), dengan berbagai tujuan.
4.2 Saran
1. Bagi perawat komunitas
Bagi perawat komunitas, perlu memahami tentang konsep pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan aturan pelayanan kesehatan sehingga dapat melakukan pelayanan
kesehatan yang baik dan bermutu.
2. Bagi klien
Untuk klien serta keluarga agar dapat secara mandiri berpartisipasi, meningkatkan
dan memelihara kesehatan dan perilaku, agar tujuan dari program pembangunan
kesehatan bisa berjalan dengan semestinya
3. Bagi institusi pendidikan
Pendidikan terhadap pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu ditingkatkan
baik secara formal dan informal khususnya pengetahuan yang berhubungan dengan
komunitas, dengan harapan institusi pendidikan mampu mengajarkan cara
memberikan pelayanan asuhan keperawatan komunitas sesuai standart asuhan
keperawatan dan kode etik

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahid Iqbal, Nurul Chayanti dan Bambang. (2009). Ilmu Keperawatan
Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, Wahid Iqbal. (2005).Pengantar Ilmu Komunitas 1. Jakarta: Sagung Seto.
Departemen Kesehatan RI. (2000). Modul Indonesia Sehat 2010. Jakarta
Stone,Clemen, Mc Guire and Elgsti. (2002). Comprehensive Community Health
Nursing. USA :Mosby.inc.
Stanhope, Marcia, Jeanette Lancaster. (2004). Community & Public Health
Nursing. USA: Mosby,inc.

Anda mungkin juga menyukai