PENYAKIT / GANGGUAN SENDI PENYAKIT / GANGGUAN SENDI dr. dr. Agung Agung Biworo Biworo, , M.Kes M.Kes Artritis Rematoid Rekomendasi terapi untuk artritis rematoid adalah: 1. Analgetika sederhana. 2. Antiinflamasi nonsteroid (OAINS)/nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAID) lainnya. OAINS menghambat siklooksigenase (COX) - COX-1 menghasilkan prostaglandin yang bersifat sitoprotektif dan regulalatorik - COX-2 menghasilkan prostaglandin yang memperantarai nyeri dan inflamasi Dosis yang diberikan harus sekecil mungkin. 2 Efek Samping : saluran cerna (dispepsia, erosi/ulkus peptik, perdarahan saluran cerna) dan retensi cairan. Pasien dengan riwayat ulkus peptik, apabila pemberian OAINS tidak bisa dihindari, bisa diberikan obat yang melindungi lambung, yaitu inhibitor pompa proton, analog prostaglandin, antagonis reseptor H2, protektor mukosa (sukralfat). 3. Artritis rematoid harus diterapi sedini mungkin dengan disease-modifying antirheumatic drugs (DMARD). Untuk mengendalikan gejala dan menunda progresivitas penyakit Obat DMARD : Hidroksiklorokuin, Sulfasalazin, Metotreksat, Emas intramuskuler, Penisilamin, Azatioprin, Leflunomid, Siklosporin. 4. Imunoterapi Tumour necrosis factor (TNF) : produk makrofag yang bekerja pada sistem imun untuk menginduksi mediator yang menimbulkan inflamasi. Obat yang mempunyai aktivitas anti-TNF : - Infliximab, merupakan antibodi monoklonal - Etanercept, merupakan protein reseptor TNF yang didisain untuk mengikat TNF dalam sirkulasi. 3 5. Kortikosteroid intraartikuler Untuk mengurangi nyeri secara cepat dan langsung ke target sendi yang nyeri. 6. Kortikosteroid sistemik Obat kortikosteroid bisa diberikan dalam dosis rendah secara kontinu (prednisolon 7,5 mg/hari) atau dosis tinggi tapi cepat diturunkan dosisnya, dikombinasi dengan DMARD atau OAINS. Osteoartritis Terapi farmakologis untuk osteoartritis adalah: 1. Untuk mengurangi nyeri (Parasetamol, 4 gram per hari) 2. Bila dengan parasetamol tidak berhasil, maka: a. Pada pasien tanpa risiko kardiovaskuler dan tidak sedang mendapat terapi aspirin OAINS biasa b. Pada pasien tanpa risiko kardiovaskuler dan tidak sedang mendapat terapi aspirin, tetapi mempunyai risiko saluran cerna OAINS plus inhibitor pompa proton 4 c. Pada pasien dengan risiko kardiovaskuler dan tanpa risiko saluran cerna berikan OAINS biasa, hindari OAINS yang selektif COX-2 d. Pada pasien dengan risiko kardiovaskuler dan risiko saluran cerna berikan OAINS biasa plus protektor lambung, dan hindari OAINS yang selektif COX-2. 3. Terapi topikal seperti dengan NSAID 4. Injeksi intraartikuler dengan kortikosteroid 5. Hialuronat dan derivatnya tersedia untuk osteoartritis lutut Artritis Gout 1. Serangan akut. a. Serangan akut biasanya diterapi dengan dosis tinggi OAINS (diklofenak, etorikoksib, indometasin, ketoprofen, naproksen, piroksikam) b. Alternatif lain adalah kolkisin, yang sama efektifnya dengan OAINS c. Injeksi intraartikuler dengan kortikosteroid 5 2. Pengendalian jangka panjang a. Pembentukan asam urat dari purin dapat dikurangi dengan inhibitor xantin oksidase, yaitu allopurinol b. Sulfinpirazon, karena mempunyai efek urikosurik, sehingga meningkatkan ekskresi asam urat melalui urine. c. Probenesid juga mempunyai efek urikosurik.