SASIDARRAN (07120121) DWI SABTIKA JULIA (0810313212) HAFIFIE MARDIATHA (0810313196)
PRESEPTOR: Dr. RIKA SUSANTI, Sp.F
Referat Latar Belakang Memperkirakan saat kematian proses penyidikan tersangka pelaku tindak pidana Perubahan postmortem waktu kematian Berdasarkan : Pengukuran suhu mayat, lebam mayat, kaku mayat, dan pembusukan, dan histopatologi Definisi Mati Dimensi Kematian seluler (seluler death) Kematian individu (somatic death): berhentinya secara permanen fungsi berbagai organ vital yaitu paru-paru, jantung dan otak sebagai kesatuan yang utuh yang ditandai oleh berhentinya konsumsi oksigen Mati serebral adalah kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible kecuali batang otak dan serebelum, kedua sistem lain masih berfungsi dengan bantuan alat mati batang otak adalah kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang ireversibel, termasuk batang otak dan serebelum Kriteria Diagnostik Penentuan Kematian Hilangnya: semua respon terhadap sekitarnya gerakan otot serta postur reflek pupil reflek kornea respon motorik dari saraf kranial terhadap rangsangan menelan atau batuk reflek vestibulo-okularis napas spontan Perubahan-perubahan Setelah Kematian dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya Penurunan Suhu Sel hidup menghasilkan energi dan kalor dari pembakaran energi. Total energi 38% dalam bentuk 36 ATP, 62% dalam bentuk panas. Sesudah mati, metabolisme akan terhenti suhu tubuh akan turun menuju suhu udara atau medium di sekitarnya. Kurva penurunan suhu mayat akan berbentuk kurva sigmoid, karena Masih adanya sisa metabolisme dalam tubuh mayat, yakni karena masih adanya proses glikogenolisis dari cadangan glikogen yang disimpan di otot dan hepar. Perbedaan koefisien hantar sehingga butuh waktu mencapai tangga suhu. dan menerima panas dari lapisan yang berada di bawahnya. lapisan yang berada di bawah kulit menyalurkan panasnya ke arah kulit lapisan yang tidak homogen Kulit melepaskan panas secara radiasi, konduksi, konveksi Mengapa penurunan suhu mayat pada jam-jam pertama berlangsung dengan lambat? pelepasan atau penyaluran panas secara bertingkat. metabolisme sel yang masih berlangsung beberapa saat setelah kematian Pada jam-jam pertama penurunan sangat lambat, tetapi sesudah itu penurunan menjadi lebih cepat dan pada akhirnya menjadi lebih lambat kembali Jika dirata-ratakan: penurunan suhu 0,9 - 1 C atau sekitar 1,5 F /jam (suhu awal: 37 C atau 98,4 F Pengukuran Suhu Suhu oral dan aksila tidak dapat digunakan Yang digunakan: Rektal, Alat dalam : otak, hepar termometer kimia, 10-12 cm dengan kisaran suhu dari 0 - 50 0
Jika terdapat akses ke rektum yang mudah tanpa menggangu posisi tubuh dan tidak terdapat tanda kekerasan seksual, maka temperatur perektum dapat diukur Suhumayat harus dicatat secepat mungkin Suhu lingkungan & kondisi lingkungan juga harus dicatat Biasanya temperatur tubuh pada saat kematian dianggap normal, tetapi pada beberapa kasus individu dapat terjadi subnormal atau lebih tinggi Suhu tubuh dapat naik pada saat kematian pada heat stroke, beberapa infeksi, dan perdarahan pons Oleh karena itu, perkiraan waktu kematian dari suhu tubuh tidak bisa akurat. Hal yang mempengaruhi cepatnya penurunan suhu mayat Faktor Internal Suhu tubuh saat mati Keadaan tubuh mayat dan ukuran mayat Faktor Eksternal Suhu medium atau lingkungan Keadaan udara di sekitarnya Jenis medium Keadaan fisik tubuh serta pakaian yang menutupi mayat Rumus perkiraan saat kematian berdasarkan penurunan suhu mayat pada suhu lingkungan sebesar 70 0 F (21 0 C) Saat kematian = 98,6 0 F Suhu Rektal 1,5 Suhu tubuh normal 98,6 0 F Rata-rata penurunan suhu per jam dimana suhu lingkungan 70 0 F 1,5 Dapat dikatakan bahwa rata-rata penurunan suhu pada jam-jam pertama sebesar 2 0 C dan 1 0 C setelah sampai tercapai keseimbangan antara suhu tubuh dengan lingkungan. Bila pada tubuh korban tewas akibat pembunuhan suhu rektalnya sebesar 32 0 C dan suhu lingkungan adalah sebesar 20 0 C; maka dapat diperkirakan bahwa perkiraan saat kematian adalah 6 jam yang lalu.
Formula Knight Jika mayat teraba hangat dalam keadaan flaksid, kemungkinan telah mati selama kurang dari 3 jam. Jika mayat teraba hangat dan kaku, kemungkinan telah mati selama 3 -8 jam. Jika mayat teraba dingin dan kaku, kemungkinan telah mati selama 8 36 jam Jika mayat teraba dingin dan tidak kaku, kemungkinan telah mati selama lebih dari 36 jam Gambar 1. Grafik Proses Tanatologi KESIMPULAN Kematian individu dapat didefinisikan sebagai berhentinya secara permanen fungsi berbagai organ vital yaitu paru-paru, jantung dan otak Perubahan yang terjadi setelah kematian meliputi perubahan pada kulit muka, relaksai otot, perubahan pada mata, penurunan suhu tubuh, timbulnya lebam dan kaku mayat, terjadinya pembusukan, perubahan biokimia darah dab cairan serebrospinal, serta perubahan kecepatan pengosongan lambung. Penentuan saat kematian berdasarkan penurunan suhu mayat dipengaruhi oleh faktor internal (keadaan tubuh mayat dan ukuran mayat) dan eksternal (suhu medium / lingkungan, keadaan udara disekitarnya, jenis medium, keadaan fisik tubuh serta pakaian yang menutupi mayat) Penentuan saat kematain yang tepat adalah tidak mungkin, hanya untuk memperkirakan saat kematian yang mendekati ketepatan. Terima kasih