Anda di halaman 1dari 29

INFEKSI RABIES

PEMBIMBING :
DR. UNTUNG GUNARTO, SP.S

ARY NAHDIYANI AMALIA
G1A211015

Definisi
Infeksi virus pada otak yang menyebabkan iritasi dan
peradangan otak dan medulla spinalis
Menurut cara penularannya termasuk golongan
zoonosis langsung (direct zoonosis) sedangkan
menurut reservoir utamanya rabies digolongkan dalam
antropozoonosis
Rabies dapat ditularkan oleh satwa liar (wild life
zoonosis), hewan piaraan (domesticated animal
zoonosis) maupun hewan yang hidup dipemukiman
manusia (domiciliated zoonosis)
Epidemiologi
Tahun 2000, World Health Organization (WHO) setiap
tahun di dunia terdapat sekurang-kurangnya 50.000
orang meninggal karena rabies.
Rabies bisa terjadi disetiap musim atau iklim, dan
kepekaan terhadap rabies kelihatannya tidak berkaitan
dengan usia, seks atau ras.
Menurut laporan Depkes RI, kasus gigitan rabies ke
manusia mencapai jumlah 20.926 kasus gigitan per
tahun pada tahun 2010 yang terlaporkan kepada
Dinas-Dinas Kesehatan di seluruh Kabupaten di
Indonesia.
Etiologi
Virus rabies merupakan virus RNA, termasuk dalam
familia Rhabdoviridae, genus Lyssa.

Virus berbentuk peluru atau silindris dengan salah satu
ujungnya berbentuk kerucut dan pada potongan
melintang berbentuk bulat atau elip (lonjong).

Pada suhu 600 C virus mati dalam waktu 1 jam dan
dalam penyimpanan kering beku (freezedried) atau
pada suhu 40 C dapat tahan selama bebarapa tahun.
Etiologi
Virus peka terhadap
sinar ultraviolet,
zat pelarut lemak,
alkohol 70 %,
yodium,
fenol dan
klorofrom.
Virus Rabies
Skema Patogenesis Infeksi Virus
Rabies

Patogenesis
Cara penularan melalui gigitan dan non gigitan
Masa Inkubasi
Masa inkubasi pada manusia yang khas adalah 1-2
bulan tetapi bisa 1 minggu atau selama beberapa
tahun (mungkin 6 tahun atau lebih). Biasanya lebih
cepat pada anak-anak dari pada dewasa.

Masa inkubasi tergantung dari lamanya pergerakan
virus dari luka sampai ke otak :
gigitan dikaki masa inkubasi kira-kira 60 hari,
gigitan di tangan masa inkubasi 40 hari,
gigitan di kepala masa inkubasi kira-kira 30 hari.
Masa inkubasi tergantung pada :
umur pasien,
latar belakang genetik,
status immun,
strain virus yang terlibat,
jarak yang harus ditempuh virus dari titik pintu
masuknya ke susunan saraf pusat.

Gejala Klinis Rabies Pada
Manusia
1. Stadium Prodromal
Gelisah, demam, malaise, mual, sakit kepala, gatal,
merasa seperti terbakar, kedinginan, kondisi tubuh
lemah dan rasa nyeri di tenggorokan selama beberapa
hari.
2. Stadium Sensoris
Nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat
bekas luka disusul dengan gejala cemas dan reaksi
yang berlebihan terhadap ransangan sensoris.
3. Stadium Eksitasi
Tonus otot-otot dan aktifitas simpatik meningkat,
hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi, dilatasi
pupil, hidrofobia, photophobia. Pada stadium ini dapat
terjadi apneu, sianosis, kejang dan takikardi, cardiac
arrest, tingkah laku penderita tidak rasional kadang-
kadang maniakal disertai dengan respons yang
berlebihan.

4. Stadium Paralisis
Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam
stadium eksitasi. Kadangkadang ditemukan juga
kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis
otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena
gangguan sumsum tulang belakang yang
memperlihatkan gejala paresis otot-otot pernafasan.
Gejala Klinis Rabies Pada
Hewan
Anjing muda lebih relatif lebih peka dibandingkan
hewan dewasa. Masa inkubasi rata-rata 3 s.d 6 minggu
dengan variasi yang tinggi. Virus rabies dijumpai pada
air liur anjing segera setelah gejala klinis tampak.

Ada tiga bentuk rabies pada hewan yaitu :
Furious rabies (bentuk ganas)
Dumb rabies (bentuk tenang)
Asimtomatik rabies

Bentuk Ganas (Furious Rabies)
Masa eksitasi panjang, kebanyakan akan mati
dalam 2-5 hari setelah tanda-tanda terlihat.
Hewan menjadi penakut /galak;
Senang bersembunyi di tempat-tempat yang dingin,
gelap dan menyendiri tetapi dapat menjadi agresif;
Tidak menurut perintah majikannya;
Nafsu makan hilang;

Air liur meleleh tak terkendali;
Hewan akan menyerang benda yang ada
disekitarnya dan memakan barang, benda-
bendaasing seperti batu, kayu dsb;
Menyerang dan menggigit barang bergerak apa saja
yang dijumpai;
Kejang-kejang disusul dengan kelumpuhan; ekor
diantara 2 (dua) paha.

Bentuk Tenang (Dumb Rabies)
Masa eksitasi pendek, paralisa cepat terjadi.
Bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk
Kejang-kejang berlangsung sangat singkat, bahkan
sering tidak terlihat.
Lumpuh, tidak dapat menelan, mulut terbuka.
Air liur keluar terus menerus (berlebihan).

Bentuk Asimtomatis:
Hewan tidak menunjukkan gejala sakit dan atau
hewan tiba-tiba mati.

Rabies Pada Kucing mempunyai gejala atau tanda-
tanda yang hampir sama dengan gejala pada anjing,
seperti: menyembunyikan diri, banyak mengeong,
mencakar-cakar lantai dan menjadi agresif.
Diagnosis
Darah rutin : dapat ditemukan peningkatan leukosit
(8000 13000/mm) dan penurunan hemoglobin serta
hematokrit.
Urinalisis : dapat ditemukan albuminuria dan sedikit
leukosit.
Mikrobiologi : Kultur virus rabies dari air liur penderita
dalam waktu 2 minggu setelah onset.
Histologi : dapat ditemukan tanda patognomonik
berupa badan Negri (badan inklusi dalam sitoplasma
eosinofil) pada sel neuron
Serologi : DFA Testing and RT-PCR melaluii biopsy
kulit, Reverse-Transcription Polymerase Chain
Reaction (RTPCR) dalam saliva.
Cairan serebrospinal : Rabies VirusSpecific
Antibodies dalam serum dan LCS (Rapid fluorescent
focus inhibition test/RFFIT), dapat ditemukan
monositosis sedangkan protein dan glukosa dalam
batas normal.
Penatalaksanaan Rabies
Berikut ini beberapa tips dan langkah-langkah
penanganan luka gigitan:
Segera luka dibersihkan, bisa menggunakan
sabun/deterjen, dibilas dgn air bersihmengalir 5-10
menit. Lalu dikeringkan dgn kain/tissue bersih dan
dapat ditambahkan antiseptik betadin ataupun
alkohol 70%.

Lakukan eksplorasi pada luka. lakukan pembersihan
dgn NaCl 0,9%, atau dgn H2O2 3%.
Luka yg ada jangan dijahit, kalau luka terlalu lebar
bisa dilakukan penjahitan secara longgar dgn
menggunakan benang non absorbable, dan
dipasang drain.
Dapat dikombinasikan dgn antibiotik, untuk
mencegah adanya infeksi kuman atau bakteri yg
lain.
Pencegahan Rabies
Pencegahan primer
Pencegahan sekunder
Penceghan tersier

Pencegahan Primer
Memusnahkan anjing, kucing, kera atau hewan
sebangsanya yang masuk tanpa izin ke daerah
bebas rabies.
Melaksanakan vaksinasi terhadap setiap anjing,
kucing dan kera, 70% populasi yang ada dalam
jarak minimum 10 km disekitar lokasi kasus.
Anjing peliharaan, tidak boleh dibiarkan lepas
berkeliaran, harus didaftarkan ke Kantor Kepala
Desa/Kelurahan atau Petugas Dinas Peternakan
setempat.

Anjing harus diikat dengan rantai yang panjangnya
tidak boleh lebih dari 2 meter. Anjing yang hendak
dibawa keluar halaman harus diikat dengan rantai
tidak lebih dari 2 meter dan moncongnya harus
menggunakan berangus (beronsong).
Menangkap dan melaksanakan observasi hewan
tersangka menderita rabies, selama 10 sampai 14
hari, terhadap hewan yang mati selama observasi atau
yang dibunuh, maka harus diambil spesimen untuk
dikirimkan ke laboratorium terdekat untuk diagnosa.

Pencegahan Sekunder
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan untuk
meminimalkan resiko tertularnya rabies adalah
mencuci luka gigitan dengan sabun atau dengan
deterjen selama 5-10 menit dibawah air
mengalir/diguyur. Kemudian luka diberi alkohol 70%
atau Yodium tincture. Setelah itu pergi secepatnya
ke Puskesmas atau Dokter yang terdekat untuk
mendapatkan pengobatan

Pencegahan Tersier
Membatasi atau menghalangi perkembangan
ketidakmampuan, kondisi, atau gangguan sehingga tidak
berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan perawatan
intensif yang mencakup pembatasan terhadap
ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi.
Prognosis
Penyakit rabies tidak dapat disembuhkan sehingga
prognosisnya jelek.
Tanpa pencegahan, penderita hanya bertahan sekitar
8 hari, sedangkan dengan penangan suportif,
penderita dapat bertahan hingga beberapa bulan.
Sebelum ditemukan pengobatan, kematian biasanya
terjadi dalam 3-10 hari.

Anda mungkin juga menyukai