Anda di halaman 1dari 19

Disusun Oleh :

Annisa Rizki Rustandi Deriska Hartias

12100113010 12100113063

Preceptor: dr. Deis Hikmawati, Sp.KK., M.Kes


SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2014

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. G Usia : 1 tahun 5 bulan Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Baleendah, Bandung Tgl Periksa : 7 April 2013

Keluhan Utama : Terdapat luka di daerah hidung

Sejak 1 minggu yang lalu, pasien mengeluhkan terdapat benjolan berisi air dan berukuran seperti tetesan embun yang muncul pertama kali di daerah hidung kemudian di obati ke puskesmas dan diberikan antibiotik dan salep sehingga luka tambah melebar.

Keluhan ini baru pertama kali dirasakan oleh pasien. Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan, dan debu. Pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang sama sebelumnya.

Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang sama seperti pasien. Pasien berobat ke puskesmas dan diberi obat antibiotik serta salep kortikosteroid. Setelah mendapat pengobatan tersebut, pasien mengaku tidak ada perbaikan malah luka menjadi tambah melebar. Pasien kemudian berobat ke RSUD Al Ihsan Bandung.

STATUS GENERALIS Keadaan Umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : komposmentis Vital Sign TD : Dalam batas normal HR : Dalam batas normal RR : Dalam batas normal T : afebris

Distribusi: terlokalisir dengan pola karakteristik asimetris


Lokasi : regio nasalis

Efloresensi :
Efloresensi Primer : makula eritematous, plakat Efloresensi Sekunder : Krusta

Karakteristik Lesi

Jumlah : soliter Ukuran : 2 cm x 2 cm x 1 cm 1 cm x 1 cm x 2 cm Susunan : polisiklik Bentuk : irregular Penyebaran : konfluens

Seorang anak perempuan berusia 1 tahun datang dengan keluhan terdapat luka pada regio nasalis, sebelumnya seminggu yang lalu luka tersebut awalnya berbentuk seperti tetesan embun dan diobati ke puskesmas akan tetapi luka tersebut sekarang melebar .

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan lesi makula eritematous, Plak, krusta di regio nasalis.

Laboratorium : pewarnaan gram, biakan bakteri (culture bacteri), tes serologi serta histopatologi.

a.
b. c.

d.

Impetigo Krustosa Dermatitis Atopik Dermatitis Kontak Drug Eruption

Diagnosa Kerja Impetigo Krustosa

UMUM
Menjaga kebersihan agar tetap sehat dan terhindar dari infeksi kulit. Menindaklanjuti luka dengan mengkompres area kulit yang terkena untuk mencegah infeksi. Mengurangi kontak dekat dengan penderita

Bila diantara anggota keluarga ada yang mengalami impetigo diharapkan dapat melakukan beberapa tindakan pencegahan berupa:
Mencuci bersih area lesi (membersihkan krusta) dengan

sabun dan air mengalir serta membalut lesi. Mencuci pakaian, kain, atau handuk penderita setiap hari dan tidak menggunakan peralatan harian bersama-sama. Menggunakan sarung tangan ketika mengolesi obat topikal dan setelah itu mencuci tangan sampai bersih. Memotong kuku untuk menghindari penggarukan yang memperberat lesi. Memotivasi penderita untuk sering mencuci tangan

Khusus prinsipnya, bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan perbaikan pada lesi serta mencegah penularan infeksi dan kekambuhan

SISTEMIK A. Pilihan Pertama (Golongan Lactam) Golongan Penicilin (bakterisid) Amoksisilin+ Asam klavulanat : Dosis 2x 250-500 mg/hari (25 mg/kgBB) selama 10 hari. Golongan Sefalosporin generasi-ke1 (bakterisid) Sefaleksin : dosis 4x 250-500 mg/hari (40-50 mg/kgBB/hari) selama 10 hari. Kloksasilin :dosis 4x 250-500 mg/hari selama 10 hari.

B. Pilihan Kedua Golongan Makrolida (bakteriostatik) Eritromisin : Dosis 30-50mg/kgBB/hari. 4 Azitromisin : Dosis 500 mg/hari untuk hari ke-1 dan dosis 250 mg/hari untuk hari ke-2 sampai hari ke-4.4

a. b. c. d.

TOPIKAL Mupirocin Asam Fusidat Bacitracin Retapamulin

Quo ad Vitam Quo ad Functionam Quo ad Sanationam

: ad bonam : ad bonam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai