Anda di halaman 1dari 10

JPTM.

Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 30-39



30

PENGEMBANGAN MODUL PNEUMATIK BERBASIS LIFE SKILL DENGAN FLUIDSIM-P 3 DAN
TRAINER PADA MAHASISWA D3 TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
YULIUS ANUGROHO
S1 Pend Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
email : smart.yulius@gmail.com

AGUNG PRIJO B, S.T., M.T.
S1 Pend Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
email : agung_pbudiono@yahoo.co.id

Abstrak
Proses pembelajaran untuk mata kuliah pneumatik dan hidraulik pada mahasiswa D3 Teknik Mesin Unesa
yang telah ada masih bersifat klasikal dan konvensional. Pemahaman mahasiswa masih bersifat abstrak dan
teori, Dalam membantu pemahaman mahasiswa, maka peneliti mencoba membuat modul berbasis Life
Skill tentang sistem Pneumatik yang dilengkapi dengan pembelajaran berbasis pendidikan kecakapan
hidup. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pengembangan model 4-D
yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop)
dan tahap penyebaran (desseminate). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1)
Hasil penilaian dosen ahli terhadap modul yang dikembangkan adalah sangat layak (90,4%). 2) Modul
pneumatik dan hidraulik berbasis life skill yang dikembangkan adalah efektif. Keefektifan modul ini
berdasarkan penilaian pretest dan posttest, tes ketuntasan belajar mahasiswa dan respon mahasiswa. Hasil
tes ketuntasan belajar mahasiswa menunjukkan tercapainya ketuntasan belajar seluruh mahasiswa (100%)
dan hasil respon mahasiswa terhadap modul pneumatik berbasis life skill adalah menarik yaitu sebesar
(97,5%).
Kata kunci: Modul Pneumatik, Life Skill, FluidSIM-P 3.

Abstract
The learning process for the existing pneumatic and hydraulic courses still classical and conventional
nature.Students understanding still abstract and theory. In helping students, so the researcher try to make
Life Skill based module on pneumatic system equipped with Life Skill education based learning. Method
of this research used in this research referred to 4-D model development consists of define stage, design
stage, develop stage and disseminate stage. Based on the result of the research gained conclusion as
follows : 1) the assessment result of expert lecturer toward module that developed are numerous (90,4%).
Life Skill based pneumatic and hydraulic modul that developed is effective. The effectiveness of modul
based on pretest and posttest evaluation, student study completeness result and student response. The
student study completeness result show that study completeness of all students (100%) is interesting that is
97,5%.
Keywords: Modul Pneumatic, Life Skill, FluidSIM-P 3.



PENDAHULUAN
Pada dasarnya dalam proses belajar mengajar itu
melibatkan tiga komponen utama yaitu pengajar (dosen,
guru, instruktur dan tutor), siswa (yang belajar), bahan
ajar yang diberikan oleh pengajar, dan tempat
pembelajaran. Peran pengajar sangat penting karena ia
berfungsi sebagai komunikator, begitu pula peran
mahasiswa yang berperan sebagai komunikan, bahan ajar
yang diberikan oleh pengajar merupakan pesan yang harus
dipelajari oleh mahasiswa dan kemudian diadopsi sebagai
bekal mahasiswa setelah menyelesaikan proses
belajarnya. Makin banyak mahasiswa tersebut melakukan
adopsi dari bahan ajar yang diberikan oleh pengajar maka
makin banyak bekal yang ia kuasai karena mahasiswa
dapat menerapkannya saat di dunia pekerjaan. Sedangkan
tempat sebagai sarana dalam proses pembelajaran.
Perguruan tinggi sebagai institusi tertinggi dalam
jenjang kependidikan, merupakan wadah untuk
menyiapkan mahasiswa dalam menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada. Keterampilan yang
mengikuti perkembangan teknologi harus diberikan
kepada mahasiswa. Oleh karena itu, sistem pendidikan di
perguruan tinggi harus sejalan dengan perkembangan
IPTEK maupun keadaan dan kebutuhan di industri saat
ini. Sehingga lulusan (output) perguruan tinggi terdiri dari
sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidangnya
dan memiliki standar keahlian yang dibutuhkan di
industri.
Salah satu mata kuliah yang diberikan di Jurusan
Teknik Mesin FT UNESA untuk memenuhi kompetensi
kebutuhan dunia industri tersebut ialah mata kuliah
pneumatik dan hidraulik. Khususnya sistem pneumatik
banyak digunakan di dunia industri. Sekarang, sistem
Pengembangan Modul Pneumatik Berbasis Life Skill
31

pneumatik memiliki aplikasi yang luas karena udara
pneumatik bersih dan mudah didapat. Banyak industri
yang menggunakan sistem pneumatik dalam proses
produksi seperti industri makanan, industri obat-obatan,
industri pengepakan barang maupun industri yang lain.
Belajar pneumatik sangat bermanfaat mengingat hampir
semua industri sekarang memanfaatkan sistem pneumatik.
Penyampaian materi sistem pneumatik diharapkan
dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa, proses
belajar mengajar harus dapat memberikan mahasiswa
kemampuan pengetahuan dan keterampilan psikomotor.
Tetapi dalam proses belajar mengajar masih
menggunakan modul pneumatik dan hidraulik berbasis
computer interactive learning (Albarano 2009) yang
belum banyak mengaplikasikan ke alat trainer yang ada.
Mahasiswa hanya diajarkan dasar-dasar simulasi dalam
membuat program pneumatik dan hidraulik dengan
aplikasi Fluid SimP-3 serta belum diberikan kemampuan
untuk memahami sistem pneumatik secara lebih dalam
seperti memecahkan persoalan peralatan pneumatik ke
alat trainer, memanipulasi sistem pneumatik ke alat trainer
yang sudah ada, dapat mengetahui kesalahan-kesalahan
mahasiswa itu sendiri dalam membuat rangkaian sistem
pneumatik ke alat trainer, dan yang paling penting ialah
mempelajari sistem pneumatik yang bersifat aplikatif di
dunia industri.
Merujuk dari permasalahan tersebut, maka Jurusan
Teknik Mesin FT UNESA, khususnya pada mata kuliah
Sistem Pneumatik dan Hidrolik membutuhkan perangkat
pembelajaran yang bisa dipakai untuk menunjang dan
membantu mahasiswa dalam memahami isi materi
perkuliahan. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk
membuat perangkat pembelajaran yang bisa membantu
mahasiswa dalam mengaplikasikan pneumatik ke dalam
alat trainer yang ada dengan topik Pengembangan Modul
Pneumatik Berbasis Life Skill Dengan FluidSIM-P 3 dan
Trainer Pada Mahasiswa D3 Teknik Mesin Universitas
Negeri Surabaya. Konsep life skill dibagi empat jenis
yaitu kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan
akademik, dan kecakapn vokasional. Pada intinya Modul
Life Skill membantu peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan belajar (learning how to learn),
menghilangkan pola pikir dan kebiasaan tidak tepat
(learning to unlearn), menyadari dan mensyukuri potensi
diri untuk dikembangkan dan diamalkan, berani
menghadapi problema kehidupan serta mampu
memecahkannya secara kreatif (Tim BBE Depdiknas
2003:1).

METODE
Rancangan Penelitian atau tahap-tahap yang dilakukan
dalam pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada skema
dibawah ini:

Gambar 1. Rancangan Penelitian pengembangan
perangkat pembelajaran (Thiagarajan: 1974)

a) Tahap Penetapan (define)
1) Analisis ujung depan (front-end analysis)
Studi pustaka dalam mengkaji kurikulum
pneumatik dan hidraulik di Jurusan Teknik mesin
Unesa berupa SAP mata kuliah pneumatik dan
hidraulik sebagai patokan materi modul.
2) Analisis peserta didik (leaner analysis)
Peserta didik adalah 10 mahasiswa D3 Teknik
Mesin Unesa angkatan 2009 dengan usia 20
sampai 21 tahun dengan latar belakang sebagai
berikut :
Tabel 1. Latar Belakang Peserta Didik
No
NIM
Mahasiswa
Latar
Belakang
Pendidikan
Keterangan
1 095423224
SMK
Pemesinan
Pernah dapat
pneumatik
sampai
materi
sistem
pneumatik
2 095423003
SMK Non
Pemesinan
Belum dapat
3 095423004
SMK
Pemesinan
Pernah dapat
pneumatik
sampai
materi
sistem
pneumatik
JPTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 30-39
32

4 095423216 SMA IPA Belum dapat
5 095423222
SMK Non
Pemesinan
Pernah dapat
pneumatik
sampai
materi
manual
pneumatik
6 095423214
SMK
Pemesinan
Pernah dapat
pneumatik
sampai
materi
sistem
pneumatik
7 095423012
SMK
Pemesinan
Belum dapat
8 095423210
SMK Non
Pemesinan
Belum dapat
9 095423212
SMK
Pemesinan
Pernah dapat
pneumatik
sampai
materi
manual
pneumatik
10 095423221 SMA IPA Belum dapat

Latar belakang akademik peserta didik harus
memenuhi mata kuliah yang menjadi prasyarat dalam
mempelajari modul. Adapun mata kuliah yang menjadi
prasyarat yakni :
Tabel 2. Mata Kuliah Yang Menjadi Prasyarat Dalam
Mempelajari Modul
Mata Kuliah Keterangan
1. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(K3)
karena di dalam modul
menggunakan alat trainer
yang membutuhkan kehati-
hatian maka diperlukan K3
saat menggunakan, yang
mana didapat saat mata
kuliah K3.
2. Teori Pemesinan Karena di dalam modul
terdapat materi sistem
pneumatik yang mana
teorinya didapat pada saat
mata kuliah teori pemesinan.
3. Menggambar I dan
II
Karena di dalam modul
terdapat menggambar
rangkaian pneumatik yang
mana teorinya didapat pada
saat mata kuliah
menggambar I dan II.
4. Matematika
Terapan I dan II
Karena di dalam modul
terdapat perhitungan-
perhitungan dalam
merancang pneumatik
dengan trigonometri dan
geometri yang mana didapat
pada saat mata kuliah
matematika Terapan I dan II.
5. Instrumen dan
Kendali
Karena di dalam modul
menggunakan software CX-
Programer dan PLC
OMRON CP1H yang mana
di dapat saat mata kuliah
Instrumen dan Kendali.

3) Analisis konsep (concept analysis)
Konsep utama materi dalam modul pneumatik
berbasis life skill adalah pokok bahasan sistem
pneumatik. Adapun peta konsep seperti gambar di
bawah ini.

Gambar 2. Peta Konsep

4) Analisis tugas
Memberikan tugas latihan soal yang berada pada
modul pneumatik berbasis life skill yang berguna
untuk membantu peserta didik.
5) Analisis tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran berdasarkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai SAP
mata kuliah pneumatik dan hidraulik.
Tujuan pembelajaran umum (TPU) dan tujuan
pembelajaran khusus (TPK) dari modul yang
dikembangkan adalah sebagai berikut :
Tujuan Pembelajaran Umum 1 adalah tanpa
membuka buku, 80% mahasiswa dapat
memahami prinsip dasar sistem pneumatik
secara baik dan benar.
Tujuan Pembelajaran Khusus adalah:
a. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat
mengidentifikasi sistem pneumatik secara
baik dan benar.
b. Tanpa membuka buku, 80% mahasiswa
dapat menyebutkan beberapa aplikasi
penggunaan sistem pneumatik paling
sedikit empat aplikasi.
c. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat
mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan
sistem pneumatik paling sedikit 3
kelemahan dan kelebihan sistem
pneumatik..
d. Tanpa membuka buku, 80% mahasiswa
dapat menjelaskan macam-macam katup
pneumatik beserta simbol-simbolnya secara
baik dan benar.
Pengembangan Modul Pneumatik Berbasis Life Skill
33

e. Tanpa membuka buku, 80% mahasiswa
dapat menjelaskan berbagai pneumatic
actuator beserta simbol-simbolnya secara
baik dan benar.
f. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat
Memahami dasar-dasar perhitungan sistem
pneumatik sesuai kunci jawaban.

Tujuan Pembelajaran Umum 2 adalah secara
mandiri, mahasiswa dapat merangkai rangkaian
pneumatik yang digerakkan secara manual
dengan software FluidSIM 3 Pneumatic dan alat
trainer secara baik dan benar.
Tujuan Pembelajaran Khusus adalah:
a. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat
menjelaskan rangkaian pneumatik
digerakkan secara manual sesuai kunci
jawaban.
b. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat
menerapkan langkah-langkah membuat
aplikasi diagram rangkaian pneumatik
digerakkan secara manual pada lembar
kerja software FluidSIM-P 3 Pneumatic
dengan baik dan benar.
c. Tanpa melihat buku, mahasiswa dapat
Menerapkan langkah-langkah membuat
aplikasi diagram rangkaian pneumatik
digerakkan secara manual pada alat trainer
dengan baik dan benar.
d. Secara mandiri, mahasiswa dapat
mendemonstrasikan simulasi aplikasi
diagram rangkaian pneumatik digerakkan
secara manual yang telah dibuat dengan
software FluidSIM-P 3 Pneumatic dan alat
trainer dengan baik dan benar.

Tujuan Pembelajaran Umum 3 adalah tanpa
melihat buku, mahasiswa dapat merangkai
rangkaian pneumatik yang digerakkan secara
manual elektrik dengan software FluidSIM 3
Pneumatic dan alat trainer secara baik dan
benar.
Tujuan Pembelajaran Khusus adalah:
a. Tanpa melihat buku, 80% mahasiswa dapat
menjelaskan rangkaian pneumatik
digerakkan secara manual elektrik sesuai
kunci jawaban.
b. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat
menerapkan langkah-langkah membuat
aplikasi diagram rangkaian pneumatik
digerakkan secara manual elektrik pada
lembar kerja software FluidSIM-P 3
Pneumatic dengan baik dan benar.
c. Tanpa melihat buku, mahasiswa dapat
Menerapkan langkah-langkah membuat
aplikasi diagram rangkaian pneumatik
digerakkan secara manual elektrik pada alat
trainer dengan baik dan benar.
d. Secara mandiri, mahasiswa dapat
mendemonstrasikan simulasi aplikasi
diagram rangkaian pneumatik digerakkan
secara manual elektrik yang telah dibuat
dengan software FluidSIM-P 3 Pneumatic
dan alat trainer dengan baik dan benar.

Tujuan Pembelajaran Umum 4 adalah tanpa
membuka buku, mahasiswa dapat merangkai
rangkaian pneumatik yang digerakkan secara
otomatis dengan software FluidSIM 3 Pneumatic
dan alat trainer dengan baik dan benar.
Tujuan Pembelajaran Khusus adalah :
a. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat
menjelaskan rangkaian pneumatik digerakkan
secara otomatis sesuai kunci jawaban.
b. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat
menerapkan langkah-langkah membuat
aplikasi diagram rangkaian pneumatik
digerakkan secara otomatis pada lembar kerja
software FluidSIM-P 3 Pneumatic dengan baik
dan benar.
c. Tanpa melihat buku, mahasiswa dapat
Menerapkan langkah-langkah membuat
aplikasi diagram rangkaian pneumatik
digerakkan secara otomatis pada alat trainer
dengan baik dan benar.
d. Secara mandiri, mahasiswa dapat
mendemonstrasikan simulasi aplikasi diagram
rangkaian pneumatik digerakkan secara
otomatis yang telah dibuat dengan software
FluidSIM-P 3 Pneumatic dan alat trainer
dengan baik dan benar.

b) Tahap Perancangan (design)
1) Penyususnan tes
Tes yang digunakan adalah pretest dan posttest.
2) Pemilihan format dan media
- Pemilihan format
Pembuatan modul mengacu pada format
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah Depdiknas 2003.
- Pemilihan media
Media yang digunakan adalah software FluidSIM-
p 3, software PLC OMRON, dan alat trainer.
3) Desain modul
Hasil yang didapat dari bimbingan oleh dosen
adalah Modul Pneumatik Berbasis Life Skill.

c) Tahapa Pengembangan (Develop)
1) Tahap penilaian validasi modul
Validasi yang dilakukan oleh 3 validator bapak
Agung Prijo B, S.T., M.T. (validator 1 : Teknik
Mesin), bapak Dr. I.G.P. Asto B, S.T., M.T.
(validator 2 : Teknik Elektro), dan Berta Yonata,
S.pd., M.pd. (validator 3 : Kimia).
2) Tahap uji coba lapangan
Uji coba dilakukan pada 10 mahasiswa D3 Teknik
Mesin Universitas Negeri Surabaya. Tahapan ini
mahasiswa menggunakan modul pneumatik
berbasis life skill, mengerjakan tugas (pretset dan
posttest), dan mengisi angket respon.

JPTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 30-39
34

Analisa Data
- Analisis Lembar Validasi Modul
- Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Mahasiswa
- Analisis Hasil Respon Mahasiswa

HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Kelayakan Modul Pneumatik
Tabel 3. Hasil Validasi Modul
No Aspek yang Dinilai
Total
Skor
%
skor
Karakteristik
1 Modul bersifat Self
Instruktional yaitu peserta
didik dapat mempelajari
modul ini secara mandiri
karenatujuan pembelajar
dirumuskan dengan jelas.
11 91,6
2 Modul bersifat Self
Contained yaitu peserta
didik dapat mempelajari
materi modul dengan
tuntas karena materi
pembelajaran dikemas
kedalam satu kesatuan
yang utuh
11 91,6
3 Modul bersifat Stand
Alone yaitu peserta didik
dalam melaksanakan
tugas dalam modul ini
tidak membutuhkan
sumber lain, karena
materi dalam modul
sudah memenuhi.
10 83,3
4 Modul berciri Adaptif
yaitu isi modul
menyesuaikan dengan
perkembangan IPTEK
terkini dan tidak
ketinggalan zaman
11 91,6
5 Modul bersifat User
Friendly yaitu materi
dalam modul
menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti
serta menggunakan
istilah-istilah yang umum
dalam dunia industri.
11 91,6
Rata-rata 89,94
I si
6 Isi modul tercantum
dalam SAP (Satuan Acara
Perkuliahan) pneumatik
dan hidraulik
10 83,3
7 Pertanyaan dan tugas
dapat mendorong
motivasi dan keaktifan
peserta didik
11 91,6
8 Tugas dan latihan
dikemas yang menarik
serta dapat dikerjakan
10 83,3
secara interaktif
9 Media komputer dan alat
bantu yang digunakan
dalam modul ini sudah
menarik
11 91,6
Rata-rata 87,45
Bahasa
10 Penggunaan bahasa
mudah dipahami dan
menggunakan kaidah
EYD
10 83,3
11 Susunan kalimat sesuai
dengan kaidah bahasa dan
kosakata sesuai dengan
tuntutan keadaan
sekarang.

10 83,3
12 Petunjuk dan perintah
dalam modul mudah
untuk dipahami
10 83,3
Rata-rata 83,3
I lustrasi
13 Ilustrasi (gambar dan
tabel) dalam modul jelas
dan teratur sehingga
informasi mudah
dipahami
12 100
14 Ilustrasi dan materi saling
terkait
11 91,6
15 Penempatan ilustrasi
sudah sesuai sehingga
memudahkan peserta
didik dalam memahami
materi modul
10 83,3
16 Ilustrasi dalam modul
tidak menyinggung
SARA
12 100
Rata-rata 93,72
Format
17 Modul ini menggunakan
jenis dan ukuran huruf
yang jelas untuk dibaca
dan dipahami
12 100
18 Format batas (margin)
dalam modul ini sudah
sesuai
12 100
19 Alinea dan spasi di tata
rapi dan konsisten
11 83,3
20 Sistem penomoran dalam
modul ini jelas dan teratur
9 75
21 Penggunaan icon berupa
gambar, cetak tebal, cetak
miring, garis bawah
sudah sesuai
9 75
Rata-rata 86,66
Perwajahan (Cover)
22 Sampul (cover) dapat
melindungi modul dari
kerusakan dan kotoran
11 91,6
Pengembangan Modul Pneumatik Berbasis Life Skill
35

23 Sampul (cover) memiliki
daya tarik dan
menimbulkan keinginan
untuk dibaca
11 91,6
24 Sampul (cover) memuat
unsur judul, nama dan
logo penerbit. Ilustrasi
pada sampul (cover)
memberikan gambaran
tentang isi modul
11 91,6
Rata-rata 91,6
Tata Krama
25 Isi, bahasa dan ilustrasi
tidak bertentangan
dengan pancasila dan
UUD 1945
12 100
26 Isi, bahasa, dan ilustrasi
tidak membahayakan
keamanan negara,
persatuan dan kesatuan
bangsa
12 100
27 Isi, bahasa, dan ilustrasi
terhindar dari hal-hal
yang dapat menimbulkan
masalah (SARA)
12 100
28 Isi, bahasa dan ilustrasi
terhindar dari kesan
pornografi
12 100
Rata-rata 100
Kesimpulan modul 632,7
TOTAL PERSENTASE 90,4

2) Tes Ketuntasan Belajar
Tabel 4. Hasil Ketuntasan Belajar Mahasiswa


3) Respon Mahasiswa Terhadap Kegiatan
Pembelajaran Menggunakan Modul
Tabel 5. Hasil Respon Mahasiswa
No Pertanyaan Menarik
Tidak
Menarik
1.


Bagaimana
pendapat anda
tentang modul
pneumatik berbasis
life skill secara
keseluruhan?
100% -
2.

Bagaimana
pendapat anda
100% -
mengenai materi
perkuliahan dalam
modul ini?
3.

Bagaimana
pendapat anda
tentang penggunaan
trainer sebagai
simulasi dan
praktek dalam
perkuliahan
menggunakan
modul ini?
90% 10%
4. Bagaimana
pendapat anda
mengenai
pengarahan dosen
atau instruktur di
dalam
menggunakan
modul pneumatik
berbasis life skill?
100% -
Pertanyaan Ya Tidak
5. Apakah dengan
menggunakan
modul pneumatik
berbasis life skill
dapat memudahkan
anda memahami
materi perkuliahan?
100% -
6. Apakah anda
merasa senang dan
termotivasi dengan
perkuliahan
pneumatik
menggunakan
modul pneumatik
berbasis life skill?
90% 10%
7. Apakah anda
memperhatikan
penjelasan dosen
pada perkuliahan
pneumatik dan
hidraulik dengan
menggunakan
modul berbasis
kecakapan hidup ?
100% -
8 Apakah anda sering
melakukan tanya
jawab kepada dosen
ketika mengikuti
perkuliahan
pneumatik dan
hidraulik
menggunakan
modul berbasis life
skill ?
100% -
TOTAL PERSENTASE 97,5% 2,5%


JPTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 30-39
36

KUTIPAN DAN ACUAN
Kajian Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tentang
pengembangan modul pneumatik dan hidraulik Berbasis
Computer Interactive Learning pokok bahasan pneumatik
(Albarano, 2009) diperoleh hasil sebagai berikut : 1)
Hasil penilaian dosen ahli terhadap modul yang
dikembangkan adalah baik (3,25); 2) Modul pneumatik
dan hidraulik berbasis computer interactive learning
yang dikembangkan adalah efektif. Keefektifan modul ini
berdasarkan penilaian pretest dan posttest, tes hasil
belajar mahasiswa dan respon mahasiswa. Hasil tes
belajar mahasiswa (kognitif dan psikomotor)
menunjukkan tercapainya ketuntasan belajar seluruh
mahasiswa (100%). Hasil respon mahasiswa terhadap
modul pneumatik dan hidraulik berbasis computer
interactive learning adalah menarik yaitu sebesar
(100%). Hasil pengamatan aktivitas dosen dan
mahasiswa yang paling dominan selama mengikuti
ujicoba adalah menggunakan modul dan sofware Fluid
Simp-3 selama perkuliahan, belum menggunakannya alat
trainer sebagai media pembelajaran pneumatik.
Penelitian lain dilakukan oleh Saiful Anwar (2011),
tentang strategi pembelajaran life skill dalam
pengembangan perangkat pembelajaran pneumatik dan
hidraulik berbasis masalah yang berorientasi
keterampilan siap kerja. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut diperoleh hasil bahwa: 1) validasi modul
pembelajaran yang dikembangkan termasuk kategori baik
(3,21) sehingga layak untuk digunakan pada perkuliahan
pnematik dan hidraulik; 2) berdasarkan hasil penerapan
perangkat pembelajaran disimpulkan bahwa perangkat
pembelajaran yang dikembangkan termasuk kategori
efektif untuk digunakan dalam perkuliahan pnematik dan
hidraulik. Efektivitas modul ini ditinjau berdasarkan hasil
uji coba secara terbatas didapatkan rata-rata hasil tes
belajar produk (kognitif), ketuntasan klasikal mengalami
peningkatan dari 5,56% menjadi 100%. Selain itu, hasil
tes belajar proses (psikomotor) diperoleh 100%
ketuntasan klasikal. Berdasarkan angket respon, secara
keseluruhan perangkat pembelajaran yang dikembangkan
100% mahasiswa menjawab menarik dan sebagai media
pendukung dalam perkliahan sehingga mampu
memotivasi mahasiswa mengikuti perkuliahan (96%).
Dengan memperhatikan hasil dua penelitian diatas maka
bisa diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian di atas
menunjukkan keefektifan pembelajaran modul sebesar
100%.

Modul
Modul adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu
unit konsep dari pada bahan pelajaran menurut
Vembriarto (1985:20). Pengajaran modul itu merupakan
usaha penyelenggaraan pengajaran individual yang
memungkinkan peserta didik menguasai satu unit bahan
pelajaran sebelum dia beralih kepada unit berikutnya.
Modul itu diberikan dalam bentuk yang bersifat self-
instructional. Masing-masing peserta didik dapat
menentukan kecepatan dan intensitas belajarnya sendiri.
Menurut Winkle (1987 : 275), modul merupakan suatu
program belajar mengajar terkecil yang dipelajari oleh
siswa sendiri kepada dirinya sendiri (self intructional)
setelah peserta didik menyelesaikan yang satu dan
melangkah maju dan mempelajari satuan berikutnya.

Pengintegrasian Pendidikan Kecakapan Hidup
Konsep kecakapan hidup (life skill) merupakan salah satu
fokus analisis dalam pengembangan kurikulum
pendidikan yang menekankan pada kecakapan hidup atau
bekerja. Kecakapan hidup (life skill) memiliki makna
yang lebih luas dari employability skill dan vocational
skill. Seperti yang dijelaskan Broin (Anwar 2004:20)
bahwa life skill constitute a continum of knowledge and
aplitude that necessary for a person to function effetively
and to avold interuptians of employment experience.
Dengan demikian life skill dapat dinyatakan sebagai
kecakapan untuk hidup. Istilah hidup tidak semata-mata
memiliki kemampuan tertentu saja (vocational job),
namun harus memiliki kemampuan dasar pendukungnya
secara fungsional seperti, membaca, menulis, menghitung,
merumuskan, dan memecahkan masalah, bekerja tim,
terus belajar ditempat kerja dan menggunakan teknologi.

Pembelajaran Computer I nteractive Learning
Model pembelajaran computer Interactive adalah proses
belajar mengajar menggunakan media komputer menurut
Sutedjo (2002: 92), dimana pada model pembelajaran ini
siswa dapat melakukan simulasi materi yang dipelajarinya
secara interaktif melalui media computer.

Simulasi
Simulasi adalah suatu cara lain untuk memberikan bahan
ajar tertentu. Untuk target group (kelompok sasaran)
tertentu, yang sekiranya memerlukan waktu yang relatif
lama untuk memahami bahan ajar yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran, maka dengan cara simulasi hal
tersebut dapat diatasi. Pada dasarnya hal ini dimaksudkan
untuk mendorong siswa yang mengikuti simulasi untuk
memahami dari apa yang dipelajari, baik yang ia peroleh
dari pengajar, maupun dari siswa lain. Begitu pula karena
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu cepat maka pembelajaran dengan menggunakan
simulasi akan banyak memiliki manfaatnya, karena
peserta didik yang mengikuti pembelajaran simulasi
dapat memperoleh suatu informasi baru secara cepat
melalui para peserta simulasi yang lain tanpa harus
menunggu bantuan informasi dari fasilitator atau dari tutor
yang lain. Dengan cara simulasi maka peserta didik dapat
mendengar, melihat dan sekaligus mengerjakan.
Walaupun cara ini sangat efektif, namun cara
pembelajaran dengan simulasi ini tidak terlepas dari
kelemahan-kelemahan, antara lain cara ini memerlukan
waktu yang relatif lama dan jumlah fasilitator adalah
relatif lebih banyak bila dibandingkan dengan pengajaran
di kelas.

Alat Bantu Mengajar
Seperti halnya dengan beragam cara mengajar atau
memberikan kuliah, maka alat bantu mengajar juga
beragam mengikuti perkembangan cara mengajar yang
diberikan oleh para pengajar. Pada dasarnya alat bantu
Pengembangan Modul Pneumatik Berbasis Life Skill
37

mengajar dibedakan menjadi tiga kategori alat bantu
sebagai media instruksional pengajaran, yaitu :
a. Media cetak
Media cetak sebagai alat bantu pengajaran adalah
berupa bahan tertulis dan dicetak, antara lain berupa
buku-buku teks, majalah, diktat, modul atau bahan
ajar yang lain. Media cetak ini dapat berupa self
construction (dapat dipelajari tanpa pengajar) dan
yang bukan self construction atau juga yang sering
disebut dengan buku teks. Kadang-kadang pada
buku yang dituliskan dalam bahasa Indonesia agak
sulit membedakan mana yang buku teks dan mana
yang bukan. Buku teks sengaja dirancang sebagai
alat bantu pengajaran yang memerlukan pengajar.
Sehingga mestinya, pengajar perlu dilengkapi
dengan buku petunjuk sebagaimana menggunakan
buku teks tersebut. Buku petunjuk atau sering
disebut dengan guide book for teachers yang
melengkapi buku teks dan harus dimiliki oleh
tenaga pengajar. Hal ini disebabkan karena buku
petunjuk ini berisi antara lain penjelasan
penggunaan buku teks, soal-soal latihan, kuis bahan
ujian dan juga praktikum.

b. Media elektronik
Media elektronik adalah alat bantu mengajar yang
berupa hasil kerja dengan bantuan alat elektronika
seperti audio-visual, film strips, cassette, televisi,
radio, overhead projector, slides dan computer
menurut Soekartawi (1995:22).

c. Sedangkan alat bantu mengajar yang lainnya dapat
berupa kapur tulis, pensil, pulpen, papan tulis dan
benda-benda lain yang dapat dipakai sebagai alat
peraga atau alat bantu mengajar.

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D
Pada penelitian ini model pengembangan perangkat yang
digunakan adalah model 4-D (four D models). Model ini
disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel
(1974). Model 4-D ini terdiri dari empat tahap yaitu:
a. Tahap Define (pendefinisian)
Tujuan tahap ini adalah untuk menetapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap
ini memiliki lima langkah pokok, meliputi :
1. Analisis ujung-depan (front-end analysis)
Menurut Thiagarajan, dkk (1974), analisis
ujung depan bertujuan untuk memunculkan
dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi
dalam pembelajaran, sehingga diperlukan
suatu pengembangan bahan ajar. Dengan
analisis ini akan didapatkan gambaran fakta,
harapan dan alternatif penyelesaian masalah
dasar, yang memudahkan dalam penentuan
atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan.
2. Analisis peserta didik (leaner analysis)
Menurut Thiagarajan, dkk (1974), analisis
peserta didik merupakan telaah tentang
karakteristik peserta didik yang sesuai dengan
desain pengembangan perangkat pembelajaran.
Karakteristik itu meliputi latar belakang
kemampuan akademik (pengetahuan),
perkembangan kognitif, serta keterampilan-
keterampilan individu atau sosial yang
berkaitan dengan topik pembelajaran, media,
format dan bahasa yang dipilih. Analisis siswa
dilakukan untuk mendapatkan gambaran
karakteristik peserta didik, antara lain: (1)
tingkat kemampuan atau perkembangan
intelektualnya, (2) keterampilan-keterampilan
individu atau sosial yang sudah dimiliki dan
dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan.
3. Analisis Konsep (concept analysis)
Analisis konsep menurut Thiagarajan, dkk
(1974) dilakukan untuk mengidentifikasi
konsep pokok yang akan diajarkan,
menyusunnya dalam bentuk hirarki, dan
merinci konsep-konsep individu ke dalam hal
yang kritis dan yang tidak relevan. Analisis
membantu mengidentifikasi kemungkinan
contoh dan bukan contoh untuk digambarkan
dalam mengantar proses pengembangan.
Analisis konsep sangat diperlukan guna
mengidentifikasi pengetahuan-pengetahuan
deklaratif atau prosedural pada materi sistem
pneumatik yang akan dikembangkan. Analisis
konsep merupakan satu langkah penting untuk
memenuhi prinsip kecukupan dalam
membangun konsep atas materi-materi yang
digunakan sebagai sarana pencapaian
kompetensi dasar dan standar kompetensi.
Mendukung analisis konsep ini, analisis-
analisis yang perlu dilakukan adalah (1)
analisis standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang bertujuan untuk menentukan
jumlah dan jenis bahan ajar, (2) analisis
sumber belajar, yakni mengumpulkan dan
mengidentifikasi sumber-sumber mana yang
mendukung penyusunan bahan ajar.
4. Analisis Tugas (task analysis)
Analisis tugas menurut Thiagarajan, dkk
(1974) bertujuan untuk mengidentifikasi
keterampilan-keterampilan utama yang akan
dikaji oleh peneliti dan menganalisisnya
kedalam himpunan keterampilan tambahan
yang mungkin diperlukan. Analisis ini
memastikan ulasan yang menyeluruh tentang
tugas dalam materi pembelajaran.
5. Analisis Tujuan Pembelajaran
Analisis tujuan pembelajaran menurut
Thiagarajan, dkk (1974) berguna untuk
merangkum hasil dari analisis konsep dan
analisis tugas untuk menentukan perilaku
objek penelitian. Kumpulan objek tersebut
menjadi dasar untuk menyusun tes dan
merancang perangkat pembelajaran yang
kemudian di integrasikan ke dalam materi
perangkat pembelajaran yang akan digunakan
oleh peneliti.


JPTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 30-39
38

b. Tahap Design (perancangan)
Pada tahap ini dilakukan perancangan prototipe
perangkat pembelajaran. Hasil dari tahap ini
biasanya berupa rancangan awal perangkat
pembelajaran yang tergantung pada kebutuhan.
Komponen perangkat yang digunakan sangat
beragam, antara lain berupa: buku siswa, modul,
buku guru, lembar kegiatan siswa, rencana
pelajaran, tes hasil belajar siswa, dan media
pembelajaran.

c. Tahap Develop (pengembangan)
Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan
masukan para pakar. Langkah berikutnya adalah uji
coba dengan jumlah siswa yang sesuai dalam kelas
sesungguhnya (tidak terbatas). Kegiatan ini
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
efektivitas perangkat pembelajaran yang
dikembangkan bila diterapkan pada proses belajar
mengajar. Efektivitas perangkat pembelajaran dapat
dilihat melalui pengamatan, misalnya aktivitas guru
dan siswa, kemampuan dalam mengelola
pembelajaran, dan tes hasil belajar siswa.

d. Tahap Disseminate (penyebaran)
Pada tahap ini merupakan tahap penyebaran dan
penggunaan perangkat pembelajaran. Perangkat
pembelajaran yang telah diujicobakan dan direvisi
tadi, digandakan dan disebarkan untuk digunakan
pada pembelajaran dalam skala yang lebih besar.

PENUTUP
Simpulan
1. Telah berhasil disusun modul pneumatik berbasis
life skill yang layak digunakan pada mata kuliah
pneumatik dan hidrolik pada program studi D3
Teknik Mesin di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya.
Secara lengkap, modul pneumatik berbasis life skill
dapat dilihat pada lampiran.
2. Struktur modul pneumatik berbasis life skill dengan
hasil validasi yang dilakukan oleh tiga dosen ahli
serta hasil penilaian mahasiswa diperoleh nilai
persentase rata-rata sebesar 90,4 % dari skor
kriterium yang menunjukkan modul masuk dalam
kategori sangat layak karena aspek karakteristik
mendapat persentase kelayakan 89,94% karena
modul dapat dipelajari mahasiswa secara mandiri,
aspek isi mendapat persentase kelayakan 87,45%
karena isi modul sesuai dengan SAP mata kuliah
pneumatik dan hidraulik, aspek bahasa mendapat
persentase kelayakan 83,3% karena bahasa yang
digunakan mudah dipahami, aspek ilustrasi
mendapat persentase kelayakan 93,72% karena
penjelasan gambar maupun tabel dalam modul
mudah dipahami, aspek format mendapat persentase
kelayakan 86,66% karena huruf teks yang
digunakan jelas untuk dibaca, aspek perwajahan
(cover) mendapat persentase kelayakan 91,6%
karena sampul terlindungi dari kerusakan dan
kotoran dan aspek tata krama modul mendapat
persentase kelayakan 100% karena isi, bahasa serta
ilustrasi tidak bertentangan dengan pancasila dan
UUD 45.
3. Hasil ketuntasan dari 10 mahasiswa mencapai rata-
rata nilai 83,2 yang menunjukkan 10 mahasiswa
tuntas dalam mempelajari modul pneumatik
berbasis life skill. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan modul sangat
layak untuk meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa.
4. Hasil Respon mahasiswa terhadap pembelajaran
dengan menggunakan modul pneumatik berbasis
life skill pada 4 aspek pernyataan dan 4 aspek
pertanyaan dengan nilai persentase berturut-turut
pernyataan nomor satu diperoleh nilai persentase
sebesar 100% karena pernyataan nomor satu tentang
modul pneumatik berbasis life skill mendapat respon
yang menarik dari mahasiswa, pernyataan nomor
dua diperoleh nilai persentase sebesar 90% karena
pernyataan nomor dua tentang materi modul
pneumatik berbasis life skill mendapat respon yang
menarik dari mahasiswa, pernyataan nomor tiga
diperoleh nilai persentase sebesar 100% karena
pernyataan nomor tiga tentang penggunaan trainer
dan modul mendapat respon yang menarik dari
mahasiswa, pernyataan nomor empat diperoleh nilai
persentase sebesar 100% karena pernyataan nomor
empat tentang penjelasan dosen menggunakan
modul mendapat respon yang menarik dari
mahasiswa, pertanyaan nomor lima diperoleh nilai
persentase sebesar 100% karena pertanyaan nomor
lima tentang menggunakan modul pneumatik
mudah dipahami dan mendapat respon ya dari
mahasiswa, pertanyaan nomor enam diperoleh nilai
persentase sebesar 90% karena pertanyaan nomor
enam tentang perasaan senang menggunakan modul
pneumatik berbasis life skill mendapat respon ya
dari mahasiswa, pertanyaan nomor tujuh diperoleh
nilai persentase sebesar 100% karena pertanyaan
nomor tujuh tentang memperhatikan dosen saat
mengajar dengan modul pneumatik berbasis life
skill mendapat respon ya dari mahasiswa dan
pertanyaan nomor tujuh diperoleh nilai persentase
sebesar 100% karena pertanyaan nomor delapan
tentang melakukan tanya jawab kepada dosen ketika
mengikuti perkuliahan menggunakan modul
pneumatik berbasis life skill mendapat respon ya
dari mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan modul sangat
menarik dan dapat membantu belajar mahasiswa.

Saran
1. Modul pneumatik berbasis life skill yang peneliti
kembangkan dikatakan layak digunakan sebagai
media pembelajaran mata kuliah pneumatik dan
hidraulik ditinjau dari hasil validasi dosen ahli,
respon mahasiswa dan ketuntasan belajar. Sehingga
diharapkan modul pneumatik berbasis life skill
dapat digunakan sebagai media penunjang mata
Pengembangan Modul Pneumatik Berbasis Life Skill
39

kuliah pneumatik dan hidraulik di Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Unesa pada tahun ajaran
berikutnya.
2. Diperlukan jumlah komputer yang lebih banyak
dalam proses pembelajaran menggunakan software
FluidSIM-P 3 dan PLC OMRON.
3. Modul pneumatik berbasis life skill yang peneliti
kembangkan dalam penelitian ini hanya sampai
pada tahap pengembangan (develop), oleh karena
itu diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut pada
tahap penyebaran (disseminate) dengan menerapkan
media yang telah dibuat dalam kegiatan
pembelajaran pada instansi lain.
4. Perlunya menambah dan melakukan peremajaan
pada komponen alat trainer agar menambah
wawasan mahasiswa tentang sistem pneumatik
secara luas.

DAFTAR PUSTAKA
Albarano. 2009. Pengembangan Modul Pneumatik dan
Hidraulik Berbasis Computer Intrective Learning.
Skripsi Teknik Mesin Unesa : Tidak
Dipublikasikan.

Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill
Education) Konsep dan Aplikasi, Bandung :
Alfabeta Bandung.

Anwar, Saiful. 2011. Strategi Pembelajaran Life Skill
Dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Pneumatik dan hidraulik Berbasis Masalah yang
Berorientasi Keterampilan Siap Kerja. Skripsi
Teknik Mesin Unesa : Tidak Dipublikasikan.

Sutedjo, D. 2002. Perencanaan dan Pembangunan
Sistem Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Thiagarajan, S. Semmel, DS. Semmel, M. 1974.
Instructional Development for Training Teachers
of Exceptional Children. Source Book.
Bloominton : Center for Innovation on Theaching
the Handicapped.

Vembriarto, St. 1985. Pengantar Pengajaran Modul.
Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.

Winkel. W. 1987. Psikologi Pengajaran. Gramedia,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai