SECARA SEDERHANA SEBAGAI ALTERNATIF MENANGGULANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN
Diusulkan Oleh: Teduh Riawan Putra 09/126 Muhammad Raihan O. Amri 09/127 Gede Ngurah Yoga Pramana 09/128 Ni Putu Ayu Krisna Pramesti 09/129 Luh Made Nia Sari Devi 09/130
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
USULAN KREATIVITAS MAHASISWA
A. JUDUL PROGRAM Pengolahan Air Limbah Deterjen Sederhana sebagai Alternatif Menanggulangi Pencemaran Lingkungan
B. LATAR BELAKANG MASALAH Air merupakan kebutuhan utama dan sumber utama bagi makhluk hidup dibumi. Sekitar 97% air dibumi terdapat dilautan. Untuk itu, diperlukan air yang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Air yang dibutuhkan adalah air bersih dan air sehat yaitu air yang tidak mengandung bibit penyakit , bahan kimia yang beracun serta partikel partikel pengotor. Dalam kehidupan sehari hari, air digunakan manusia untuk kegiatan untuk keperluan minum, mencuci, industri, kegiatan pertanian dan sebagainya. Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius karena dari segi kualitas dan kuantitas air telah berkurang yang disebabkan oleh pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya adalah akibat adanya limbah deterjen. Deterjen merupakan pembersih sintetis yang terbuat dari bahan bahan turunan minyak bumi. Dibandingkan dengan sabun, deterjen mempunyai keunggulan mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Akan tetapi, senyawa yang terkandung dalam deterjen tidak dapat terurai secara alamiah dalam air, sehingga dapat mencemari lingkungan perairan. Salah satu dampaknya adalah timbul buih dipermukaan perairan sehingga dapat mengganggu pelarutan oksigen dalam air. Oleh karena itu, diperlukan teknik yang tepat dan efektif dalam pengolahan limbah deterjen. Salah satunya adalah pengolahan limbah secara ekonomis dengan menggunakan enceng gondok yang mempunyai sifat biologis sebagai penyaring air yang tercemar oleh berbagai bahan kimia buatan industri.
C. PERUMUSAN MASALAH Dari latar belakang di atas, permasalahan yang dapat diambil adalah bagaimana cara mengolah limbah air deterjen secara sederhana sebagai alternatif untuk menanggulangi pencemaran lingkungan.
D. TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana cara mengolah air limbah deterjen secara sederhana sebagai alternatif untuk menanggulangi pencemaran lingkungan.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Memang sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengolah air limbah deterjen dari rumah tangga, namun cara-cara tersebut kami anggap kurang praktis, ekonomis dan susah untuk direalisasikan dimana hal tersebut yang membuat masyarakat malas dan langsung begitu saja membuang air bekas cucian mereka ke saluran pembuangan air terdekat. Tentu saja hal ini langsung berdampak buruk bagi lingkungan sekitar kita.
F. KEGUNAAN Kegunaan yang diperoleh melalui penelitian ini adalah dapat memberikan informasi mengenai bagaimana cara mengolah air limbah deterjen secara sederhana agar mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk dalam menanggulangi pencemaran lingkungan.
G. TINJAUAN PUSTAKA G.1 Air dan Pencemaran Air Air adalah zat atau materi atau unsur yang sangat penting bagi semua kehidupan. Air hampir menutupi 71% permukaan bumi. Air yang ada sekarang belum tentu bersih, tetapi ada yang tercampur dengan berbagai pencemar tergantung pada daerah air itu berada. Pencemaran air adalah adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pencemaran air terjadi apabila di dalam air terdapat berbagai macam zat atau kondisi yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat di gunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dapat dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu. G.2 Sumber Pencemaran Air Ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran air antara lain apabila air terkontaminasi dengan bahan pencemar air seperti sampah rumah tangga, sampah lembah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumah sakit, limbah kotoran ternak, partikulat-partikulat padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi yang meletus atau endapan hasil erosi tempat-tempat yang dilaluinya. Secara umum penyebab pencemaran air dapat dikategorikan sebagai sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA (tempat Pembuangan Akhir Sampah), dan sebagainya. Sumber tidak langsung yaitu kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah, atau atmosfer berupa hujan. Tanah dan air tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfer juga berasal dari aktivitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.
G.3 Deterjen dan Kandungannya Deterjen merupakan salah satu bahan pencemar yang tidak dapat diuraikan oleh organisme. Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan- bahan turunan minyak bumi. Produk deterjen saat ini sudah digunakan oleh hampir semua penduduk untuk berbagai keperluan seperti mencuci pakaian dan perabotan serta sebagai bahan pembersih lainnya. Salah satu senyawa utama yang dipakai dalam deterjen adalah senyawa Dodesil Benzena Sulfonat dalam bentuk Natrium Benzena Sulfonat (NaDBS). Senyawa ini mempunyai kemampuan untuk menghasilkan buih. Senyawa utama yang lainnya adalah Natrium tripolifosfst (STTP) yang mempunyai kemampuan sebagai pembersih kotoran. Kedua senyawa ini sangat sulit terurai secara alamiah dalam air. Salah satu dampak yang terjadi adalah timbulnya buih dipermukaan perairan sehingga dapat mengganggu pelarutan oksigen dalam air. G.4 Dampak Deterjen terhadap Kesehatan dan Lingkungan Deterjen sangat berbahaya bagi lingkungan karena dari beberapa kajian menyebutkan bahwa detergen memiliki kemampuan untuk melarutkan bahan dan bersifat karsinogen, misalnya 3,4 Benzonpyrene, selain gangguan terhadap masalah kesehatan, kandungan detergen dalam air minum akan menimbulkan bau dan rasa tidak enak. Deterjen kationik memiliki sifat racun jika tertelan dalam tubuh, bila dibanding deterjen jenis lain (anionik ataupun non-ionik). Penggunaan deterjen dapat mempunyai risiko bagi kesehatan dan lingkungan. Risiko deterjen yang paling ringan pada manusia berupa iritasi (panas, gatal bahkan mengelupas) pada kulit terutama di daerah yang bersentuhan langsung dengan produk. Hal ini disebabkan karena kebanyakan produk deterjen yang beredar saat ini memiliki derajat keasaman (pH) tinggi. Dalam kondisi iritasi/terluka, penggunaan produk penghalus apalagi yang mengandung pewangi, justru akan membuat iritasi kulit semakin parah. G.5 Tanaman Enceng Gondok dan Manfaatnya Orang lebih banyak mengenal tanaman enceng gondok sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) diperairan karena pertumbuhannya yang sangat cepat. Awalnya didatangkan ke Indonesia pada tahun 1894 dari Brazil untuk koleksi Kebun Raya Bogor. Ternyata dengan cepat menyebar ke beberapa perairan di Pulau Jawa. Dalam perkembangannya, tanaman keluarga Pontederiaceae ini justru mendatangkan manfaat lain, yaitu sebagai biofilter cemaran logam berat, sebagai bahan kerajinan, dan campuran pakan ternak. Little (1968) dan Lawrence dalam Moenandir (1990), Haider (1991) serta Sukman dan Yakup (1991), menyebutkan bahwa eceng gondok banyak menimbulkan masalah pencemaran sungai dan waduk, tetapi mempunyai manfaat sebagai berikut : a. Mempunyai sifat biologis sebagai penyaring air yang tercemar oleh berbagai bahan kimia buatan industri. b. Sebagai bahan penutup tanah dan kompos dalam kegiatan pertanian dan perkebunan. c. Sebagai sumber gas yang antara lain berupa gas ammonium sulfat, gas hidrogen, nitrogen dan metan yang dapat diperoleh dengan cara fermentasi. d. Bahan baku pupuk tanaman yang mengandung unsur NPK yang merupakan tiga unsur utama yang dibutuhkan tanaman. e. Sebagai bahan industri kertas dan papan buatan. f. Sebagai bahan baku karbon aktif. Tumbuhan enceng gondok mempunyai daya regenerasi yang cepat karena potongan - potongan vegetatifnya yang terbawa arus akan terus berkembang menjadi eceng gondok dewasa. Eceng gondok sangat peka terhadap keadaan yang unsur haranya didalam air kurang mencukupi, tetapi responnya terhadap kadar unsur hara yang tinggi juga besar. Proses regenerasi yang cepat dan toleransinya terhadap lingkungan yang cukup besar, menyebabkan eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai pengendali pencemaran lingkungan. Sel-sel akar tanaman umumnya mengandung ion dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari pada medium sekitarnya yang biasanya bermuatan negative. Penyerapan ini melibatkan energi, sebagai konsekuensi dan keberadaannya, kation memperlihatkan adanya kemampuan masuk ke dalam sel secara pasif ke dalam gradient elektrokimia, sedangkan anion harus diangkut secara aktif kedalam sel akar tanaman sesuai dengan keadaan gradient konsentrasi melawan gradient elektrokimia. Di dalam akar, tanaman biasa melakukan perubahan pH kemudian membentuk suatu zat khelat yang disebut fitosiderofor. Zat inilah yang kemudian mengikat logam kemudian dibawa kedalam sel akar. Agar penyerapan logam meningkat, maka tumbuhan ini membentuk molekul rediktase di membran akar. Sedangkan model tranportasi didalam tubuh tumbuhan adalah logam yang dibawa masuk ke sel akar kemudian ke jaringan pengangkut yaitu xylem dan floem, kebagian tumbuhan lain. Sedangkan lokalisasi logam pada jaringan bertujuan untuk mencegah keracunan logam terhadap sel, maka tanaman akan melakukan detoksofikasi, misalnya menimbun logam kedalam organ tertentu seperti akar. Menurut Fitter dan Hay (1991), terdapat dua cara penyerapan ion ke dalam akar tanaman : - Aliran massa, ion dalam air bergerak menuju akar gradient potensial yang disebabkan oleh transpirasi. - Difusi, gradient konsentrasi dihasilkan oleh pengambilan ion pada permukaan akar. Dalam pengambilan ada dua hal penting, yaitu pertama , energi metabolik yang diperlukan dalam penyerapan unsur hara sehingga apabila respirasi akan dibatasi maka pengambilan unsur hara sebenarnya sedikit. Kedua, proses pengambilan bersifat selektif, tanaman mempunyai kemampuan menyeleksi penyerapan ion tertentu pada kondisi lingkungan yang luas. Adapun bagian-bagian tanaman enceng gondok yang berperan dalam penguraian air limbah adalah sebagai berikut : a) Akar Bagian akar eceng gondok ditumbuhi dengan bulu-bulu akar yang berserabut, berfungsi sebagai pegangan atau jangkar tanaman. Sebagian besar peranan akar untuk menyerap zat-zat yang diperlukan tanaman dari dalam air. Pada ujung akar terdapat kantung akar yang mana di bawah sinar matahari kantung akar ini berwarna merah, susunan akarnya dapat mengumpulkan lumpur atau partikel-partikal yang terlarut dalam air (Ardiwinata, 1950). b) Daun Daun eceng gondok tergolong dalam makrofita yang terletak di atas permukaan air, yang di dalamnya terdapat lapisan rongga udara dan berfungsi sebagai alat pengapung tanaman. Zat hijau daun (klorofil) eceng gondok terdapat dalam sel epidemis. Dipermukaan atas daun dipenuhi oleh mulut daun (stomata) dan bulu daun. Rongga udara yang terdapat dalam akar, batang, dan daun selain sebagai alat penampungan juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan O 2 dari proses fotosintesis. Oksigen hasil dari fotosintesis ini digunakan untuk respirasi tumbuhan dimalam hari dengan menghasilkan CO 2 yang akan terlepas kedalam air (Pandey, 1980). c) Tangkai Tangkai eceng gondok berbentuk bulat menggelembung yang di dalamnya penuh dengan udara yang berperan untuk mengapaungkan tanaman di permukaan air. Lapisan terluar petiole adalah lapisan epidermis, kemudian dibagian bawahnya terdapat jaringan tipis sklerenkim dengan bentuk sel yang tebal disebut lapisan parenkim, kemudian didalam jaringan ini terdapat jaringan pengangkut (xylem dan floem). Rongga-rongga udara dibatasi oleh dinding penyekat berupa selaput tipis berwarna putih (Pandey, 1950). d) Bunga Eceng gondok berbunga bertangkai dengan warna mahkota lembayung muda. Berbunga majemuk dengan jumlah 6 - 35 berbentuk karangan bunga bulir dengan putik tunggal.
H. METODE PELAKSANAAN H.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian ini bisa dilaksanakan di rumah masing-masing. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental yaitu suatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan. H.2 DEFINISI OPERASIONAL Metode yang digunakan pada pengolahan air limbah deterjen dengan memanfaatkan eceng gondok disaluran irigasi dapat dilakukan dengan menjalankan langkah-langkah berikut : 1. Membuat tempat penampungan Air limbah deterjen dari hasil mencuci dapat kita tampung dalam sebuah ember besar atau jika mau membuat kolam penampungan akan lebih bagus, karena nantinya jika air sudah bening, kita bisa memelihara ikan di dalamnya, namun agar lebih praktis dan ekonomis kami hanya menggunakan ember. 2. Proses Pengerjaan Sebelum memasukkan enceng gondok kedalam air limbah deterjen, sebaiknya kita endapkan atau diamkan air limbah deterjen tersebut selama satu malam agar partikel-partikel kimia yang terdapat di dalamnya mengendap di dasar ember. Adapun proses pengerjaan selanjutnya adalah memasukkan enceng gondok ke dalam ember tersebut sebanyak 5 buah (disesuaikan dengan banyaknya limbah) diamkan lagi selama 3 hari dan akan nampak air yang menjadi bening bahkan ikan pun sudah bisa hidup di dalamnya.
I. JADWAL KEGIATAN No Kegiatan Agustus 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Persiapan topik 2 Penelitian dan pengerjaan tugas
3 Pemeriksaan kelengkapan data
4 Pengumpulan data
J. RANCANGAN BIAYA Adapun rancangan biaya untuk melaksanakan penelitian ini adalah sebesar Rp 50.000 saja seperti yang telah kami sebutkan di atas agar masyarakat dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dimana uang tersebut dipergunakan untuk membeli ember untuk tempat penampungan air limbah deterjen yang kemudian dapat digunakan secara berulang-ulang. Adapun alternatif lain yang dapat kita lakukan adalah membuat sebuah kolam ikan yang kira-kira menghabiskan biaya sebanyak-banyaknya Rp 500.000 dimana kolam ikan juga dapat memperindah lingkungan rumah.
K. DAFTAR PUSTAKA 1. Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. 2007. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya : Yudhistira. 2. http://clearwaste.blogspot.com/2008/11/eceng-gondok-dan-genjer- penjernih-air.html Diakses tanggal 13 Agustus 2014 3. http://id.scribd.com/doc/76725974/Enceng-Gondok-Untuk-Penjernihan- Air Diakses tanggal 13 Agustus 2014 4. http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air Diakses tanggal 13 Agustus 2014 5. http://dhariyan.blogspot.com/2013/02/enceng-gondok-sebagai-pengurai- limbah.html Diakses tanggal 17 Agustus 2014 6. http://fheecha.blogspot.com/2013/01/proposal-eceng-gondok- sebagai.html Diakses tanggal 17 Agustus 2014
L. LAMPIRAN - Nama : Teduh Riawan Putra - NIM : 1406205061 - Gugus : 09 - No Absen : 126 - Komentar akan kontribusinya dalam kelompok : bertugas mengatur anggota kelompok dan membagi tugas dan bersama- sama mengerjakan, mencetak lalu mengumpulkan tugas
- Nama : Muhammad Raihan Obbiansyah Amri - NIM : 1404505055 - Gugus : 09 - No Absen : 127 - Komentar akan kontribusinya dalam kelompok : membantu mencetak (print) tugas bersama ketua
- Nama : Gede Ngurah Yoga Pramana - NIM : 1404505078 - Gugus : 09 - No Absen : 128 - Komentar akan kontribusinya dalam kelompok : membantu mencetak (print) tugas bersama ketua
- Nama : Ni Putu Ayu Krisna Pramesti - NIM : 1401705025 - Gugus : 09 - No Absen : 129 - Komentar akan kontribusinya dalam kelompok : memberi gagasan mengenai tema apa yang akan diangkat dalam tugas ini, mencari bahan serta literatur dan mengetik tugas.
- Nama : Luh Made Nia Sari Devi - NIM : 1402305004 - Gugus : 09 - No Absen : 130 - Komentar akan kontribusinya dalam kelompok : memberi gagasan mengenai topik apa yang akan diangkat dalam tugas ini, mencari literatur, mengetik tugas, mengirim email ke semua anggota serta menginformasikan perkembangan tugas ke semua anggota.