Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Jelas sekali pentingnya membangun suasana dalam setiap proses pembelajaran.
Suasana yang menyenangkan dan bermakna agar anak tertarik untuk mempelajari suatu
hal harus dibangun dengan menyadari bahwa setiap anak adalah unik atau sebagai
individu yang berbeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Atas dasar itulah
kita sebagai tenaga pendidik harus mampu melayani setiap individu yang berbeda-beda.
Bukannya hanya mengajar dengan penuh kreativitas tetapi juga dapat memunculkan
kreativitas dari peserta didik. Untuk dapat memunculkan kreativitas yang harus
disentuh bukan saja nalar atau logika tetapi juga hati dan emosi.
Oleh karena itu, penulis menulis makalah yang berjudul Pelayanan Dasar,
Pelayanan Pra-Konseling, dan Kegiatan Belajar yang Menyenangkan. Semoga
makalah ini berguna bagi para pembaca dan terutama bagi penulis.

1.2. Permasalahan
Dilihat dari latar belakang penulisan makalah ini, penulis ingin menjelaskan
tentang Pelayanan Dasar, Pelayanan Pra-Konseling, dan Kegiatan Belajar yang
Menyenangkan. Hal inilah yang jadi permasalahan dalam makalah ini, yang mudah-
mudahan dapat menjawab semua pertanyaan kita tentang bagaimana seharusnya kita
dalam implementasinya ketikan kita menjadi seorang guru nantinya dalam menghadapi
siswa yang berlatar belakang berbeda-beda.

1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mampu menjelaskan tentang Pelayanan Dasar.
2. Mampu menjelaskan tentang Pelayanan Pra-Konseling.
3. Mampu menjelaskan tentang Kegiatan Belajar yang Menyenangkan.
2

1.4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai bahan pembelajaran bagi mata kuliah Profesi Pendidikan.
2. Sebagai bahan untuk menambah wawasan mengenaiProfesi Pendidikan khususnya
Pelayanan Dasar, Pelayanan Pra-Konseling, dan kegiatan belajar yang
menyenangkan.




























3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pelayanan Dasar
1. Pengertian
Pelayanan Dasar adalah salah satu komponen program Pelayanan Bimbingan
dan Konseling Komprehensif, yang saat ini dikembangkan di Indonesia. Pelayanan
dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui
kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang
disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang
sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai
standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan
kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.
Di Amerika Serikat sendiri, istilah pelayanan dasar ini lebih populer dengan
sebutan kurikulum bimbingan (guidance curriculum). Tidak jauh berbeda dengan
pelayanan dasar, kurikulum bimbingan ini diharapkan dapat memfasilitasi
peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu dalam diri siswa yang
tepat dan sesuai dengan tahapan perkembangannya (Bowers & Hatch dalam Fathur
Rahman)
Penggunaan instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan tatap muka
terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi komponen ini.
Asesmen kebutuhan diperlukan untuk dijadikan landasan pengembangan
pengalaman terstruktur yang disebutkan.

2. Tujuan Pelayanan Dasar
Pelayanan dasar bertujuan untuk membantu semua konseli agar memperoleh
perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh
keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu konseli agar mereka
dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan pelayanan ini
dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu konseli agar (1) memiliki
kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,
sosial budaya dan agama), (2) mampu mengembangkan keterampilan untuk
mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi
penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu menangani atau memenuhi
4

kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka
mencapai tujuan hidupnya.

3. Fokus Pengembangan Pelayanan Dasar
Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus perilaku yang dikembangkan
menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat
dengan upaya membantu konseli dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya
(sebagai standar kompetensi kemandirian). Materi pelayanan dasar dirumuskan dan
dikemas atas dasar standar kompetensi kemandirian antara lain mencakup
pengembangan:
1. self-esteem
2. motivasi berprestasi
3. keterampilan pengambilan keputusan
4. keterampilan pemecahan masalah
5. keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi
6. penyadaran keragaman budaya, dan
7. perilaku bertanggung jawab.

4. Strategi Pelaksanaan Pelayanan Dasar
Bimbingan Kelas; Program yang dirancang menuntut konselor untuk
melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara
terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta
didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain
storming (curah pendapat).
Pelayanan Orientasi; Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang
memungkinkan peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru, terutama lingkungan Sekolah/Madrasah, untuk mempermudah
atau memperlancar berperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Pelayanan
orientasi ini biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Materi
pelayanan orientasi di Sekolah/Madrasah biasanya mencakup organisasi
Sekolah/Madrasah, staf dan guru-guru, kurikulum, program bimbingan dan
konseling, program ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana prasarana, dan tata
tertib Sekolah/Madrasah.
5

Pelayanan Informasi; Yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang
dipandang bermanfaat bagi peserta didik. melalui komunikasi langsung, maupun
tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur,
leaflet, majalah, dan internet).
Bimbingan Kelompok; Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada
peserta didik melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini
ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang
didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat
umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti : cara-cara belajar yang
efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress.
Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi); Merupakan
kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi peserta didik,
dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan
berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

2.2. Pelayanan Pra-Konseling
Prakonseling adalah teknik yang digunakan oleh konselor untuk mempersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan konseling, sebelum kegiatan
konseling itu sendiri dilaksanakan. Persiapan ini hendaknya mencakup persiapan untuk
konseli, persiapan yang berhubungan dengan konselor selaku helper, dan persiapan
fisik serta lingkungan di mana konseling akan dilaksanakan.
Prakonseling termasuk teknik dasar yang harus dilakukan oleh konselor, karena
dengan adanya persiapan yang matang baik dari segi konselor, konseli, maupun
lingkungan, akan mendorong terjadinya proses konseling yang kondusif, dan
mempermudah tercapainya tujuan konseling.








6

No.
Indikator
Teknik Dasar
Komunikasi
(TDK)
Hal-hal yang harus dilakukan oleh
konselor untuk setiap indikator TDK
Skala
Keberhasilan
Pelaksanaan
Tindakan
1 2 3 4
PRA KONSELING
a. Kesiapan
Konselor
1) Persiapan Fisik
a) Menunjukkan penampilan diri yang rapi,
tidak bertentangan dengan nilai yang
berlaku dengan tempat di mana
konseling dilaksanakan.

b) Menunjukkan wajah yang segar dan
tidak terlihat lelah.

c) Menjaga kebersihan diri, minimal
supaya tidak bau badan sehingga konseli
merasa nyaman.

Persiapan Psikologis
a) Menjernihkan pikiran untuk konsentrasi
penuh saat konseling, misalnya dengan
menyingkirkan pikiran-pikiran negatif.

b) Mencegah diri supaya tidak melamun
saat akan melakukan konseling.

c) Mempersiapkan mental dan kekuatan
energi untuk mendengarkan apapun
cerita konseli.

d) Meningkatkan minat dan motivasi untuk
membantu konseli.

b. Persiapan
instrumen
pelaksanaan
konseling
1) Persiapan instrumen pendukung kegiatan konseling inti
a) Mempersiapkan alat perekam untuk
konseling (misalnya : recorder, kamera
digital, alat perekam lainnya).

b) Mempersiapkan alat tulis jika sewaktu-
7

waktu diperlukan untuk pembuatan
kontrak konseling.
c) Mempersiapkan tissue untuk
mengantisipasi konseli menangis.

d) Mempersiapkan stopwatch atau jam
tangan untuk mengukur waktu
pelaksanaan konseling.

e) Me-non aktifkan telepon seluler /
handphone saat memulai proses
konseling untuk menghindari adanya
gangguan selama konseling
berlangsung.

2) Persiapan media Bimbingan dan Konseling
a) Mempersiapkan bahan-bahan
informasional jika sewaktu-waktu
dibutuhkan oleh konseli (brosur, buku-
buku penunjang, dll).

b) Mempersiapkan media layanan,
misalnya format self-help, modul, alat
tes, dll.

c. Setting tempat
pelaksanaan
konseling
1) Memilih tempat pelaksanaan konseling yang aman dan
nyaman bagi konseli.
a) Memilih tempat pelaksanaan konseling
yang tertutup.

b) Menata dekorasi ruangan tempat
konseling, misalnya mengatur hiasan
supaya tidak terlalu ramai dan menata
penerangan supaya tidak terlalu terang
atau sebaliknya.

2) Memilih posisi duduk yang nyaman dan mendukung selama
proses konseling.
a) Mempersilakan konseli untuk memilih
di mana dia ingin duduk, untuk

8

menciptakan kenyamanan pada diri
konseli.
b) Menangkap kesan nonverbal dari posisi
duduk yang dipilih oleh konseli (setiap
posisi duduk memiliki arti tersendiri
yang secara tersirat menggambarkan
karakteristik konseli dan masalah yang
dialaminya).

c) Mengatur posisi duduk membentuk
sudut 90-120 derajat antara konselor dan
konseli (posisi duduk yang lurus antara
konselor dan konseli memberikan kesan
terlalu formal).

d) Mengatur jarak duduk, yaitu antara 75-
100 cm antara konselor dengan konseli,
dengan tujuan untuk menggambarkan
keakraban.


e) Mencegah adanya pembatas antara
konselor dan konseli, misalnya meja,
bangku, atau benda-benda yang lain
sehingga tidak menghalangi konselor
untuk melakukan pengamatan terhadap
gerak-gerik konseli, termasuk gerak-
gerik nonverbal yang ditunjukkannya.


f) Menjaga postur tubuh, condong ke arah
konseli untuk mengisyaratkan perhatian.


g) Menjaga kedinamisan posisi duduk,
tidak terlalu kaku dengan posisi
condong ke depan, tidak pula terlalu
banyak mengubah-ubah posisi duduk.


h) Mengarahkan kontak mata pada konseli
untuk mengisyaratkan perhatian, namun
tidak melotot dan terus-terusan menatap

9

konseli untuk menghindari konseli salah
tingkah dan ketakutan.


2.3. Kegiatan Belajar yang Menyenangkan
Salah satu hal yang harus dikedepankan dalam menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan adalah menyertakan partisipasi siswa di dalam kelas. Selain untuk
membangun komunikasi dengan siswa, pengajar juga dapat mengetahui apa yang
menjadi kebutuhan bagi para siswa. Jika situasi ini tak terbangun, bisa jadi siswa akan
merasa canggung berbicara dengan guru dan komunikasi tidak akan berjalan baik.
Akibatnya, pengajar juga akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang
menjadi keinginan siswa. Beberapa tips yang dapat menjadi panduan dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan:
1. Ciptakan iklim yang nyaman buat anak didik Anda
Iklim yang nyaman akan menghilangkan kecanggungan siswa, baik sesama
guru maupun antar siswa sendiri. Hal ini juga bisa mendorong siswa untuk
mengajukan pertanyaan, sehingga komunikasi antara pendidik dan anak didik dapat
terbangun. Sebagai pengajar, Anda dapat menjelaskan kepada siswa bahwa tidak
akan ada siswa lain yang akan mengejek ketika ia bertanya. Beri motivasi kepada
siswa bahwa dengan bertanya, akan memudahkannya untuk lebih mengetahui
tentang sesuatu hal daripada hanya diam mendengarkan.
2. Dengarkan dengan serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh
siswa Anda
Jika siswa Anda mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan
memperhatikannya. Meski sederhana, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri
siswa karena ia merasa diperhatikan. Seringkali siswa merasa kurang percaya diri
sehingga enggan untuk memberikan kontribusi di dalam kelas. Nah, tugas Anda
sebagai pengajar, membangun kepercayaan diri siswa dengan menunjukkan
perhatian-perhatian saat siswa merasa sedang ingin didengarkan.




10

3. Jangan ragu memberikan pujian kepada siswa
Anda juga bisa mencoba dengan memuji setiap komentar yang diajukan oleh
anak didik Anda. Misalnya, "Oh, itu ide yang sangat bagus" ,atau "Pertanyaan kamu
bagus, itu tidak pernah saya pikirkan sebelumnya.
4. Beri pertanyaan yang mudah dijawab
Jika hal di atas belum juga berhasil untuk mengajak siswa memberikan
komentar atau pertanyaan, giliran Anda untuk mengajukan pertanyaan memancing
yang bisa membuat anak didik Anda tidak lagi bungkam di dalam kelas. Pastikan
pertanyaan Anda mampu dijawab oleh siswa, sehingga saat menjawab secara tidak
langsung melatih siswa untuk berbicara.
Saat siswa sudah mulai merespon, beri senyum kepada siswa yang sudah
berkomentar. Hal ini akan mengurangi rasa canggung yang biasa ia perlihatkan.
5. Biarkan siswa mengetahui pelajaran sebelum kelas dimulai
Minta agar para siswa mempelajari bahan yang nantinya akan Anda tanyakan.
Sehingga, ia akan mempersiapkannya terlebih dulu. Jika saat anda bertanya dan para
siswa tidak merespon, ubah format pertanyaan anda yang hanya membutuhkan
jawaban "ya" atau "tidak".
6. Controlling
Kontrol para siswa dengan alat kontrol yang Anda miiliki. Gunanya adalah
untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang biasanya berpartisipasi dalam kelas.
Jika Anda menemukan beberapa siswa yang tingkat partisipasinya dalam kelas sangat
kurang, maka ajak ia berkomunikasi secaraa pribadi. Mungkin dengan begitu ia akan
merasa percaya diri. Selain itu, jika yang Anda temukan hanyalah permasalahan
kurang percaya yang menjadikannya diam selama kelas berlangsung, maka tugas
Anda selanjutnya adalah memberi ia tugas yang bisa membantunya untuk
berkomunikasi. Misalnya, tugas berpidato dalam kelas.
7. Pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM
Sebagai seorang kreator proses belajar mengajar, seharusnya guru
mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minat,
bakat, serta mengekspresikan ide-ide dan kreatifitasnya. Tapi pada kenyataanya masih
banyak pembelajaran yang cenderung bersifat teoritis dan tidak terkait dengan
lingkungan siswa berada.
Kondisi seperti ini menyebabkan peserta didik ( siswa ) jenuh dan tidak betah
di kelas. Agar tugas guru dalam KBM menjadi maksimal. Siswa merasa nyaman dan
11

senang ketika pembelajaran berlangsung, maka guru harus pandai meramu KBM
tersebut.
PAIKEM merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa membuat
suasana di kelas menjadi asyik dan efektif. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan menyenangkan.
Aktif dimaksudkan dalam pembelajaran guru garus menciptakan suasana yanga
membuat siswa aktif bertanya serta mengemukakan pendapat. Peran aktif siswa
sangat penting dalam rangka pembentukan generasi kretif yang mampu
menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Inovatif, guru harus mampu membuat perubahan dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan berbagai metode, sehingga siswa merasa enjoy belajar.
Kreatif, juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan tentu saja suasana belajar mengajar yang menyenangkan.

Dengan pendekatan PAIKEM diharapkan siswa dapat memusatkan perhatian
secara penuh pada waktu belajar. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Secara
garis besar PAIKEM bisa digambarkan sebagai berikut, Siswa terlibat dalam berbagai
kegiatan untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan dengan penekanan
pada belajar melalui berbuat. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai
cara dalam membangkit semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagi sumber
belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi
siswa.
8. Mengajar menggunakan bahasa cinta
Untuk membuat suasana belajar dikelas menyenangkan dan menarik minat
siswa untuk belajar lebih giat, maka guru harus dapat menciptakan hubungan yang
harmonis dengan siswa. Karena siswa itu sendiri sebagai manusia yang memiliki rasa
cinta jangan sampai membuat julukan negatif pada seorang guru gara-gara selalu
marah dan berteriak
Bahasa cinta merupakan salah satu kunci sukses bagi semua guru untuk
membangun sebuah hubungan yang indah dengan siswa agar tercipta suasana
menyenangkan. Seorang guru dapat membangun hubungan yang indah dengan siswa
jika mau berbuat.

12

a. Mengakui kesalahan yang pernah dilakukan
Guru adalah sosok yang di kagumi, dihormati, sehingga akan menjadi sangat
memalukan baginya untuk mengakui kesalahan yang mungkin telah di perbuat
kepada para siswanya. Kewibawaan seorang guru akan terlihat dari apa yang
telah ia lakukan. Sikap mengakui kesalahan dan mau minta maaf menunjukkan
kebersihan hati seseorang .
b. Pujian untuk meningkatkan motivasi belajar
Jangan pelit memberi pujian kepada siswa atas keberhasilan yang di capai. Setiap
usaha yang telah dia lakukan dalam pembelajaran tenyata mampu meningkatkan
motivasi belajar dengan memberi pujian berarti seorang guru sedang
menumbuhkan kepercayaan diri pada siswanya.
c. Memberi kesempatan berfikir kreatif
Menanyakan dan memberikan pilihan kepada siswa dalam proses pembelajaran
akan membuat siswa berlatih mengambil keputusam sendiri tanpa ada paksaan.
Siswa akan terdidik untuk berpikir kreatif dalam mencari pemecahan suatu
masalah.
d. Mau menghargai orang lain
Kata terimah kasih merupakan ungkapan yang bermakna luas, ketika seorang
siswa mampu mengatakan terimah kasih baik kepada teman atau gurunya berarti
dia memiliki kepekaan bahwa apa apa yang telah berhasil ia dapatkan bukan
semata-mata kehebatanya sendiri melainkan ada orang lain yang turut membantu.
Dari sinilah siswa dapat belajar untuk menyadari bahwa bekerja sama merupakan
hal yang sangat baik untuk di lakukan.

Dengan bahasa cinta, hubungan yang kaku antara guru dan murid sudah
saatnya di ubah menjadi hubungan yang harmonis penuh kasih sayang. Dengan
demikian akan mencetak calon-calon generasi yang unggul di masa mendatang.
Selain itu, keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan
belajar bagi siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai dan siswa
akan lebih mudah menangkap pelajaran. Siswa tidak akan merasa sungkan bertanya
jika mereka tidak mengerti karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti
adalah dengan cara bertanya. Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan
suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap
setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan
13

peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik yang lain. Khusus
dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan
kematangan berfikir peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan
diterima oleh peserta didik. Penguasaan terhadap semua ketrampilan mengajar di atas
harus utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis, misalnya
melalui pembelajaran mikro.
Seluruh sekolah yang bertaraf nasional dan internasional, jumlah siswa
dibatasi dalam setiap kelas maksimal 32 siswa. Hal ini ditetapkan agar guru bisa lebih
mudah memberikan pelajaran dengan baik dan siswa juga akan mudah menangkap
yang nantinya akan mendapatkan hasil yang baik pula. Selain itu juga bagian sarana
dan prasarana disekolah akan lebih mudah menyediakan alat praktikum sesuai dengan
jumlah siswa seperti komputer, alat praktik IPA, peralatan olahraga, labor bahasa dan
lain-lain. Dan juga guru menyampaikan materi pembelajaran dikelas dengan
menggunakan alat multimedia. Bagi guru yang kreatif mereka membuat animasi
karikatur dalam pembelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh. Bagian kurikulum
juga harus memikirkan bagaimana agar siswa juga dapat menerima pembelajaran
dengan baik dengan cara menyusun jadwal pelajaran dengan rapi. Dalam satu hari
siswa jangan diberikan pelajaran yang berumus, harus diselingi dengan mata pelajaran
yang lainnya.

2.4. Peran Guru dan Orang Tua dalam Menciptakan Suasana Belajar yang
Menyenangkan
Rasa senang dalam belajar adalah masalah suasana hati. Ini diperoleh melalui
perlakukan guru dan orang tua melalui dorongan dan motivasi mereka. Sebenarnya
yang diperlukan oleh siswa dalam belajar adalah rasa percaya diri. Maka tugas orang
tua dan guru tentu saja menumbuhkan rasa percaya diri mereka.. Dari pengalaman
hidup, kita sering menemukan begitu banyak anak yang ragu-ragu atas apa yang
mereka pelajari, sehingga mereka perlu didorong dan diberi semangat lewat kata kata
dan perlakuan.
Jika anak merasa kurang percaya diri, maka anak perlu dibantu. Coba
menemukan hal hal positif pada dirinya dan pujilah dia agar rasa percaya dirinya bisa
datang. Komentar -komentar positif dapat membangkitkan percaya diri mereka. Orang
belajar memang tergantung pada faktor fisik (suasana lingkungan), faktor emosional
(suasana hati) dan faktor sosiologi atau lingkungan teman, guru, orang tua dan budaya
14

sekitar. Rasa senang dalam belajar dapat tercipta jika terjalin keakraban antara guru dan
siswa. Keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan belajar bagi
siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai, lebih bisa mengungkapkan
idenya sehingga lebih kreatif, anak akan lebih termotivasi ikut belajar sehingga siswa
akan lebih mudah menangkap pelajaran. Anak tidak akan merasa sungkan bertanya jika
mereka tidak mengerti karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti adalah
dengan cara bertanya.
Menciptakan suasana akrab dengan siswa bukanlah hal yang sulit. Guru perlu
menciptakan suasana bahwa pada saat belajar, guru dan siswa sedang belajar. Bahwa
pada saat itu mereka juga didengar ide, pendapat dan kreatifitasnya, guru akan menjadi
pengarah dan fasilitator mereka dalam belajar. Dan guru perlu bersikap adil terhadap
siapapun, artinya siswa perlu diperhatikan sesuai porsinya. Misalnya anak yang pintar
perlu diarahkan untuk lebih memperhatikan temannya yang kurang pintar. Anak yang
nakal perlu diaktifkan untuk lebih berperan dalam proses belajar misalnya dengan
menunjuk anak tersebut untuk membantu menertibkan teman temannya. Guru
menegur dan marah juga harus pada tempatnya dan ada alasannya. Dan salah satu cara
untuk menciptakan suasana akrab dengan anak adalah berusaha untuk mengenal
mereka satu persatu.
Senyum guru juga merupakan salah satu penyemangat belajar bagi siswa. Cukup
banyak ruang kelas proses belajar mengajarnya kurang dihiasi oleh senyum tulus guru.
Kecuali senyum jengkel yang akan membuat kelas dan sekolah kehilangan rasa senang.
Apa lagi kalau sekolah/ kelas juga selalu diguyur oleh tindakan menekan, tindakan
mengancam dan tindakan meremehkan pribadi siswa, dimana pada akhirnya siswa
menjadi malas, masa bodoh dan tidak punya kreativitas sama sekali. Guru yang cuma
mengejar target kurikulum, sekedar tugas mengajar, dan mengabaikan perasaan anak
didik akan membuat guru tersebut (juga mata pelajarannya) menjadi sangat tidak
menarik, kreatifitas anak didik akan tidak berkembang.
Lingkungan belajar melibatkan orang-orang, perilaku, gagasan, dan suasana hati.
Untuk memaksimalkan dorongan alamiah dalam diri anak, lingkungan belajarnya harus
memenuhi beberapa persyaratan. Anak membutuhkan lingkungan yang menanggapi
perilakunya. Lebih cepat dan lebih konsisten tanggapan yang diberikan kepadanya,
maka lebih cepat ia akan belajar. Persyaratan utama yang lain adalah kebebasan. Anak
merasa tidak aman bila tidak ada batasannya. Dengan memberikan batasan tertentu,
anak cukup leluasa untuk menyelidiki. Untuk menumbuhkan semangat kemandirian
15

pada anak anda dan kemampuan untuk mengambil inisiatif, berikan dia kesempatan
untuk memilih apa yang anda berdua ingin lakukan atau pelajari.
































16

BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Jadi kita sebagai seorang guru yang kreatif harus memahami dan mengerti
akan latar belakang siswa yang berbeda-beda. Oleh karena itu sangat perlu bagi kita
untuk mengerti dan memahami tentang pelayanan dasar dan prakonseling. Agar
dalam pelaksanaan dan proses belajar mengajar berjalan dengan lancar karena kita
telah memahami karakter masing-masing siswa kita, sehingga dengan demikian
suasana belajar yang menyenangkan juga dapat kita ciptakan. Dengan berlandaskan
kita mengerti dan memahami karakter anak masing-masing yang hakikatnya belajar
itu tidak bias dipaksakan. Tetapi setidaknya kita dapat memberikan motivasi dan
dorongan kepada peserta didik, agar minatnya dalam belajar baik dan dapat
berkembang.

3.2. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat
dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa
penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu,
dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan
menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat
memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.











17

DAFTAR PUSTAKA

Fathur Rahman. tt. Modul Ajar Pengembangan dan Evaluasi Program BK. Pendidikan
Profesi Guru Bimbingan Dan Konseling/Konselor (PPGBK). Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
http://mentilnyaentung.blogspot.com/2012/10/prakonseling.html diakses pada 16 Mei 2014
http://yana-anggraini.blogspot.com/2013/06/pelayanan-dasar-pelayanan-pra-
konseling_4.html diakses pada 16 Mei 2014

Anda mungkin juga menyukai