Anda di halaman 1dari 12

Edisi interaktif pemilu, 15 Agustus 2014

R
O
B
O
S
A
N

A
D
V
E
R
T
I
S
I
N
G
Pilpres PPMI Berlangsung,
Masisir Menginginkan Perubahan
Edisi interaktif pemilu, 15 Agustus 2014


Pilpres PPMI Berlangsung,
Masisir Menginginkan Perubahan
T

R
O
B
O
S
A
N

-

E
d
i
s
i

I
n
t
e
r
a
k
t
f

P
e
m
i
l
u

-

A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4



Sekapur Sirih, Panas
Halaman 2
Sikap, Al-Azhar-PPMI: Kemesraan ini Janganlah
Cepat Berlalu (!)
Halaman 3
Laporan Utama, Memantau Jalannya Pemilu
Raya PPMI
Halaman 4,5
Komentar Peristiwa, Tentang, PPMI, Apa
Harapan Mereka?
Halaman 6, 7
Sketsa, Krisis Keteladanan
Halaman 8
Wawancara, Eksklusif; Wawancara dengan 3
Pasang Kandidat
Halaman 9, 10
Kolom, Apa Yang Masisir Butuhkan dari Pilpres
PPMI?
Halaman 11

Terbit perdana pada
21 Oktober 1990.
Pendiri: Syarifuddin
Abdullah, Tabrani
Sabirin. Pemimpin
Umum: Iis Istianah
Pemimpin Redaksi:
Fachry Ganiardi. Pem-
impin Perusahaan:
Difla Nabila. Dewan
Redaksi: Tsabit Qodami, M. Hadi Bakri. Ainun
Mardiyah. Heni Septianing. Reportase: Abdul
Latif Harahap, Ahmad Ramdani, Rijal W.
Rizkillah, Zammil Hidayat, Ikmal Al Hudawi,
Abdul Malik, Aulia Khairunnisa, Maimunah
Hamid, Ukhti Muthmainnah Hamid,. Editor:
Fahmi Hasan Nugroho. Lay Outer: Abdul Ma-
lik Pembantu Umum: Keluarga TROBOSAN.
Alamat Redaksi: Indonesian Hostel-302
Floor 04, 08 el-Wahran St. Rabea el-Adawea,
Nasr City Cairo-Egypt. Telepon: 22609228, E-
mail: terobosanmasisir@yahoo.com. Face-
book : Terobosan Masisir. Untuk pemasangan
iklan, pengaduan atau berlangganan silakan
menghubungi nomor telepon :
01206308454 (Malik), 01140957150 (Iis),
01156796475 (Difla)


Terik cahaya matahari itu terus menyo-
roti Negeri Piramida ini. Seakan tak pernah
bosan mengintai jutaan penduduk manusia.
Bilangan angka yang mencapai suhu 40 de-
rajat panas Celsius menyelimuti kepanikan
mereka, sekonyong-konyong muncullah
ekspresi kekeluhannya yang tak terpatri, ah
panasnya!. Ya, saat ini panas sedang
menggelegar di Negeri ini. Alat pendingin
pun seperti ac dan kipas angin menjadi so-
lusi tepat untuk menyejukkan tubuh mereka
yang berkeringat. Namun, musim panas
yang sebentar lagi berlalu, sangat diharap-
kan oleh para pekerja dan buruh. Disamping
juga dicemaskan bagi para travaller dan
backpaper, karena momen itu dijadikannya
sebagai ladang berlibur.
Tak hanya itu, ternyata panasnya me-
nyebar ke dalam tubuh bumi pertiwi. Tapi
kali ini panasnya bersuhu politik. Mengapa?
Karena, usainya pesta demokrasi Pilpres
kemarin, cukup menuai perseteruan antara
kedua kandidat calon Presiden RI. Ihwal
seperti ini, lapisan atmosfer perpolitikan
Indonesia akan semakin mencuat ketidak-
stabilannya, dan menjadi sorotan dunia in-
ternasional. Tentunya, siapapun ia yang
mempin Indonesia, harus betul-betul men-
gayomi rakyat dan mampu mengemban
amanat memimpin Indonesia sebaik-
baiknya.
Panas yang tak pandang bulu dan suku,
seolah menghampiri jua ke dalam tubuh
organisasi induk PPMI. Panas! Setiap hari,
jam, bahkan menitnya, teriakan kampanye
selalu hadir di hadapan Masisir baik ber-
kampanye melalui dunia maya maupun fak-
tanya. Dan kalu mau jujur, ada juga yang
berkampanye dengan menyebarkan aib
lawan, terutama dari mulut ke mulut. Pasti-
nya, kita berharap dari cara kampanyenya
yang kreatif tak mengundang pertikaian
sesama Masisir.
Beranjak dari itu semua, TROBOSAN di
edisinya kali ini mencoba menguak proses
Pemilu PPMI, acara tahunan yang diseleng-
garakan Panitia Pemilu Raya. (PPR). Dari
awal proses prosedur pendaftaran, debat
kandidat, hingga pasca pemilu raya PPMI,
yang merupakan puncak dari rentetan acara
PPR.
Di Edisi Interaktif Pemilu ini juga,
TROBOSAN pun kembali menghadirkan
rubrik wawancara dengan tiga Calon Kandi-
dat. Bertanya mengenai motif dasar mereka,
apakah dicalonkan, atau mencalonkan?
Oleh saebab itu, kritik dan saran dari
pembaca sangatlah kami nantikan. Karena
dengan kritik dan saran andalah kami akan
bangkit dan berdiri untuk mendongkrak
semangat penulis dan khususnya para kru
TROBOSAN. Terima kasih kami ucapkan
dari lubuk hati kami yang paling dalam, atas
saran dan kritik yang telah anda sampaikan
pada kami selama ini.

Selamat membaca! []
Panas
TROBOSAN
[]
Komik.pemilu.com
T

R
O
B
O
S
A
N

E
d
i
s
i

I
n
t
e
r
a
k
t
f

P
e
m
i
l
u


A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4



Rubrik Sikap adalah editorial buletin TROBOSAN. Ditulis oleh tim redaksi TROBOSAN dan mewakili suara resmi dari TROBOSAN terhadap
suatu perkara. Tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab redaksi.

Kita tentu masih ingat, keramaian yang
terjadi sekitar satu tahun yang lalu, ketika
masisir sibuk menilai dan menyoroti sikap al-
Azhar terhadap polemik politik Mesir dan
kebijakan-kebijakan militer yang akhirnya
memangku kekuasaan. Kala itu masisir bak
terbelah menjadi tiga kubu; pro kudeta, anti
kudeta dan tak mau bersikap apa-apa (baik
karena menganggap hal tersebut bukan ranah
mereka ataupun memang menutup telinga dan
tak mau tau apa-apa). Mirip seperti pem-
belahan kubu yang terjadi dalam ranah warga
mesir sesungguhnya.
Sebagian dari masisir anti kudeta
menganggap bahwa sikap al-Azhar yang
dinilai mendukung kudeta dan militer sangat
tidak benar. Di berbagai kesempatan malah
tak jarang terdengar celaan terhadap para
ulama al-Azhar, mendoakan dengan hal yang
kurang baik, dsb. Sikap ini tentu tidak diterima
oleh dua kalangan lain; kalangan pro
kudeta yang tentu tak punya masalah
dengan sikap yang dikeluarkan al-Azhar
dan kalangan yang sesungguhnya tak
mau bersikap apa-apa. Namun, karena
mereka juga adalah anak didik al-Azhar
yang tak mau jika para gurunya diperb-
incangkan secara tidak sopan di
berbagai kesempatan, mereka-pun ikut
meramaikan perdebatan tersebut
dengan menyerang kubu pertama.
Hiruk-pikuk ini berlangsung cukup
lama, dan meskipun barangkali bau
sentimen ini tak tercium oleh pihak al-
Azhar,namun hubungan masisir dengan
al-Azhar sedikit banyak mengalami kereng-
gangan. Tak jarang kita temukan sebagian
mahasiswa yang tak jadi ngaji karena gurunya
adalah syeikh A yang mereka anggap ikut andil
dalam mendukung kebijakan militer .
Namun di sisi lain, fenomena ini justru
membawa nilai positif, di mana mayoritas
masisir justru seakan diingatkan tentang
kedekatan mereka dengan al-Azhar. Kedeka-
tan semacam apakah yang sudah terbangun?
Kemudian sekuat apa kedekatan tersebut
tercipta? Dan hasilnya, masisir mayoritas lebih
giat lagi membangun kedekatan. Tulisan-
tulisan tentang profil masyayikh al-Azhar
mulai bertebaran, ruwaq-ruwaq al-Azhar se-
makin ramai didatangi, akun-akun jejaring
sosial yang memberi banyak informasi tentang
al-Azhar juga mulai bermunculan.
Dan yang lebih cantik, adalah ketika PPMI
sebagai organisasi induk bagi komunitas
masisir, memimpin proses tersebut sebagai
bagian dari khidmat mereka. Karena jika pen-
dekatan ini dilaksanakan secara kompak dan
terogainisr oleh satu wadah yang dikenal al-
Azhar sebagai ittihad tholabah, al-Azhar akan
semakin mudah mengenali kita, tidak lagi
sebagai individu namun Indonesia sebagai
bangsa.
Dan barangkali, hal ini-lah yang patut
diapresiasi dari PPMI masa bakti 2013-2014.
Di bawah pimpinan Amrizal Batubara, PPMI
kali ini berhasil melakukan pendekatan yang
lebih riil dengan al-Azhar. Jika sebelumnya
kedekatan yang terbangun antara masisir
dengan al-Azhar adalah kedekatan individu,
yang artinya sebatas kedekatan guru dan
murid. Kedekatan yang terbangun karena
proses belajar-mengajar. Namun kali ini PPMI
berhasil melakukan pendekatan hingga kantor
grand syeikh, yang artinya PPMI telah mampu
menembus ranah administratif al-Azhar.
Mengadakan silaturahmi langsung dengan
Grand Syaikh di Masyikhotul Azhar adalah
usaha pertama PPMI dalam melakukan proses
pendekatan tersebut di awal kepemirantahan-
ya kala itu. Usaha yang tentunya disambut
baik oleh pihak Grand Syaikh dan al-Azhar.
Tidak sia-sia, hasil dari silaturahmi tersebut
menghasilkan banyak hal positif bagi masisir
secara keseluruhan. Salah satunya adalah un-
dangan umum kepada masisir yang datang
dari Grand Syaikh untuk secara langsung ber-
temu dengan beliau di kediamannya di daerah
Luxor. Di kemudian, PPMI hampir secara rutin
mengadakan agenda silaturahmi ini. Tercatat
ada tiga kali rombongan yang berangkat ber-
sama PPMI menuju Luxor.
Begitupun dengan seminar-seminar yang
mendatangkan masyayikh besar seperti;
Syeikh Muhammad Ibrahim Abdul Baist al-
Kattani dan Syeikh Ala Muhammad Mushtafa
Naimah dari Iskandariyah, Syeikh Yusri
Rusydi Sayyid al-Hasani, Syeikh Usamah Say-
yid al-Azhari, dsb. Terakhir, Ramadhan lalu
PPMI mampu meramaikan semangat
keilmuan Masisir dan warga mahasiswa
tetangga dari Malaysia, Singapura dan Thai-
land, dengan mengadakan dauroh ilmiyah
bersanad. PPMI menghadirkan Syeikh Hisyam
Kamil dan Syeikh Usamah Sayyid al-Azhari
untuk menyampaikan ilmunya.
Namun di sisi lain, banyaknya kunjungan-
kunjungan ke luar Kairo yang dilakukan PPMI
memunculkan poin kurang positif, di an-
taranya kurangnya fokus PPMI dalam men-
jalankan realisasi program kerja lainnya. Jika
kembali menengok pada hasil LKS Maret lalu,
bisa terlihat seberapa kurangnya program
kerja yang tercapai oleh PPMI (baca: Terobo-
san edisi 359). Sesuatu yang sangat disa-
yangkan.
Memang tidak ada salahnya, memberikan
kesempatan kepada khalayak banyak
untuk pergi menuju Luxor dalam rangka
menemui Grand Syaikh. Namun jika
dikoordinir langsung oleh leader team
PPMI dan dengan intensitas yang tidak
sedikit, kesan yang timbul adalah kerja
PPMI seperti penyedia jasa travel. Lebih
ekstremnya, tak sedikit komentar yang
berkembang bahwa PPMI telah memate-
rialisasi agenda semacam ini, dan men-
jadikan ulama sebagai ajang gengsi.
Harapan kepada para pemimpin baru
Masa bakti PPMI beserta jajaran kabinet
Amanah Kebersamaan akan segera usai,
untuk selanjutnya digantikan dengan
wajah baru, yang barangkali membawa visi,
misi dan gaya kepemimpinan yang berbeda.
Namun, kedekatan al-Azhar dengan PPMI dan
masisir yang telah terbangun sangat patut
untuk dipertahankan, siapapun wajah baru
yang akan muncul kelak.
Dengan tambahan harapan, bahwa PPMI
ke depan bisa menjalankanya dengan lebih
rapi. Fokus PPMI sebagai motor penggerak
dinamika masisir sangat luas, mencakup akad-
emis, kesejahteraan, keamanan serta hub-
ungan dengan organisasi dan instansi lain.
Pembagian tugas kerja yang rapi dalam tubuh
kabinet PPMI barangkali bisa dijadikan kunci,
bagaimana semua agenda yang menjadi pro-
gram ke depannya bisa tersusun dan terlaksa-
na dengan lebih sistematis. Karena fokus da-
lam satu wacana tidak harus dengan menga-
baikan wacana lainya.
[]
Al-Azhar-PPMI: Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu (!)
Doc. Photo Terobosan
T

R
O
B
O
S
A
N

-

E
d
i
s
i

I
n
t
e
r
a
k
t
f

P
e
m
i
l
u

-

A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4




Pesta demokrasi tahunan Masisir kem-
bali digelar, sejak jauh-jauh hari segala
macam persiapan telah dilakukan. Hingga
saat ini proses tersebut masih berjalan mes-
ki terdapat beberapa kendala yang
menghalangi kelancaran proses jalannya.
Bagaimana jalannya proses pemilu terse-
but? Berikut laporannya.
PPR Menahkodai Jalannya Pemilura
PPMI
Bulan Agustus tiba, berarti telah tiba
saatnya PPMI melakukan regenerasi
kepemimpinan. Berbagai isu mengenai pen-
gusungan beberapa calon sudah terdengan
sejak beberapa minggu sebelumnya. Untuk
menghadapi hal ini, PPMI pun membentuk
tim Panitia Pemilu Raya sebagai tim
pelaksana seluruh rangkaian kegiatan pemi-
lu raya PPMI.
Ade Suwandi Halabi terpilih sebagai
ketua PPR untuk kali ini. Dalam wa-
wancaranya dengan tim Terobosan, Ade
menyatakan bahwa PPR sebagai tim
pelaksana pemilu dibentuk oleh Presiden
PPMI pada tanggal 2 Agustus lalu, dengan
jumlah anggota sebanyak 28 orang.
(Kita, PPR-red) dibentuk tanggal 2
Agustus, (dengan) anggota 28 orang ujar
Ade.
Kemudian pada 4 Agustus, PPR pun
melakukan sosialisasi dengan menyebarkan
pengumuman dan pamflet di akun resmi
PPR. Pengumuman tersebut memuat
rangkaian rencana kegiatan pemilu sejak
awal hingga penghitungan suara berakhir.
Dan sesuai jadwal, pada keesokan harinya,
5 dan 6 Agustus, PPR memberikan waktu
dua hari untuk pendaftaran pasangan wap-
res dan cawapres PPMI.
Namun setelah dua hari masa pendafta-
ran dibuka tidak ada satupun dari tiga bakal
calon yang lulus screening. Ade menjelas-
kan bahwa hal tersebut dikarenakan adanya
beberapa persyaratan yang tidak dipenuhi
oleh para pendaftar. Di antaranya adalah
sebagaimana yang termaktub dalam UU
pemilu raya pasal 15 ayat 6 mengenai
syarat khusus, yang mengatakan bahwa
masing-masing bakal calon presiden harus
menyerahkan tanda bukti dukungan berupa
minimal lima puluh (50) tanda tangan ang-
gota PPMI Mesir dan foto kopi halaman
identitas diri di paspor sekaligus halaman
lapor pendidikan.
Ade menjelaskan bahwa pasangan Agus
dan Hujjaj tidak memenuhi syarat khusus
tersebut. Mereka mengumpulkan 63 pas-
por, tetapi yang lulus sekitar 45. Sisanya
dinyatakan gagal oleh PPR dan Panwaslu-
ra.
Hal yang sama juga terjadi pada pasan-
gan Ikrom dan Bery. Ade manambahkan,
Kasusnya sama dengan pasangan nomor
pendaftar 1,
mereka
mengumpul-
kan 53
paspor.
Yang
lulus 33
paspor
dan
20 pas-
por dinya-
takan tidak
memenuhi
syarat.
Lain
halnya
dengan
yang terjadi pada
pasangan pendaftar no-
mor 3, Roisuddin dan Riki.
Ade mengaku bahwa sebe-
lumnya telah terjadi kesepa-
katan antara pihak Panwaslu-
ra dan PPR, dengan masing-
masing pasangan kandidat. Di
dalam kesepakatan itu, masing-
masing pihak bersepakat bahwasannya
batas akhir pengumpulan berkas untuk
screening adalah pukul 20.30, dan ketiga
pasangan tadi menyatakan siap memenuhi
persyaratan itu sebelum jatuh tempo.
Akan tetapi saat waktu menunjukkan
pukul 20.30, hanya berkas dari pasangan
Agus Hujaj dan Ikrom-Bery saja yang sam-
pai pada meja Panwaslura dan PPR. Semen-
tara pasangan Roisuddin dan Riki, mereka
belum mengumpulkan persyaratan hingga
waktu yang telah ditentukan. Otomatis dia
(Pasangan Roisuddin dan Riki-red) dinya-
takan tidak ikut dalam screening, karena
melanggar komitmen yang sudah dibuat.
Jadi, dua kandidat tidak lulus screening
karena kurang lengkap dalam mengumpul-
kan 50 tanda tangan. Dan satu kandidat
ditolak berkas-berkasnya karena tidak
mengumpulkan pada jam akhir yang telah
di tentukan. Tambahnya.
Dan merujuk pada UU Pemilu Raya
pasal 16 yang mengatakan bahwa apabila
dalam screening ada calon tunggal maka
pendafta-
ran di-
perpanjang
2x24 jam, akhirnya
pihak panitia
memutuskan per-
panjangan waktu
pendaftaran
hingga dua
hari beri-
kutnya. Be-
gitulah
yang di-
paparkan
Ade.
Rentetan acara
terus berlang-
sung, acara debat
terbuka para
kandidat pun
sukses dil-
akukan pada 11
dan 12 Agustus lalu.
Ade juga menjelaskan bahwa ter-
dapat beberapa kendala yang meng-
hambat jalannya program kerja PPR. Masa-
lah dana misalnya, ia mengaku bahwa dana
yang diterima oleh PPR jauh dari target
yang diinginkan. PPR tahun ini mendapat
dana dari subsidi PPMI dan KBRI sebesar
5.000 LE.
Dana yang diterima dari PPMI dan
KBRI, berjumlah sekitar 5.000 pound.
Dengan rincian subsidi PPMI sebesar 2.000
pound, dan dari KBRI sekitar 3.000 pound.
Ujarnya.
Namun meski demikian, ia menyatakan
bahwa masalah dana tersebut dapat diatasi
dengan cara berhemat dan teliti, Meski
dana sedikit, kita irit dan wanti-wanti ben-
dahara untuk kasih pada panitia, (untuk
keperluan-red) yang perlu dan real. Jangan
untuk foya-foya. Ujarnya.
Memantau Jalannya Pemilu Raya PPMI
Google.com
T

R
O
B
O
S
A
N

E
d
i
s
i

I
n
t
e
r
a
k
t
f

P
e
m
i
l
u


A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4




Satu kendala lain adalah situasi politik
dan keamanan Mesir yang belum stabil. Jika
sesuai rencana, pemilihan akan dil-
aksanakan pada hari kamis 14 Agustus
2014. Namun belakangan terdapat
himbauan dari Atase Pertahanan KBRI dan
BIN agar Masisir
tidak mengada-
kan acara apa-
pun, sebagai
antisipasi adan-
ya demo
peringatan satu
tahun tragedi
Rab`ah 2013
lalu. PPR pun
melakukan rapat
dengan pimpi-
nan MPA PPMI,
Panwaslura, dan
DPP PPMI, dan
hingga menelpon
KBRI.
Akhirnya
dengan berbagai
pertimbangan,
pada hari Rabu
(13/8) kemarin, PPR
resmi memutuskan
untuk menunda proses pemilihan untuk
daerah Kairo yang semula akan dil-
aksanakan pada tanggal 14 menjadi tanggal
16 Agustus 2014. Sedangkan pemilu di dae-
rah, maka dilaksanakan pada tanggal 15
Agustus 2014.
Kabarnya proses pemilihan akan dil-
aksanakan di kantor konsuler, di Nasr City.
Namun ada juga ide untuk membuka TPS di
buust untuk mempermudah para pemilih
yang berdomisili di sekitar Abbasiyah dan
Darrasah. Saat dikonfirmasi oleh Terobo-
san, pihak PPR masih mengusahakan hal
tersebut.
Panwaslura Telat Dibentuk
Satu pekan setelah pembentukan PPR,
Panitia Pengawas Pemilu Raya
(Panwaslura) baru dibentuk oleh BPA PPMI
dengan anggota berjumlah 7 orang dan
mengangkat Imam Mursyid menjadi ketua.
Menurut penuturan Imam, seharusnya Pan-
waslura dibentuk bersamaan dengan diben-
tuknya PPR, namun karena tersendat ken-
dala dari internal BPA akhirnya Panwaslura
dibentuk belakangan.
Harusnya kita dibentuk berdampingan
dengan PPR Tuturnya.
Mengenai keterlambatan BPA dalam
pembentukan Panwaslura pada tahun ini,
menurut Imam menjelaskan karena ku-
rangnya SDM dalam tubuh BPA. Menurut
pengakuan Imam setelah ia bertanya kepa-
da salah seorang anggota BPA, Muhajir
Muslim, Pimpinan BPA yang seharusnya
terdiri dari 5 orang, tapi pada prakteknya
saat ini hanya tinggal Muhajir Muslim yang
masih aktif di BPA.
Kita husnudzan ke BPA seperti itu.
Ujar Imam.
Selain karena tenaga di BPA yang min-
im, pencarian relawan untuk menjadi Pan-
waslura pun tidak mudah. Lebih lanjut ia
mengaku, Saya tanya ke BPA, dia sudah
lama cari orang, tapi yang berminat
(menjadi Panwaslura-red) hanya sedikit.
ujarnya.
Ditanya mengenai tugas Panwaslura,
Imam mengatakan bahwa Panwaslura sama
kedudukannya seperti Bawaslu di Indone-
sia. Panitia independen ini, punya hak untuk
mengawasi apabila terjadi penyimpangan,
keributan, ataupun pelanggaran selama
masa pemilu.
(Kita mengawasi segala macam pelang-
garan red) Baik pelanggaran tersebut dil-
akukan oleh timses pribadi atau kandidat.
Atau kita bisa menertibkan proses. Seperti
debat kandidat atau pemilu itu sendiri.
jelasnya.
Masih berdasarkan penuturan Imam,
pelanggaran yang paling mungkin terjadi
ialah pada saat kampanye, dan biasanya
terjadi di media sosial. Seperti misalnya
saat batas kampanye sudah selesai masih
ada yang kampanye. Biasanya tidak dil-
akukan oleh timses, tetapi oleh segelintir
orang yang
ingin mencari
keributan.
Jika sampai
terjadi pelag-
garan, Pan-
waslura akan
menin-
daklanjuti
dengan cara
menegur
pelaku pelang-
garan. Cara ini
dilakukan apa-
bila pelang-
garan dil-
akukan sekali
dua kali. Ada-
pun lebih dari
itu, Ada tindak
lanjutnya
sesuai aturan
yang ada. Lebih
lanjut Imam menyatakan seandainya Pan-
waslura tidak mengetahui adanya pelang-
garan secara langsung, tetapi ada pihak
yang mengadukan, maka dalam hal ini ada
sistem birokrasinya. Yaitu dengan cara
gugatan. Caranya dengan menulis surat
resmi yang ditujukan pada Panwaslura.
Saya dari sini mengadukan si A melakukan
pelanggaran ini, di waktu ini, di sini. Secara
resmi,
Cara yang demikian sesuai dengan Un-
dang-Undang Pemilu Raya pasal 31
mengenai tugas dan wewenang Panwaslura
yang berbunyi: Panwaslura mempunyai
tugas dan wewenang di antaranya;
Mengawasi semua tahapan penyeleng-
garaan Pemilu Raya, Menerima laporan
pelanggaran peraturan perundang-
undangan pemilu atau pelanggaran dalam
proses penyelenggaraan Pemilu Raya,
Meneruskan temuan dan laporan atau per-
soalan yang tidak dapat diselesaikan kepa-
da Pimpinan BPA PPMI.
Berbicara soal kinerja Panwaslu dalam
mensukseskan jalannya pemilu raya, Imam
mengaku Panwaslu selalu memantau atau
mendampingi PPR dalam setiap kegiatann-
Lanjut ke hal 7.
Foto Bersama Debator dan 3 Pasanag Kandidat, usai Debat kandidat di Aula KPMJB
Doc. Photo PPR
T

R
O
B
O
S
A
N

-

E
d
i
s
i

I
n
t
e
r
a
k
t
f

P
e
m
i
l
u

-

A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4




Tentang PPMI, Apa Harapan Mereka?
Harapan saya untuk PPMI kedepan; Pertama, PPMI harus bisa
menjadi rumah besar yang menanungi seluruh elemen yang ada di
Masisir. Kedua, PPMI diharap bisa lebih mendekatkan Masisir ke al-
Azhar. Ketiga, PPMI diharap mampu berperan di level internasional
setingkat PPI Dunia. Keempat, PPMI diharap bersinergi dengan
semua unsur yang ada di bawahnya dan dengan mitra kerjanya.
Kelima, PPMI diharap bisa memposisikan lembaganya sebagai organ-
isasi induk yang independen. (Jamil Abdul Latief Presiden PPMI
Periode 2012-2013)
Harapan saya, Pertama, Independensi PPMI harus dipertahan-
kan. Harus jauh dari kepentingan politik. Artinya, Presiden dan Wakil
Presidennya bukan kader-kader Partai Politik. Kedua, PPMI yang
sudah lama go internasional, dan mampu membangun dialog inten-
sif, serta menjaga hubungan baik dengan al-Azhar harus dipertahan-
kan dan ditingkatkan. (Ihsan Zainuddin,Lc, Tokoh Media Masisir)
Harapan untuk PPMI, agar selalu dijadikan sebagai sarana untuk
berkhidmah yang lebih. Jangan sampai sebaliknya, dimanfaatkan
untuk kemaslahatan kelompok maupun golongan. Adapun harapan
untuk pemegang tampuk kekuasaan PPMI kedepan adalah, agar lebih
banyak membaca dan membaca. Anda adalah representasi Masisir
secara keseluruhan, apakah itu keilmuan, wawasan, maupun akhlak-
nya. Jangan sampai karena isi kepala yang kosong melompong, ma-
teri dan gaya sambutan dalam semua kesempatan hanya itu-itu saja.
(Ahmad Satriawan Hariadi, Lc, SC Panwaslura)
Harapan saya untuk PPMI kedepan; Pertama, senantiasa men-
jalin dan meningkatkan ikatan silaturahmi dengan al-Azhar, Grand
Syekh Azhar, dan Masyayikh lainnya. Karna al-Azhar sendiri merupa-
kan induk belajar kita disini. Kedua, senantiasa menjaga hubungan
baik dengan seluruh Mitra-mitra PPMI; KBRI, dan Ketua Persatuan-
persatuan lainnya. Yaitu dengan menjaga bahasa dan sopan santun
kita terhadap mereka, karna PPMI di mata mereka merupakan hal
yang istimewa. Ketiga, jadilah Pemimpin yang adil. Artinya, ketika
ada yang memohon bantuan, bantuilah dengan seadil-adilnya tanpa
pandang bulu. Keempat, agar memperhatikan keamanan Masisir, ini
adalah hal yang lazim dijalankan. Kelima, bukalah jaringan pendidi-
kan seluas-luasnya kepada Indonesia, agar mereka dapat menikmati
dan merasakan manfaatnya. Dan terakhir, jadilah Pemimpin yang
bijak dan independen. Jadikanlah keputusan-keputusannya me-
lahirkan kebaikan-kebaikan yang mana itu adalah untuk kemasla-
hatan hidup bersama, bukan hanya untuk sekelompok semata.
(Amrizal Batubara, Presiden PPMI Periode 2013-2014)
Harapan saya untuk PPMI kedepan; Pertama, sebagai Maha-
siswa harus memberikan kontribusi positif dalam hal me-
nyumbangkan suntikan semangat kepada kita, terutama dalam aspek
akademis. Kedua, harus senantiasa meningkatkan kesadaran orienta-
si terhadap Masisir untuk menuntut ilmu kepada Masyayikh Azhar
secara massif, atau bisa dibilang talaqi dan mulazamah dengan mere-
ka. Dengan itu, Masisir sendiri mampu merasakan keberkahan
hakikat ilmu itu sendiri. Ketiga, PPMI sebagai organisasi induk yang
mewadahi pelajar dan mahasiswa Indonesia, harus mampu menjadi
corong al-Azhar, sehingga mampu mengembangkan nutrisi ilmu ke-
moderatan Islamnya di kalangan kita. PPMI kedepan juga mampu
meningkatkan program-program yang berkualitas di PPMI
sekarang.(Falahuddin Qudsi, Presiden PPMI Periode
2010/2011)
Harapan saya untuk PPMI kedepan; Pertama, saya sangat ber-
harap Presiden PPMI kedepan untuk mau belajar, memahami dan
mengimplementasikan sistem keorganisasian di lingkungan Masisir.
Agar ketika menjalankan tugasnya tidak bertabrakan dengan perun-
dang-undangan yang berlaku, sehingga tidak blunder di kemudian
hari. Karna, menurut saya organisasi sebagai lading belajar. Kedua,
Pemimpin PPMI kedepan harus netral dan merangkul semua golon-
gan di Masisir. Menjadi penengah dan pengayom Masisir, bukan ma-
lah menjadi penyulut konflik. Ketiga, Presiden kedepan harus ber-
mental kesatria, tangguh, tidak emosional, apa lagi merasa benar
sendiri. Pemimpin harus jadi pendengar yang baik, berlapang dada.
Kritikan yang masuk selagi kontruktif jangan dianggap sebagai keben-
cian. Justru jadikan itu sebagai vitamin untuk memotivasi diri agar
dapat lebih giat lagi memberikan yang terbaik untuk Masisir. Karna,
ketika mereka jadi Presiden dan Wakil Presiden, otomatis mereka jadi
publik figur di lingkungan Masisir, tindak tanduknya akan disorot.
Kalau tidak mau dikritik, lebih baik urungkan diri menjadi Presiden.
Duduk manis saja di depan layar kaca serambi jadi penonton yang
baik. Terakhir, saya ingin mengingatkan kepada calon, menjadi Pem-
impin bukan perkara mudah dan main-main. Karna, kepemimpinan
secara horizontal harus dipertanggungjawabkan di hadapan konsti-
tusi. Dan secara vertical kelak harus dipertanggungjawabkan di hada-
pan Allah SWT. Semoga Masisir dianugrahi Pemimpin ideal sesuai
yang diharapkan. (Gobe, Anggota MPA PPMI 2014)
Harapan saya untuk PPMI kedepan; Pertama, Presiden yang baru
nanti dapat menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan al-
Azhar, yang mana hal itu telah dipelopori oleh Amrizal Batubara,
Presiden sebelumnya. Karena hal itu merupakan jati diri PPMI yang
diidam-idamkan semenjak dahulu, dekat dengan al-Azhar. Kedua,
PPMI harus bersih dari kepentingan partai politik apapun. Karena
PPMI adalah mahasiswa, maka dinamikanya adalah dinamika ala
mahasiswa, bukan pergulatan kepentingan yang biasa dilakukan para
politisi. Dan nanti yang jadi Presiden harus orang yang sadar bahwa
dirinya adalah mahasiswa. Perilaku mahasiswa tentu berbeda
dengan kelakuan politisi. (Mohamad Bakri Raharjo, Tokoh Musisi
Masisir)
Semoga PPMI kedepan dapat menjadi mitra kerja yang baik, dan
mampu mencetak generasi muda yang bergengsi dalam bidang akad-
emis dan organisatoris. (Choiriah Ikrima Sofyan, Ketua WIHDAH
Periode 2014/2015)
Harapan saya kepada Presiden terpilih PPMI nanti; Pertama,
bisa mempertahankan program ataupun prestasi yang telah dirintis
periode ini yang kemudian dikembangkan dan diperbaharui bila ku-
rang bagus. Kedua, untuk lebih menjaga keutuhan dinamika Masisir,
karena saya lihat Masisir punya background personality yang be-
ragam; ada yang sibuk di organisasi, talaqi, partai dll. Sehingga sebisa
mungkin PPMI memberikan wadah kerjasama terhadap mereka ,
dengan diadakannya simposium misalnya, lokakarya dan seminar.
Ketiga, terkait masalah finansial, PPMI diusahakan untuk bisa kemba-
li membangun silaturahim dengan Badan Sosial Mesir, seperti JS,
Wami dll. Sehingga ada semacam bantuan yang mengalir untuk
Masisir yang membutuhkannya, seperti periode PPMI sebelumnya.
Keempat, suasana Wisma sebagai tempat Kantor PPMI harus kembali
diramaikan, sebagai bentuk mengintregasikan kembali Masisir. (Roni
Fajar Verigina, Lc. Dipl. Mahasiswa Pascasarjana Univ. Al-Azhar)
T

R
O
B
O
S
A
N

E
d
i
s
i

I
n
t
e
r
a
k
t
f

P
e
m
i
l
u


A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4




ya. Seperti pada saat proses pendaftaran,
dan debat kandidat.
Koneksi internet dan keterlambatan
sosialisasi tentang pemilu cukup menjadi
kendala bagi mereka, terutama keaktifan
akun sosmed Panwaslura yang menjadi
kunci utama segala bentuk informasi akan
jalannya pemilu raya. Imam Mursyid,
selaku ketua Panwaslura mengatakan,Kita
telat dibentuk. Kalau begitu, kita membuat
facebook baru, (sedangkan untuk berteman
dengan Masisir yang jumlahnya bayak-red)
itu lama.
Meskipun pihaknya telah menanyakan
password akun Panwaslura tahun lalu di
konsuler, namun informasi mengenai akun
itu baru datang belakangan.
(Password akun facebook Panwaslu-
red) baru ditemukan sekitar 2 hari yang
lalu akunya saat diwawancari Terobosan
pada Rabu kemarin.
Sementara masalah dana, pada awalnya
Imam mengaku belum tahu dari mana sum-
ber dana untuk Panwaslura akan diberikan.
Namun kemudian ia mendapat kejelasan
bahwa BPA yang akan menanggung biaya
kebutuhan Panwaslura.
Tapi saat kemarin saya tanyakan ke
BPA, ia (BPA-red) katakan ada, insya Allah.
Pakai dulu uang yang ada, nanti dilaporkan
dan akan diganti. Begitu jelasnya.
Imam mengaku, ia berhusnudzan bah-
wa PPMI sedang krisis dana. (Untuk-red)
pemilu mungkin, nggak tahu juga. Yang
saya dengar, dari KBRI pun tidak ada dana
untuk PPR, kalaupun ada, itupun sedikit.
Karena dana kemarin dipangkas untuk
pemilu legislatif dan presiden. Ujarnya.
Kepada seluruh Masisir umumnya dan
kepada para timses khususnya Pertama,
saya apresiasi untuk semua timses atas
kekompakannya. Sampai detik ini, sampai
kemarin rapat gabungan, alhamdulillah
hubungan harmonis. Tidak terjadi cekcok,
seperti tahun kemarin, sempat bersitegang.
Terlebih ketika screening. Harapan saya
agar hal itu dijaga agar kita sama-sama bisa
mewujudkan pemilu yang demokratif,
sportif. Ujar Imam Mursyid.
[] (Ainun, Difla)
Roda kepemimpinan terus berputar, begitu pula dalam
organisasi PPMI Mesir. Setiap masa mempunyai ukiran prestasi
dan evaluasi berbeda yang sangat mempengaruhi langkah
kepemimpinan selanjutnya. Dengan itu benar-benar kita
melihat bahwa organisasi merupakan wadah untuk pembelaja-
ran di luar kampus khususnya dalam mengasah skill ber-
masyarakat. Masukan saya untuk pem-
impin mendatang, agar terus me-
lestarikan hal-hal positif yang
ada pada kepemimpinan sebe-
lumnya; seperti jalinan hub-
ungan dengan Azhar dan
Masyayikhnya, mengan-
tisipasi kesalahan yang lalu
agar tidak terulang dan
membuat inovasi baru yang
berbobot. Sehingga, dapat
menjadikan anggota PPMI
Mesir semakin berkualitas
luar dalamnya dan handal.
Juga agar meningkatkan
kinerja para Menko-nya, teru- tama Bikodasti-
ka yaitu mendata ulang ang- gota PPMI di Me-
sir, mempelajari AD/ART PPMI. Sehingga,
menjalankan amanah sesuai dengan aturan
dan prosedur yang ada. Dan di- harap juga agar menjalin
komunikasi yang baik antar internal PPMI Mesir baik secara
struktual keatas dank e bawah dan external. Saya yakin ketiga
kandidat calon Presiden PPMI mendatang sangat berkompeten,
mempunyai intregritas tinggi dan sudah banyak mengamati,
menganalisa bagaimana dinamika organisasi di Mesir ini.
Sekarang saatnya bagaimana mengemas hasil analisa secara
aplikatif dan berdampak positif. Sukses terus untuk seluruh
kandidat. Terakhir, siapapun yang terpilih nanti Kun inda
husni dzannika bika!. (Tsaqofina Hanifah, Lc, Ketua WIHDAH
Periode 2013/2014)
Saya berharap PPMI kedepan memiliki beberapa kriteria sebagai
berikut; Pertama, PPMI yang independen dan untuk semua golongan
Masisir. Yakni sebagai organisasi induk, saya berharap PPMI tetap
memiliki mindset Diatas dan untuk semua golongan. PPMI
tid- ak boleh jadi sarana bagi kepentingan pihak-
pihak tertentu, tetapi harus mengutamakan
kepentingan ber- sama, kepentingan
mayori- tas, dan jangka
panjang. Kedua,
PPMI yang men-
goptimalkan po-
tensi Masisir. Yakni
Masisir mem- iliki potensi yang
sangat beragam dalam berbagai bi-
dang; intelektual, sosial, budaya, seni,
olah raga, dan bidang-bidang lain.
PPMI perlu memperhatikan heterogenitas potensi dan
multi talen ini dan mengoptimalkannya, terutama bidang
intelektual. Ketiga, PPMI yang dekat dengan Al-Azhar. Saya
harap PPMI kedepan mampu memfasilitasi lahirnya mahasiswa
-mahasiswa yang berafiliasi kepada Al-Azhar baik secara biologis
ataupun ideologis. Biologis dalam arti mengenyam pendidikan di lem-
baga Al-Azhar, dan ideologis dalam arti membawa risalah dan karak-
teristik Al-Azhar. Keempat, PPMI yang berperan secara global. Saya
harap PPMI tidak putus hubungan dengan informasi yang terjadi di
tanah air, dan PPMI juga tidak acuh dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi di dunia global internasional, khususnya yang terjadi di dunia
Islam. Peran dan kontribusi PPMI kerap dinanti baik oleh anggotanya
atau oleh masyarakat luas yang ada di tanah air dan dunia. Terutama
jika terjadi konflik atas nama agama, social kemanusiaan, musibah,
penindasan, kezaliman, dan sebagainya. Bukti kepedulian PPMI atas
peristiwa-peristiwa ini setidaknya dengan mengeluarkan surat pern-
yataan sikap, syukur-syukur bisa berperan dengan hal yang lebih riil
dan dirasakan langsung. (Murtdalo Bisyri, Lc. Dipl, Mantan Presi-
den PPMI)
[]
W
w
w
.
B
e
r
s
u
a
r
a
.
c
o
m

Lanjutan dari hal. 5.
T

R
O
B
O
S
A
N

-

E
d
i
s
i

I
n
t
e
r
a
k
t
f

P
e
m
i
l
u

-

A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4



Krisis terbesar dunia saat ini adalah krisis
keteladanan. Krisis ini jauh lebih dahsyat dari
krisis energi, kesehatan, pangan, transportasi
dan air. Karena dengan absennya pemimpin
yang visioner, kompeten, dan memiliki
integritas yang tinggi maka masalah air,
konservasi alam, kesehatan, pendidikan,
sistem peradilan, dan transpor akan semakin
parah. Akibatnya, semakin hari biaya
pelayanan kesehatan semakin sulit
terjangkau, manajemen transportasi semakin
amburadul, pendidikan semakin kehilangan
nurani welas asih yang berorientasi kepada
akhlak mulia, sungai dan air semakin
tercemar dan sampah menumpuk dimana-
mana. Inilah antara lain permasalahan yang
dialami dunia Muslim, termasuk Indonesia,
sebagai bagian tebesar dari dunia ketiga.
Dalam masalah moral Indonesia
menempati posisi yang sangat
memprihatinkan. Tidak ada satu negara pun
di dunia di mana media cetak dan audio-
visual yang mengumbar pornografi dan
pornoaksi seperti majalah porno, tabloid-
tabloid erotis dan VCD-DVD hardcore bisa
dibeli oleh anak SD dan dijajankan di lampu-
lampu lalu lintas. Negara yang paling liberal
sekalipun seperti Amerika Serikat, Inggris,
Jerman dan Australia mensyaratkan usia
minimum 18 atau 21 untuk bisa memiliki
barang haram tersebut dangan menunjukkan
KTP yang syah. Jika hal ini dilanggar, maka
baik pembeli maupun penjual akan
dikenakan sanksi yang cukup berat. Hal ini
berlaku juga untuk rokok dan produk
turunan bernikotin lainnya. Dalam masalah
narkoba, Indonesia kini bukan saja menjadi
negara tujuan pemakai tetapi telah menjadi
mata rantai jaringan pendistribusian
narkoba. Ironisnya, sudah bukan rahasia lagi
kalau ternyata yang menjadi backing para
distributor narkoba adalah oknum aparat
keamanan yang seharusnya menumpas
mereka.
Khusus masalah korupsi, kebocoran
anggaran dan pelaksanaan pembangunan
ternyata lebih parah dari masa orde baru. Jika
dahulu korupsi terkonsentrasi di pemerintah
pusat, kini menjadi tersebar merata di semua
lapisan birokrasi, baik dalam tugasnya
melaksanakan pembangunan berbasis APBN/
APBD demikian juga dalam hubungannya
dengan pengusaha swasta. Yang lebih
memprihatinkan adalah korupsi yang
dilakukan oleh penegak keadilan yang
sejatinya bertugas memberantas korupsi
seperti kepolisian, kejaksaan dan pengadilan.
Hampir sulit mecari media cetak dan
elektronik yang tidak melaporkan korupsi
setiap harinya.
Saat ini, pihak eksekutif atau pemerintah
tampaknya sangat berhati-hati dalam
melaksanakan tender APBD/APBN karena
khawatir dikejar Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). Ketakutan berbuat salah
adalah gejala yang sehat tetapi ternyata hal
ini juga membuka peluang baru untuk para
pengawas pembangunan dan penegak
keadlian. Mereka seperti mendapat lahan
baru yang dengannya bisa menekan
eksekutif. Untuk bisa aman
tidak ada cara lain bagi
eksekutif kecuali
dengan membayar
para pengawas dan
penegak hukum
tersebut. Dari mana
itu semua diambil?
Jelas dari APBN/
APBD. Siapa yang
akan dirugikan?
Jawabannya pasti rakyat
karena jatah pembangunan
proyek dan sarana publik menjadi
semakin kecil. Tidak heran mengapa
infrastuktur layanan publik di negeri ini
sangat memprihatinkan.
Kebocoran ini semakin menjadi-jadi
ketika sistem otonomi daerah (Otda) belum
bisa dipahami dan dilaksanakan dengan jiwa
dewasa dan penuh tanggung jawab. Sebagai
contoh, untuk menjadi seorang kepala daerah
(gubernur, bupati atau walikota) di Pulau
Jawa atau di daerah-daerah tertentu di Pulau
Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,
dibutuhkan biaya kampanye minimal 7
sampai dengan 15 miliyar rupiah. Ketika
calon bupati meminjam dari beberapa
pengusaha dan kolega-koleganya, ia akan
langsung menjadi penghutan besar yang
harus dibayar selama masa
pemerintahannya. Disinilah ia akan memulai
tugas utama sebagai bupati dengan program
balik modal. Program itu jelas tidak bisa
diharapkan dari gaji struktural karena
pendapatan resmi para pejabat tidak lebih
dari Rp15-20 juta per bulan. Mungkin jika
ditambahkan berbagai tunjangan resmi
mencapai Rp50-100 juta. Jikalau 50 juta
dikalikan 60 bulan masa jabatan maka total
pendpatn resmi dan halal bupati hanya 3
milyar. Kemudian dari mana ia harus
menutupi sisanya? Jawabannya yaitu dengan
menitipkan persentase tertentu dari APBD
kepada kontraktor. Setiap kontraktor yang
ikut tender, harus siap untuk setor 5,10
hingga 20 persen jika ingin menang. Demikan
juga pimpinan daerah akan mendapat income
non halal dari setiap perizinan penambangan
dan investasi yang dilakukan di wilayahnya.
Dari gambaran di atas sangatlah jelas
bangsa dan umat ini membutuhkan suri
tauladan yang layak ditiru dan sanggup
membawa insan Indonesia lebih maju dan
bermartabat. Indonesia membutuhkan
teladan dalam semua spektrum kehidupan.
Anak muda dan remaja
membutuhkan satu sosok
yang tangguh dan
bermotivasi tinggi untuk
menghadapi segala
kesulitan hidup dan
banyaknya rintangan
untuk berkembang.
Rumah tangga
membutuhkan figur
suami dan ayah teladan
yang penuh perhatian
terhadap istri dan anaknya. Dunia
usaha juga kini memerlukan entrepreneur
yang bisa sukses tanpa harus bertumpu pada
modal uang tetapi bisa bertumpu pada
kompetisi dan kepercayaan. Dunia
pendidikan membutuhkan figur yang baik
dan memperlakukan siswa sebagai insan
yang tumbuh dan perlu diperhatikan dari
waktu ke waktu. Karena memang pendidikan
sejatinya merupakan proses transformasi
nilai dan budi pekerti bukan sekedar
transmisi informasi dan data belaka.
Hal ini berkaitan pula dengan pemimpin
negeri yang akan menjabat selama 5 tahun ke
depan. Tingkat kecerdasan masyarakat dalam
berdemokrasi untuk memilih presiden dapat
diukur dengan hasil pemilu. Harapan kita
sebagai rakyat Indonesia jelaslah
mendambakan pemimpin yang dapat
mengemban amanah dengan sebaik-baiknya.
Maka siapapun yang memimpin, dia wajib
untuk menjadi figur di tengah krisis
keteladanan masyarakat.

*Penulis adalah Pemimpin Redaksi Buletin
TROBOSAN




Krisis Keteladanan
Oleh: Fachry Ganiardi*
Leaders.com
T

R
O
B
O
S
A
N

E
d
i
s
i

I
n
t
e
r
a
k
t
f

P
e
m
i
l
u


A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4




Seberapa besarkah harapan atau
ambisi anda untuk mencalonkan diri
sebagai Presiden PPMI?
Pasangan Nomor Urut 1 (Agus);
Jujur dari pribadi, kita tidak mempu-
nyai ambisi. Na-
mun harapan kita
hanya mencoba
berdinamika sehat
di Masisir. Adapun
untuk hasil
kedepannya, yang
memimpin ialah
pilihan rakyat.
Siapapun pem-
impinnya kita
berharap agar
dapat memimpin
Masisir menuju
lebih baik.
Pasangan
Nomor Urut 2
(Rois);
Harapan saya tentu termotivasi
dengan salah satu qaul Rasul Khairunnaas
Ahsanuhum wa Anfauhum Linnaas; ingin
memberi manfaat kepada orang lain. Dan
siapapun Presidennya, harapan saya agar
mengutamakan studi, bagaimana mening-
katkan kualitas intelektual Masisir, bukan
hanya kesenangan belaka.
Pasangan Nomor Urut 3 (Ikram);
Harapan saya sudah jelas melalui
visi dan misi kami. Artinya, kami tidak
meminta sesuatu lebih dari PPMI, namun
kami ingin memberikan sesuatu kepada
PPMI.Harapan selanjutnya, untuk sejumlah
Masisir yang sudah terlalu lama di sini bisa
cepat pulang. Lembaga PPMI punya banyak
jalan untuk membantu mereka dan mampu
mengurangi presentasi kegagalan Masisir.
Siapapun Presidennya nanti, kita tetap ha-
rus menjadi Mahasiswa bersahabat, men-
junjung tinggi ukhuwah Islamiyyah tanpa
membedakan siapa ia, dari mana ia.
Mengapa rekan-rekan anda men-
dorong anda jadi Capres? Kenapa bukan
orang lain saja?
Pasangan Nomor Urut 2 (Rois);
Pastinya, saya dicalonkan. Pertan-
yaannya, kenapa bukan orang lain? Karena
orang lain memandang berdasarkan
penilaian mereka bahwa kami dirasa cocok
untuk mengemban amanat ini. Dari 70
orang dukungan lebih (yang diperoleh-red),
memperlihatkan bagaimana pandangan
mereka terhadap kami. Dan kami hanya
mengikuti apa yang mereka emban kepada
kami.
Pasangan Nomor Urut 3 (Bery);
Kalau ditanya mengajukan diri, jelas
tidak. Tapi kalau berbicara kemauan, jelas
iya. Dan hal yang perlu dipertimbangkan
dalam pencalonan adalah dukungan. Entah
itu bentuk dorongan maupun hal lainnya.
Yang jelas bentuk dorongan mereka yaitu
berharap kami meneruskan estafet kepem-
impinan PPMI kedepan dengan berbagai
macam pertimbangan. Dan pertimbangan
itu telah termaktub dalam visi misi kami
yang melatarbelakangi kami untuk maju.
Pasangan Nomor Urut 1 (Hujaj);
Kami adalah salah satu yang dica-
lonkan dari pendukung kami. Secara for-
malada 83 dukungan dari berbagai elemen
Masisir. Yang jelas, banyak dari pendukung
kami berharap kami untuk maju. Lalu bila
ditanya mengapa kami dicalonkan, kenapa
bukan orang lain. Karena sejatinya, di Mesir
ini adalah orientasi pendidikan. Dan ke-
banyakan Masisir di Indonesianya mempu-
nyai latar belakang pendidikannya masing-
masing; pondok Salaf, dan Modern. Alham-
dulillah, kedua hal ini sudah diwakili oleh
kami.
Pihak atau elemen mana saja yang
mendukung anda sebagai Capres?
Pasangan Nomor Urut 3 (Ikram);
Pihak atau elemen yang mendukung
kami ya jelas Mahasiswa. Mengenai jelasnya
siapa, dari mana, itu lebih tepatnya diper-
tanyakan ke Timses kami.
Pasangan Nomor Urut 2 (Riki);
Berdasarkan jumlah pendukung
kami yang secara resmi menandatangani
yaitu 70 lebih. Mereka
datang dari berbagai
elemen, entah itu
kekeluargaan maupun
almamater. Yang jelas
mereka adalah Maha-
siswa.
Pasangan Nomor Urut
1 (Agus);
Kami sendiri
didukung oleh individu-
al-individual yang mu-
lai membentuk komuni-
tas atau kelompok. Dari
83 dukungan itu, da-
tang dari berbagai
macam ragam. Dan
lebih tepatnya bisa ditanyakan lang-
sung kepada Timses kami. Karna kami han-
ya berpusat pada visi dan misi kami agar
benar-benar murni bisa kami laksanakan
untuk Masisir lebih baik.
Publik mengenal anda dan Timses
anda sebagai Kader PKS/PKB. Apa
sebenarnya motivasi anda untuk ikut
bertarung dalam Pilpres ini?
(Pertanyaan ini saya tujukan kepada
Pasangan Nomor Urut 2 dan 3)
Pasangan Nomor Urut 3 (Ikram);
Berbicara masalah bau, memang bau
saya partai. Jika Masisir berpikiran bahwa
partai maju untuk PPMI demi sebuah
kepentingan, saya katakan lagi, seharusnya
PPMI itulah yang punya kepentingan kepa-
Eksklusif; Wawancara dengan 3 Pasang Kandidat
Pada 8 Agustus 2014, Pendaftaran akhir
Calon Presiden PPMI ditutup. Terdaftarlah
tiga Calon Kandidat yang telah dinyatakan
lulus screening. Mereka diantaranya;
Pasangan Nomor Urut 1, dipegang oleh
Agususanto dan Hujaj Nurrohim. Selanjut-
nya Pasangan Nomor Urut 2, Roisuddin dan
Riki Warman. Dan Pasangan terakhir No-
mor Urut 3, Zul Ikram dan Bery Prima. Pada
hari itu juga, pintu kampanye dibuka, Tero-
bosan berhasil mengorek secara langsung,
beberapa informasi penting terkait ketiga
kandidat tersebut. Simak wawancara ek-
sklusif Terobosan berikut ini.
Tim TROBOSAN usai mewawancarai Ketga Calon Kandidat
Doc. Photo TROBOSAN
Lanjut ke hal 10.
T

R
O
B
O
S
A
N

-

E
d
i
s
i

I
n
t
e
r
a
k
t
f

P
e
m
i
l
u

-

A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4




da kita. Memang Masisir ini amat fobia
dengan partai, namun saya jelaskan kemba-
li, kalau berbicara kepentingan, saya gak
punya kepentingan. Berbicara masalah
nyari duit, PPMI gak punya duit, PPMI gak
punya proyek. Ngapain saya nyari proyek
ke PPMI, partai saya bisa jadi lebih banyak
memberi saya proyek. Namun, saya ingin
memberi satuhal ke Masisir, bahwa saya
punya link ke pemerintah. Saya ingin
Masisir yang kurang sejahtera, kami beri
beasiswa. Yang kurang mampu kita mam-
pukan. Agar apa? Agar presentase kelulusan
dan kegagalan tidak menjadi alasan dia
untuk kerja sana-sini cari duit.
Pasangan Nomor Urut 2 (Rois);
Terserah publik mau menilai kami.
Yang jelas asas kami, maju atau dicalonkan
tidak lebih untuk kebaikan. Seharusnya, kita
tidak lagi memperbesar perbedaan-
perbedaan, namun yang patut kita perbesar
yaitu persamaan-persamaan. Karna antara
partai politik dengan kekeluargaan itu tidak
ada bedanya. Kata hizbun yang tertera
dalamal-Quran tidak semata-mata menun-
jukan pada partai politik, hingga PPMI
sekalipun dapat dimasukkan kriteria hiz-
bun.Namun yang lebih penting yaitu beker-
ja, berasas, profesionalisme, dan kebaikan
untuk Masisir.
Beberapa tahun belakangan PPMI
banyak didominasi oleh orang-orang
yang berasal dari almamater Ikpm, hing-
ga suara untuk menjatuhkan hegemoni
Ikpm cukup lumayan terdengar. Apa
komentar anda tentang hal ini? (Saya
tujukan kepada Nomor Urut 1)
Pasangan Nomor Urut1 (Agus);
Terkait isu-isu Ikpm yang selalu
menguasai PPMI dari periode Abu Nashar
hingga Batubara. Kita harus ingat siapa
yang mengajukan mereka, jangan lihat latar
belakangnya sebagai almamater Ikpm. Sis-
tem pergerakan mereka pun berbeda walau
satu basic almamater. Bahkan saya sendiri
pun tidak sepenuhnya Ikpm ikut men-
dukung saya. Untuk meredam ini semua,
saya berkomitmen, andaikata saya dia-
manahi jadi Presiden, warna Ikpm akan
saya kurangi sekurang-kurangnya. Namun
saya akan merangkul seluruh organisasi,
almamater, serta semua golongan dan ke-
lompok yang bukan hanya Ikpm saja.
Dengan ini membuktikan, bahwa hal terse-
but bukan sebuah kepentingan Ikpm atau
kepentingan manapun. Karna, yang selama
ini ada, itu semua bukan berlatar belakang
dari Ikpm.
Ada kemungkinan suara dari PCINU
dan Kemass akan terpecah. Menurut
anda bagaimana? (saya tujukan ke No-
mor Urut 1 dan 3)
Pasangan Nomor Urut 1
(Agus dan Hujaj);
Menurut saya, untuk Ke-
mass sendiri Masisir pasti
kaget, bagaimana
mungkin kekeluar-
gaan yang dianggap
kecil bisa me-
lahirkan dua kan-
didat calon
sekaligus. Dan
kami berdua
sepakat untuk
maju sportif
bersama, bahkan
kami sepakat pula bah-
wa Kemass akan tetap
bersatu. Bagaimana
caranya? Kami menyikapinya bahwa Ke-
mass bukan ajang perebutan suara, bukan
ajang kampanye. Namun biarkanlah Kemass
menilai kami mana yang terbaik.
Kita harus membidik Masisir bahwa
pilihlah yang visi dan misinya mantap,
bukan lantas melihat latar belakangnya.
Pasangan Nomor Urut 3 (Bery);
Dengan adanya pemilu ini, pastinya
ada cover perpecahan. Termasuk saya
sendiri yang tumbuh besar di PCINU dan
Kemass. Namun yang harus ditekankan dari
pemilihan ini adalah dinamika, walau saya
besar di satu wadah dengan Hujaj di PCINU,
dan Agus di Kemass.Namun, kami akan ber-
saing secara sehat. Jangan anggap Masisir
bahwa persaingan ini merupakan per-
pecahan.
Kami melihat saat PPMI kemarin
mengadakan pembersihan massal di
Azhar, rekan anda dan komentar lainnya
yang memang satu kelompok (partai)
dengan anda dengan keras mengkritik
kebijakan itu. Di sisi lain PPMI berdalih
bahwa itu merupakan syiar agar men-
dekatkan Masisir ke Azhar. Jika anda
terpilih, apa yang anda lakukan untuk
melanjutkan program ini? (Saya tujukan
kepada Nomor Urut 2)
Pasangan Nomor Urut 2 (Rois);
Terkait benar atau tidaknya komen-
tar-komentar tadi, alangkah baiknya bisa
ditanyakan langsung ke Ketua PKS disini.
Adapun program-program PPMI, seperti
saya sampaikan di screening bahwa apapun
programnya, selama itu membawa kebaikan
untuk Masisir, itu akan kami teruskan.
Artinya, program-program baik PPMI
sekarang, kami akan mengoptimalkan
dan mempertahankannya. Adapun pro-
gram-program yang kurang baik, maka
kami akan meninggalkann-
ya.
Kendala apa sehingga
persyaratan anda
kemarin tidak ter-
penuhi alias tidak
lulus screening ?
Pasangan Nomor
Urut 1 (Agus);
Salah satu
kendalanya yaitu
miss communica-
tion antara Timses
kami dengan Pani-
tia Pemilu Raya (PPR). Yaitu
ketika hampir dua kali kami menanyakan
kepada pihak PPR terkait pemilik paspor
para Maba yang dibilang dipermasalahkan,
dari ketidak-dapatan mereka sebuah
stempel laporan pendidikan, dan ket-
erangan Daur Lughoh. Sedangkan mereka
sudah mendapat registrasi laporan pendidi-
kan. Jadi, untuk kedepannya, hendaknya
PPR agar mengkaji ulang Undang-undang
itu sendiri. Dan juga tidak memutuskan
secara konstan. Karna kita khawatir adanya
miss communication. Toh kewajiban untuk
sosialisasi juga sudah menjadi tugasnya
PPR. Menjelaskan apa-apa yang kurang
dipahami oleh Timses. Namun di samping
itu, hal ini kami jadikan pelajaran.
Pasangan Nomor Urut 3 (Bery);
Jawaban kami tidak jauh berbeda,
karna titik kesalahannya sama. Dan kami
akui dengan kelalaian kami. Karna ba-
rangkali kami kurang teliti dalam
melakukan cek paspor; apakah sudah mela-
por pendidikan atau belum.
Pasangan Nomor Urut 2 (Riki);
Selain faktor ketidak-telitian dalam
mengecek paspor, juga kami mendaftar
telat. Hal itu karna barangkali kami terburu-
buru dalam mendaftar, hingga kami tidak
meneliti ulang persyaratan-persyaratan apa
saja yang harus diserahkan.

[] (Malik, Latief)
Lanjutan dari hal 9...
?
Leadership2.com
T

R
O
B
O
S
A
N

E
d
i
s
i

I
n
t
e
r
a
k
t
f

P
e
m
i
l
u


A
g
u
s
t
u
s

2
0
1
4




Dalam perjalanan pulang menuju
rumah, saya sempat berbincang mengenai
pilpres PPMI dengan kawan. Saya sempat
bertanya-tanya apa sekiranya perbedaan
antara pilpres di Indonesia dan pilpres
PPMI tahun ini? Karena bingung, akhirnya
teman saya pun nyeletuk ya bedanya kalau
pilpres indonesia calonnya ada dua kalo
pilpres PPMI ada tiga calon dia menjawab
sambil nyengir.
Masisir kembali disibukkan dengan
pemilu dan rangkaian kegiatannya, setelah
beberapa bulan lalu sibuk dengan pilpres di
Indonesia, kini mereka kembali sibuk
menjajakan kelebihan para jagoannya
masing-masing. Sebar pamlet sampai
kampanye lewat sosmed pun dilakukan
demi memperjuangkan calon presiden yang
dijagokan. Mungkin ada satu yang
membedakan antara yang dilakukan pada
pilpres Indonesia dan PPMI, kalau pilpres di
Indonesia para pendukung dari masing-
masing kubu saling menghina dan
mencemooh, tapi kalau di Masisir tidak
ditemukan caci maki antara para
pendukung calon presiden PPMI secara
terang-terangan.
Dalam perjalanannya, pesta demokrasi
yang dipraktikkan oleh Masisir pun relatif
lebih jujur dibanding pilpres di Indonesia.
Kita melihat dalam pemilu raya, kecurangan
dalam pemungutan dan penghitungan suara
nyaris tidak terjadi. Sedangkan sistem yang
berjalan di Indonesia, kita tahu masih ter-
dapat banyak kekurangan di sana-sini.
Saya rasa Masisir sebenarnya tidak
ingin mencari presiden dengan visi misi
yang muluk-muluk alias Tong kosong
nyaring bunyinya. Tentu Masisir
menginginkan seorang pemimpin yang bisa
mengayomi dan merangkul seluruh Masisir
dengan kemajemukannya. Selaku masyara-
kat akademisi, tentu kita yakin Masisir
dapat memilih pemimpin yang dapat
mewujudkan harapan-harapan mereka.
Selayaknya Masisir juga tertuntut memiliki
kepekaan lebih agar tidak mudah disetir
oleh kepentingan-kepentingan tertentu.
Kita berharap bahwa presiden dan
wakil presiden PPMI terpilih adalah orang
yang benar-benar paham akan keadaaan
Masisir dan apa yang mereka butuhkan,
mampu menawarkan solusi atas problema-
problema yang ada. Dan mampu menjalin
hubungan yang harmonis dengan Al-Azhar,
selaku institusi pendidikan yang mengayo-
mi kita dan terkenal dengan kemoderatann-
ya.
Terdapat banyak golongan dan
kelompok yang hidup dalam lingkup
Masisir. Jika terjadi banyak gesekan antar
kelompok dan golongan ini, akan men-
imbulkan kegelisahan tersendiri. Karena
dengan begitu akan lahir perpecahan, pun
perbedaan ide dan pendapat tidak lagi
dapat mencapai kata mufakat. Oleh kare-
nanya, presiden yang nantinya terpilih
harus berlaku adil, dan mampu menyatukan
kemajemukan tiap kelompok. Hal ini dapat
diwujudkan misalnya, dengan tidak
memilih kabinet dari golongannya saja.
Selayaknya pemimpin yang adil dapat ber-
laku bijak dalam menyikapi segala sesuatu,
termasuk dalam menentukan porsi dalam
sebuah kabinet.
Seakan sudah menjadi tradisi, banyak
Masisir yang hanya mau dipimpin oleh
presiden yang berasal dari golongannya
saja. Padahal belum tentu orang-orang dari
golongannnya lebih berpotensi dari pada
golongan yang lainya. Oleh karena itu, tidak
sepatutnya presiden PPMI ketika
menduduki kursi jabatan bertujuan
mengayomi golongannya saja dan
melupakan yang lainnya.
Menjadi seorang pemimpin yang adil
dan tidak fanatik terhadap kelompoknya
memang bukan perkara mudah. Namun jika
pemimpin tersebut tak pernah berusaha
melakukan gebrakan baru demi persatuan,
maka jangan berharap akan adanya kehar-
monisan antar anggota dan kelompok-
kelompok di bawahnya.
Ada yang mengatakan bahwa perbedaan
adalah sebuah rahmat. Tapi apalah arti
sebuah perbedaan ketika perbedaan itu
menjadikan bumerang pemecah belah
umat. Lihat saja, Rasulullah Saw tidak
pernah menggunggulkan Muhajirin atas
Anshar. Melainkan Rasulullah adalah sosok
yang menjadi rahmatan lil alamin bagi
semua umatnya.
Setiap kelompok mempunyai panutan
mereka sendiri alias mereka mempunyai
petinggi dalam kelompoknya. Masuknya
sebuah partai politik dalam perpolitikan
Masisir akan sedikit menambah garam di
dalamnya. Secara tidak langsung masuknya
mereka dalam sebuah partai politik
tertentu, sedikit mengaburkan identitas asli
mereka sebagai mahasiswa yang inde-
penden dan bebas dari kepentingan mana-
pun. Perlu diingat lagi bahwa PPMI
hanyalah sebuah organisasi mahasiswa
untuk mahasiswa dan oleh mahasiswa
bukan mengatasnamakan partai tertentu.
Menurut saya, PPMI yang diharapkan
Masisir adalah PPMI yang bisa
mengembalikan identitas Masisir sebagai
mahasiswa murni. Mahasiswa yang bebas
menentukan dan bebas memilih tanpa ada
suatu paksaan, namun tetap berada dalam
koridor agama Islam. Pemilu raya PPMI
bukanlah suatu ajang perebutan kursi
jabatan semata, tapi yang jauh lebih penting
untuk dipahami ialah amanat sebagai
presiden PPMI, merupakan ladang
pencarian pahala dan berkhidmat pada
Masisir. Demi menjadikan Masisir satu
kesatuan yang utuh. Dan tentu kita tak
boleh lupa bahwa jabatan sebagai seorang
presiden PPMI pun akan dipertanggung
jawabkan di akhirat nantinya.
Mengutip perkataan salah seorang
Syeikh al-Azhar la tualiq qolbaka bi al-
dunya fa inna al-dunya fanaa jangan
pernah kau tambatkan hatimu pada dunia
karena dunia sifatnya sementara. Dan
dengan adanya pemilu raya PPMI tahun ini,
semoga menambah suatu kesadaran bagi
kita-para Masisir akan apa tujuan dari
hidup ini. Sekaligus menyadari akan
beratnya sebuah pertanggung jawaban di
akhirat nanti.

*Prenulis adalah Dewan Redaksi
Buletin TROBOSAN
Express Copy
Menerima segala jenis
fotokopi

Mahatthah Mutsallas,
Hay `Asyir

Building 102 Sweesry.
Hp: 01001726484
Apa Yang Masisir Butuhkan dari Pilpres PPMI?
Oleh: Heni Septining Widayanti*
Email/YM: transferindo.mesir@yahoo.com
FB: Tranferindo Mesir

Anda mungkin juga menyukai