PERIODE: 10 MARET 2014 3 MEI 2014 PUBLIC HEALTH DINAS KESEHATAN KOTA BATAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 2014 KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Berkat Rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kerja hasil kegiatan Public Health (PH) dengan judul Gambaran Pengetahuan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Kabil Tentang Penyakit Tuberkulosis Tahun 2014. Laporan hasil kegiatan ini kami susun dalam rangka melengkapi persyaratan yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik senior bagian ilmu Public Health Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung. Banyak pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dari berbagai pihak, terutama kepada: 1. drg. Chandra Rizal , M.Si selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam yang telah memberikan izin dan fasilitas pelaporan yang diperlukan. 2. drg. Indriani Yuliati selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Batam. 3. Bpk. Erigana, SKM, M.Kes. selaku Kepala Bidang Program Dinas Kesehatan Kota Batam. 4. Drg. Sri Rupiati selaku Kepala Bidang Pengendalian Penyakit & Penyehatan lingkungan (P2 & PL) Dinas Kesehatan Kota Batam. 5. Dr. Fardiani Nurdin, M.Kes. selaku Kepala Bidang Kesehatan Keluarga (Kesga), Promosi kesehatan (Promkes), dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Batam. 6. Dra. Afriani, Apt. selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian Dinas Kesehatan Kota Batam. 7. Dr. Christiana S. Sebagai KASI Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit. 8. Dr. Dewi Murni selaku Kepala Puskesmas Kabil Kota Batam yang telah memberikan izin dan fasilitas pelaporan yang diperlukan. 9. Bpk. Umri, SE selaku Kasubag Tata Usaha Puskesmas Sekupang. 10. Seluruh staf Puskesmas Kabil yang telah memberikan bantuan dan pengalaman dalam pengumpulan data dan kelancaran program kegiatan 11. Seluruh warga kelurahan Tanjung Punggur atas segala bantuan dan kerjasamanya dalam kelancaran kegiatan penelitian kejadian Tuberkulosis. 12. Terakhir, kepada semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan satu per satu, yang telah banyak membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian ini. Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan Laporan Penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh karenanya dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Laporan penelitian ini. Akhir kata, Kami berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Laporan penelitian ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Batam, April 2014 Hormat kami, DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR BAGAN DAFTAR GRAFIK BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum 1.3.2 Tujuan Khusus 1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Ruang Lingkup BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TB Paru (Tuberkulosis) 2.1.1 Pengertian TB Paru 2.1.2 Etiologi TB Paru 2.1.3 Cara Penularan 2.1.4 Resiko Penularan Tuberkulosis 2.1.5 Gejala Penderita Tuberkulosis 2.1.6 Tatalaksana 2.1.7 Diagnosis TB Paru 2.1.8 Klasifikasi 2.1.9 Pengobatan Penderita TB Paru 2.2 Pengetahuan 2.3 Pelayanan kesehatan 2.4 Gambaran Umum Puskesmas Sekupang 2.4.1 Letak Puskesmas Sekupang 2.4.2 Struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi puskesmas serta struktur organisasi puskesmas sekupang kota batam 2.4.3 Demografi 2.4.4 Gambaran Umum Kelurahan Tanjung Punggur BAB III :KERANGKA TEORI 3.1 Kerangka teori 3.2 Kerangka Konsep
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh micobakterium tuberculosis. Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB diseluruh dunia. Sekitar 75 % pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan, TB juga memberikan dampak buruk lainnya secara social stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat. Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Cara penularan 1. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif 2. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. 3. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama, ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar mataharilangsung dapat membunuh kuman, percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. 4. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. 5. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
Resiko penularan 1. Resiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan resiko penularan lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA positif. 2. Resiko penularan setiap tahunnya ditunjukkan dengan annual risk of tuberculosis infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang beresiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1%, berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun. 3. ARTI diindonesia bervariasi antara 1-3% 4. Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberculin negative menjadi positif.
Resiko menjadi sakit TB 1. Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB 2. Dengan ARTI 1% diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 1000 terinfeksi TB dan 10% diantaranya (100 orang) akan menjadi sakit TB setiap tahun. Sekitar 50 diantaranya adalah pasien TB BTA positif. 3. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi.
Upaya penanggulangan TB Pada awal tahun 1990-an WHO dan IUATLD telah mengembangkan strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai DOTS (Directly Observed treatment short- course) dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective). Strategi ini dikembangkan dari berbagai studi, uji coba klinik (clinical trials), pengalaman-pengalaman terbaik (best practices), dan hasil implementasi program penanggulangan TB selama lebih dari dua dekade. Penerapan strategi DOTS secara baik, disamping secara cepat menekan penularan, juga mencegah berkembangnya MDR-TB.
Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan kepada pasien TB tipe menular. Strategi ini akan memutuskan penularan TB dan dengan demikian menurunkan insiden TB dimasyarakat. Menemukan dan menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB.
WHO telah merekomendasikan strategi DOTS sebagai sebagai dalam penanggulangan TB sejak tahun 1995. Bank Dunia menyatakan strategi DOTS sebagai salah satu intervensi kesehatan yang paling efektif. Integrasi ke dalam pelayanan kesehatan dasar sangat dianjurkan demi efisiensi dan efektifitasnya. Satu study cost benefit yang dilakukan oleh WHO diindonesia menggambarkan bahwa dengan menggunakan strategi DOTS.
Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci : 1. Komitmen politis 2. Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya 3. Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobata,. 4. Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu 5. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memebrikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan.