PENGEMBANGAN MODUL PNEUMATIK BERBASIS LIFE SKILL DENGAN FLUIDSIM-P 3 DAN TRAINER PADA MAHASISWA D3 TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA YULIUS ANUGROHO S1 Pend Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya email : smart.yulius@gmail.com
AGUNG PRIJO B, S.T., M.T. S1 Pend Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya email : agung_pbudiono@yahoo.co.id
Abstrak Proses pembelajaran untuk mata kuliah pneumatik dan hidraulik pada mahasiswa D3 Teknik Mesin Unesa yang telah ada masih bersifat klasikal dan konvensional. Pemahaman mahasiswa masih bersifat abstrak dan teori, Dalam membantu pemahaman mahasiswa, maka peneliti mencoba membuat modul berbasis Life Skill tentang sistem Pneumatik yang dilengkapi dengan pembelajaran berbasis pendidikan kecakapan hidup. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pengembangan model 4-D yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (desseminate). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Hasil penilaian dosen ahli terhadap modul yang dikembangkan adalah sangat layak (90,4%). 2) Modul pneumatik dan hidraulik berbasis life skill yang dikembangkan adalah efektif. Keefektifan modul ini berdasarkan penilaian pretest dan posttest, tes ketuntasan belajar mahasiswa dan respon mahasiswa. Hasil tes ketuntasan belajar mahasiswa menunjukkan tercapainya ketuntasan belajar seluruh mahasiswa (100%) dan hasil respon mahasiswa terhadap modul pneumatik berbasis life skill adalah menarik yaitu sebesar (97,5%). Kata kunci: Modul Pneumatik, Life Skill, FluidSIM-P 3.
Abstract The learning process for the existing pneumatic and hydraulic courses still classical and conventional nature.Students understanding still abstract and theory. In helping students, so the researcher try to make Life Skill based module on pneumatic system equipped with Life Skill education based learning. Method of this research used in this research referred to 4-D model development consists of define stage, design stage, develop stage and disseminate stage. Based on the result of the research gained conclusion as follows : 1) the assessment result of expert lecturer toward module that developed are numerous (90,4%). Life Skill based pneumatic and hydraulic modul that developed is effective. The effectiveness of modul based on pretest and posttest evaluation, student study completeness result and student response. The student study completeness result show that study completeness of all students (100%) is interesting that is 97,5%. Keywords: Modul Pneumatic, Life Skill, FluidSIM-P 3.
PENDAHULUAN Pada dasarnya dalam proses belajar mengajar itu melibatkan tiga komponen utama yaitu pengajar (dosen, guru, instruktur dan tutor), siswa (yang belajar), bahan ajar yang diberikan oleh pengajar, dan tempat pembelajaran. Peran pengajar sangat penting karena ia berfungsi sebagai komunikator, begitu pula peran mahasiswa yang berperan sebagai komunikan, bahan ajar yang diberikan oleh pengajar merupakan pesan yang harus dipelajari oleh mahasiswa dan kemudian diadopsi sebagai bekal mahasiswa setelah menyelesaikan proses belajarnya. Makin banyak mahasiswa tersebut melakukan adopsi dari bahan ajar yang diberikan oleh pengajar maka makin banyak bekal yang ia kuasai karena mahasiswa dapat menerapkannya saat di dunia pekerjaan. Sedangkan tempat sebagai sarana dalam proses pembelajaran. Perguruan tinggi sebagai institusi tertinggi dalam jenjang kependidikan, merupakan wadah untuk menyiapkan mahasiswa dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Keterampilan yang mengikuti perkembangan teknologi harus diberikan kepada mahasiswa. Oleh karena itu, sistem pendidikan di perguruan tinggi harus sejalan dengan perkembangan IPTEK maupun keadaan dan kebutuhan di industri saat ini. Sehingga lulusan (output) perguruan tinggi terdiri dari sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidangnya dan memiliki standar keahlian yang dibutuhkan di industri. Salah satu mata kuliah yang diberikan di Jurusan Teknik Mesin FT UNESA untuk memenuhi kompetensi kebutuhan dunia industri tersebut ialah mata kuliah pneumatik dan hidraulik. Khususnya sistem pneumatik banyak digunakan di dunia industri. Sekarang, sistem Pengembangan Modul Pneumatik Berbasis Life Skill 31
pneumatik memiliki aplikasi yang luas karena udara pneumatik bersih dan mudah didapat. Banyak industri yang menggunakan sistem pneumatik dalam proses produksi seperti industri makanan, industri obat-obatan, industri pengepakan barang maupun industri yang lain. Belajar pneumatik sangat bermanfaat mengingat hampir semua industri sekarang memanfaatkan sistem pneumatik. Penyampaian materi sistem pneumatik diharapkan dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa, proses belajar mengajar harus dapat memberikan mahasiswa kemampuan pengetahuan dan keterampilan psikomotor. Tetapi dalam proses belajar mengajar masih menggunakan modul pneumatik dan hidraulik berbasis computer interactive learning (Albarano 2009) yang belum banyak mengaplikasikan ke alat trainer yang ada. Mahasiswa hanya diajarkan dasar-dasar simulasi dalam membuat program pneumatik dan hidraulik dengan aplikasi Fluid SimP-3 serta belum diberikan kemampuan untuk memahami sistem pneumatik secara lebih dalam seperti memecahkan persoalan peralatan pneumatik ke alat trainer, memanipulasi sistem pneumatik ke alat trainer yang sudah ada, dapat mengetahui kesalahan-kesalahan mahasiswa itu sendiri dalam membuat rangkaian sistem pneumatik ke alat trainer, dan yang paling penting ialah mempelajari sistem pneumatik yang bersifat aplikatif di dunia industri. Merujuk dari permasalahan tersebut, maka Jurusan Teknik Mesin FT UNESA, khususnya pada mata kuliah Sistem Pneumatik dan Hidrolik membutuhkan perangkat pembelajaran yang bisa dipakai untuk menunjang dan membantu mahasiswa dalam memahami isi materi perkuliahan. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk membuat perangkat pembelajaran yang bisa membantu mahasiswa dalam mengaplikasikan pneumatik ke dalam alat trainer yang ada dengan topik Pengembangan Modul Pneumatik Berbasis Life Skill Dengan FluidSIM-P 3 dan Trainer Pada Mahasiswa D3 Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. Konsep life skill dibagi empat jenis yaitu kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapn vokasional. Pada intinya Modul Life Skill membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan belajar (learning how to learn), menghilangkan pola pikir dan kebiasaan tidak tepat (learning to unlearn), menyadari dan mensyukuri potensi diri untuk dikembangkan dan diamalkan, berani menghadapi problema kehidupan serta mampu memecahkannya secara kreatif (Tim BBE Depdiknas 2003:1).
METODE Rancangan Penelitian atau tahap-tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada skema dibawah ini:
Gambar 1. Rancangan Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran (Thiagarajan: 1974)
a) Tahap Penetapan (define) 1) Analisis ujung depan (front-end analysis) Studi pustaka dalam mengkaji kurikulum pneumatik dan hidraulik di Jurusan Teknik mesin Unesa berupa SAP mata kuliah pneumatik dan hidraulik sebagai patokan materi modul. 2) Analisis peserta didik (leaner analysis) Peserta didik adalah 10 mahasiswa D3 Teknik Mesin Unesa angkatan 2009 dengan usia 20 sampai 21 tahun dengan latar belakang sebagai berikut : Tabel 1. Latar Belakang Peserta Didik No NIM Mahasiswa Latar Belakang Pendidikan Keterangan 1 095423224 SMK Pemesinan Pernah dapat pneumatik sampai materi sistem pneumatik 2 095423003 SMK Non Pemesinan Belum dapat 3 095423004 SMK Pemesinan Pernah dapat pneumatik sampai materi sistem pneumatik JPTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 30-39 32
4 095423216 SMA IPA Belum dapat 5 095423222 SMK Non Pemesinan Pernah dapat pneumatik sampai materi manual pneumatik 6 095423214 SMK Pemesinan Pernah dapat pneumatik sampai materi sistem pneumatik 7 095423012 SMK Pemesinan Belum dapat 8 095423210 SMK Non Pemesinan Belum dapat 9 095423212 SMK Pemesinan Pernah dapat pneumatik sampai materi manual pneumatik 10 095423221 SMA IPA Belum dapat
Latar belakang akademik peserta didik harus memenuhi mata kuliah yang menjadi prasyarat dalam mempelajari modul. Adapun mata kuliah yang menjadi prasyarat yakni : Tabel 2. Mata Kuliah Yang Menjadi Prasyarat Dalam Mempelajari Modul Mata Kuliah Keterangan 1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) karena di dalam modul menggunakan alat trainer yang membutuhkan kehati- hatian maka diperlukan K3 saat menggunakan, yang mana didapat saat mata kuliah K3. 2. Teori Pemesinan Karena di dalam modul terdapat materi sistem pneumatik yang mana teorinya didapat pada saat mata kuliah teori pemesinan. 3. Menggambar I dan II Karena di dalam modul terdapat menggambar rangkaian pneumatik yang mana teorinya didapat pada saat mata kuliah menggambar I dan II. 4. Matematika Terapan I dan II Karena di dalam modul terdapat perhitungan- perhitungan dalam merancang pneumatik dengan trigonometri dan geometri yang mana didapat pada saat mata kuliah matematika Terapan I dan II. 5. Instrumen dan Kendali Karena di dalam modul menggunakan software CX- Programer dan PLC OMRON CP1H yang mana di dapat saat mata kuliah Instrumen dan Kendali.
3) Analisis konsep (concept analysis) Konsep utama materi dalam modul pneumatik berbasis life skill adalah pokok bahasan sistem pneumatik. Adapun peta konsep seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2. Peta Konsep
4) Analisis tugas Memberikan tugas latihan soal yang berada pada modul pneumatik berbasis life skill yang berguna untuk membantu peserta didik. 5) Analisis tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai SAP mata kuliah pneumatik dan hidraulik. Tujuan pembelajaran umum (TPU) dan tujuan pembelajaran khusus (TPK) dari modul yang dikembangkan adalah sebagai berikut : Tujuan Pembelajaran Umum 1 adalah tanpa membuka buku, 80% mahasiswa dapat memahami prinsip dasar sistem pneumatik secara baik dan benar. Tujuan Pembelajaran Khusus adalah: a. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat mengidentifikasi sistem pneumatik secara baik dan benar. b. Tanpa membuka buku, 80% mahasiswa dapat menyebutkan beberapa aplikasi penggunaan sistem pneumatik paling sedikit empat aplikasi. c. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan sistem pneumatik paling sedikit 3 kelemahan dan kelebihan sistem pneumatik.. d. Tanpa membuka buku, 80% mahasiswa dapat menjelaskan macam-macam katup pneumatik beserta simbol-simbolnya secara baik dan benar. Pengembangan Modul Pneumatik Berbasis Life Skill 33
e. Tanpa membuka buku, 80% mahasiswa dapat menjelaskan berbagai pneumatic actuator beserta simbol-simbolnya secara baik dan benar. f. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat Memahami dasar-dasar perhitungan sistem pneumatik sesuai kunci jawaban.
Tujuan Pembelajaran Umum 2 adalah secara mandiri, mahasiswa dapat merangkai rangkaian pneumatik yang digerakkan secara manual dengan software FluidSIM 3 Pneumatic dan alat trainer secara baik dan benar. Tujuan Pembelajaran Khusus adalah: a. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat menjelaskan rangkaian pneumatik digerakkan secara manual sesuai kunci jawaban. b. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat menerapkan langkah-langkah membuat aplikasi diagram rangkaian pneumatik digerakkan secara manual pada lembar kerja software FluidSIM-P 3 Pneumatic dengan baik dan benar. c. Tanpa melihat buku, mahasiswa dapat Menerapkan langkah-langkah membuat aplikasi diagram rangkaian pneumatik digerakkan secara manual pada alat trainer dengan baik dan benar. d. Secara mandiri, mahasiswa dapat mendemonstrasikan simulasi aplikasi diagram rangkaian pneumatik digerakkan secara manual yang telah dibuat dengan software FluidSIM-P 3 Pneumatic dan alat trainer dengan baik dan benar.
Tujuan Pembelajaran Umum 3 adalah tanpa melihat buku, mahasiswa dapat merangkai rangkaian pneumatik yang digerakkan secara manual elektrik dengan software FluidSIM 3 Pneumatic dan alat trainer secara baik dan benar. Tujuan Pembelajaran Khusus adalah: a. Tanpa melihat buku, 80% mahasiswa dapat menjelaskan rangkaian pneumatik digerakkan secara manual elektrik sesuai kunci jawaban. b. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat menerapkan langkah-langkah membuat aplikasi diagram rangkaian pneumatik digerakkan secara manual elektrik pada lembar kerja software FluidSIM-P 3 Pneumatic dengan baik dan benar. c. Tanpa melihat buku, mahasiswa dapat Menerapkan langkah-langkah membuat aplikasi diagram rangkaian pneumatik digerakkan secara manual elektrik pada alat trainer dengan baik dan benar. d. Secara mandiri, mahasiswa dapat mendemonstrasikan simulasi aplikasi diagram rangkaian pneumatik digerakkan secara manual elektrik yang telah dibuat dengan software FluidSIM-P 3 Pneumatic dan alat trainer dengan baik dan benar.
Tujuan Pembelajaran Umum 4 adalah tanpa membuka buku, mahasiswa dapat merangkai rangkaian pneumatik yang digerakkan secara otomatis dengan software FluidSIM 3 Pneumatic dan alat trainer dengan baik dan benar. Tujuan Pembelajaran Khusus adalah : a. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat menjelaskan rangkaian pneumatik digerakkan secara otomatis sesuai kunci jawaban. b. Secara mandiri, 80% mahasiswa dapat menerapkan langkah-langkah membuat aplikasi diagram rangkaian pneumatik digerakkan secara otomatis pada lembar kerja software FluidSIM-P 3 Pneumatic dengan baik dan benar. c. Tanpa melihat buku, mahasiswa dapat Menerapkan langkah-langkah membuat aplikasi diagram rangkaian pneumatik digerakkan secara otomatis pada alat trainer dengan baik dan benar. d. Secara mandiri, mahasiswa dapat mendemonstrasikan simulasi aplikasi diagram rangkaian pneumatik digerakkan secara otomatis yang telah dibuat dengan software FluidSIM-P 3 Pneumatic dan alat trainer dengan baik dan benar.
b) Tahap Perancangan (design) 1) Penyususnan tes Tes yang digunakan adalah pretest dan posttest. 2) Pemilihan format dan media - Pemilihan format Pembuatan modul mengacu pada format Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas 2003. - Pemilihan media Media yang digunakan adalah software FluidSIM- p 3, software PLC OMRON, dan alat trainer. 3) Desain modul Hasil yang didapat dari bimbingan oleh dosen adalah Modul Pneumatik Berbasis Life Skill.
c) Tahapa Pengembangan (Develop) 1) Tahap penilaian validasi modul Validasi yang dilakukan oleh 3 validator bapak Agung Prijo B, S.T., M.T. (validator 1 : Teknik Mesin), bapak Dr. I.G.P. Asto B, S.T., M.T. (validator 2 : Teknik Elektro), dan Berta Yonata, S.pd., M.pd. (validator 3 : Kimia). 2) Tahap uji coba lapangan Uji coba dilakukan pada 10 mahasiswa D3 Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. Tahapan ini mahasiswa menggunakan modul pneumatik berbasis life skill, mengerjakan tugas (pretset dan posttest), dan mengisi angket respon.
JPTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 30-39 34
Analisa Data - Analisis Lembar Validasi Modul - Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Mahasiswa - Analisis Hasil Respon Mahasiswa
HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Kelayakan Modul Pneumatik Tabel 3. Hasil Validasi Modul No Aspek yang Dinilai Total Skor % skor Karakteristik 1 Modul bersifat Self Instruktional yaitu peserta didik dapat mempelajari modul ini secara mandiri karenatujuan pembelajar dirumuskan dengan jelas. 11 91,6 2 Modul bersifat Self Contained yaitu peserta didik dapat mempelajari materi modul dengan tuntas karena materi pembelajaran dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh 11 91,6 3 Modul bersifat Stand Alone yaitu peserta didik dalam melaksanakan tugas dalam modul ini tidak membutuhkan sumber lain, karena materi dalam modul sudah memenuhi. 10 83,3 4 Modul berciri Adaptif yaitu isi modul menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK terkini dan tidak ketinggalan zaman 11 91,6 5 Modul bersifat User Friendly yaitu materi dalam modul menggunakan bahasa yang mudah dimengerti serta menggunakan istilah-istilah yang umum dalam dunia industri. 11 91,6 Rata-rata 89,94 I si 6 Isi modul tercantum dalam SAP (Satuan Acara Perkuliahan) pneumatik dan hidraulik 10 83,3 7 Pertanyaan dan tugas dapat mendorong motivasi dan keaktifan peserta didik 11 91,6 8 Tugas dan latihan dikemas yang menarik serta dapat dikerjakan 10 83,3 secara interaktif 9 Media komputer dan alat bantu yang digunakan dalam modul ini sudah menarik 11 91,6 Rata-rata 87,45 Bahasa 10 Penggunaan bahasa mudah dipahami dan menggunakan kaidah EYD 10 83,3 11 Susunan kalimat sesuai dengan kaidah bahasa dan kosakata sesuai dengan tuntutan keadaan sekarang.
10 83,3 12 Petunjuk dan perintah dalam modul mudah untuk dipahami 10 83,3 Rata-rata 83,3 I lustrasi 13 Ilustrasi (gambar dan tabel) dalam modul jelas dan teratur sehingga informasi mudah dipahami 12 100 14 Ilustrasi dan materi saling terkait 11 91,6 15 Penempatan ilustrasi sudah sesuai sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami materi modul 10 83,3 16 Ilustrasi dalam modul tidak menyinggung SARA 12 100 Rata-rata 93,72 Format 17 Modul ini menggunakan jenis dan ukuran huruf yang jelas untuk dibaca dan dipahami 12 100 18 Format batas (margin) dalam modul ini sudah sesuai 12 100 19 Alinea dan spasi di tata rapi dan konsisten 11 83,3 20 Sistem penomoran dalam modul ini jelas dan teratur 9 75 21 Penggunaan icon berupa gambar, cetak tebal, cetak miring, garis bawah sudah sesuai 9 75 Rata-rata 86,66 Perwajahan (Cover) 22 Sampul (cover) dapat melindungi modul dari kerusakan dan kotoran 11 91,6 Pengembangan Modul Pneumatik Berbasis Life Skill 35
23 Sampul (cover) memiliki daya tarik dan menimbulkan keinginan untuk dibaca 11 91,6 24 Sampul (cover) memuat unsur judul, nama dan logo penerbit. Ilustrasi pada sampul (cover) memberikan gambaran tentang isi modul 11 91,6 Rata-rata 91,6 Tata Krama 25 Isi, bahasa dan ilustrasi tidak bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945 12 100 26 Isi, bahasa, dan ilustrasi tidak membahayakan keamanan negara, persatuan dan kesatuan bangsa 12 100 27 Isi, bahasa, dan ilustrasi terhindar dari hal-hal yang dapat menimbulkan masalah (SARA) 12 100 28 Isi, bahasa dan ilustrasi terhindar dari kesan pornografi 12 100 Rata-rata 100 Kesimpulan modul 632,7 TOTAL PERSENTASE 90,4
2) Tes Ketuntasan Belajar Tabel 4. Hasil Ketuntasan Belajar Mahasiswa
3) Respon Mahasiswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Modul Tabel 5. Hasil Respon Mahasiswa No Pertanyaan Menarik Tidak Menarik 1.
Bagaimana pendapat anda tentang modul pneumatik berbasis life skill secara keseluruhan? 100% - 2.
Bagaimana pendapat anda 100% - mengenai materi perkuliahan dalam modul ini? 3.
Bagaimana pendapat anda tentang penggunaan trainer sebagai simulasi dan praktek dalam perkuliahan menggunakan modul ini? 90% 10% 4. Bagaimana pendapat anda mengenai pengarahan dosen atau instruktur di dalam menggunakan modul pneumatik berbasis life skill? 100% - Pertanyaan Ya Tidak 5. Apakah dengan menggunakan modul pneumatik berbasis life skill dapat memudahkan anda memahami materi perkuliahan? 100% - 6. Apakah anda merasa senang dan termotivasi dengan perkuliahan pneumatik menggunakan modul pneumatik berbasis life skill? 90% 10% 7. Apakah anda memperhatikan penjelasan dosen pada perkuliahan pneumatik dan hidraulik dengan menggunakan modul berbasis kecakapan hidup ? 100% - 8 Apakah anda sering melakukan tanya jawab kepada dosen ketika mengikuti perkuliahan pneumatik dan hidraulik menggunakan modul berbasis life skill ? 100% - TOTAL PERSENTASE 97,5% 2,5%
JPTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 30-39 36
KUTIPAN DAN ACUAN Kajian Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tentang pengembangan modul pneumatik dan hidraulik Berbasis Computer Interactive Learning pokok bahasan pneumatik (Albarano, 2009) diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Hasil penilaian dosen ahli terhadap modul yang dikembangkan adalah baik (3,25); 2) Modul pneumatik dan hidraulik berbasis computer interactive learning yang dikembangkan adalah efektif. Keefektifan modul ini berdasarkan penilaian pretest dan posttest, tes hasil belajar mahasiswa dan respon mahasiswa. Hasil tes belajar mahasiswa (kognitif dan psikomotor) menunjukkan tercapainya ketuntasan belajar seluruh mahasiswa (100%). Hasil respon mahasiswa terhadap modul pneumatik dan hidraulik berbasis computer interactive learning adalah menarik yaitu sebesar (100%). Hasil pengamatan aktivitas dosen dan mahasiswa yang paling dominan selama mengikuti ujicoba adalah menggunakan modul dan sofware Fluid Simp-3 selama perkuliahan, belum menggunakannya alat trainer sebagai media pembelajaran pneumatik. Penelitian lain dilakukan oleh Saiful Anwar (2011), tentang strategi pembelajaran life skill dalam pengembangan perangkat pembelajaran pneumatik dan hidraulik berbasis masalah yang berorientasi keterampilan siap kerja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa: 1) validasi modul pembelajaran yang dikembangkan termasuk kategori baik (3,21) sehingga layak untuk digunakan pada perkuliahan pnematik dan hidraulik; 2) berdasarkan hasil penerapan perangkat pembelajaran disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan termasuk kategori efektif untuk digunakan dalam perkuliahan pnematik dan hidraulik. Efektivitas modul ini ditinjau berdasarkan hasil uji coba secara terbatas didapatkan rata-rata hasil tes belajar produk (kognitif), ketuntasan klasikal mengalami peningkatan dari 5,56% menjadi 100%. Selain itu, hasil tes belajar proses (psikomotor) diperoleh 100% ketuntasan klasikal. Berdasarkan angket respon, secara keseluruhan perangkat pembelajaran yang dikembangkan 100% mahasiswa menjawab menarik dan sebagai media pendukung dalam perkliahan sehingga mampu memotivasi mahasiswa mengikuti perkuliahan (96%). Dengan memperhatikan hasil dua penelitian diatas maka bisa diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian di atas menunjukkan keefektifan pembelajaran modul sebesar 100%.
Modul Modul adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep dari pada bahan pelajaran menurut Vembriarto (1985:20). Pengajaran modul itu merupakan usaha penyelenggaraan pengajaran individual yang memungkinkan peserta didik menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit berikutnya. Modul itu diberikan dalam bentuk yang bersifat self- instructional. Masing-masing peserta didik dapat menentukan kecepatan dan intensitas belajarnya sendiri. Menurut Winkle (1987 : 275), modul merupakan suatu program belajar mengajar terkecil yang dipelajari oleh siswa sendiri kepada dirinya sendiri (self intructional) setelah peserta didik menyelesaikan yang satu dan melangkah maju dan mempelajari satuan berikutnya.
Pengintegrasian Pendidikan Kecakapan Hidup Konsep kecakapan hidup (life skill) merupakan salah satu fokus analisis dalam pengembangan kurikulum pendidikan yang menekankan pada kecakapan hidup atau bekerja. Kecakapan hidup (life skill) memiliki makna yang lebih luas dari employability skill dan vocational skill. Seperti yang dijelaskan Broin (Anwar 2004:20) bahwa life skill constitute a continum of knowledge and aplitude that necessary for a person to function effetively and to avold interuptians of employment experience. Dengan demikian life skill dapat dinyatakan sebagai kecakapan untuk hidup. Istilah hidup tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu saja (vocational job), namun harus memiliki kemampuan dasar pendukungnya secara fungsional seperti, membaca, menulis, menghitung, merumuskan, dan memecahkan masalah, bekerja tim, terus belajar ditempat kerja dan menggunakan teknologi.
Pembelajaran Computer I nteractive Learning Model pembelajaran computer Interactive adalah proses belajar mengajar menggunakan media komputer menurut Sutedjo (2002: 92), dimana pada model pembelajaran ini siswa dapat melakukan simulasi materi yang dipelajarinya secara interaktif melalui media computer.
Simulasi Simulasi adalah suatu cara lain untuk memberikan bahan ajar tertentu. Untuk target group (kelompok sasaran) tertentu, yang sekiranya memerlukan waktu yang relatif lama untuk memahami bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka dengan cara simulasi hal tersebut dapat diatasi. Pada dasarnya hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa yang mengikuti simulasi untuk memahami dari apa yang dipelajari, baik yang ia peroleh dari pengajar, maupun dari siswa lain. Begitu pula karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat maka pembelajaran dengan menggunakan simulasi akan banyak memiliki manfaatnya, karena peserta didik yang mengikuti pembelajaran simulasi dapat memperoleh suatu informasi baru secara cepat melalui para peserta simulasi yang lain tanpa harus menunggu bantuan informasi dari fasilitator atau dari tutor yang lain. Dengan cara simulasi maka peserta didik dapat mendengar, melihat dan sekaligus mengerjakan. Walaupun cara ini sangat efektif, namun cara pembelajaran dengan simulasi ini tidak terlepas dari kelemahan-kelemahan, antara lain cara ini memerlukan waktu yang relatif lama dan jumlah fasilitator adalah relatif lebih banyak bila dibandingkan dengan pengajaran di kelas.
Alat Bantu Mengajar Seperti halnya dengan beragam cara mengajar atau memberikan kuliah, maka alat bantu mengajar juga beragam mengikuti perkembangan cara mengajar yang diberikan oleh para pengajar. Pada dasarnya alat bantu Pengembangan Modul Pneumatik Berbasis Life Skill 37
mengajar dibedakan menjadi tiga kategori alat bantu sebagai media instruksional pengajaran, yaitu : a. Media cetak Media cetak sebagai alat bantu pengajaran adalah berupa bahan tertulis dan dicetak, antara lain berupa buku-buku teks, majalah, diktat, modul atau bahan ajar yang lain. Media cetak ini dapat berupa self construction (dapat dipelajari tanpa pengajar) dan yang bukan self construction atau juga yang sering disebut dengan buku teks. Kadang-kadang pada buku yang dituliskan dalam bahasa Indonesia agak sulit membedakan mana yang buku teks dan mana yang bukan. Buku teks sengaja dirancang sebagai alat bantu pengajaran yang memerlukan pengajar. Sehingga mestinya, pengajar perlu dilengkapi dengan buku petunjuk sebagaimana menggunakan buku teks tersebut. Buku petunjuk atau sering disebut dengan guide book for teachers yang melengkapi buku teks dan harus dimiliki oleh tenaga pengajar. Hal ini disebabkan karena buku petunjuk ini berisi antara lain penjelasan penggunaan buku teks, soal-soal latihan, kuis bahan ujian dan juga praktikum.
b. Media elektronik Media elektronik adalah alat bantu mengajar yang berupa hasil kerja dengan bantuan alat elektronika seperti audio-visual, film strips, cassette, televisi, radio, overhead projector, slides dan computer menurut Soekartawi (1995:22).
c. Sedangkan alat bantu mengajar yang lainnya dapat berupa kapur tulis, pensil, pulpen, papan tulis dan benda-benda lain yang dapat dipakai sebagai alat peraga atau alat bantu mengajar.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D Pada penelitian ini model pengembangan perangkat yang digunakan adalah model 4-D (four D models). Model ini disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974). Model 4-D ini terdiri dari empat tahap yaitu: a. Tahap Define (pendefinisian) Tujuan tahap ini adalah untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap ini memiliki lima langkah pokok, meliputi : 1. Analisis ujung-depan (front-end analysis) Menurut Thiagarajan, dkk (1974), analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pengembangan bahan ajar. Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah dasar, yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan. 2. Analisis peserta didik (leaner analysis) Menurut Thiagarajan, dkk (1974), analisis peserta didik merupakan telaah tentang karakteristik peserta didik yang sesuai dengan desain pengembangan perangkat pembelajaran. Karakteristik itu meliputi latar belakang kemampuan akademik (pengetahuan), perkembangan kognitif, serta keterampilan- keterampilan individu atau sosial yang berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format dan bahasa yang dipilih. Analisis siswa dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik, antara lain: (1) tingkat kemampuan atau perkembangan intelektualnya, (2) keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang sudah dimiliki dan dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. 3. Analisis Konsep (concept analysis) Analisis konsep menurut Thiagarajan, dkk (1974) dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang akan diajarkan, menyusunnya dalam bentuk hirarki, dan merinci konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis dan yang tidak relevan. Analisis membantu mengidentifikasi kemungkinan contoh dan bukan contoh untuk digambarkan dalam mengantar proses pengembangan. Analisis konsep sangat diperlukan guna mengidentifikasi pengetahuan-pengetahuan deklaratif atau prosedural pada materi sistem pneumatik yang akan dikembangkan. Analisis konsep merupakan satu langkah penting untuk memenuhi prinsip kecukupan dalam membangun konsep atas materi-materi yang digunakan sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi. Mendukung analisis konsep ini, analisis- analisis yang perlu dilakukan adalah (1) analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang bertujuan untuk menentukan jumlah dan jenis bahan ajar, (2) analisis sumber belajar, yakni mengumpulkan dan mengidentifikasi sumber-sumber mana yang mendukung penyusunan bahan ajar. 4. Analisis Tugas (task analysis) Analisis tugas menurut Thiagarajan, dkk (1974) bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan menganalisisnya kedalam himpunan keterampilan tambahan yang mungkin diperlukan. Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang tugas dalam materi pembelajaran. 5. Analisis Tujuan Pembelajaran Analisis tujuan pembelajaran menurut Thiagarajan, dkk (1974) berguna untuk merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku objek penelitian. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang perangkat pembelajaran yang kemudian di integrasikan ke dalam materi perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti.
JPTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 30-39 38
b. Tahap Design (perancangan) Pada tahap ini dilakukan perancangan prototipe perangkat pembelajaran. Hasil dari tahap ini biasanya berupa rancangan awal perangkat pembelajaran yang tergantung pada kebutuhan. Komponen perangkat yang digunakan sangat beragam, antara lain berupa: buku siswa, modul, buku guru, lembar kegiatan siswa, rencana pelajaran, tes hasil belajar siswa, dan media pembelajaran.
c. Tahap Develop (pengembangan) Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan para pakar. Langkah berikutnya adalah uji coba dengan jumlah siswa yang sesuai dalam kelas sesungguhnya (tidak terbatas). Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan bila diterapkan pada proses belajar mengajar. Efektivitas perangkat pembelajaran dapat dilihat melalui pengamatan, misalnya aktivitas guru dan siswa, kemampuan dalam mengelola pembelajaran, dan tes hasil belajar siswa.
d. Tahap Disseminate (penyebaran) Pada tahap ini merupakan tahap penyebaran dan penggunaan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang telah diujicobakan dan direvisi tadi, digandakan dan disebarkan untuk digunakan pada pembelajaran dalam skala yang lebih besar.
PENUTUP Simpulan 1. Telah berhasil disusun modul pneumatik berbasis life skill yang layak digunakan pada mata kuliah pneumatik dan hidrolik pada program studi D3 Teknik Mesin di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya. Secara lengkap, modul pneumatik berbasis life skill dapat dilihat pada lampiran. 2. Struktur modul pneumatik berbasis life skill dengan hasil validasi yang dilakukan oleh tiga dosen ahli serta hasil penilaian mahasiswa diperoleh nilai persentase rata-rata sebesar 90,4 % dari skor kriterium yang menunjukkan modul masuk dalam kategori sangat layak karena aspek karakteristik mendapat persentase kelayakan 89,94% karena modul dapat dipelajari mahasiswa secara mandiri, aspek isi mendapat persentase kelayakan 87,45% karena isi modul sesuai dengan SAP mata kuliah pneumatik dan hidraulik, aspek bahasa mendapat persentase kelayakan 83,3% karena bahasa yang digunakan mudah dipahami, aspek ilustrasi mendapat persentase kelayakan 93,72% karena penjelasan gambar maupun tabel dalam modul mudah dipahami, aspek format mendapat persentase kelayakan 86,66% karena huruf teks yang digunakan jelas untuk dibaca, aspek perwajahan (cover) mendapat persentase kelayakan 91,6% karena sampul terlindungi dari kerusakan dan kotoran dan aspek tata krama modul mendapat persentase kelayakan 100% karena isi, bahasa serta ilustrasi tidak bertentangan dengan pancasila dan UUD 45. 3. Hasil ketuntasan dari 10 mahasiswa mencapai rata- rata nilai 83,2 yang menunjukkan 10 mahasiswa tuntas dalam mempelajari modul pneumatik berbasis life skill. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan modul sangat layak untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. 4. Hasil Respon mahasiswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul pneumatik berbasis life skill pada 4 aspek pernyataan dan 4 aspek pertanyaan dengan nilai persentase berturut-turut pernyataan nomor satu diperoleh nilai persentase sebesar 100% karena pernyataan nomor satu tentang modul pneumatik berbasis life skill mendapat respon yang menarik dari mahasiswa, pernyataan nomor dua diperoleh nilai persentase sebesar 90% karena pernyataan nomor dua tentang materi modul pneumatik berbasis life skill mendapat respon yang menarik dari mahasiswa, pernyataan nomor tiga diperoleh nilai persentase sebesar 100% karena pernyataan nomor tiga tentang penggunaan trainer dan modul mendapat respon yang menarik dari mahasiswa, pernyataan nomor empat diperoleh nilai persentase sebesar 100% karena pernyataan nomor empat tentang penjelasan dosen menggunakan modul mendapat respon yang menarik dari mahasiswa, pertanyaan nomor lima diperoleh nilai persentase sebesar 100% karena pertanyaan nomor lima tentang menggunakan modul pneumatik mudah dipahami dan mendapat respon ya dari mahasiswa, pertanyaan nomor enam diperoleh nilai persentase sebesar 90% karena pertanyaan nomor enam tentang perasaan senang menggunakan modul pneumatik berbasis life skill mendapat respon ya dari mahasiswa, pertanyaan nomor tujuh diperoleh nilai persentase sebesar 100% karena pertanyaan nomor tujuh tentang memperhatikan dosen saat mengajar dengan modul pneumatik berbasis life skill mendapat respon ya dari mahasiswa dan pertanyaan nomor tujuh diperoleh nilai persentase sebesar 100% karena pertanyaan nomor delapan tentang melakukan tanya jawab kepada dosen ketika mengikuti perkuliahan menggunakan modul pneumatik berbasis life skill mendapat respon ya dari mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan modul sangat menarik dan dapat membantu belajar mahasiswa.
Saran 1. Modul pneumatik berbasis life skill yang peneliti kembangkan dikatakan layak digunakan sebagai media pembelajaran mata kuliah pneumatik dan hidraulik ditinjau dari hasil validasi dosen ahli, respon mahasiswa dan ketuntasan belajar. Sehingga diharapkan modul pneumatik berbasis life skill dapat digunakan sebagai media penunjang mata Pengembangan Modul Pneumatik Berbasis Life Skill 39
kuliah pneumatik dan hidraulik di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unesa pada tahun ajaran berikutnya. 2. Diperlukan jumlah komputer yang lebih banyak dalam proses pembelajaran menggunakan software FluidSIM-P 3 dan PLC OMRON. 3. Modul pneumatik berbasis life skill yang peneliti kembangkan dalam penelitian ini hanya sampai pada tahap pengembangan (develop), oleh karena itu diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut pada tahap penyebaran (disseminate) dengan menerapkan media yang telah dibuat dalam kegiatan pembelajaran pada instansi lain. 4. Perlunya menambah dan melakukan peremajaan pada komponen alat trainer agar menambah wawasan mahasiswa tentang sistem pneumatik secara luas.
DAFTAR PUSTAKA Albarano. 2009. Pengembangan Modul Pneumatik dan Hidraulik Berbasis Computer Intrective Learning. Skripsi Teknik Mesin Unesa : Tidak Dipublikasikan.
Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education) Konsep dan Aplikasi, Bandung : Alfabeta Bandung.
Anwar, Saiful. 2011. Strategi Pembelajaran Life Skill Dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pneumatik dan hidraulik Berbasis Masalah yang Berorientasi Keterampilan Siap Kerja. Skripsi Teknik Mesin Unesa : Tidak Dipublikasikan.
Sutedjo, D. 2002. Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Thiagarajan, S. Semmel, DS. Semmel, M. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. Source Book. Bloominton : Center for Innovation on Theaching the Handicapped.
Vembriarto, St. 1985. Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.
Winkel. W. 1987. Psikologi Pengajaran. Gramedia, Jakarta.