Anda di halaman 1dari 5

ISTIQLAL (11/5/2000)# LASKAR JIHAD MINTA RESTU DARI TIMUR TENGAH,

BUKAN DARI RAKYAT INDONESIA


Oleh: Alam Tulus
Dr Haryatmoko, pengajar Universitas Sanata Dharma, Program pasca
sarjana filsafat UI dan IAIN Sunan Kalijaga, mengatakan: Agama
dikaitkan dengan fenomena kekerasan, lebih-lebih di Indonesia
akhir-akhir ini. Sinyalemen ini disanggah melalui pernyataan
apologetis (membela diri), yakni agama mengajarkan perdamaian dan
menentang kekerasan, tetapi manusia menyalahgunakan untuk kepentingan
pribadi/kelompok sehingga menyulut kekerasan.
Padahal agama baru menjadi konkret, kata Haryatmoko, sejauh
dihayati
oleh pemelukaya. Bisakah memisahkan begitu saja agama dari pemeluknya?
Orang skeptis terhadap jawaban yang membela diri itu. Orang
menyaksikan bahwa agama sering digunakan sebagai landasan ideologis
dan pembenaran simbolis bagi kekerasan.
LASKAR JIHAD MENGGERTAK
Kalau kurang yakin dengan saya, kata ustad Jaffar Umar Thalib,
Panglima Laskar Jihad, 3000 laskar jihad segera akan kami kirimkan.
Dan 7000 lainnya akan menyusul.
Gertakan ustad Jaffar Umar Thalib ini dilontarkan dalam tablig
akbar
yang digelar oleh Forum Komunikasi Ahlussunnah Wal Jamaah (FKAWJ) di
Senayan, Jakarta, beberapa waktu silam. Acaranya bertajuk "Jihad upaya
akhir mematahkan gerakan pemberontakan kristen Maluku".
Ribuan orang yang bergabung dalam laskar jihad hadir di situ.
Kendati
kehadiran mereka beraroma "padang pasir", jidat hitam, berjenggot,
jubah putih selutut, sorban dan celana separoh betis--mereka tampak
telah dilatih secara militer. Malah, tidak sedikit yang beratribut
militer, membawa walky talkie, bersepatu lars dan menentang pedang
serta anak panah.
Menurut ustad Jaffar Umar Thalib bahwa tabligh akbar haruslah
mempunyai nilai presure yang tinggi. Untuk itu mereka mengadakan di
tempat strategis di Ibu Kota, Senayan. Tabligh ini punya dua misi.
Pertama membangkitkan semangat kaum muslimin untuk berjihad dan
menjelaskan misi jihad. Kedua dengan tabligh akbar, mereka maksudkan
untuk melakukan psywar (perang urat-syaraf) agar mereka tidak terlalu
menganggap enteng umat Islam.
Ini menurut Jaffar Umar merupakan tahapan menuju perang fisik
setelah
mental mujahidin utuh, mental musuh menciut, Insyaalah kami akan
memulai peperangan. Ini sudah kami canangkan. Saat ini kami masuk
kepematangan laskar. Kalau pemerintah menghalangi, kami tidak peduli.
Pemerintah ataupun non pemerintah, siapapun yang memihak mereka,
berarti (kelompok) mereka. Kalau pemerintah sampai menghalangi dan
melukai pasukan muJahidin demi membela Kristen, kami akan mengibarkan
perang terhadap Kristen yang ada di Jawa dan di luar Jawa. Itu menjadi
sasaran berikutnya. Demikian diantaranya Panglima Laskar Jihad, Jaffar
Umar Thalib.
AMIEN RAIS DUKUNG LASKAR JIHAD KE AMBON
Sekitar 100 demonstran Laskar Jihad FKAWJ mendatangi gedung DPR
menyatakan tekadnya ke Ambon. Ketua MPR Amien Rais yang menemui

demonstran di halaman gedung DPR menyatakan dukungannya.


"Saya terkesan dengan langkah yang sudah ditempuh, dan saya rasa
ini
langkah yang sudah tepat. Persoalan Ambon sudah sangat parah dan sudah
tidak bisa dibiarkan lagi," kata Amien Rais dihadapan para laskar yang
mengenakan pakaian dan sorban bewarna putih, serta masing-masing
membawa sebilah pedang, (7/4). Forum ini dipimpin oleh Panglima
Komando jihad di Ambon, ustad Abu Bakar, Ketua Forum Ayip Syafruddin
dan Jaffar Umar Thalib dari Yogya.
KAMI DIUSIR PRESIDEN
Laskar Jihad ini juga masuk ke istana negara. Mereka beteriak
dan
mengumpat dan mengkritik keras sikap presiden, suatu tindakan yang
sulit bisa dibayangkan bisa terjadi pada masa Suharto dan Habibie.
Tapi, Gus Dur bukan penakut. Dihadapinya wakil demonstran itu. Saat
pertemuan berlangsung, di luar, para dsmonstran mengacung-acungkan
berbagai benda tajam, sebagian besar golok dan pedang.
Setelah bertemu Presiden, wakil demonstran menyatakan bahwa
Presiden
telah memintanya meninggalkan Istana. "Bapak Presiden mengusir kami,"
ujar seorang anggota laskar.
Adapun pernyataan keras yang mereka sampaikan setelah bertemu
Presiden, antara lain: "Presiden berat sebelah dan memihak orang-orang
non muslim." Bahkan menurut ustad Jaffar, pihaknya kesal terhadap
sikap Presiden yang mengusir orang-orang yang ingin menyampaikan
aspirasi umat lslam. Tentu saja Jaffar Umar Thalib tak mengemukakan
mengapa presiden sampai mengusir orang-orangnya.
JIKA NEKAT KE MALUKU LASKAR JIHAD DIBLOKADE
Melihat kenekatan Laskar Jihad hendak ke Maluku tsb, maka
Kapolri,
letjen (pol) Rusdihardjo mengatakan pihak kepolisian tidak akan
tinggal diam terhadap demonstran yang yang masih membawa-bawa senjata
tajam. Karena selain melanggar ketentuan demonstrasi membawa senjata
tajam, sebagaimana dilakukan Laskar Jihad, menimbulkan keregahan di
kalangan masyarakat.
"Saya minta kepada pihak-pihak itu tidak mengulangi lagi
perbuatannya. Salurkanlah pendapat anda dengan cara-cara yang baik dan
benar, pasti pemerintah akan menerima." kata Rusdiharjo.
Sementara itu Menteri Agama Tolkhah Hasan mengimbau umat Islam
yang
akan melakukan untuk rasa untuk tidak menggunakan simbol-simbol agama,
seperti istilah jihad serta pakaian sorban, karena hal itu akan
merugikan citra umat Islam sendiri. Ia juga mengaku telah menerima
telpon dari sebuah negara Arab yang menyatakan keprihatinannya, karena
demo yang menggunakan sorban dan jubah bisa menimbulkan kesan bahwa
ada negara Arab yang mendanai kegiatan tsb.
Menanggapi rencana Laskar Jihad berangkat ke Maluku, Kapolri
menyatakan kepolisian akan berupaya mencegahnya. Jika masih saja
membawa senjata akan disita, termasuk menahan oknumnya.
LASKAR JIHAD SERAHKAN SENJATA
Laskar Jihad akhirnya menyerahkan senjata tajam kepada polisi
dan
siap meninggalkan tempat latihannya di Kampung Munjul, Desa Kayu Manis
kota Bogor. Langkah itu diambil setelah diadakan pertemuan antara

Kapolwil Bogor, Kol. Edi Darmadi, didampingi Dansat Brimob Polda Jabar
Ko.Tarigan, dengan Panglima Laskar Jihad Ustad Jaffar Umar Thalib di
Mapolwil Bogor. Sedangkan Jaffar didampingi kakaknya, Jaffar Hilal
Thalib dan Komandan Pasukan Khusus Laskar Jihad Hendro Tri Setiono.
Dalam pertemuan itu juga dicapai beberapa kesepakatan bahwa
Laskar
Jihad akan meninggalkan daerah itu dalam tempo 1 X 24 jam. Polwil
Bogor pun siap membantu pengadaan kendaraannya.
Menurut Edi yang mantan Sesditserse Polda Metro Jaya, Laskar
jihad
dengan anggota sebanyak 1500 orang itu sudah berada di Kampung Munjul
sejak 6 April. Mereka menempati tanah kurang lebih 7 ha, milik Jaffar
Hilal Thalib. Tepatnya di Kampung Munjul, sekitar 1 km dari jalan raya
baru Kemang-Bogor. Mereka hidup eksklusif di bawah tenda-tenda dan
tidak bergaul dengan warga sekitarnya.
Sejak kedatangan mereka, kata Edi, kesenangan warga setempat
terganggu. Bahkan ketakutan karena latihannya menggunakan berbagai
senjata tajam, di antaranya clurit, golok, kelewang, pedang dan
samurai. Selain itu, saluran air kali Cibadak yang melintas di kampung
tsb, yang menjadi tumpuan hidup kebutuhan air sehari-hari para warga
setempat --untuk cuci dan kakus, tak bisa dipakai lagi, karena
terganggu kebersihannya.
LASKAR JIHAD MINTA DOA RESTU DARI TIMUR TENGAH
Meskipun Laskar Jihad sudah menyerahkan senjatanya, namun mereka
tetap akan ke Ambon. Panglima Laskar Jihad Jaffar Umar Thalib
mengatakan, meskipun Kapolri menutup semua jalur menuju Ambon,
pihaknya tetap yakin akan sampai kesana. Pemberangkatannya dimulai 29
April mendatang.
Jaffar mengatakan sebelum berangkat ke Maluku, dirinya
merencanakan
akan singgah dulu ke Timur Tengah. Kepergian itu untuk meminta doa
restu kepada para-para ulama di Timur Tengah untuk melakukan jihad ke
Maluku.
Negara-negara yang akan dikunjungi Ja'far adalah Arab Saudi,
Yaman
dan negara yang saat ini ditempati Prabowo, Yordania. Jaffar berada di
tiga negara itu, selama 10 hari ntuk berkonsultasi dengan para ulama
mengenai masalah jihad, sekaligus minta doa restu untuk berjihad ke
Maluku. Untuk itu Panglima yang pernah mengikuti jihad di Afganistan,
mengaku saat ini sedang mengurus visa.
LASKAR JIHAD AGAR ALIHKAN JIHADNYA
Sementara itu, KH Zainuddin MZ mengatakan jihad bukanlah harus
dengan
perang dan penumpahan darah. Menurut Zainudin, untuk daerah Maluku
sekarang lebih tepat jihadnya dialihkan dengan memberikan bantuan
makanan dan obat-obatan. Hal senada juga dikemukakan Ketua PKP (Edi
Sudrajat). Edi mengatakan yang dibutuhkan rakyat Maluku sekarang
bukanlah pedang dan golok tetapi ketenangan dan bantuan. Tidak tepat,
kalau keadaan yang sudah mulai tenang direcoki lagi. Saya dapat
laporan dari Maluku sudah baik. Bahkan warga PKP yang Islam dan
Kristen disana saling melindungi.
ARTI KEHADIRAN LASKAR JIHAD FKAWJ
Kehadiran Laskar Jihad FKAWJ dimulai dengan tabligh akbar, di
bawah

tema "Jihad upaya mematahkan gerakan pemberontakan kristen Maluku".


Padahal tidak ada gerakan pemberontakan kristen di Maluku. Ini
merupakan sebuah fitnah. Fitnah itu lebih besar bahayanya daripada
pembunuhan (Alfitnatu asyaddu minal qotli, Al Baqarah 191 ).
Bagi seseorang yang sungguh-sunggud beriman, tentu tidak akan
memfitnah yang demikian. Ia akan berpegangan kepada surat Al Maidah
ayat 8, yang berbunyi: "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu
berdiri karena Allah, menjadi saksi dengan keadilan. Janganlah kamu
tertarik karena kebenciannu kepada satu kaum sehingga kamu
tidak-berlaku adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa-apa yang kamu
kerjakan".
Bahwa di Maluku tidak ada gerakan pemberontakan kristen, tidak
ada
perang agama dapat diketahui dari laporan Bambang Ekalaya, anggota Tim
investigasi Kontras untuk kasus Ambon, dengan judul "Tragedi Ambon
bukan perang agama" (Detak, No 33 thn ke I). Diantaranya dikatakan:
"Tragedi Ambon ini bukanlah perang agama. Sebab, di tempat-tempat
tertentu umat Islam dan Kristen masih bisa ngobrol satu meja di
kedai-kedai kopi di tengah kota Ambon, dan didesa-desa yang dihuni
bersama oleh umat Islam dan Kristen (seperti desa Poka, Rumah Tiga dan
Tulehu), yang bisa hidup berdampingan dan saling menjaga keamanan
bersama-sama. Juga seperti dikatakan Edi Sudrajat, bahwa warga PKP
yang Islam dan Kristen di sana saling melindungi. Kok dalam keadaan
membaik semacam itu tiba-tiba muncul Laskar Jihad.
Sementara itu Sukidi, alumni Fakultas Syariah IAIN Jakarta dan
warga
IWM dalam harian Kompas (l3/3) mengatakan: "...jika ada seruan jihad
kepada umat manusia, maka sejatinya seruan jihad itu difokuskan kepada
perlawanan terhadap penindasan, nespotisme dan segala bentuk
ketidakadilan. Inilah "musuh bersama" (common enemy) kita. Yakni
berjihad melawan segala bentuk ketidakadilan. Ini pulalah yang
merupakan kewajiban moral keagamaan kita sebagai umat beragama:
melawan segala bentuk ketidak adilan. Tak peduli pelakunya umat Islam,
misalnya, maupun Kristen. Siapapun pelakunya, umat Islam maupun umat
Kristen, jika berbuat zalim dan tidak adil, maka tugas kita berjihad
melawan watak kelaliman dan ketidakadilan. Begitu pulalah pada kasus
Ambon.
"Kita berJihad melawan kelaliman yang dihembuskan provokator.
Bukanlah berjihad untuk membasmi etnis umat manusia tertentu, baik
Islam maupun Kristen. Camkanlah baik-baik, pluralisme SARA merupakan
sunnatullah, kehendak Allah".
Hal tersebut sesuai dengan surat Al Ankabut ayat 69: "Dan mereka
yang
berjihad di jalan kami, niscaya kami akan menunjukkan kepada mereka
jalan kami, dan sesungguhnya Tuhan bersama mereka yang berbuat
kebaikan".
Jihad yang sesuai dengan Surat Al Ankabut 69 ini, ialah jihad
untuk
membumikan Al Qashash ayat 5-6, yaitu menjadikan kaum tertindas dan
miskin (mustadhafin) sebagai pemimpin di bumi dan mewarisi kekuasaan
di bumi. Hal itu telah diperingatkan Tuhan melalui Surat Al Nissaa
ayat 75: mengapa kamu tiada mau berperang pada sabilillah untuk
(membebaskan) orang-orang yang lemah di antara laki-laki,
perempuan-perempuan, dan anak-anak, sedang mereka berdoa: Ya, Tuhan
kami, keluarkanlah kami dari negeri yang aniaya penduduknya dan
adakanlah untuk kami seorang Wali dari sisiMu dan adakanlah untuk kami

yang mengurus pekerujaan dari kamu.


Seperti diketahui janji Tuhan dalam surat Al Qashash ayat 5-6
ini,
sudah berjalan lebih 14 abad. Tokh juga belum dibuktikan di bumi.
Ya, Laskar Jihad FAWJ memang bukan berjihad untuk membumikan isi
surat Al Qashash ayat 5-6. Laskar Jihad itu berjihad untuk
kelompoknya, yang menurut Muhaimin Iskandar (sekjen PKB) mereka
bukanlah mewakili kekuatan Islam. Mereka hanya segelintir orang yang
tidak mengerti permasalahan yang terjadi di Ambon. Mereka mencoba
mengklaim Ahlus Sunnah Wal Jamaah, sebagai aliran mereka. Sementara
aliran ini adalah aliran khas NU, yang merupakan organisasi Islam
terbesar di Indonesia. Di sini jelas terlihat bagaimana mereka mencoba
mengklaim diri sebagai organ tsb. Dan ini merupakan kemunafikan yang
dibuat.
Yang lebih mencolok lagi, bahwa Laskar Jihad ini hanya berjihad
untuk
kelompoknya, ialah rencana pimpinannya sebelum berangkat ke Maluku,
hendak minta doa restu kepada ulama-ulama di negeri Saudi Arabia,
Yaman dan Yordania. Jika Laskar Jihad ini berjihad untuk rakyat
Indonesia, tentu mereka akan meminta doa restu dari ulama-ulama di
Indonesia (Amien Rais, Ketua PAN memang telah mendukungnya). Bukannya
minta doa restu dari luar.
Sebagai catatan perlu dikemukakan bahwa FKAWJ yang mendirikan
Laskar
Jihad ini adalah menentang gerakan Reformasi. Itu dikemukakan terus
terang oleh Jatfar Umar Thalib dalam wawancaranya dengan Forum
Keadilan (No 3, 23 April 2000). "...Laskar Jihad dibentuk setelah
Reformasi, karena kami melihat gejala yang terjadi seolah-olah umat
Islam terkesima dengan slogan-slogan demokrasi, padahal mereka sedang
digiring menuju kehancuran bangsa ini. Kami lihat tidak ada yang
berbicara tentang masalah ini secara lantang bahwa arus reformasi
menuju ke arah de Islamisasi sesungguhnya... Kami melawan arus politik
reformasi dengan membikin tabligh akbar di beberapa kota, khususnya di
Jawa Tengah".
Jadi, jihadnya adalah untuk membela status quo, untuk menentang
reformasi. Panglima jihadnya telah membukakan dirinya: siapa mereka
sesungguhnya.
Cukup jelas kiranya bahwa Laskar Jihad memulai langkahnya dengan
memfitnah bahwa adanya gerakan pemberontakan Kristen di Maluku.
Padahal di Maluku tidak ada apa yang mereka namakan gerakan
pemberontakan Kristen itu. Di Maluku tidak ada perang agama. Ya,
fitnah memang lebih berbahaya dari pembunuhan. Laskar Jihad telah
mempertontonkan kekerasan yang hendak mereka lakukan (dengan
menggunakan simbol-simbol Islam), dengan unjuk rasa bersenjata tajam,
termasuk dengan pedang dan kelewang.
Unjuk rasa Laskar Jihad ini membenarkan apa yang dikatakan
Haryatmoko
di atas, bahwa orang menyaksikan agama sering digunakan sebagai
landasan ideologis dan pembenaran simbolis bagi kekerasan. ***
- ---------------------------SiaR WEBSITE:
http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Anda mungkin juga menyukai