1. Diagnosis / Gambaran Klinis : 2. Riwayat Pengobatan : pct drop 3 x 0,4cc 3. Riwayat Kesehatan/Penyakit: Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya, alergi (-), asma(-) 4. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga pasien memiliki keluhan serupa 5. Riwayat Pekerjaan : - 6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :Kondisi rumah dan lingkungan sosial sekitar tidak diketahui 7. Riwayat Imunisasi : Hep B 0, polio 0 8. Lain-lain :- Daftar Pustaka : 1. Hasil Pembelajaran : 1. Penegakan diagnosis respiratory distress syndrome dan community acquired pneumoni berdasarkan anamnesis, pf, dan pemeriksaan penunjang 2. Pengobatan respiratory distress syndrome dan community acquired pneumoni yang tepat 3. Mencegah dan mengobati komplikasi dari community acquired pneumoni
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio 1. Subjektif : KeluhanUtama: sesak nafas sejak 2 hari SMRS Batuk berdahak sejak 4 hari, dahak sukar dikeluarkan Demam sejak 3 hari, berkurang bila diberi paracetamol Muntah 1x semalam, muntah berisi asi. Pilek (-), BAK dan BAB dbn Tidak pernah menderita keluhan serupa sebelumnya 2
Riwayat kejang demam sebelumnya (-)
2. Objektif : PemeriksaanFisik Keadaan umum : tampak sakit berat Kesadaran : CM TekananDarah : - Nadi : 120x/menit FrekuensiNafas : 92 x/ menit Suhu : 38,1 0 C Status Internus Kepala : Normochepali Mata : Konjungtiva anemis -/- , sclera ikterik -/- Leher : Kgb tidak teraba membesar Thoraks o Paru Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, retraksi epigastrium + Palpasi : - Perkusi : - Auskultasi : suara nafas vesikuler, Rhonki +/+, wheezing -/- o Jantung 3
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak Palpasi : - Perkusi : - Auskultasi : Murmur (-), Gallop (-), bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen Inspeksi : Datar Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar. Perkusi : - Auskultasi : Bising usus (+) normal
Malaria adalah penyakit infeksi yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan demam, menggigil, anemia, dan splenomegali.
Plasmodium malaria yang sering dijumpai ialah plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (Benign Malaria) dan plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria).
Manifestasi klinis malaria tergantung pada imunitas penderita, tingginya transmisi infeksi malaria. Berat/ ringannya infeksi dipengaruhi oleh jenis plasmodium (P. falciparum sering memberikan komplikasi), daerah asal infeksi (pola resistensi terhadap pengobatan), umur (usia lanjut dan bayi sering lebih berat), ada dugaan konstitusi genetic, keadaan kesehatan dan nutrisi, kemoprofilaktis dan pengobatan sebelumnya. Malaria mempunyai gambaran karakteristik demam periodic, anemia dan splenomegali. Masa inkubai bervariasi pada masing-masing plasmodium. Keluhan prodromal dapat berupa : kelesuan, malaise, sakit kepala, merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia, perut tak enak, diare ringan dan 5
kadang-kadang dingin. Keluhan prodromal sering pada P. vivax dan ovale. Sedang pada P. falciparum dam malariae keluhan prodromal tidak jelas bahkan gejala dapat mendadak. Gejala klasik yaitu terjadinya triase malaria secara berurutan : - Periode dingin (15-60 menit) : mulai menggigil, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, diikuti dengan meningkatnya temperature, - Periode panas : muka penderita merah, nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi beberapa jam, diikuti dengan keadaan berkeringat, - Periode berkeringat : penderita berkeringat banyak dan temperature turun, dan penderita merasa sehat.
DIAGNOSIS A. Anamnesis - Riwayat demam intermitten atau terus-menerus - Riwayat dari atau pergi ke daerah endemik malaria - Trias Malaria
B. Pemeriksaan fisik - Konjungtiva pucat - Sclera ikterik - Splenomegali C. Laboratorium Pemeriksaan tetes darah - Tetesan preparat darah tebal : cara terbaik menemukan parasit malaria. - Tetesan preparat darah tipis : digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium. Tes antigen : P-F test Mendeteksi antigen dari P. falciparum ( Histidine Rich Protein II ). Tes serologi Mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Pemeriksaan PCR ( Polymerase Chain Reaction ) 6
Sangat peka dengan teknologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup cepat dan sensitivitasmaupun spesifisitas nya tinggi.
Penderita dikatakan menderita malaria berat bila di dalam darahnya ditemukan parasit malaria melalui pemeriksaan laboratorium Sediaan Darah Tepi atau Rapid Diagnostic Test (RDT) dan disertai memiliki satu atau beberapa gejala/komplikasi berikut ini: 1) Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat (mulai dari koma sampai penurunan kesadaran lebih ringan dengan manifestasi seperti: mengigau, bicara salah, tidur terus, diam saja, tingkah laku berubah)
2) Keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa duduk/berdiri) 3) Kejang-kejang 4) Panas sangat tinggi 5) Mata atau tubuh kuning 6) Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir kering, produksi air seni berkurang) 7) Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan 8) Nafas cepat atau sesak nafas 9) Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum 10) Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman 11) Jumlah air seni kurang sampai tidak ada air seni 12) Telapak tangan sangat pucat (anemia dengan kadar Hb kurang dari 5 g%)
OBAT ANTI MALARIA Kebijakan nasional pengendalian malaria khususnya dalam pemberian pelayanan bermutu dan efektif dalam pengobatan malaria telah menggunakan obat Artemisinin base Combination Therapy (ACT). Ada dua jenis ACT yang dipakai yaitu kombinasi Dihydroartemisinin-Piperakuin (DHP) yang fixed dose dan kombinasi Artesunat-Amodiakuin yang co-blister. Nama dagang untuk kombinasi DHP, Artekin, Duo-Cotecxin, Dartepp dengan jumlah 8 tablet per kemasan dan Darplex (9 tablet per kemasan). Kombinasi Artesunat-Amodiakuin nama dagangnya adalah Arsuamoon. Penggunaan obat tersebut diupayakan menurut berat badan sesuai ketentuan
7
P. Falciparum dengan P. Vivax/ P. Ovale, pengobatan dengan ACT Pada penderita dengan infeksi campuran diberikan ACT selama 3 hari serta primakuin dengan dosis 0,75 mg/kgBB selama hari pertma, dan dilanjutkan dengan dosis primakuin 0,25 mg/kgBB selama 14 hari. Table pengobatan Infeksi Campuran P. Falciparum dengan P. Vivax/ P. Ovale menurut berat badan dengan DHP dan Primakuin Hari
Jenis Obat
Jumlah tablet perhari menurut berat badan 5 kg 6-10 kg 11-17 kg 18-30 kg 31-40 kg 41-59 kg 60 kg 0-1 Bulan 2-11 Bulan 1-4 Tahun 5-9 Tahun 10-14 Tahun 15 Tahun 15 Tahun 1-3 DHP 1/4 1 1 2 3 4 1 Primakuin - - 3/4 3/2 2 2-3 2-3 2 Primakuin - - 1/4 1/2 3/4 1 1
Table pengobatan Infeksi Campuran P. . Falciparum dengan P. Vivax/ P. Ovale menurut berat badan dengan Artesunat + Amodiaquin Hari
Jenis Obat
Jumlah tablet perhari menurut berat badan 5 kg 6-10 kg 11-17 kg 18-30 kg 31-40 kg 41-59 kg 60 kg 0-1 Bulan 2-11 Bulan 1-4 Tahun 5-9 Tahun 10-14 Tahun 15 Tahun 15 Tahun 1-3 Artesunat 1 2 3 4 4 Amodiakuin 1 2 3 4 4 1 Primakuin - - 3/4 3/2 2 2-3 2-3 2 Primakuin - - 1 1
8
4. Plan : DIAGNOSIS KERJA Malaria ( Plasmodium mix) + anemia TERAPI IVFD RL 20 tpm Inj Ranitidin 2 x 1 amp Inj Ondansentron 2 x 1 amp Tab Cystenol 3x 500 mg Darplex 1x3 tab selama 3 hari Primakuin 2x1 tab selama 14 hari Transfusi PRC 750cc ( 3 kantong ) Dexamethason 1 ampul pre transfusi Lasix 1 ampul post transfusi Periksa DL 1 hari post transfusi
EDUKASI - Beristirahat dari pekerjaan dan rutinitas - Minum air putih yang banyak - Sebaiknya apabila pasien melakukan perjalanan ke daerah endemis dalam waktu singkat, dapat meminum obat kemoprofilaksis ( doksisiklin 2 mg/kgbb) satu hari sebelum keberangkatan selama tidak lebih dari 12 minggu - Apabila bepergian lebih dari 12 minggu, disarankan menggunakan personal protection yang baik seperti kelambu, mosquito repellant, dll. - Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan Laboratorium ( DL, ureum, creatinin, sgot, sgpt) 2-3 kali per minggu Mencegah komplikasi malaria, dan efek samping dari pengobatan Ro thoraks PA Bila keluhan sesak bertambah Mencegah terjadinya edem paru Pantau balans cairan Setiap hari selama perawatan Mencegah dehidrasi 9