Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fraktur adalah masalah yang akhir-akhir ini sangat banyak menyita perhatian masyarakat. Kecelakaan lalu-
lintas merupakan pembunuh nomor tiga di Indonesia, setelah penyakit jantung dan stroke. Pada kecelakaan
lalu lintas banyak yang sebagian korban yang mengalami fraktur. Banyak pula kejadian alam yang tidak
terduga yang banyak menyebabkan fraktur.
Dengan mobilitas yang tinggi disektor lalu lintas dan faktor kelalaian manusia sebagai salah satu penyebab
paling sering terjadinya kecelakaan yang dapat menyebabkan fraktur. Penyebab yang lain dapat karena
kecelakaan kerja, olah raga dan rumah tangga.
ibia merupakan tulang panjang yang paling sering mengalami cedera. !empunyai permukaan subkutan yang
paling panjang, sehingga paling sering terjadi fraktur terbuka. Daya pemuntir menyebabkan fraktur spiral pada
kedua tulang kaki dalam tingkat yang berbeda, daya angulasi menimbulkan fraktur melintang atau oblik
pendek, biasanya pada tingkat yang sama. Pada cedera tak langsung, salah satu dari fragmen tulang dapat
menembus kulit, cedera langsung akan menembus atau merobek kulit di atas fraktur. Kalau kulit diatasnya
masih utuh, keadaan ini disebut fraktur tertutup. Kecelakaan sepeda motor adalah penyebab yang paling la"im.
Banyak diantara fraktur itu disebabkan oleh trauma tumpul, dan resiko komplikasinya berkaitan langsung
dengan luas dan tipe kerusakan jaringan lunak.
Pada fraktur dan dislokasi pergelangan kaki biasanya kaki tertambat di tanah sementara momentum tubuh terus
ke depan, pasien dapat tersandung pada rintangan yang tak diduga-duga atau tangga, atau masuk ke dalam
cekungan kecil di tanah, atau jatuh dari tempat tinggi. #ika tidak dapat menangani dan mera$at fraktur dengan
cermat, akan dapat menyebabkan kecacatan yang berat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
%.&.% Bagaimana etiologi, patogenesis, pemeriksaan fisik, diagnosis dan penatalaksanaan fraktur tibia fibula
tertutup'
1.3 TUJUAN
%.(.% !engetahui etiologi, patogenesis, pemeriksaan fisik, diagnosis dan penatalaksanaan fraktur tibia fibula
tertutup.
1.4 MANFAAT
%.).% !enambah $a$asan mengenai penyakit bedah khususnya fraktur tibia fibula tertutup.
%.).& *ebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan klinik bagian ilmu
penyakit bedah ortopedi.
BAB II
STATUS PENDERITA

1. A. IDENTITAS PENDERITA
+ama , *dr. -
.mur , &% tahun
#enis kelamin , /aki-laki
Pekerjaan , -
0gama , Islam
0lamat , *elorejo
*tatus perka$inan , Belum !enikah
*uku , #a$a
anggal !-* , (1 0gustus &1%%
+o. -eg , &23 %&%
1. B. ANAMNESA
&. Keluhan utama , ungkai kiri ba$ah nyeri
&. -i$ayat penyakit sekarang
Pasien datang ke .4D -*.D Kanjuruhan Kepanjen dengan ambulance dalam keadaan sadar setelah
kecelakaan lalu lintas 5 & jam sebelum !-*. Pasien mengeluhkan tungkai kiri ba$ahnya nyeri dan tidak dapat
digerakkan.
Pasien tidak mampu menceritakan kronologis kejadian karena $aktu kejadian pasien mengaku tidak sadar dan
lupa peristi$a yang terjadi saat kejadian. !enurut ibu korban, pasien dibonceng oleh temannya dengan
mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi pada malam hari sekitar pukul &(.11 dalam kondisi jalan
yang gelap sehingga akhirnya sepeda motor tersebut menabrak pembatas jalan sehingga terjatuh. *aat itu
pasien langung pingsan dan tidak sadarkan diri. Pasien kemudian diba$a ke puskesmas setempat dan lukanya
dibersihkan serta dipasang bidai. *etelah itu, pasien diantar oleh $arga ke .4D -*.D Kanjuruhan Kepanjen.
Psien tiba di .4D pukul 1%. 11. *etelah sampai di .4D pasien sudah sadarkan diri dan mengeluh kepalanya
sakit, serta pasien merasakan mual,dan sempat muntah selama & kali. Pasien mengaku tidak mengalami
gangguan B0K ataupun gangguan B0B.
%. -i$ayat penyakit dahulu
-i$ayat trauma sebelumnya tidak ditemukan
Pasien tidak pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya
Pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya
%. -i$ayat pengobatan
- !engkonsumsi obat-obatan untuk D! tidak ditemukan
- Penggunaan kortikosteroid dalam jangka $aktu yang lama tidak ditemukan
%. -i$ayat Keluarga
6perasi 7-8
D! 7-8
9ipertensi 7-8
1. C. PRIMAR SUR!E
2. D. SEC"NDAR SUR!E
Airway , tidak ada gangguan jalan nafas
Breathing , Pernafasan %: ;<mnt
Circulation , tekanan darah %&1<=1 mm9g, +adi :) ;<mnt
Disability , 4>* ?) @A !2
Exposure , *uhu (2,:
o
>
*tatus /okalis , -egio cruris sinistra
/ook , ?kskoriasi 7B8, deformitas 7B8, terdapat penonjolan abnormal dan angulasi 7B8, oedem
7B8, hematoma 7B8, tak tampak sianosis pada bagian distal lesi.
Feel , +yeri tekan setempat 7B8, sensibilitas 7B8, suhu rabaan hangat, +@D 7neuroCaskuler
disturbance8 7-8, kapiler refil D & detik 7normal8, arteri dorsalis pedis teraba lemah dibandingkan
bagian yang sehat.
Panjang tungkai kanan := cm
Panjang tungkai kiri :) cm
//D ( cm
!oCe , 4erakan aktif dan pasif terhambat, 4erakan abduksi tungkai kiri terhambat, gerakan
adduksi tungkai kiri terhambat, sakit bila digerakkan, gangguan persarafan tidak ada, tampak gerakan
terbatas 7B8, keterbatasan pergerakan sendi-sendi distal 7karena terasa nyeri saat digerakkan8.
1. E. RESUME
/aki-laki umur &% tahun datang dengan keluhan pada nyeri tungkai kiri ba$ah dan tak dapat digerakkan
setelah jatuh dari motor 5 & jam sebelum !-*, pingsan 7B8, mual 7B8, muntah7B8, kepala pusing 7B8.
Primary surCey tidak didapatkan kelainan. *econdary surCey regio cruris sinistra didapatkan ?kskoriasi 7B8,
oedem 7B8, deformitas 7B8, angulasi 7B8, nyeri tekan setempat 7B8, sensibilitas 7B8, //D ( cm, gerakan aktif
dan pasif terhambat karena nyeri,

F. DIA#N"SA $ERJA
Fraktur ibia Fibula Kiri ertutup
1. #. PLANNIN# DIA#N"SA
Plann%ng &e'er%k(aan
E Foto -ontgen, cruris sinistra 0P-lateral
E /ab , D/, >, B, 9b*0g
Plann%ng Tera&%
%. +on operatif
0. !edikamentosa
0nalgetik
%. +on medikamentosa
Pemasangan gips sampai di atas lutut
%. 6peratif
-eposisi terbuka dan fiksasi interna, 6-IF

BAB III
PEMBAHASAN PENA$IT

1. A. ANAT"MI TIBIA FIBULA
6s tibia merupakan os longum yang terletak di sisi medial region cruris. Ini merupakan tulang terpanjang
kedua setelah os femur. ulang ini terbentang ke proksimal untuk membentuk articulation genu dan ke distal
terlihat semakin mengecil.
6s fibula atau calf bone terletak sebelah lateral dan lebih kecil dari tibia. ?;tremitas pro;imalis fibula terletak
agak posterior dari caput tibia, diba$ah articulation genus dan tulang ini tidak ikut membentuk articulation
genus.
Fascia cruris merupakan tempat perleketan musculus dan bersatu dengan perosteum. Ke pro;imal akan
melanjutkan diri ke fascia lata, dan akan melekat di sekitar articulation genus ke os patella, ligamentum
patellae, tuberositas tibiae dan capitulum fibulae. Ke posterior membentuk fascis poplitea yang menutupi fossa
poplitea. Disini tersusun oleh serabut-serabut transCersal yang ditembus oleh Cena saphena parCa. Fascia ini
menerima serabut-serabut tendo m.biceps femoris femoris disebelah lateral dan tendo m. *artorius, m.gracilis,
m.semitendinosus, dan m.semimembranosus disebelah medial. Ke anterior, fascia ini bersatu dengan
perosteum tibia serta perostenium capitulum fibulae dan malleolus fibulae. Ke distal, faascia ini melanjutkan
diri ke raetinaculum mm.e;tensorum superior dan retinaculum mm. fle;orum. Fascia ini menjadi tebal dan
kuat dibagian pro;imal dan anterior cruris, untuk perlekatan m.tibialis anterior dan m.e;tensor digitorum
longus. etapi, fascia ini tipis dibagian posterior yang menutupi m.gastrocnemeus dan m.soleus. disisi lateral
cruris, fascia ini membentuk septum intermusculare anterius dan septum intermusculare posterius. !usculus
di region cruris dibedakan menjadi tiga kelompok. Faitu 7a8 kelompok anterior, 7b8 kelompok posterior dan 7c8
kelompo lateralis.
%. !usculus di region anterior
0. !. tibialis anterior
B. !. e;tensor hallucis longus
>. !. e;tensor digitorum longus dan m.peroneus tertius
D. !usculus regio cruris posterior kelompok superficialis
i. !. gastrocnemius
ii. !. soleus
iii. !. plantaris
iC. !usculus regio cruris posterior kelompok profunda
a. !. popliteus
b. !. fle;or hallucis longus
c. !. fle;or digitorum longsu
d. !. tibialis posterior
e. !usculus region cruris lateralis
a. !. peroneus longus
b. !. peroneus breCis
1. B. DEFINISI FRA$TUR
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang ra$an sendi, tulang ra$an
epifisis baik bersifat total ataupun parsial yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan, sering
diikuti oleh kerusakan jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluh darah, otot dan
persarafan. rauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.
rauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. rauma
tidak langsung, apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh
dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klaCikula, pada keadaan ini biasanya jaringan lunak
tetap utuh.
Fraktur ekstremitas ba$ah adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang ra$an yang terjadi pada
ekstremitas ba$ah yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. rauma yang menyebabkan fraktur dapat
berupa trauma langsung, misalnya sering terjadi benturan pada ekstremitas ba$ah yang menyebabkan fraktur
pada tibia dan fibula.
Fraktur kruris 7/,crus G tungkai8 merupakan fraktur yang terjadi pada tibia dan fibula. Fraktur tertutup adalah
suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar. !aka fraktur kruris tertutup adalah
terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang ra$an sendi maupun tulang ra$an epifisis yang terjadi pada
tibia dan fibula yang tidak berhubungan dengan dunia luar. Fraktur kruris merupakan fraktur yang sering
terjadi dibandingkan dengan fraktur pada tulang panjang lainnya. Periosteum yang melapisi tibia agak tipis
terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan biasanya fragmen
frakturnya bergeser karena berada langsung diba$ah kulit sehingga sering juga ditemukan fraktur terbuka.
1. C. PENEBAB FRA$TUR
ulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan.
Fraktur dapat terjadi akibat,
%. Peristi$a trauma
*ebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan, yang dapat berupa pemukulan,
penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau penarikan. Bila terkena kekuatan langsung, tulang dapat patah
pada tempat yang terkena, jaringan lunaknya juga pasti rusak. Bila terkena kekuatan tak langsung, tulang dapat
mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu, kerusakan jaringan lunak di
tempat fraktur mungkin tidak ada.
%. Fraktur kelelahan atau tekanan
Keadaan ini paling sering ditemukan pada tibia atau fibula atau metatarsal, terutama pada atlet, penari, dan
calon tentara yang jalan berbaris dalam jarak jauh.
%. Fraktur patologik
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah 7misalnya oleh tumor8 atau kalau tulang
itu sangat rapuh 7misalnya pada penyakit Paget8.
Daya pemuntir menyebabkan fraktur spiral pada kedua tulang kaki dalam tingkat yang berbedaH daya angulasi
menimbulkan fraktur melintang atau oblik pendek, biasanya pada tingkatyang sama. Pada cedera tak langsung,
salah satu dari fragmen tulang dapat menembus kulitH cedera langsung akan menembus atau merobek kulit
diatas fraktur. Kecelakaan sepeda motor adalah penyebab yang paling la"im.
1. D. $LASIFI$ASI FRA$TUR TIBIA FIBULA
Klasifikasi fraktur pada tibia dan fibula,
%. Fraktur proksimal tibia
&. Fraktur diafisis
(. Fraktur dan dislokasi pada pergelangan kaki
FRA$TUR PR"$SIMAL TIBIA
a8 Fraktur Infrakondilus ibia
Fraktur Infrakondilus tibia terjadi sebagai akibat pukulan pada tungkai pasien yang mematahkan tibia dan
fibula sejauh Acm di ba$ah lutut. Ialaupun tungkai ba$ah dapat membengkak dalam segala arah, namun
biasanya terjadi pergeseran lateral ringan dan tidak ada tumpang tindih atau rotasi. Fraktur tidak masuk ke
dalam lututnya. Dapat dira$at dengan gips tungkai panjang, sama seperti fraktur pada tibia lebih distal. #ika
fragmen tergeser, dapat dilakukan manipulasi ke dalam posisinya dan gunakan gips tungkai panjang selama 2
minggu. Kemudian dapat dilepaskan dan diberdirikan denganmenggunakan tongkat untuk menahan berat
badan.
b8 Fraktur Berbentuk
erjadi karena terjatuh dari tempat yang tinggi, menggerakkan korpus tibia ke atas diantara kondilus femur,
dan mencederai jaringan lunak pada lutut dengan hebat. Kondilus tibia dapat terpisah, sehingga korpus tibia
tergeser diantaranya. raksi tibia distal sering dapat mereduksi fraktur ini secara adekuat.
c8 Fraktur Kondilus ibia7bumper fracture8
Fraktur kondilus lateralis terjadi karena adanya trauma abduksi terhadap femur dimana kaki terfiksasi pada
dasar. Fraktur ini biasanya terjadi akibat tabrakan pada sisi luar kulit oleh bumper mobil, yang menimbulkan
fraktur pada salah satu kondilus tibia, biasannya sisi lateral.
d8 Fraktur KominutiCa ibia 0tas
Pada fraktur kominutiCa tibia atas biasanya fragmen dipertahankan oleh bagian periosteum yang intak. Dapat
direduksi dengan traksi yang kuat, kemudian mera$atnya dengan traksi tibia distal.










FRA$TUR DIAFISIS
Fraktur diafisis tibia dan fibula lebih sering ditemukan bersama-sama. Fraktur dapat juga terjadi hanya pada
tibia atau fibula saja. Fraktur diafisis tibia dan fibula terjadi karena adanya trauma angulasi yang akan
menimbulkan fraktur tipe transCersal atau oblik pendek, sedangkan trauma rotasi akan menimbulkan trauma
tipe spiral. Fraktur jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi,
a8 Fraktur ertutup Korpus ibia pada 6rang De$asa
Dua jenis cedera dapat mematahkan tibia de$asa tanpa mematahkan fibula,
%8 #ika tungkai mendapat benturan dari samping, dapat mematahkan secara transCersal atau oblik,
meninggalkan fibula dalam keadaan intak, sehingga dapat membidai fragmen, dan pergeseran akan sangat
terbatas.
&8 Kombinasi kompresi dan t$isting dapat menyebabkan fraktur oblik spiral hampir tanpa pergeseran dan
cedera jaringan lunak yang sangat terbatas.
Fraktur jenis ini biasanya menyembuh dengan cepat. #ika pergeseran minimal, tinggalkan fragmen
sebagaimana adanya. #ika pergeseran signifikan, lakukan anestesi dan reduksikan.
b8 Fraktur ertutup Korpus ibia pada 0nak-anak
Pada bayi dan anak-anak yang muda, fraktur besifat spiral pada tibia dengan fibula yang intak. Pada umur (-2
tahun, biasanya terjadi stress torsional pada tibia bagian medial yang akan menimbulkan fraktur green stick
pada metafisis atau diafisis proksimaldengan fibula yang intak. Pada umur A-%1 tahun, fraktur biasanya bersifat
transCersaldengan atau tanpa fraktur fibula.
c8 Fraktur ertutup Pada Korpus Fibula
4aya yang diarahkan pada sisi luar tungkai pasien dapat mematahkan fibula secara transCersal. ibianya dapat
tetap dalam keadaan intak, sehingga tidak terjadi pergeseran atau hanya sedikit pergeseran ke samping.
Biasanya pasien masih dapat berdiri. 6tot-otot tungkai menutupi tempat fraktur, sehingga memerlukan sinar-J
untuk mengkonfirmasikan diagnosis. idak diperlukan reduksi, pembidaian, dan perlindungan, karena itu
asalkan persendian lutut normal, biarkan pasien berjalan segera setelah cedera jaringan lunak memungkinkan.
Penderita cukup diberi analgetika dan istirahat dengan tungkai tinggi sampai hematom diresorbsi.
d8 Fraktur ertutup pada ibia dan Fibula
Pada fraktur ini tungkai pasien terpelintir, dan mematahkan kedua tulang pada tungkai ba$ah secara oblik,
biasanya pada sepertiga ba$ah. Fragmen bergeser ke arah lateral, bertumpang tindih, dan berotasi. #ika tibia
dan fibula fraktur, yang diperhatikan adalah reposisi tibia. 0ngulasi dan rotasi yang paling ringan sekalipun
dapat mudah terlihat dan dikoreksi. Pera$atan tergantung pada apakah terdapat pemendekan. #ika terdapat
pemendekan yang jelas, maka traksi kalkaneus selama seminggu dapat mereduksikannya. Pemendekan kurang
dari satu sentimeter tidak menjadi masalah karena akan dikompensasi pada $aktu pasien sudah mulai berjalan.
*ekalipun demikian, pemendekan sebaiknya dihindari.
1. E. PEMERI$SAAN $LINIS
Kulit mungkin tidak rusak atau robek dengan jelas, kadang-kadang kulit tetap utuh tetapi melesak atau telah
hancur, dan terdapat bahaya bah$a kulit itu dapat mengelupas dalam beberapa hari. Kaki biasanya memuntir
keluar dan deformitas tampak jelas. Kaki dapat menjadi memar dan bengkak. +adi dipalpasi untuk menilai
sirkulasi, dan jari kaki diraba untuk menilai sensasi. Pada fraktur gerakan tidak boleh dicoba, tetapi pasien
diminta untuk menggerakkan jari kakinya. *ebelum merencanakan terapi, perlu dilakukan penentuan beratnya
cedera.
Pada anamnesis dalam kasus fraktur kondilus tibia terdapat ri$ayat trauma pada lutut, pembengkakan dan
nyeri serta hemartrosis. erdapat gangguan dalam pergerakan sendi lutut. Pada fraktur diafisis tulang kruris
ditemukan gejala berupa pembengkakan, nyeri dan sering ditemukan penonjolan tulang keluar kulit. Pada
fraktur dan dislokasi sendi pergelangan kaki ditemukan adanya pembengkakan pada pergelangan kaki,
kebiruan atau deformitas. Fang penting diperhatikan adalah lokaliasasi dari nyeri tekan apakah pada daerah
tulang atau pada ligament.
1. F. DIA#N"SIS
!enegakkan diagnosis fraktur dapat secara klinis meliputi anamnesis lengkap danmelakukan pemeriksaan
fisik yang baik, namun sangat penting untuk dikonfirmasikan denganmelakukan pemeriksaan penunjang
berupa foto rontgen untuk membantu mengarahkan danmenilai secara objektif keadaan yang sebenarnya.
1. A. Ana'ne(a
Penderita biasanya datang dengan suatu trauma 7traumatic fraktur8, baik yang hebat maupun trauma ringan dan
diikuti dengan ketidakmampuan untuk menggunakan anggota gerak. 0namnesis harus dilakukan dengan
cermat, karena fraktur tidak selamanya terjadi di daerah trauma dan mungkin fraktur terjadi ditempat lain.
rauma dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian atau jatuh dikamar mandi pada orang
tua, penganiayaan, tertimpa benda berat, kecelakaan pada pekerja oleh karena mesin atau karena trauma olah
raga. Penderita biasanya datang karena nyeri, pembengkakan, gangguan fungsi anggota gerak, deformitas,
kelainan gerak, krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain.
1. B. Pe'er%k(aan F%(%k
Pada pemeriksaan a$al penderita, perlu diperhatikan adanya,
*yok, anemia atau perdarahan.
Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau organ-organ dalam
rongga toraks, panggul dan abdomen.
Faktor predisposisi, misalnya pada fraktur patologis 7penyakit Paget8.
Pada pemeriksaan fisik dilakukan,
/ook 7Inspeksi8
- Deformitas, angulasi 7 medial, lateral, posterior atau anterior8, diskrepensi 7rotasi,perpendekan atau
perpanjangan8.
- Bengkak atau kebiruan.
- Fungsio laesa 7hilangnya fungsi gerak8.
- Pembengkakan, memar dan deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah
kulit itu utuh. Kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera itu terbuka 7compound8.
Feel 7palpasi8
Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangat nyeri. 9al-hal yang perlu
diperhatikan,
- emperatur setempat yang meningkat
- +yeri tekanH nyeri tekan yang superfisisal biasanya disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang
dalam akibat fraktur pada tulang.
- KrepitasiH dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara hati-hati.
- Pemeriksaan Caskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis, arteri dorsalis pedis,
arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkena. -efilling 7pengisian8 arteri pada kuku.
- >edera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan.
!oCe 7pergerakan8
- +yeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif.
- 4erakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada sendinya.
- Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan
tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak
seperti pembuluh darah dan saraf.
1. C. Pe'er%k(aan Pen)n*ang
*inar -J
Dengan pemeriksaan klinik kita sudah dapat mencurigai adanya fraktur. Ialaupun demikian pemeriksaan
radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta eksistensi fraktur. .ntuk menghindari nyeri serta
kerusakan jaringan lunak selanjutnya, maka sebaiknya kita mempergunakan bidai yang bersifat radiolusen
untuk imobilisasi sementara sebelum dilakukan pemeriksaan radiologis.
ujuan pemeriksaan radiologis,
.ntuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi.
.ntuk konfirmasi adanya fraktur.
.ntuk mengetahui sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen serta pergerakannya.
.ntuk mengetahui teknik pengobatan.
.ntuk menentukan apakah fraktur itu baru atau tidak.
.ntuk menentukan apakah fraktur intra-artikuler atau ekstra-artikuler.
.ntuk melihat adanya keadaan patologis lain pada tulang.
.ntuk melihat adanya benda asing.
Pemeriksaan dengan sinar-J harus dilakukan dengan ketentuan K-ules of $oK,
Dua pandangan
Fraktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada film sinar-J tunggal dan sekurang-kurangnya harus
dilakukan & sudut pandang 70P L /ateral<6bliMue8.
Dua sendi
Pada lengan ba$ah atau kaki, satu tulang dapat mengalami fraktur atau angulasi. etapi angulasi tidak
mungkin terjadi kecuali kalau tulang yang lain juga patah, atau suatu sendi mengalami dislokasi. *endi-sendi
diatas dan di ba$ah fraktur keduanya harus disertakan dalam foto sinar-J.
Dua tungkai
Pada sinar-J anak-anak epifise dapat mengacaukan diagnosis fraktur. Foto pada tungkai yang tidak cedera
akan bermanfaat.
Dua cedera
Kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari % tingkat. Karena itu bila ada fraktur pada
kalkaneus atau femur perlu juga diambil foto sinar-J pada pelCis dan tulang belakang.
Dua kesempatan
*egera setelah cedera, suatu fraktur mungkin sulit dilihat, kalau ragu-ragu, sebagai akibatresorbsi tulang,
pemeriksaan lebih jauh %1-%) hari kemudian dapat memudahkan diagnosis.
Pencitraan Khusus
.mumnya dengan foto polos kita dapat mendiagnosis fraktur, tetapi perlu dinyatakan apakah fraktur terbuka
atau tertutup, tulang mana yang terkena dan lokalisasinya, apakah sendi juga mengalami fraktur serta bentuk
fraktur itu sendiri. Konfigurasi fraktur dapat menentukan prognosis serta $aktu penyembuhan fraktur,
misalnya penyembuhan fraktur transCersal lebihlambat dari fraktur oblik karena kontak yang kurang. Kadang-
kadang fraktur atau keseluruhan fraktur tidak nyata pada sinar-J biasa.omografi mungkin berguna untuk lesi
spinal atau fraktur kondilus tibia. > atau !-I mungkin merupakan satu-satunya cara yang dapat membantu,
sesungguhnya potret transeksional sangat penting untuk Cisualisasi fraktur secara tepat pada tempat yang
sukar. -adioisotop scanning berguna untuk mendiagnosis fraktur-tekanan yang dicurigai atau fraktur tak
bergeser yang lain.
1. #. TE$NI$ PENAN#ANAN
Penatalaksanaan Fraktur ,
+on 6peratif
%. -eduksi
-eduksi adalah terapi fraktur dengan cara mengantungkan kaki dengan tarikan atau traksi.
&. Imobilisasi
Imobilisasi dengan menggunakan bidai. Bidai dapat dirubah dengan gips dalam =-%1 hari, atau dibiarkan
selama (-) minggu.
(. Pemeriksaan dalam masa penyembuhan
Dalam penyembuhan, pasien harus di eCaluasi dengan pemeriksaan rontgen tiap 2 atau : minggu. Program
penyembuhan dengan latihan berjalan, rehabilitasi ankle, memperkuat otot kuadrisef yang nantinya diharapkan
dapat mengembalikan ke fungsi normal
6peratif
Penatalaksanaan Fraktur dengan operasi, memiliki & indikasi, yaitu,
a. 0bsolut
- Fraktur terbuka yang merusak jaringan lunak, sehingga memerlukan operasi dalam penyembuhan dan
pera$atan lukanya.
- >idera Caskuler sehingga memerlukan operasi untuk memperbaiki jalannya darah di tungkai.
- Fraktur dengan sindroma kompartemen.
- >idera multipel, yang diindikasikan untuk memperbaiki mobilitas pasien, juga mengurangi nyeri.
b. -elatif, jika adanya,
- Pemendekan
- Fraktur tibia dengan fibula intak
- Fraktur tibia dan fibula dengan leCel yang sama
0dapun jenis-jenis operasi yang dilakukan pada fraktur tibia diantaranya adalah sebagai berikut,
%. Fiksasi eksternal
a. *tandar
Fiksasi eksternal standar dilakukan pada pasien dengan cidera multipel yang hemodinamiknya tidak stabil, dan
dapat juga digunakan pada fraktur terbuka dengan luka terkontaminasi. Dengan cara ini, luka operasi yang
dibuat bisa lebih kecil, sehingga menghindari kemungkinan trauma tambahan yang dapat memperlambat
kemungkinan penyembuhan. Di ba$ah ini merupakan gambar dari fiksasi eksternal tipe standar.
b. -ing Fi;ators
-ing fi;ators dilengkapi dengan fiksator ili"aroC yang menggunakan sejenis cincin dan ka$at yang dipasang
pada tulang. Keuntungannya adalah dapat digunakan untuk fraktur ke arah proksimal atau distal. >ara ini baik
digunakan pada fraktur tertutup tipe kompleks. Di ba$ah ini merupakan gambar pemasangan ring fi;ators
pada fraktur diafisis tibia.
c. 6pen reduction $ith internal fi;ation 76-IF8
>ara ini biasanya digunakan pada fraktur diafisis tibia yang mencapai ke metafisis. Keuntungan
penatalaksanaan fraktur dengan cara ini yaitu gerakan sendinya menjadi lebih stabil. Kerugian cara ini adalah
mudahnya terjadi komplikasi pada penyembuhan luka operasi. Berikut ini merupakan gambar penatalaksanaan
fraktur dengan 6-IF.
d. Intramedullary nailing
>ara ini baik digunakan pada fraktur displased, baik pada fraktur terbuka atau tertutup. Keuntungan cara ini
adalah mudah untuk meluruskan tulang yang cidera dan menghindarkan trauma pada jaringan lunak.
&. 0mputasi
0mputasi dilakukan pada fraktur yang mengalami iskemia, putusnya nerCus tibia dan pada crush injury dari
tibia.
H. $"MPLI$ASI
%8 Infeksi
Infeksi dapat terjadi karena penolakan tubuh terhadap implant berupa internal fiksasi yang dipasang pada
tubuh pasien. Infeksi juga dapat terjadi karena luka yang tidak steril.
&8 Delayed union
Delayed union adalah suatu kondisi dimana terjadi penyambungan tulang tetapi terhambat yang disebabkan
oleh adanya infeksi dan tidak tercukupinya peredaran darah ke fragmen.
(8 +on union
+on union merupakan kegagalan suatu fraktur untuk menyatu setelah A bulan mungkin disebabkan oleh faktor
seperti usia, kesehatan umum dan pergerakan pada tempat fraktur.
)8 0Caskuler nekrosis
0Caskuler nekrosis adalah kerusakan tulang yang diakibatkan adanya defisiensi suplay darah.
A8. Kompartemen *indrom
kompartemen sindrom merupakan suatu kondisi dimana terjadi penekanan terhadap syaraf, pembuluh darah
dan otot didalam kompatement osteofasial yang tertutup. 9al ini menga$ali terjadinya peningkatan tekanan
interstisial, kurangnya oksigen dari penekanan pembuluh darah, dan diikuti dengan kematian jaringan.
28 !al union
erjadi pnyambungan tulang tetapi menyambung dengan tidak benar seperti adanya angulasi, pemendekan,
deformitas atau kecacatan.
28 rauma saraf terutama pada nerCus peroneal komunis.
=8 4angguan pergerakan sendi pergelangan kaki.
4angguan ini biasanya disebakan karena adanya adhesi pada otot-otot tungkai ba$ah.
BAB I!
$ESIMPULAN

Berdasarkan anamnesa didapatkan /aki-laki umur &% tahun datang dengan keluhan nyeri dan tak dapat
digerakkan pada tungkai kiri ba$ah setelah jatuh dari motor sejak 5 & jam sebelum !-*, pingsan 7B8, mual
7B8, muntah7B8, kepala pusing 7B8.
Primary surCey tidak didapatkan kelainan. *econdary surCey regio cruris sinistra didapatkan ?kskoriasi 7B8,
oedem 7B8, deformitas 7B8, angulasi 7B8, nyeri tekan setempat 7B8, sensibilitas 7B8, hematoma 7B8, suhu rabaan
hangat, //D ( cm, gerakan aktif dan pasif terhambat, gerakan abduksi tungkai kiri terhambat, gerakan adduksi
tungkai kiri terhambat, sakit bila digerakkan, tampak gerakan terbatas 7B8, keterbatasan pergerakan sendi-sendi
distal 7karena terasa nyeri saat digerakkan8.
Berdasarkan anamnesa, primary surCey dan secondary surCey didapatkan diagnosa fraktur tibia fibula kiri
tertutup.
DAFTAR PUSTA$A
?ka$ati, Indriana Dani. &11:. Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Kasus Post raktur Cruris !"# Tengah
Dextra Dengan Pemasangan Plate and $crew Di Bangsal Bougen%ille &umah $akit 'rthopedi Pro() Dr)
$oeharso $urakarta. Karya ulis Ilmiah. Diakses pada tangal : !ei &1%%.
9adi$idjaja, *atimin. &11). Anatomi Extremitas *$uatu Pendekatan Anatomi &egional+ ,ilid - $ei Extremitas
.n(erior. *ebelas !aret .niCersity Press. *urakarta
!ahyudin, /estari. &1%1. raktur Dia(isis Tibia. *http,<<$$$.Belibis%=.tk.
-asjad, >hairuddin. &11=. Pengantar .lmu Bedah 'rtopedi. !akassar, Bintang /amumpatue.
Sa+%lla, Har%n%. 2-11. Frakt)r $r)r%(
Tert)t)&..tt&/00111.(2r%+3.24'.
*jamsuhidajat -, #ong I. &11). Buku A/ar .lmu Bedah Edisi ... #akarta, ?4>.
*kinner, 9arry B. &112. Current Diagnosis 0 Treatment .n 'rthopedics. .*0, he !c4ra$-9ill >ompanies.
0nonymous. raktur Tibia ibula. http,<<$$$.docstoc.com< .
About these ads
Share this:
Twitter
Facebook

Like this:
Posted by doktermaya in Makalah Kedokteran Kaitkata:dekstra, dextra, fibula, fraktur,sinistra, tibia
N *ebelumnya
*elanjutnya O
Tinggalkan Balasan
Tulisan Terkini
AKNE VULGARIS
BARTOLINITIS
PARTUS PREMATURUS
PRM
PNEUMOTHORAKS
Kumpulan Materi
Juni 2012
Desember 2011
N!ember 2011
O"#ber 2011
Se$#ember 2011
A%us#us 2011
Kategori
I&mu Kese'(#(n Ku&i#
M("(&(' Ke)"#er(n
Top Clicks
)*s#*+*m,)*s,-./00/112
s*rib)+*m,)*,2/0/1-30,D2
s*rib)+*m
be&ibis13+#"
Meta
D(4#(r
M(su"
RSS En#ri
RSS Kmen#(r
5r)Press+*m
Fraktur Cruris
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang
umumnya disebabkan oleh ruda paksa (Sjamsuhidajat, 2004).
Sedangkan cruris adalah tungkai bawah yang terdiri dari dua tulang panjang yaitu
tulang tibia dan bula. !alu "#$ distal de%tra adalah letak suatu patahan terjadi
pada "#$ bawah dari tungkai sebelah kanan. &adi pengertian dari 'raktur cruris "#$
distal de%tra adalah patah tulang yang terjadi pada tulang tibia dan bula yang
terletak pada "#$ bagian bawah sebelah kanan.
(ada 'raktur cruris "#$ distal de%tra disebabkan karena adanya trauma pada tungkai
bawah kanan akibat benturan dengan benda yang keras, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
)alam kasus 'raktur cruris "#$ distal de%tra, tindakan yang biasa dilakukan untuk
reposisi antar 'ragmen adalah dengan reduksi terbuka atau operasi. *ni dilakukan
karena pada kasus ini memerlukan pemasangan internal ksasi untuk mencegah
pergeseran antar 'ragmen pada waktu proses penyambungan tulang (+pley, ",,-).
(ada operasi ini dilakukan incisi untuk pemasangan internal ksasi yang dapat
berupa intra medullary nail sehingga akan terjadi kerusakan pada kulit, jaringan
lunak dan luka pada otot yang menyebabkan terjadinya oedema, nyeri,
keterbatasan lingkup gerak sendi serta gangguan 'ungsional pada tungkai bawah.
Setelah 'raktur dapat terjadi kerusakan pada sumsum tulang, endosteum dan
jaringan otot. (ada 'raktur cruris "#$ distal de%tra upaya penanganan dilakukan
tindakan operasi dengan menggunakan internal ksasi. (ada kasus ini, hal pertama
yang dapat dilakukan adalah dengan incisi. )engan incisi maka akan terjadi
kerusakan pada jaringan lunak dan sara' sensoris. +pabila pembuluh darah
terpotong dan rusak maka cairan dalam sel akan menuju jaringan dan
menyebabkan oedema. .edema ini akan menekan sara' sensoris sehingga akan
menimbulkan nyeri pada sekitar luka incisi. /ila terasa nyeri biasanya pasien
cenderung untuk malas bergerak. 0al ini akan menimbulkan perlengketan jaringan
otot sehingga terjadi brotik dan menyebabkan penurunan lingkup gerak sendi
(!1S) yang dekat dengan perpatahan dan penurunan nilai kekuatan otot.
2aktu penyembuhan pada 'raktur sangat ber3ariasi antara indi3idu satu dengan
indi3idu lainnya. Faktor4'aktor yang mempengaruhi penyembuhan 'raktur antara
lain 5 usia pasien, jenis 'raktur, banyaknya displacement, lokasi 'raktur, pasokan
darah pada 'raktur dan kondisi medis yang menyertai (1arrison, ",,6). )an yang
paling penting adalah stabilitas 'ragmen pada tulang yang mengalami perpatahan.
+pabila stabilitas antar 'ragmen baik maka penyembuhan akan sesuai dengan
target waktu yang dibutuhkan atau diperlukan.
Secara siologis, tulang mempunyai kemampuan untuk menyambung kembali
setelah terjadi perpatahan pada tulang. (ada 'raktur, proses penyambungan tulang
dibagi dalam - tahap yaitu 5
a. 0ematoma
(embuluh darah robek dan terbentuk hematoma di sekitar dan di dalam 'raktur
(+pley, ",,-). 0al ini mengakibatkan gangguan suplay darah pada tulang yang
berdekatan dengan 'raktur dan mematikannya (7aurice 8ing, 200").
b. (roli'erasi
)alam 9 jam setelah 'raktur terdapat reaksi radang akut disertai proli'erasi sel di
bawah periosteum dan di dalam saluran medulla yang tertembus. 0ematoma yang
membeku perlahan4lahan diabsorbsi dan kapiler baru yang halus berkembang ke
dalam daerah itu (+pley, ",,-).
c. (embentukan callus
Selama beberapa minggu berikutnya, periosteum dan endosteum menghasilkan
callus yang penuh dengan sel kumparan yang akti'. )engan pergerakan yang
lembut dapat merangsang pembentukan callus pada 'raktur tersebut (7aurice 8ing,
200").
d. 8onsolidasi
Selam:a stadium ini tulang mengalami penyembuhan terus4menerus. Fragmen
yang patah tetap dipertahankan oleh callus sedangkan tulang mati pada ujung dari
masing4masing 'ragmen dihilangkan secara perlahan, dan ujungnya mendapat lebih
banyak callus yang akhirnya menjadi tulang padat (7aurice 8ing, 200"). *ni adalah
proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang cukup kuat
untuk membawa beban yang normal (+pley, ",,-).
e. ;emodeling
<ulang yang baru terbentuk, dibentuk kembali sehingga mirip dengan struktur
normal (+ppley, ",,-). Semakin sering pasien menggunakan anggota geraknya,
semakin kuat tulang baru tersebut (7aurice 8ing, 200").

!+(.;+= (>=)+0?!?+=
+S?0+= 8>(>;+2+<+= (+)+ 8!*>= )>=1+= F;+8<?; @;?;*S
*. (>=1>;<*+=
Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya, terjadi pada tulang tibia dan bula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress
yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (/runner A Suddart)
**. &>=*S F;+8<?;
a.Fraktur komplet 5 patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami
pergeseran.
b.Fraktur tidak komplet5 patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang
c.Fraktur tertutup 5 'raktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit
d.Fraktur terbuka 5 'raktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke
patahan tulang.
e.1reenstick 5 'raktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya
membengkak.
'.<rans3ersal 5 'raktur sepanjang garis tengah tulang
g.8ominuti' 5 'raktur dengan tulang pecah menjadi beberapa 'rakmen
h.)epresi 5 'raktur dengan 'ragmen patahan terdorong ke dalam
i.8ompresi 5 Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)
j.(atologik 5 'raktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada
daerah perlekatannnya.
***. ><*.!.1*
a. <rauma
b. 1erakan pintir mendadak
c. 8ontraksi otot ekstem
d. 8eadaan patologis 5 osteoporosis, neoplasma
*B. (+<C2+CS
<rauma langsung trauma tidak langsung kondisi patologis
F;+8<?;
)iskontinuitas tulang pergeseran 'rakmen tulang
(erub jaringan sekitar kerusakan 'rakmen tulang
(ergeseran 'rag <lg laserasi kulit5 spasme otot tek. Ssm tlg D tinggi dr kapiler
putus 3ena#arteri peningk tek kapiler reaksi stres klien
de'ormitas
perdarahan pelepasan histamin melepaskan katekolamin
gg. 'ungsi
protein plasma hilang memobilisai asam lemak
kehilangan 3olume cairan
edema bergab dg trombosit
emboli
penekn pem. drh
menyumbat pemb drh
penurunan per'usi jar
B. 7+=*F>S<+S* 8!*=*S
a. =yeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi 'ragmen tulang diimobilisasi,
hematoma, dan edema
b. )e'ormitas karena adanya pergeseran 'ragmen tulang yang patah
c. <erjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat
diatas dan dibawah tempat 'raktur
d. 8repitasi akibat gesekan antara 'ragmen satu dengan lainnya
e. (embengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
B*. (>7>;*8S++= (>=?=&+=1
a. pemeriksaan 'oto radiologi dari 'raktur 5 menentukan lokasi, luasnya
b. (emeriksaan jumlah darah lengkap
c. +rteriogra 5 dilakukan bila kerusakan 3askuler dicurigai
d. 8reatinin 5 trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal
B**. (>=+<+!+8S+=++=
a. ;eduksi 'raktur terbuka atau tertutup 5 tindakan manipulasi 'ragmen4'ragmen tulang
yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.
b. *mobilisasi 'raktur
)apat dilakukan dengan ksasi eksterna atau interna
c. 7empertahankan dan mengembalikan 'ungsi
;eduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan
(emberian analgetik untuk mengerangi nyeri
Status neuro3askuler (misal5 peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan) dipantau
!atihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atro disuse dan
meningkatkan peredara darah
B***. 8.7(!*8+S*
a. malunion 5 tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
b. )elayed union 5 proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan
yang lebih lambat dari keadaan normal.
c. =on union 5 tulang yang tidak menyambung kembali
*E. (>=18+&*+= )+<+ )+S+;
a. akti3itas#istirahat
kehilangan 'ungsi pada bagian yangterkena
8eterbatasan mobilitas
b. Sirkulasi
0ipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri#ansietas)
0ipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)
<achikardi
(enurunan nadi pada bagiian distal yang cidera
@ailary rel melambat
(ucat pada bagian yang terkena
7asa hematoma pada sisi cedera
c. =eurosensori
8esemutan
)e'ormitas, krepitasi, pemendekan
kelemahan
d. kenyamanan
nyeri tiba4tiba saat cidera
spasme# kram otot
e. keamanan
laserasi kulit
perdarahan
perubahan warna
pembengkakan lokal

E. (;*.;*<+S 8>(>;+2+<+=
a. 7encegah cedera tulang# jaringan lanjut
b. 7enghilangkan nyeri
c. 7encegah komplikasi
d. 7embeikan in'ormasi ttg kondisi dan kebutuhan pengobatan
E*. )*+1=.S+ 8>(>;+2+<+=
a. 8erusakan mobilitas sik b.d cedera jarinagan sekitasr 'raktur, kerusakan rangka
neuromuskuler
b. =yeri b.d spasme tot , pergeseran 'ragmen tulang
c. 8erusakan integritas jaringan b.d 'raktur terbuka , bedah perbaikan
E**. *=<>;B>=S*
a. 8erusakan mobilitas sik b.d cedera jarinagan sekitasr 'raktur, kerusakan rangka
neuromuskuler
<ujuan 5 kerusakn mobilitas sik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan
keperaawatan
8riteria hasil5
7eningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
7empertahankan posisi 'ungsinal
7eningkaatkan kekuatan #'ungsi yang sakit
7enunjukkan tehnik mampu melakukan akti3itas
*nter3ensi5
a. (ertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan
b. <inggikan ekstrimutas yang sakit
c. *nstruksikan klien#bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan
tak sakit
d. /eri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah 'raktur ketika bergerak
e. &elaskan pandangan dan keterbatasan dalam akti3itas
'. /erikan dorongan ada pasien untuk melakukan +8S dalam lngkup keterbatasan dan
beri bantuan sesuai kebutuhanF+wasi teanan daraaah, nadi dengan melakukan akti3itas
g. ?bah psisi secara periodik
h. 8olabirasi sioterai#okuasi terapi
b.=yeri b.d spasme tot , pergeseran 'ragmen tulang
<ujuan G nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan
8riteria hasil5
8lien menyatajkan nyei berkurang
<ampak rileks, mampu berpartisipasi dalam akti3itas#tidur#istirahat dengan tepat
<ekanan darahnormal
<idak ada eningkatan nadi dan ;;
*nter3ensi5
a. 8aji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri
b. (ertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
c. /erikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan akti3itas
hiburan
d. 1anti posisi dengan bantuan bila ditoleransi
e. &elaskanprosedu sebelum memulai
'. +kukan danawasi latihan rentang gerak pasi'#akti'
g. )rong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh 5 relasksasi, latihan na'as
dalam, imajinasi 3isualisasi, sentuhan
h. .bser3asi tanda4tanda 3ital
i. 8olaborasi 5 pemberian analgetik
@. 8erusakan integritas jaringan b.d 'raktur terbuka , bedah perbaikan
<ujuan5 kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatan
8riteria hasil5
(enyembuhan luka sesuai waktu
<idak ada laserasi, integritas kulit baik
*nter3ensi5
a. 8aji ulang integritas luka dan obser3asi terhadap tanda in'eksi atau drainae
b. 7onitor suhu tubuh
c. !akukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjol
d. !akukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh
e. (ertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan
'. 7asage kulit ssekitar akhir gips dengan alkohol
g. 1unakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi
h. 8olaborasi emberian antibiotik.
)+F<+; (?S<+8+
". <ucker,Susan 7artin (",,$). Standar (erawatan (asien, >disi B, Bol $. &akarta. >1@
2. )onges 7arilynn, >. (",,$). ;encana +suhan 8eperawatan, >disi $, &akarta. >1@
$. SmeltHer SuHanne, @ (",,I). /uku +jar 7edikal /edah, /runner A Suddart. >disi 9. Bol
$. &akarta. >1@
4. (rice Syl3ia, + (",,4), (atosiologi5 8onsep 8linis (roses4(roses (enyakit. &ilid 2 . >disi
4. &akarta.
Fraktur Cruris
(osted on26 7arch 20"0. <ags5 Etiologi, fbula, Fraktur cruris, Jenis
fraktur, Komplikasi, kontinuitas tulang, Manifestasi Klinik, Pemeriksaan
Penunjang, Penatalaksanaan, Pengkajian, tibia
Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang
dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan bula. Fraktur
terjadi jika tulang dikena stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya.
(/runner A Suddart, 2000)
Jenis fraktur
a. Fraktur komplet 5 patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami
pergeseran.
b. Fraktur tidak komplet5 patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang
c. Fraktur tertutup5 'raktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit
d. Fraktur terbuka5 'raktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke
patahan tulang.
e. 1reenstick5 'raktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya
membengkak.
'. <rans3ersal5 'raktur sepanjang garis tengah tulang
g. 8ominuti'5 'raktur dengan tulang pecah menjadi beberapa 'rakmen
h. )epresi5 'raktur dengan 'ragmen patahan terdorong ke dalam
i. 8ompresi5 Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)
j. (atologik5 'raktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada
daerah perlekatannnya.
Etiologi
a. <rauma
b. 1erakan pintir mendadak
c. 8ontraksi otot ekstem
d. 8eadaan patologis 5 osteoporosis, neoplasma
Manifestasi Klinik
a. =yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai 'ragmen tulang diimobilisasi,
hematoma, dan edema
b. )e'ormitas karena adanya pergeseran 'ragmen tulang yang patah
c. <erjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat
diatas dan dibawah tempat 'raktur
d. 8repitasi akibat gesekan antara 'ragmen satu dengan lainnya
e. (embengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
Pemeriksaan Penunjang
a. (emeriksaan 'oto radiologi dari 'raktur 5 menentukan lokasi, luasnya
b. (emeriksaan jumlah darah lengkap
c. +rteriogra 5 dilakukan bila kerusakan 3askuler dicurigai
d. 8reatinin 5 trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal
Penatalaksanaan
a. ;eduksi 'raktur terbuka atau tertutup 5 tindakan manipulasi 'ragmen4'ragmen tulang
yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.
b. *mobilisasi 'raktur
)apat dilakukan dengan ksasi eksterna atau interna
c. 7empertahankan dan mengembalikan 'ungsi
J ;eduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan
J (emberian analgetik untuk mengerangi nyeri
J Status neuro3askuler (misal5 peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan) dipantau
J !atihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atro disuse dan
meningkatkan peredaran darah
Komplikasi
a. 7al union 5 tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
b. )elayed union 5 proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan
yang lebih lambat dari keadaan normal.
c. =on union 5 tulang yang tidak menyambung kembali
Pengkajian
". (engkajian primer
4 +irway
+danya sumbatan#obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat
kelemahan reKek batuk
4 /reathing
8elemahan menelan# batuk# melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit
dan # atau tak teratur, suara na'as terdengar ronchi #aspirasi
4 @irculation
<) dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi
jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin,
sianosis pada tahap lanjut
2. (engkajian sekunder
a.+kti3itas#istirahat
J kehilangan 'ungsi pada bagian yangterkena
J 8eterbatasan mobilitas
b. Sirkulasi
J 0ipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri#ansietas)
J 0ipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)
J <achikardi
J (enurunan nadi pada bagian distal yang cidera
J @ailary rel melambat
J (ucat pada bagian yang terkena
J 7asa hematoma pada sisi cedera
c. =eurosensori
J 8esemutan
J )e'ormitas, krepitasi, pemendekan
J kelemahan
d. 8enyamanan
J nyeri tiba4tiba saat cidera
J spasme# kram otot
e. 8eamanan
J laserasi kulit
J perdarahan
J perubahan warna
J pembengkakan lokal
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
(osted on )esember 2", 2009 by kuliahbidan
PENGERTIAN
Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada
tulang tibia dan ibula! Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat
diabsorbsinya! "#runner $ %uddart&
'ENI% FRA(T)R
a! Fraktur ko*plet + patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya *engala*i pergeseran!
b! Fraktur tidak ko*plet+ patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang
c! Fraktur tertutup + raktur tapi tidak *enyebabkan robeknya kulit
d! Fraktur terbuka + raktur dengan luka pada kulit atau *e*bran *ukosa sa*pai ke patahan tulang!
e! Greenstick + raktur di*ana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya *e*bengkak!
! Trans,ersal + raktur sepanjang garis tengah tulang
g! (o*inuti + raktur dengan tulang pecah *enjadi beberapa rak*en
h! -epresi + raktur dengan rag*en patahan terdorong ke dala*
i! (o*presi + Fraktur di*ana tulang *engala*i ko*presi "terjadi pada tulang belakang&
j! Patologik + raktur yang terjadi pada daerah tulang oleh liga*en atau tendo pada daerah perlekatannnya!
ETI./.GI
4 Trau*a
4 Gerakan pintir *endadak
4 (ontraksi otot ekste*
4 (eadaan patologis + osteoporosis, neoplas*a
0ANIFE%TA%I (/INI%
Nyeri terus *enerus dan berta*bah beratnya sa*api rag*en tulang dii*obilisasi, he*ato*a, dan
ede*a
-eor*itas karena adanya pergeseran rag*en tulang yang patah
Terjadi pe*endekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang *elekat diatas dan diba1ah
te*pat raktur
(repitasi akibat gesekan antara rag*en satu dengan lainnya
Pe*bengkakan dan perubahan 1arna lokal pada kulit
PE0ERI(%AAN PEN)N'ANG
pe*eriksaan oto radiologi dari raktur + *enentukan lokasi, luasnya
Pe*eriksaan ju*lah darah lengkap
Arteriograi + dilakukan bila kerusakan ,askuler dicurigai
(reatinin + trau*a otot *eningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal
PENATA/A(%ANAAN
Reduksi raktur terbuka atau tertutup + tindakan *anipulasi rag*en2rag*en tulang yang patah
sedapat *ungkin untuk ke*bali seperti letak se*ula!
I*obilisasi raktur
-apat dilakukan dengan iksasi eksterna atau interna
0e*pertahankan dan *enge*balikan ungsi
Reduksi dan i*obilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan
Pe*berian analgetik untuk *engerangi nyeri
%tatus neuro,askuler "*isal+ peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan& dipantau
/atihan iso*etrik dan setting otot diusahakan untuk *e*ini*alakan atroi disuse dan *eningkatkan
peredara darah
(.0P/I(A%I
*alunion + tulang patah telahse*buh dala* posisi yang tidak seharusnya!
-elayed union + proses penye*buhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang lebih la*bat
dari keadaan nor*al!
Non union + tulang yang tidak *enya*bung ke*bali
PENG(A'IAN -ATA -A%AR
akti,itas3istirahat
kehilangan ungsi pada bagian yangterkena
(eterbatasan *obilitas
%irkulasi
4ipertensi " kadang terlihat sebagai respon nyeri3ansietas&
4ipotensi " respon terhadap kehilangan darah&
Tachikardi
Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera
5ailary reil *ela*bat
Pucat pada bagian yang terkena
0asa he*ato*a pada sisi cedera
Neurosensori
(ese*utan
-eor*itas, krepitasi, pe*endekan
kele*ahan
kenya*anan
nyeri tiba2tiba saat cidera
spas*e3 kra* otot
kea*anan
laserasi kulit
perdarahan
perubahan 1arna
pe*bengkakan lokal
PRI.RITA% (EPERA6ATAN
0encegah cedera tulang3 jaringan lanjut
0enghilangkan nyeri
0encegah ko*plikasi
0e*beikan inor*asi ttg kondisi dan kebutuhan pengobatan
-IAGN.%A (EPERA6ATAN
(erusakan *obilitas isik b!d cedera jarinagan sekitasr raktur, kerusakan rangka neuro*uskuler
Nyeri b!d spas*e tot , pergeseran rag*en tulang
(erusakan integritas jaringan b!d raktur terbuka , bedah perbaikan
INTER7EN%I
(erusakan *obilitas isik b!d cedera jarinagan sekitasr raktur, kerusakan rangka neuro*uskuler
Tujuan + kerusakn *obilitas isik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperaa1atan
(riteria hasil+
0eningkatkan *obilitas pada tingkat paling tinggi yang *ungkin
0e*pertahankan posisi ungsinal
0eningkaatkan kekuatan 3ungsi yang sakit
0enunjukkan tehnik *a*pu *elakukan akti,itas
Inter,ensi+
a! Pertahankan tirah baring dala* posisi yang diprogra*kan
Tinggikan ekstri*utas yang sakit
Instruksikan klien3bantu dala* latian rentanng gerak pada ekstri*itas yang sakit dan tak sakit
#eri penyangga pada ekstri*it yang sakit diatas dandiba1ah raktur ketika bergerak
'elaskan pandangan dan keterbatasan dala* akti,itas
#erikan dorongan ada pasien untuk *elakukan A(% dala* lngkup keterbatasan dan beri bantuan
sesuai kebutuhan8A1asi teanan daraaah, nadi dengan *elakukan akti,itas
)bah psisi secara periodik
(olabirasi isioterai3okuasi terapi
b!Nyeri b!d spas*e tot , pergeseran rag*en tulang
Tujuan 9 nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan pera1atan
(riteria hasil+
(lien *enyatajkan nyei berkurang
Ta*pak rileks, *a*pu berpartisipasi dala* akti,itas3tidur3istirahat dengan tepat
Tekanan darahnor*al
Tidak ada eningkatan nadi dan RR
Inter,ensi+
(aji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri
Pertahankan i*obilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
#erikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk *elakukan akti,itas hiburan
Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi
'elaskanprosedu sebelu* *e*ulai
Akukan dana1asi latihan rentang gerak pasi3akti
-rong *enggunakan tehnik *anaje*en stress, contoh + relasksasi, latihan naas dala*, i*ajinasi
,isualisasi, sentuhan
.bser,asi tanda2tanda ,ital
(olaborasi + pe*berian analgetik
(erusakan integritas jaringan b!d raktur terbuka , bedah perbaikan
Tujuan+ kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan pera1atan
(riteria hasil+
Penye*buhan luka sesuai 1aktu
Tidak ada laserasi, integritas kulit baik
Inter,ensi+
(aji ulang integritas luka dan obser,asi terhadap tanda ineksi atau drainae
0onitor suhu tubuh
/akukan pera1atan kulit, dengan sering pada patah tulang yang *enonjol
/akukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh
Pertahankan sprei te*pat tidur tetap kering dan bebas kerutan
0asage kulit ssekitar akhir gips dengan alkohol
Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi
(olaborasi e*berian antibiotik

Diposkan 13th July 2012 oleh Udien Martapura

Anda mungkin juga menyukai