Anda di halaman 1dari 5

1

DERAJAT LUKA
Derajat luka merupakan informasi berat ringannya kelainan yang terjadi.
Keterangan lainnya yang penting yaitu jenis dan ciri senjatanya, ciri pelaku, saat
perlukaan dsb. Informasi yang paling penting dalam VER kasus tindak pidana
penganiayaan atau peracunan adalah derajat luka, karena penyimpulannya
memerlukan keahlian medis, dan dampaknya sangat besar dalam penjatuhan vonis
oleh Hakim.
Penyidik, jaksa dan hakim dalam menangani kasus perlukaan dan keracunan
sebenarnya memiliki perhatian utama dalam hal pembedaan apakah kasus tersebut
merupakan kasus penganiayaan ringan, penganiayaan sedang, penganiayaan berat,
kelalaian yang menyebabkan mati, penganiayaan yang menyebabkan mati atau
pembunuhan. Di lain pihak, perhatian utama dokter dalam memeriksa korban adalah
mengenai berat ringannya perlukaan atau keracunan yang terjadi, apakah merupakan
luka ringan, luka sedang atau luka berat.
Penentuan Derajat Luka
Untuk menentukan derajat luka secara tepat, maka dokter sebaiknya melakukan
evaluasi dengan beberapa tahapan sebagai berikut:
A. Cek apakah cedera tersebut memenuhi salah satu dari kriteria luka berat menurut
pasal
90 KUHP. Pasal 90 KUHP menyatakan bahwa luka berat, adalah:
1. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh
sama sekali, atau
2. Yang menimbulkan bahaya maut
3. Tidak mampu secara terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencarian
4. Kehilangan salah satu pancaindera
5. Mendapat cacat berat
6. Menderita sakit lumpuh
2

7. Terganggunya daya pikir selama lebih dari empat minggu
8. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan
9. Luka yang memenuhi salah satu kriteria pada pasal 90 KUHP merupakan
luka derajat tiga atau luka berat. Jika luka tersebut tidak memenuhi kriteria
tersebut diatas, maka lukanya termasuk derajat satu atau dua.
B. Untuk membedakan luka derajat satu atau dua, maka dilakukan pengujian
dengan
beberapa kriteria sbb:
1. Apakah luka tersebut memerlukan perawatan medis, seperti penjahitan luka,
pemberian infus dsb
2. Apakah luka atau cedera tersebut menyebabkan terjadinya gangguan fungsi
(fungsiolesa)?
3. Apakah lokasinya di tempat yang rawan, seperti mulut, hidung, leher,
skrotum?
4. Apakah lukanya tunggal, sedikit, atau banyak?
Jika luka tersebut mutlak memerlukan perawatan medis, menyebabkan
gangguan fungsi, lokasinya pada lokasi rawan dan jumlah lukanya banyak, maka
lukanya pada umumnya merupakan luka derajat dua. Jika tidak ada satupun hal
tersebut yang terpenuhi maka derajat lukanya adalah satu. Pembedaan luka derajat
satu dan dua pada banyak kasus merupakan hal yang sulit, sehingga kesimpulan
seorang dokter dengan dokter lainnya kadang berbeda.
Pasal 89 KUHAP menyatakan bahwa membuat orang pingsan atau tidak
berdaya disamakan dengan menggunakan kekerasan. Dalam konteks ini, maka kasus
keracunanpun dapat dan harus diperlakukan seperti perlukaan fisik. Jadi pada kasus
keracunan juga harus menentukan derajat lukanya. Penentuan derajat luka pada kasus
keracunan didasarkan atas efek racun terhadap metabolisme dan fungsi organ. Jika
keracunan tersebut mempunyai dampak yang ringan saja, sehingga tidak memerlukan
pengobatan spesifik oleh dokter atau tenaga medis, dan pulih sendiri, maka lukanya
termasuk luka derajat satu. Jika keracunannya menimbulkan gejala yang cukup berat,
3

sehingga korbannya memerlukan perawatan medis, memerlukan pemberian
antidotum dan dampaknya tidak segera pulih, maka derajat lukanya adalah derajat
dua. Jika keracunan tersebut menimbulkan dampak pada tubuh sesuai dengan salah
satu kriteria pasal 90 KUHP, maka lukanya termasuk luka derajat tiga.
Formulasi Kalimat
Pada pembuatan bagian Kesimpulan VER, derajat luka tidak dinyatakan
sebagai luka derajat satu, dua atau tiga, melainkan harus diformulasikan dalam bentuk
kalimat atau frase yang disesuaikan dengan pasal-pasal KUHP:
a. Luka derajat satu (pasal 352 KUHP)
Luka tersebut tidak menyebabkan penyakit atau halangan dalam menjalankan
pekerjaan jabatan/pencaharian
b. Luka derajat dua (pasal 351(1) KUHP)
Luka tersebut telah menyebabkan penyakit atau halangan dalam menjalankan
pekerjaan jabatan/ pencaharian untuk sementara waktu.
c. Luka derajat tiga: Luka tersebut telah menyebabkan (pilih yang sesuai dengan
kasus)
1. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh
sama sekali, atau
2. Yang menimbulkan bahaya maut
3. Tidak mampu secara terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencarian
4. Kehilangan salah satu pancaindera
5. Mendapat cacat berat
6. Menderita sakit lumpuh
7. Terganggunya daya pikir selama lebih dari empat minggu
8. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan

4

Derajat Trauma
Dalam menentukan derajat trauma digunakan suatu scoring trauma. Tujuan
digunakannya skoring ini adalah sebagai pegangan dalam:
a. Menentukan berat ringannya trauma
b. Prediksi outcome (survival)
c. Menyamakn bahsa dengan sesame paramedic sehingga komunikasi lebih baik
d. Evaluasi dan standarisasi
e. Penelitian
Terdapat dua kelompok sistem scoring yang bisa dipergunakan untuk menentukan
derajat trauma yaitu:
A. Penilaian Anatomy
1. AIS (Abbreviated Injury Scale)
The Abbreviated Injury Scale (AIS) adalah sistem scoring secara anatomi
yang diperkenalkan tahun 1969. Skor ini menunjukan ancaman hidup yang
berhubungan dengan injuri dan tidak berarti menampakan pengukuran
komprehenif dari tingkat keparahan. Skor ini berkisar 1-6, 1 berarti minor, 5
berarti injuri berat dan 6 berarti tidak ada kemungkinan hidup.
2. Injury Severity Score (ISS)
ISS adalah sistem scoring secara anatomi yang menyediakan keseluruhan
skor pada pasien dengan multi trauma. Tiap trauma ditandai dengan AIS dan
dinilai pada 6 regio (kepala, leher, mukas, dada, perut, ekstrimitas dan
bagian tubuh luar), 3 regio yang paling parah, dikuadratkan dan ditambahkan
untuk mendapatkan skor. Contoh perhitungan ISS: skor ISS berkisar dari 0-
75. Jika injurni ditandai dengan AIS 6 (unsurvivable injury), maka skor ISS
secara anatomis dinilai 75. Skor ISS berkorelasi dengan mortalitas,
morbiditas, lama tinggal di rumah sakit dan tingkat keparahan.

5

B. Penilaian Fisiologis
Berdasarkan trauma skor dapat menentukan prediksi outcome survival sebagai
berikut:

Terdapat 3 kategori yang dinilai, yaitu:
Glasglow Coma Scale Systolic Pressure Respiratory Rate
GCS Skor SBP skor RR Skor
15-13 4 >89 4 10-29 4
12-9 3 76-89 3 >29 3
8-6 2 50-75 2 6-9 2
5-4 1 1-49 1 1-5 1
3 0 0 0 0 0
Skor berkisar dari 0-12:
12 : Penanganan triase dapat ditunda
11 : Urgent
10-3 : Immediate
<3 : Dead
Referensi
1. http://penentuanderajatluka.blogspot.com/
2. Steering wheel injury
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Revised_Trauma_Score

Anda mungkin juga menyukai

  • CRS - Tindakan Sectio Cesarea
    CRS - Tindakan Sectio Cesarea
    Dokumen9 halaman
    CRS - Tindakan Sectio Cesarea
    Angela Johnson
    Belum ada peringkat
  • PEB
    PEB
    Dokumen11 halaman
    PEB
    Angela Johnson
    Belum ada peringkat
  • Asma
    Asma
    Dokumen2 halaman
    Asma
    Angela Johnson
    Belum ada peringkat
  • Be SCC
    Be SCC
    Dokumen5 halaman
    Be SCC
    Angela Johnson
    Belum ada peringkat
  • Letak Lintang Dan Gawat Janin
    Letak Lintang Dan Gawat Janin
    Dokumen31 halaman
    Letak Lintang Dan Gawat Janin
    Angela Johnson
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Kontrasepsi
    Penyuluhan Kontrasepsi
    Dokumen20 halaman
    Penyuluhan Kontrasepsi
    Angela Johnson
    100% (1)
  • Letak Lintang
    Letak Lintang
    Dokumen1 halaman
    Letak Lintang
    Angela Johnson
    Belum ada peringkat
  • BST Word Struma
    BST Word Struma
    Dokumen4 halaman
    BST Word Struma
    Angela Johnson
    Belum ada peringkat
  • BST THT Rosita
    BST THT Rosita
    Dokumen18 halaman
    BST THT Rosita
    Angela Johnson
    Belum ada peringkat
  • BST Word Struma
    BST Word Struma
    Dokumen4 halaman
    BST Word Struma
    Angela Johnson
    Belum ada peringkat
  • Strmma
    Strmma
    Dokumen14 halaman
    Strmma
    Angela Johnson
    Belum ada peringkat
  • Strmma
    Strmma
    Dokumen14 halaman
    Strmma
    Angela Johnson
    Belum ada peringkat
  • Cover FORENSIK
    Cover FORENSIK
    Dokumen1 halaman
    Cover FORENSIK
    Angela Johnson
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen37 halaman
    COVER
    Angela Johnson
    Belum ada peringkat
  • PKP Tinea Kruris
    PKP Tinea Kruris
    Dokumen35 halaman
    PKP Tinea Kruris
    Annisa Rizki Rustandi
    Belum ada peringkat
  • CRS Impetigo Krustosa
    CRS Impetigo Krustosa
    Dokumen19 halaman
    CRS Impetigo Krustosa
    Angela Johnson
    0% (1)