Hubungan Antara strain Escherichia coli penyebab Cystitis Akut
Pada Wanita dan populasi E.coli pada Feses
Penilaian prevalensi epidemiologis sebelumnya dibandingkan hipotesis patogenitas khusus untuk patogenesis ISK (UTI/urinary tract infection) pada wanita telah diterapkan dengan populasi antara wanita dengan ISK dan kontrol sehat. Dan tidak dipikirkan dengan kompleksitas klonal pada populasi Escherichia coli pada eses. Pada penelitian sekarang !" wanita dengan sistitis akut tanpa komplikasi dipakai dengan kontrol sendiri untuk analisis kausati strain E.coli bersamaan dengan E.coli usus halus. Klonaliti termasuk isolat urin dan #$ koloni usus per sub%ek dinilai dengan P&' elemen repetiti dan analisis makrorestriksi. Setiap klon unik ditandai oleh P&' berdasarkan philotipe dan genotipenya. (nalisis molekular menetapkan )$* klon unik (! dari urin sa%a+ #, dari urine dan usus+ dan -. dari usus sa%a/. Klon urin memperlihatkan prevelensi yang lebih tinggi se0ara signiikan dari grup 1" dibandingkan klone dari eses sa%a (-*2 dengan )$23 P 4 $.$$)/ dan skor virulensi dengan agregasi lebih tinggi (rata5rata+ -." dengan ".*3 P 4 $.$$)/. pada model regresi multilevel untuk memprediksi status klon urin+ prediktor positi signiikan termasuk grup 1"+ )$ individual dengan virulensi yang berbeda+ skor virulensi agregasi+ dominasi eses+ kelebihan eses relati+ dan (unik untuk penelitian sekarang/sedikit klonal sampel eses. Kesimpulan dengan populasi E.coli pada eses untuk wanita yang mengalami sistitis akut+ pauciclonal+ dominansi klonal+ virulensi+ dan status grup 1" ternyata saling berkaitan erat. Status Phylogenetik grup 1" dan/atau dihubungkan dengan aktor virulensi dapat membuat eses yang berlebihan dan sedikit klonal. (danya kontribusi untuk perpindahan langkah5langkah pada patogenesis ISK. 6ubungan ini diperkirakan adanya sebuah rekonsiliasi dari prevalensi dan hipotesis patogenitas khusus. Ineksi Saluran Kemih (ISK/ merupakan salah satu tipe yang sering dari ineksi bakteri pada wanita+ yang tersering adalah Escheria coli. 7alaupun dari penelitian sebelumya+ patogenesis dari ISK masih sukar dimengerti. Sumber lora dari eses (dan+ pada wanita+ saluran vagina/ merupakan sumber yang paling sering ditemui pada ineksi yang disebabkan strain E.coli. 1agaimanapun ketidakpastian membuat adanya dugaan untuk membatasi strain penyebab yang paling sering prevalensinya klon E.coli dari eses/ saluran vagina dengan populasi atau individual yang dipengaruhi (hipotesis prevalensi/ atau pengganti+ adanya perbedaan+ seleksi tingkat tinggi dari populasi dengan penambahan potensial virulen (hipotesis patogenitas khusus/. Penilaian hipotesis prevalensi pada ISK akut disebabkan E.coli+ strain urin 0enderung pada strain bersumber dari eses. Penilaian hipotesis patogenitas khusus+ isolat ase akut dari ISK biasanya memperlihatkan aktor virulen dibandingkan isolat eses dari orang sehat dan berasal predominan dari philogenetik grup 1" dan D (dibandingkan grup ( dan 1) untuk strain eses/. 1agaimanapun perbandingan dapat dilihat dari perbedaan sumber populasi+ se%ak wanita mengembangkan ke0enderungan ) ISK men%adi berbeda se0ara genetik atau perilaku dari wanita bebas ISK dan masuk akal dapat memiliki perbedaan intrinsik diantara populasi E.coli pada eses. Konsekuensinya perbandingan grup ideal untuk ase akut isolat ISK mungkin dari isolat eses pada sumber yang sama. Perbandingan peneliti sebelumnya dari isolat urin dan eses yang sama dari wanita dengan sistitis akut yang disebabkan E.coli diperkirakan bahwa strain ISK biasanya lebih dari dua virulen yang mun0ul dan lebih banyak dibandingkan koisolat strain eses. 1agaimanapun %umlah yang sangat ke0il dari sub%ek (n 8 ))/ dan koloni pada eses (# per host/ menerangkan pada penelitian ini membatasi kekuatan dari hasil penelitian. Selain itu sampel yang terbatas dari populasi eses pada penelitian ini dan penelitian yang mirip sebelumnya melibatkan gadis+ wanita+ dan an%ing dengan ISK diseleksi dengan penilaian yang valid dari berma0am klonal yang bersumber dari populasi pada eses+ yang mana dapat mengekspektasi untuk mengubah se0ara alamiah kolonisasi klon dan mempengaruhi resiko dari ISK. 9leh sebab itu pada penelitian sekarang penelitan mengambil sampel dari populasi yang besar dari wanita dengan ISK akut disebabkan E.coli dan menganalisa #$ koloni E.coli pada eses setiap orang (0ontohnya ! kali sebagai sub%ek dan )$ kali sebagai koloni per host sebagai penelitian utama/. Peneliti kemudian menilai kelebihan relati+ besarnya molekul yang mempengaruhi virulen+ dan philogenetik setiap klon eses pada perbandingan ISK yang disebabkan strain E.coli dari host+ dan dinilai 0iri bakterial pada hubungan kompleksitas klonal dari sumber sampel eses. Material dan Metoda Pasien. (ntara bulan :anuari "$$! dan ;aret "$$-+ wanita yang datang ke unit gawat darurat di rumah sakit <all d=6ebron+ 1ar0elona+ Spanyol yang diduga dengan sistitis akut tanpa komplikasi dibawa untuk berpartisipasi pada penelitian ini. Partisipan menanda tangani inorm konsen+ data klinis dan melakukan usap rektum sendiri. 7anita yang termasuk kriteria inklusi diantaranya > (i/ umur+ )? sampai -? tahun3 (ii/ ge%ala klinis dan labor memperlihatkan sistitis tanpa komplikasi (seperti yang sudah di%elaskan sebelumnya/3 (iii/ tidak mengonsumsi antimikrobial selama ") hari sebelumnya.3 (iv/ 6anya E.coli sebagai mikroorganisme pada urin sendiri.(v/ E. Coli di isolasi dari usap rektal. " Mikroskopis Urin dan kultur. Kultur Urin Kuantitati menggunakan agar kromogenik+ dann diidentiikasi se0ara konvensional. E.coli diisolasi dalam media penyimpan ?2 gly0erol dalam Trypticase soy broth pada suhu 5 .$@& sampai digunakan. Kultur Feses Sama dengan pengambilan sampel urin+ eses diambil dengan usap rektal menggunakan transpor medium (mies. Usap rektal diagitasi pada saline steril+ kemudian dilakukan dilusi serial dan disebar pada agar ;a0&onkey dengan menggunakan instrumen penyebar otomatis. Setelah "! sampai !, %am inkubasi (#.@&/+ sebanyak #$ koloni isolat (%ika tersedia/ dari E.coli Putati se0ara a0ak. Koloni diidentiikasi menggunakan metoda konvensional. Isolat E.coli disimpan dalam ?2 glycerol-supplemented broth pada suhu 5.$@& sampai digunakan. ERIC PCR. Hubungan Klonal isolat E.coli dari sampel feses dan isolat urin diduga dari profl genom enterobacterial repetitive intergenic consensus (A'I&/ P&' . Bambaran gel diambil se0ara digital (Bel &ompar II+ version #.$3 (pplied ;aths/. Kemiripan hubungan proil (setiap sub%ek/ diukur menggunakan Pearson correlation coefficient. Isolat dari sampel yang sama dengan C *#2 mirip proil A'I& dideinisikan sebagai klonal yang berhubungan. Satu representati dari setiap klon unik yang baik persampel+ ditambah setiap isolat urin+ menurut philotipe dan genotipe virulen. Philotipe dan genotipe virulen. Brup philogenetik E.coli ((+ 1)+ 1"+ atau D/ dideterminasikan dengan menggunakan metoda tripleD P&'. Anam belas gen virulen yang berhubungan (pap(+ papB Ealel I+ II+ dan IIIF+ pap&+ im6+ aa/dra1&+ sa/o0DA+ hly(+ 0n)+ iut(+ yu(+ kps; II+ traT+ ibe(+ dan malG/ dikarakteristikkan dengan P&' mulltipleD+ dengan kontrol positi dan negati. Skor virulen menurut %umlah gen virulen yang terdeteksi. Dengan penghitungan elemen pap sebagai 0iri tunggal.(seperti pada test prediksi virulen eksperimental se0ara in vivo/. Pulsed-feld gel electrophoresis. Isolat E.coli dari pasien yang terlihat <93 % mirip dengan profl A'I& tetapi hasil identiikasi untuk grup dan proil virulen dengan 0ara pulsed-field gel electrophoretic analysis of XbaI-restricted total D!. Isolat dari # sub%ek yang terlihat tidak berbeda (koeisien kemiripan )$$2/ diasumsikan dengan klon yang sama. Defnisi Setiap klon unik dinilai dengan kelebihan relatif pada sampel feses berdasarkan proporsi koloni yang terhitung. Klon dominan adalah sampel dengan klon terbanyak adalah E.coli. Jika dua klon terikat sama banyak pada satu sampel keduanya dianggap dominan. Sampel feses pauciclonal didefnisikan !ika " # klon E.coli. Sampel dengan multiklonal !ika $ % klon E.coli. Tiga grup ekologi yang berbeda diartikan pada dasar hubungan dari setiap klone eses dengan klon urin. Pada grup I kultur eses ditambahkan klon urin sa%a (didesain sebuah klon eses urin/3 pada grup II ditambahkan klon urin (klon urin5 eses/ ditambah satu atau lebih non urin. Dan grup III ditambahkan hanya satu atau lebih klon non urin (eses sa%a/+ yang mana kultur urin ditambahkan klon yang berbeda (urin sa%a/. Metoda Statistik. Perbandingan dari proporsi diteliti dengan menggunakan chis"uare test or #isher$s e%act test (dua berikatan/+ sebagai penyesuaian. Perbandingan deviasi dari se0ara teoritis memperlihatkan distribusi di tes dengan menggunakan tes binomial.skor virulen dibandingkan dengan menggunakan tes &ann-'hitney (. Keserasian non independen dari isolat multipel diambil dari sampel yang sama+ model 0ampuran regresi digunakan. ;odel eek 0ampuran adalah dua tahap (hirearki/ yang maksimum sepertinya ter0apai. Tahap pertama mengambarkan distribusi hasil dari sub%ek (seperti distribusi dari kondisi eek random/. Tahap kedua menggambarkan variabilitas dengan sub%ek+ dan perbandingan dengan eek lain (seperti sumber urin dibandingkan eses/. :umlah isolat persampel diperlakukan sebagai variabel a0ak. Kriteria yang bermakna %ika nilai P 4 $.$?. Korelasi seluruh variabel dinilai dengan menggunakan analisis korespodensi yang menggunakan sebuah matrik kovarian berdasarkan %arak D " . Penghitungan menentukan bidang diartikan sebagai aDis prinsipil dari analisis. Baris pertama H) menghitung varian yang tersering+ Dan garis kedua H"+ tegak lurus dengan H) menghitung untuk bagian terbesar dari varian tidak dihitung dari H). (nalisis ! korespondensi diolah dari bidang dua arah yang memiliki )$* garis+ satu per isolat E.coli+ dan "! kolom ) per variabel. 6ubungan yang mirip terhadap seluruh isolat individu dengan dihubungkan dengan proil aktor virulen dinilai dengan menggunakan principal-coordinates analysis (P&o(/+ sebuah teknik multivariat dihubungkan dengan analis korespondensi yang menilai satu ke pola mayor dengan set data multivariat+ 0ontohnya lo0i multipel dan sampel multipel. ;enggunakan Ben(lAD-+ P0o( diaplikasikan terhadap set data aktor virulen sebagai 0ara untuk mengurangi aktor virulen multipel agar mempermudah perbandingan seluruh grup. Iilai dari tiap klon dari tiga aDis P&o( pertama yang mengambil varian terbanyak dengan set data yang digunakan dalam salah satu 0ara analisis multivariat dari tes varian untuk membedakan antara klon dari urin atau eses sa%a. HASIL Subjek. Selama lebih kurang dua tahun penilitian+ ,? wanita dengan diduga sistitis akut diikutkan dalam penelitian. Dari mereka terdapat !" orang yang memenuhi seluruh ge%ala klinis dan kriteria bakteriologi dan di%adikan populasi penelitian. Umur rerata adalah #$+! tahun (rentang )? sampai -? tahun/. Distribusi dari klon E.coli dari sumber dan host. Sebanyak !" sampel eses )"!) koloni yang diduga E.coli dianalsis (#$ koloni setiap #, sub%ek3 "*+",+ ".+ dan ). koloni setiap ! sub%ek+ berturut5turut./. Dari seluruhnya ))). koloni (*$2/ dikonirmasikan sebagai E.coli. ;enurut proil molekular dari total ))?* koloni E.coli ())). dari eses3 !" dari urin / diperlihatkan sebagai klon yang unik (dari sub%ek/. Dari )$* klon+ ! (!2/ ditemukan hanya pada urin (klon dari urin sa%a/+ #, (#?2/ in urin dan eses (klon urin5eses/+ dan -. (-)2/ hanya dalam eses (hanya klon dari eses/ total dari !" klon urin dan )$? klon eses. Setiap sub%ek memiliki ) klon urin dan ) sampai )) klon eses (rerata "+?/. Perbandingan dari setiap klon urin dan eses sub%ek dipisahkan sebanyak )! sub%ek (##2/ pada grup ekologi I+ "! (?. 2/ pada grup II dan ! ()$ 2/ pada grup III ( tabel )/. Kemudian dalam *$ 2 (interval keper0ayaan (IK/*? 2+ ,)2 sampai **2/ dari sub%ek (grup I dan II/+ klon urin diperlihatkan dalam eses dengan atau tanpa penambahan (eses sa%a/ klon. ? Ampat puluh dua (!" 2/ dari )$* klon total sebagai klon terbanyak dari sampel eses atau digabungkan men%adi paling banyak dan diklasiikasikan sebagai klon eses dominan. Untuk #$ (.) 23IK *? 2+ ?. 2 sampai ,? 2/ dari !" sub%ek+ klon urin di presentasikan tempat klon eses dominan. Delapan puluh enam (,- 2/ dari !" sampel eses ditambahan J ! klon setiap sampel (%ika klon sedikit/+ se0ara kolekti penghitungan untuk -- (-# 2/ dari )$? total klon eses. Anam sampel eses lainnya ( )! 2/ ditambahkan C ? klon setiap sampel (%ika multiklonal/+ se0ara kolekti penghitungan menyisakan #* (#. 2/ dari )$? klon eses. Tabel 1. Distribusi Pilogenetik 1!" #lon $s%eri%ia &oli Dari Wanita Dengan Sistitis Akut Dalam Hubungan Teradap 'rup $kolologi dan Sumber Brup Philogenetik Prevalensi (%umlah E2F/ yang diindikasikan grup philogenetik yang mengikuti grup ekologi dan tipe klon K Brup I (Urin5 eses/ (n 8 )!/ Brup II Brup III Urin5eses (n 8 "!/ Heses sa%a (n 8 ??/ Urin sa%a (n 8 !/ Heses sa%a (n 8 )"/ ( ) (./ # ()"/ "* (?#/ ) ("?/ , (--/ 1) $ " (,/ )" (""/ $ $ 1" )) (.*/ )? (-"/ ? (*/ # (.?/ " ()./ D " ()!/ ! ()./ * ()-/ $ " ()./ K Pada Brup I+ klon urin merupakan klon eses sendiri3 dalam grup II+ klon urin memeperlihakan sleuruh klon eses+ pada grup III klon urin tidak ada dari klon eses. 'rup Pilogenetik Tabel dua memperlihatkan distribusi seluruh grup philogenetik sebanyak )$* klon yang diurutkan dengan perangkingan mulai dari terbanyak sampai yang paling sedikit+dari (+ 1"+ D+ dan 1). Dikarenakan beberapa ob%ek memiliki multipel klon+ sebuah analisis sub%ek diberikan %umlah yang lebih tinggi dibandingkan dari proporsi sebanyak !" wanita dengan paling sedikit ) klon dari pembagian grup philogenetik. &ontohnya grup ( ditemukan !" 2 wanita dibandingkan #, 2 klon+ grup 1 ") 2 dibanding )# 2+ grup 1" .)2 dibanding ##2+ dan grup D #)2 dibanding )-2. Brup 1" paling tinggi (absolut dan proporsional/ meningkat perkiraan prevalensinya dalam analisis sub%ek+ melebihi Brup ( men%adi prevalensi terbanyak (dari sub%ek/ terhadap seluruh grup philogenetik. - Tabel (. Distribusi 'rup P)logenetik dan determinasi *irulensi menurut Sumber dan Tempat Di*ersitas #lonal Feses 1!" #lon $s%eri%ia %oli dari Wanita dengan Sistitis Akut Kategori dan 0iri khas a Prevalensi (no. E2F/ seluruh klon P (urin vs klon eses/ b+0 Prevalensi (no. E2F/ seluruh sampel P (pau0i0lonal vs multi0lonal samples/ b+d Total (n8)$*/ Total urin (n 8 !"/ Heses sa%a(n 8 -./ Pau0i0lonal ( ! klon/ (n 8 --/ ;ulti0lonal ( ? klon 8 #*/ Phylogeneti0 group ( !" (#,/ ? ()"/ #. (??/ 4$.$$) )* ("*/ "" (?-/ $.$$? 1) )! ()#/ " (?/ )" (),/ $.$!- , ()"/ - ()?/ 1" #- (##/ "* (-*/ . ()$/ 4$.$$) "! (#-/ * ("#/ D ). ()-/ - ()!/ )) ()-/ )? ("#/ " (?/ $.$), (dhesins pap& ". ("?/ ). (!)/ )$ ()?/ $.$$# "# (#?/ ! ()$/ $.$$? pap( "? ("#/ ). (!)/ , ()"/ $.$$) "$ (#$/ ! ()$/ $.$), papB alelle II )* ()./ )" ("*/ . ()$/ $.$)? ), ("./ ) (#/ $.$$) papB alelle III ! (!/ ! ()$/ $ $.$"$ # (?/ $ im6 )$? (*-/ !) (*,/ -! (*-/ -# (*?/ #* ()$$/ aa/dra1& ) ()/ ) ("/ $ $ $ sa/o0DA "# (")/ ). (!)/ - (*/ 4$.$$) ). ("-/ ? ()#/ ToDins 6ly ") ()*/ )? (#-/ - (*/ $.$$) )- ("!/ # (,/ $.$## 0n) ). ()-/ )! (##/ # (?/ 4$.$$) )? ("#/ ) (#/ $.$$? Siderophores yu( -$ (??/ #. (,,/ "# (#!/ 4$.$$) !) (-"/ )? (#,/ $.$)* iut( !- (!"/ "- (-"/ "$ (#$/ $.$$) #! (?"/ )$ ("-/ $.$$* Prote0tins kps; II ?$ (!-/ #! (,)/ )- ("!/ 4$.$$) #. (?-/ * ("#/ $.$$) traT ?" (!,/ "! (?./ ", (!"/ #! (?"/ )? (#,/ Invasin ibe( )" ())/ , ()*/ ! (-/ ! (-/ . (),/ Pathogeni0ity island marker malG !" (#*/ "* (-*/ )# ()*/ 4$.$$) "* (!!/ )$ ("-/ a Determinan virulensi > pap&+ pilus assembly3 pap(+ P imbrial struktural subunit3 papB alel I (tidak dideteksi/+ II+ dan III+ P fimbrial adhesin molecule3 im6+ type ) fimbriae3 aa/dra1&+ Dr-binding adhesions* sa/o0DA+ S dan H)& fimbriae3 hly(+ hemolysin3 0n)+ cytoto%ic necroti+ing factor )3 yu(+ yersiniabactin receptor3 iut(+ aeroba0tin3 kps; II+ group II capsule synthesis3 traT+ serum resistance-associated outer membrane protein3 ibe(+ invasion of brain endothelium3 malG+ mar,er for a pathogenicity-associated island from strain &HT$.#. b Iilai P memperlihatkan hanya perbandingan yang ditambahkan nilai P 4$.$?. 0 untuk )* perbandingan+ angka yang mempunyai hubungan bermakna dengan tunggal (dibandingkan observasi angka/ adalah ) (dibandingkan )!/ pada nilai P 4$+$?+ $+" (dibandingkan ))/ pada nilai P 4$+$)+ dan $+$" (dibandingkan ./ pada nilai P 4$.$$). . d Untuk )* perbandingan+ angka yang mempunyai hubungan bermakna dengan tunggal (dibandingkan observasi angka/ adalah )(dibandingkan )$/ pada nilai P4$+$?+ $+" (dibandingkan -/ pada nilai P4$+$)+ dan $+$" (dibandingkan tidak ada/ pada nilai P 4$+$$) (tapi hubungan " yang bermakna diobservasi pada nilai P $+$$)/. &iri+%iri ,irulen. Dari )- gen virulen yang di0ari+ hampir pap- allele I yang terdeteksi pada C ) setiap klon+ dengan prevalensi se0ara keseluruhan dengan rentang )2 (aa/dra1&/ sampai *-2 (im6/ (Tabel "/. Ben virulen paling banyak terkonsentrasi pada grup 1" dan D (data tidak ditampilkan/. ;aka agregasi skor virulen tertinggi untuk grup 1" (median .3 rentang+ ! sampai )$/+ menengah untuk grup D (median+ ?3 rentang+ " sampai ./+ dan terendah untuk grup ( dan 1) (median+ "3 rentang+ $ sampai !/ (P 4 $.$$) untuk 1" dibandingkan setiapn grup lainnya3 P 4 $.$$) untuk grup D dibandingkan grup ( atau 1)/. #arakteristik -akteri dibandingkan sumber dan perilaku koloni. Klon urin menurut grup ekologi terdiri dari grup I+ II+ dan III yang diperlihatkan agak mirip prevalensi grup 1" dan gen virulensi masing5masing+ dan memiliki kemiripan skor virulen dengan agregrasi tinggi(lihat 0ontohnya pada tabel )/. Dan %uga klon eses dari grup II dan grup III diperlihatkan memiliki prevalensi rendah yang mirip dari grup 1" (lihat tabel )/ dan se0ara gen virulennya sendiri %uga memiliki skor agregasi virulen yang rendah. Demikian %uga seluruh klon urin yang dikombinasikan dengan perbandingan klon dari eses. (tabel "/. Klon urin se0ara kolekti diperlihatkan bahwa grup 1" memiliki prevalensi yang lebih tinggi %uga dari gen virulen multipel dan grup ( dan 1) memiliki prevalensi yang lebih rendah dibandingkan klon eses sa%a. Demikian %uga rerata skor virulensi agregrasi dari klon urin se0ara signiikan lebih tinggi (skor rerata -+" Erentang ) sampai )$F dibandingkan "+* Erentang $ sampai )$F3 P 4 $+$$). Dibandingkan dengan klon eses non dominan+ klon eses dominan lebih mewakili tempat klon urin. (0ontohnya klon eses urin/ (.* 2 dibandingkan "! 2 P4 $+$$)/ dan diperoleh dari grup 1" (?" 2 dibandingkan )? 2 P4 $+$$)/. Klon ini %uga memperlihatkan skor virulen yang lebih tinggi dibandingkan klon yang lainnya (?+" dibandingkan #+" 3 P 4$+$$)/. Demikian %uga halnya dibandingkan dengan klon dari asalnya dengan sampel eses multiklonal+ klon dari sampel eses dengan klonal , sedikit memperlihatkan %umlah prevalensi yang lebih tinggi dari grup 1"+ se0ara bermakna memilikin prevalensi yang lebih tinggi dari grup D dan dari gen virulen sendiri (tabel "/+ prevalensi yang lebih rendah dari grup ( dan skor virulen agregasi yang lebih tinggi (skor rerata !+. dibandingkan #+$ untuk sampel multiklonal3 P 4 $+$$)/ Model Multile*el Kemudian untuk non independen terhadap isolat multipel yang diambil dari sampel yang sama+ peneliti kemudian menggunakan model regresi 0ampuran. Pada hasil model univariat untuk memprediksi status klon urin dari seluruh total )$* klon+ asosiasi yang sama mendokumentasikan sebagai perbandingan yang dianggap klon independen. Se0ara spesik grup ( se0ara bermakna (dan grup 1 hampir bermakna/ sebagai prediksi negati dari status klon urin (data tidak diperlihatkan/+ kemudian grup 1" sebagai prediksi positi dari status klon urin (rasio odds "$+.? 3IK *? 2+ .+$, sampai -$+.!/ dan merupakan prediktor univariat terkuat untuk semuanya. Prediktor positi yang lainnya termasuk )$ 0iri virulensi+ agregasi skor virulen (prediktor yang kuat dibandingkan gen virulen tunggal lainnya Erasio odds)+-"+ IK *? 23)+#! sampai )+*.F/+ dominan eses ( rasio odds ))+?#3 IK *? 2+ !+?" sampai "!+!-/+ kelebihan eses relati (rasio odds ),+#.+ IK *? 23 ?+$# sampai -.+))/ dan sampel eses pauciclonal (rasio odds+ ?+$#3 IK *? 2+ )+,! sampai )#+.#/. Kemudian model 0ampuran multivariabel untuk prediksi status klon urin dikontruksikan menggunakan semua kemungkinan dari gurp 1" (sebagai philogenetik grup variabel/+ skor virulen (sebagai variabel 0iri virulen/+ status sampel klonal yang sedikit dan status klon dominan lainnya atau prevalensi eses absolut (sebagai eses alternati+ variabel 0adangan/. ;odel dengan seluruh variabel prediksi memperlihatkan statistik yang bermakna yang diperlihatkan pada tabel #. Ketika grup 1" dimasukkan dalam model+ skor virulen menurun dengan signiikan+ tetapi setiap tiga variabel individual kolonisasi mempertahankan statistik se0ara bermakna dan meningkatkan kekuatan prediksi dari model (menurunkan 5" log nilai kemungkinan/ Tanpa grup 1" dalam model+ skor virulen se0ara statistik dengan signiikan tetap ada pada setiap variabel kolonisasi+ baik tunggal atau kombinasi berpasangan+ dengan variabel kolonisasi %uga se0ara statistik signiikan. * Tabel .. (nalisis ;ultivariabel Dari &iri 1akterial Dan Status Kolonisasi Sebagai Prediktor Sumber Urin ;enyesuaikan ;odel ;ultilevel Sebanyak )$* Klon As0heri0hia &oli Dari 7anita Dengan Sistitis (kut ;odel Iilai P dihubungkan dengan variabel dibawah ini a L" MM b Brup 1" Skor <irulensi Sampel Pau0i0lonal Klon Dominant Prevalensi pada eses ) 4$.$$) IS $.$) N N *# " 4$.$$) IS IS $.$$) N *" # 4$.$$) IS IS N $.$$? *" ! N 4$.$$) $.$" N N ** ? N 4$.$$) N $.$$# N *! - N 4$.$$) N N $.$) *. . N 4$.$$) $.$" 4$.$$) N *) , N 4$.$$) $.$# N $.$) *) a ;odel dikonstruksikan menggunakan seluruh kombinasi kemungkinan dari Brup 1"+Skor virulensi+ Status pau0i0lonal dari sampel eses+ dan status klon dominan lainnya atau prevalensi pada eses. 6anya delapan model yang merupakan seluruh variabel kandidat prediktor ditambahkan nilai P 4$.$? diperlihatkan. N+ variabel tidak termasuk model partikular+ IS+ variabel yang %ika ditambahkan ke model partikular yang tidak bermakna dan tidak berubah signiikan dari variabel lain dalam model. b L" MM (log likelihood/ mereleksikan penyesuaian dari model dengan nilai yang lebih rendah yang mengindikasikan penyesuaian yang lebih baik. Analisis #orespondensi Untuk mengeksplorasi hubungan keseluruhan terhadap seluruh variabel penelitian+ analisis korespondensi telah digunakan. 6asil aDis H) dan H" terhitung "- 2 dan )!+- 2 dari seluruh total varian. Dalam ran0angan H) dan H" banyak aktor virulensi yang terkelompokan disekitar status klon urin+ seperti Brup 1" status klon dan prevalensi dominan (gambar )/. Status sampel eses pauciclonal mendekati status klon urin dibandingkan status sampel multiklonal+ dimana status sampel multiklonal dekat dengan status klon eses sa%a. Brup ( dan 1) keduanya dekat dengan status klon eses sa%a+ yang variabelnya %auh dari status klon urin. )$ 'ambar 1. (nalis korespondensi untuk 0iri bakterial dan status kolonisasi terhadap )$* isolat As0heri0ia 0oli. )- 0iri <irulensi yang ditemukan terhadap )$* isolat E.coli+ ditambah empat grup philogenetik ((+ 1)+ 1" dan D/+ sumber klon (urin atau eses/+ Pau0i0lonality (sedikit/ atau multiklonal (multi/ dari sampel eses+ dominan (Dom/ status klon+ dan prevalensi (prev/ pada eses+ yang dihitung dari analisis korespodensi+ yang diproyeksikan pada bidang datar H)5H". (Dis H) dihitung untuk "- 2 dari total varian dan aDis H" untuk )!+- 2. P&oA P0o( kemudian digunakan mengurangi data multidimensional untuk meminimalkan perbadingan antara grup. Pada P&o( menyatukan aktor virulensi individual+ grup phylogenetik+ prevalensi eses+ status klon dominan dan status sampel dengan klonal sedikit. Tiga aDis pertama terhitung ialah > !-+- 2+ ).+- 2 dan ))+) 2. (Dis ) se0ara signiikan dipisahkan isolat urin dan eses. (P 4 $+$$)/+ perhitungan untuk status varian dari klon urin dibandingkan klon eses (gambar "/. Dalam kontras aDis " tidak )) menghitung (P O $+#$/ hanya $+. 2 dari urin dibandingkan status varian eses. (Dis # memperlihatkan batas pinggir penyebaran dari isolat urin dan eses (P 8 $+$-/ tetapi dihitung hanya untuk # 2 dari status varian urin dibandingkan eses. Bambar ". Distribusi )$* isolat As0heri0ia 0oli dalam hubungan terhadap sumbernya (urin atau eses sa%a/disesuaikan nilainya pada aDis pertama dari P&o(. DIS#/SI Pada penelitian ini dari !" wanita dengan sistitis akut tanpa komplikasi khususnya disebabkan E.coli+ peneliti meneliti kepentingan relati dari eses dibandingkan potensial virulensi intrinsik dengan pembedaan klone E.coli dari usus halus yang dapat menyebabkan ineksi. Peneliti %uga menger%akan penilaian terhadap hubungan antara kompleksitas klonal dari populasi E.coli eses dan virulensi dihubungkan karakteristik strain konstituen. Pada setiap tempat+ peneliti mempela%ari strain urin dan #$ koloni dari sampel eses sebelum terapi+ dengan demikian pendeteksian minoritas populasi E.coli pada eses. )" Pada penelitian ini menurut pengetahuan peneliti pertama kali untuk menilai kuantitati klon prevalensi eses+ atau klonal yang sedikit dibandingkan dengan multiklonal alami dari sumber sampel eses+ dalam hubungan dari grup phylogenetik+ proil aktor virulensi dan status ISK+ dan untuk membandingkan klon urin dan eses dari orang yang sama menurut lebarnya susunan dari 0iri molekular dengan menggunakan metoda statistik yang 0anggih seperti model multilevel+ analisis korespondensi+ dan P0o(. Ini untuk penambahan validasi penemuan penemuan peneliti sebelumnya terhadap populasi yang lebih besar dan metodologi yang lebih kaku+ penelitian sekarang termasuk 0iri khas yang sudah ada. Desain penelitian membuat setiap wanita untuk dilayani dengan kontronya sendiri+ dengan demikian dapat menghindari kemungkinan perbedaan diantara populasi yang dapat meran0ukan perbandingan dari isolat ISK dengan isolat eses dari orang sehat. Ini merupakan pendekatan yang kuat untuk pemindahan eek yang diketahui atau peran0u potensial yang tidak dikenali seperti tingkah laku+ lingkungan+ isologis+ atau perbedaan genetik atau sumber terineksi atau yang tidak terineksi. Penemuan peneliti menghasilkan tiga kesimpulan utama+ pertama klone urin dipikirkan hampir selalu terdeteksi didalam lora eses pada waktu presentasi+ yang diperlihatkan subset yang sangat bias dari lora tersebut+ yang menambah 0iri virulen yang dikenal dan philogenetik grup 1"+ sebuah hasil yang mendukung hipotesis patogenitas khusus. Kedua bagaimanapun klon urin 0enderung sumber yang paling sering atau dominan+ klon eses hasilnya mendukung hipotesis prevalensi. (khirnya 0iri50iri virulen dan status grup 1" ternyata berhubungan dengan eses yang banyak+ dominansi+ dan %umlah klon yang sedikit. 6al ini memperkirakan bahwa prevalensi dan patogenitas khusus bukanlah alternati+ pen%elasan ekslusi untuk ke%adian ISK. Sebaliknya keduanya bisa ber%alan bersama5sama+ mungkin bersama menyokong terhadap patogenesis ISK+ dengan aktor virulensi dan grup 1" lainnya yang dihubungkan dengan karakteristik yang mungkin dominan pada usus halus+ dengan demikian peningkatan probabiliti dimana tahap subsekuen pada patogenesis akan ter%adi. (nggapan ini dengan total populasi klonal+ kelebihan eses (dan ini berkorelasi dengan dominansi eses/ se0ara bermakna dengan skor virulen (dan berkorelasi dengan status grup 1"/ dan setiap domain menurut individualnya se0ara signiikan dihubungkan dengan status klon urin. 1agaimanapun domain ini tidak tumpang tindih+ se%ak kekuatan prediksi beberapa independen untuk domain lainnya dibuktikan dalam model multivariabel. Perkiraan ini bahwa virulensi dan kelebihan+ )# walaupun biasanya diarahkan+ kadang5kadang dapat menggantikan aktor lain untuk ter%adinya ISK ketika ter%adi sendiri. 1agaimanapun terdapat klon urin seluruhnya+ dominansi dengan tempat eses tidak mengapresiasikan berkurangnya persyaratan untuk 0iri virulensi dan status Brup 1"+ bukti memperkirakan bahwa ISK diarahkan dari kelebihan eses yang umumnya tidak tertampung dari dirinya sendiri+ tempat ineksi yang intak+ dapat membuat strain virulensi yang rendah dapat mengakibatkan ter%adinya ISK. 9berservasi hubungan klonal sedikit dari eses dengan status grup 1" dan virulensi adalah tertulis dan dari biologikal potensial dan signiikansi patogenik. ;engapa wanita dengan ISK yang terkolonisasi dengan klon A 0enderung untuk memiliki virulen rendah yang primer+ non klon 1"+ dimana terkolonisasi dengan klon E.coli yang lebih sedikit 0ederung untuk memiliki klon primer dengan virulensi yang tinggi dari grup 1"+ yang tidak %elas dan memerlukan penelitian lebih lan%ut. 6al ini mungkin pada wanita tertentu yang terutama sekali diterima pada koloni usus halus dengan klon virulen+ yang mana kemudian disisihkan klon lain dan menentukan diversitas rendah lora 1" dominasi+ dimana pada wanita yang lain dapat menyokong kolonisasi pada usus halus dengan apapun kesulitan ter%adinya klonal+ yang mungkin virulen yang paling rendah+ klon non 1". Sebagai alternati enomena ini dapat men%adi suatu ungsi dari strain dirinya sendiri+ dengan strain 1" 0enderung salah letak dengan grup pylogenegik lainnya melalui penambahan kegiatan atau inhibisi dari klon lain. Penelitian longitudinal dapat men%elaskan kompleksitas klonal usus halus yang relati dengan 0iri spesiik yang stabil untuk tempat yang istimewa atau variasi yang berlebih untuk tempat yang diberikan+ apakah ekspansi dari klon 1" yang minoritas merupakan tipikal yang disertai oleh reduksi dalam seluruh kompleksiti klonal di usus halus+ dan apakah diversitas klonal usus halus bagian atas dapat memprediksi risiko ISK. Kekuatan tambahan dari penelitian ini termasuk perbandingan %umlah besar dari sub%ek+ sistematis perekrutan dan homogenitas klinikal dari populasi penelitian. Pembatasan termasuk desain potong lintang+ penggunaan perbandingan multipel (yang mana+ bagaimanapun+ yang dimasukkan dengan menggunakan analisis multivariabel+ analisis korespondensi+ dan P&o( untuk menambahkan standar analisis univariat/ dan tidak dipakainya sampel saluran vagina dan periuretra. Kesimpulan+ penemuan kami memperlihatkan bahwa hubungan antara struktur populasi E.coli dan patogenisis ISK sangat kompleks. Pauciclonality eses+ dominansi )! klonal atau kelebihan relati+ molekular yang mempengaruhi virulensi dan status grup 1" rangkaian yang berikatan. Philogenetik status grup 1" dan/atau aktor virulensi dapat ter%adi pada kelebihan eses dan klonal dengan %umlah sedikit+ dengan demikian berkontribusi untuk mempersingkat tahap patogenesis ISK. 6ubungan ini %ika dikonirmasi dapat memperkirakan kemungkinan rekonsiliasi dari prevalensi hipotesis patogenitas khusus. Magipula pauciclonality populasi E.coli di usus halus dapat mewakili korelasi yang tidak dikenali dari patogenitas beberapa penelitian selan%utnya. )?