Anda di halaman 1dari 33

Oleh:

Menteri PPN/Kepala Bappenas





Disampaikan dalam Pembukaan Acara:
Musrenbang Provinsi Kalimantan Selatan 2014


Banjarmasin, 13 Maret 2014
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TAHUN 2015
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KERANGKA PAPARAN
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2015
RPJMN dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
RPJMN 2015-2019 dalam Kerangka RPJPN 2005-2025
Penyusunan RPJMN dalam kerangka kesinambungan
perencanaan pembangunan
RPJMN 2015-2019 (Rancangan Teknokratis)
Aspek kependudukan dalam perencanaan pembangunan
nasional
Tantangan utama dan arah kebijakan
Sasaran utama
Tema dan Sasaran RKP 2015
Capaian Kinerja Pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan
Capaian kinerja pembangunan
Potensi pembangunan
Tantangan pembangunan
Penutup
Slide - 2










RPJMN 2015-2019
DALAM SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Diacu Diperhatikan
Diserasikan melalui
MUSRENBANG

RKP
RPJM
Nasional
RPJP
Nasional
Renstra KL
Renja -
KL
RAPBN
RKA-KL
APBN
Rincian
APBN
Pedoman Dijabarkan Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h


P
u
s
a
t

RPJM
Daerah
RPJP
Daerah
RKP
Daerah
Renstra
SKPD
Renja -
SKPD
RAPBD
RKA -
SKPD
APBD
Rincian
APBD
Pedoman
Pedoman
Pedoman Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Diacu
UU SPPN (No.25/2004)
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h


D
a
e
r
a
h

Bahan
Bahan (diserasikan
dlm RAKORPUS &
Trilateral Meeting)
Bahan Bahan
UU KeuNeg (No.17/2003)
Slide - 4
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
RPJMN 2015-2019
DALAM KERANGKA RPJPN 2005-2025
(UU 17 TAHUN 2007)
Slide - 5
PENYUSUNAN RPJMN
DALAM KERANGKA KESINAMBUNGAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Slide - 6
Rancangan
Teknokratis
RPJMN
2015-2019
Rancangan
RPJMN
2015-2019
Rancangan
Akhir
RPJMN
2015-2019
Visi Misi
Presiden terpilih
Musrenbang
RPJMN dan
Sidang Kabinet
Arahan
RPJPN 2005-2025
Isu Strategis Jangka
Menengah 2015-2019
(background studies)
Evaluasi
RPJMN
2010-2014

































Penyusunan Background Studies :
identifikasi isu-isu strategis jangka
menengah 2015-2019
Penyusunan Rancangan Teknokratik
RPJMN 2015-2019
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
Rancangan Akhir RPJMN 2015-2019

Januari 2013 Desember 2013


Januari 2014 Agustus 2014

mulai November 2014

Januari 2015

AGENDA BESAR PENYUSUNAN
RPJMN 2015-2019
Slide - 7










ASPEK KEPENDUDUKAN DALAM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Kependudukan merupakan aspek utama yang harus diperhatikan
dalam perencanaan pembangunan nasional.
Langkah ini dilakukan untuk mengoptimalkan manfaat bonus
demografi yang sedang dinikmati Indonesia paling tidak sampai
dengan tahun 2035.
Bonus demografi adalah kondisi saat jumlah penduduk usia
nonproduktif lebih sedikit daripada jumlah penduduk produktif
(usia 15 65 tahun).
Pada kondisi itu, ketergantungan penduduk usia nonproduktif
terhadap penduduk produktif berada pada titik rendah sehingga
dapat mempercepat pertumbuhan perekonomian suatu negara.
PENTINGNYA ASPEK KEPENDUDUKAN DALAM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Slide - 9
Sejak tahun 2012, angka ketergantungan penduduk Indonesia
berada di bawah 50 persen tepatnya 49,6 persen. Artinya setiap
100 penduduk produktif menanggung 49,6 penduduk nonproduktif.
Angka ketergantungan tahun 2014 adalah 48,8 persen. Angka
ketergantungan di Indonesia akan mencapai titik terendah pada
2028-2031.
Untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Salah satunya adalah jumlah rata-rata anak yang
dilahirkan oleh wanita subur (total fertility rate/TFR).
Pada 2010, TFR Indonesia adalah 2,49 dan kondisi itu tidak berubah
hingga saat ini. Untuk mencapai itu, Indonesia harus bisa
menurunkan TFR menjadi 2,1 pada 2025.
PENTINGNYA ASPEK KEPENDUDUKAN DALAM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Slide - 10










TANTANGAN UTAMA DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMN 2015-2019
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TANTANGAN UTAMA RPJMN 2015-2019
Upaya jangka panjang agar keluar dari Middle Income Trap (MIT)
pada tahun 2030:
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, inklusif dan berkelanjutan
Transformasi struktur ekonomi yang didukung pengelolaan SDA yang
lebih baik dan pengembangan Iptek dan inovasi
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Ketahanan pangan, energi, dan air
Penyediaan infrastruktur yang memadai
Percepatan pemerataan pembangunan dan pengurangan
kesenjangan
Pemberantasan korupsi
Percepatan konsolidasi demokrasi
Potensi bencana alam besar dan resiko perubahan iklim
Slide - 12
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (1/7)
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Rakyat yang
Berkeadilan:
1. meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas untuk semua jenjang pendidikan
dengan memberikan perhatian lebih pada daerah terluar, terdepan dan tertinggal
penduduk miskin, dan anak dengan kebutuhan khusus;
2. meningkatkan kompetensi siswa Indonesia dalam bidang matematika, sains, dan
literasi;
3. menyelaraskan bidang studi SMK dengan kegiatan ekonomi utama di masing-masing
kabupaten/kota;
4. memperkuat peran swasta dalam menyediakan layanan pendidikan menengah yang
berkualitas;
5. meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, terutama bagi ibu dan anak;
6. memperbaiki status gizi remaja putri, ibu hamil dan anak di bawah 2 tahun;
7. meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit serta penyehatan lingkungan;
8. meningkatkan kualitas implementasi jaminan kesehatan masyarakat; dan
9. pengembangan kebijakan afirmatif: pelayanan dasar, pengembangan penghidupan
berkelanjutan, dan sistem perlindungan sosial yang komprehensif.
Slide - 13
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (2/7)
Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan:
1. transformasi ekonomi melalui industrialisasi berkelanjutan (green
economy secara bertahap) dan penguasaan Iptek;
2. menjaga dan mempertahankan kesinambungan fiskal;
3. meningkatkan daya saing produk ekspor non migas, manufaktur
dan jasa (parawisata dan lainnya);
4. meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan kesempatan kerja
yang berkualitas; dan
5. peningkatan daya saing UMKM dan koperasi.
Slide - 14
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (3/7)
Menyiapan Landasan Pembangunan yang Kokoh:
1. memantapkan kualitas reformasi birokrasi untuk mendukung
peningkatan kualitas pelayanan publik;
2. mewujudkan regulasi yang efektif dan efisien;
3. meningkatkan efektifitas penegakan dan pemberantasan korupsi;
4. meningkatkan penegakan hukum dan HAM yang berkualitas;
5. meningkatkan kepemimpinan dan kontribusi Indonesia dalam
kerjasama global, multirateral, regional, dan bilateral;
6. terjaganya proses positif konsolidasi demokrasi; dan
7. meningkatkan kapasitas pertahanan dan stabilitas keamanan
nasional.
Slide - 15
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (4/7)
Mengembangkan dan Memeratakan Pembangunan Daerah:
1. menjaga momentum pertumbuhan Wilayah Jawa-Bali dan
Sumatera serta meningkatkan kinerja pusat-pusat pertumbuhan
wilayah di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan
Papua;
2. menjamin pemenuhan pelayanan dasar di seluruh wilayah yang
menjangkau semua lapisan masyarakat;
3. mempercepat pembangunan daerah tertinggal dan kawasan
perbatasan;
4. meningkatkan kualitas pembangunan perkotaan dan perdesaan;
5. mempercepat penetapan rencana tata ruang wilayah; dan
6. mengoptimalkan desentralisasi dan otonomi daerah.
Slide - 16
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (5/7)
Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Pertumbuhan dan
Pemerataan:
1. memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan
pembangunan;
2. mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air
bersih, sanitasi, dan listrik);
3. menjamin ketahanan air, pangan, dan energi untuk mendukung
ketahanan nasional;
4. mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan;
5. meningkatkan kontribusi kerjasama pemerintah swasta dalam
pembangunan infrastruktur; dan
6. mengintegrasikan isu lintas bidang infrastruktur.

Slide - 17
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (6/7)
Meningkatkan Pengelolaan dan Nilai Tambah Sumber Daya Alam
yang Berkelanjutan:
1. meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan produktivitas
dan perluasan areal pertanian;
2. meningkatkan daya saing dan nilai tambah komoditas
pertanian/perikanan;
3. mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
mineral dan tambang lainnya;
4. meningkatkan produksi dan diversifikasi sumber daya energi;
5. meningkatkan efisiensi dan pemerataan pemanfaatan energi;
6. mengembangkan ekonomi kelautan yang terintegrasi antarsektor
dan antarwilayah; dan
7. pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati.
Slide - 18
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (7/7)
Meningkatkan Mitigasi Bencana Alam dan Perubahan Iklim:
1. memperkuat kapasitas kelembagaan mitigasi bencana alam untuk
mengurangi resiko bencana;
2. mempercepat rehabilitasi daerah terkena bencana; dan
3. memperkuat kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Slide - 19










SASARAN UTAMA RPJMN 2015-2019
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
SASARAN UTAMA RPJMN 2015-2019 (1/3)
Agar dapat keluar dari Middle Income Trap (MIT) pada tahun 2030,
diperlukan:
1. pertumbuhan ekonomi sekitar 6-8 persen per tahun, terutama yang
didukung oleh sektor industri yang mempunyai nilai tambah tinggi;
2. peningkatan PDB per kapita mencapai sekitar USD 7.000 pada akhir 2019;
3. pengurangan tingkat kemiskinan menjadi 6-8 persen pada akhir tahun
2019.
4. meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mencapai sasaran:
1) meningkatnya angka partisipasi pendidikan (dasar, menengah dan
tinggi) yang diindikasikan dengan peningkatan APM SD/MI/sederajat
sebesar 97 persen, APM SMP/MTs/sederajat sebesar 80 persen, APK
SMP/MTs/sederajat sebesar 104 persen, APK SMA/SMK/MA sebesar
89 persen, dan APK PT/PTA sebesar 33 persen; dan
2) membaiknya kualitas pendidikan; dan
3) menurunnya Angka Kematian Bayi dari 28 per seribu (2012) menjadi
25 per seribu (2019).
Slide - 21
SASARAN UTAMA RPJMN 2015-2019 (2/2)
Terjaganya swasembada pangan dengan produksi beras pada akhir tahun
2019 sebesar 46,1 juta ton (pertumbuhan 2,9% per tahun).
Ketahanan energi dengan meningkatnya porsi energi terbarukan dalam
bauran energi (renewable energy) dari 4 persen (2014) menjadi 6-7 persen
(2019) serta meningkatnya kapasitas terpasang pembangkit listrik menjadi
92,9 GW.
Meningkatkan kuantitas sarana prasarana dan kualitas layanan yang
diindikasikan dengan Rasio Elektrifikasi sebesar 100 persen, jangkauan air
bersih 85 persen, dan kelayakan jalan raya sebesar 100 persen;
menurunkan emisi GRK sebesar mendekati 26 persen;
menurunkan kesenjangan wilayah yang diindikasikan dengan meningkatnya
peranan PDRB di Luar Jawa dari 41 persen (2014) meningkat menjadi 45-47
persen (2019), sedangkan di Jawa dari 59 persen (2014) menjadi 53-55
persen (2019);
menurunkan jumlah kabupaten tertinggal dari 114 Kabupaten (2014)
menjadi 39 Kabupaten (2019);
menurunkan praktek korupsi; dan meningkatnya konsolidasi demokrasi.
Slide - 22










TEMA DAN SASARAN RKP 2015
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TEMA RKP 2015
"Melanjutkan Reformasi bagi Percepatan Pembangunan
Ekonomi yang Berkeadilan".

Reformasi yang telah berjalan selama ini akan tetap dilanjutkan dan
diperkuat untuk menciptakan struktur ekonomi yang kokoh melalui
percepatan hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, mengurangi
ketergantungan impor barang modal dan bahan baku, meningkatkan
kepastian dan penegakan hukum serta melanjutkan reformasi birokrasi dan
tata kelola pemerintahan.
Percepatan pembangunan ekonomi secara menyeluruh diberbagai bidang
dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian
berlandaskan keunggulan SDA dan SDM berkualitas, serta kemampuan Iptek
yang terus meningkat.
Berkeadilan: pembangunan yang inklusif dan peningkatan rasa keadilan.
Slide - 24
SASARAN RKP 2015
Sasaran pembangunan yang akan kita capai pada akhir tahun 2015
sebagai berikut:
1) pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 6,3 persen;
2) inflasi diharapkan dapat terkendali pada kisaran 4,5 + 1 persen.
Arah kebijakan dan sasaran pembangunan per bidang
mengikuti RPJMN 2015-2019
Slide - 25










KINERJA DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PENCAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (1/2)
Pencapaian kinerja pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan masih perlu
terus ditingkatkan.
Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2013 tumbuh sebesar 5,18 persen.
Angka pertumbuhan ini masih berada di bawah angka pertumbuhan
ekonomi nasional sebesar 5,78 persen (2013).
Pertumbuhan tertinggi di sektor keuangan, persewaan, dan jasa
perusahaan sebesar 10,24 persen dan terendah di sektor pertambangan
dan penggalian sebesar 1,11 persen.
pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan tanpa migas pada
tahun 2013 mencapai 5,22 persen.
Provinsi Kalimantan Selatan telah cukup berhasil dalam menurunkan jumlah
penduduk miskin.
Angka kemiskinan berhasil diturunkan dari 5,21 persen pada tahun 2010
menjadi 4,76 persen pada September 2013. Angka ini jauh di bawah
angka kemiskinan rata-rata nasional 11,47 persen (September 2013).
Slide - 27
PENCAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (2/2)
Provinsi Kalimantan Selatan telah berhasil menurunkan TPT dari 5,25 persen
pada Agustus 2010 menjadi 3,79 persen di Agustus 2013 dan sudah di
bawah rata-rata nasional sebesar 6,25 persen (Agustus 2013).
Dari segi peningkatan kualitas kesejahteraan manusia sudah cukup baik.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 68,01 (2007)
menjadi 71,08 (2012). Pencapaian IPM Provinsi Kalimantan Selatan perlu
terus ditingkatkan karena masih di bawah rata-rata nasional sebesar
73,29 (2012).
Dari sisi Indeks Kesejahteraan Daerah (IKD), Provinsi Kalimantan Selatan
telah berhasil meningkatkan IKD dari IKD dari 55,0 (2007) menjadi 63,40
(2012).
IKD diukur berdasarkan pengukuran kondisi ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan infrastruktur dasar (Litbang Kompas,2014).
Kenaikan IKD memberikan dampak pada penurunan angka Rasio Gini
Provinsi Kalimantan Selatan dari 0,37 (2010) menjadi 0,359 (2013) dan
sudah di bawah rata-rata nasional sebesar 0,413 (2013).
Slide - 28
POTENSI PEMBANGUNAN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Kekayaan sumber daya alam dan keunggulan geografis Provinsi Kalimantan
Selatan merupakan modal dasar untuk menjadikan provinsi ini sebagai salah
satu pusat produksi dan pengolahan hasil tambang serta lumbung energi
nasional.
Provinsi Kalimantan Selatan memiliki potensi besar untuk peningkatan
produksi dan pengolahan hasil tambang batubara dan pengembangan
kelapa sawit.
Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai cadangan batubara terbesar ke-
2 se-Kalimantan setelah Kalimantan Timur sebesar 10.659 miliar ton.
Produktifitas kelapa sawit (3,13 Ton/Ha) di Kalimantan Selatan masih di
bawah rata-rata produktifitas kelapa sawit sumatera (3,55 Ton/Ha)
maupun negara tetangga, Malaysia (4,6 Ton/Ha). Potensi ini dapat
ditingkatkan melalui:
pengembangan industri hulu melalui pengembangan lahan yang
selektif;
konversi lahan produktif;
peningkatan produksi CPO dengan tetap mempertimbangkan aspek
lingkungan.
Slide - 29
TANTANGAN PEMBANGUNAN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Beberapa permasalahan dan tantangan lain yang dihadapi oleh Pemerintahan
Provinsi Kalimantan Selatan, antara lain:
masalah tata ruang,
masih terbatasnya pasokan energi/listrik,
pemenuhan pelayanan infrastruktur dasar baik di bidang kesehatan maupun
pendidikan terutama untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat di
wilayah pedalaman.

Sehubungan dengan hal tersebut, sangat diperlukan upaya kerja keras dari
semua pemangku kepentingan, termasuk peningkatan sinkronisasi dan
koordinasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk mengatasi beberapa masalah dan tantangan tersebut di
atas secara bertahap.

Slide - 30










PENUTUP
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PENUTUP
Slide - 32
Beberapa pokok arahan ini menjadi pertimbangan:
masukan dalam penyusunan RKPD 2015 Provinsi Kalimantan Selatan
mempersiapkan Usulan Kegiatan dan Pendanaan Pembangunan Daerah
(UKPPD) yang akan dibahas pada forum pra-Musrenbangnas yang telah
dijadwalkan pada tanggal 21-25 April 2014 mendatang.
Kami mengharapkan peran aktif Saudara Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat untuk:
menindaklanjuti kesepakatan hasil pertemuan Musrenbang Provinsi ini
bahan masukan dalam rangka penjabaran dan penyusunan RKP tahun
2015 di daerah, baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan musrenbangprov merupakan salah satu instrumen penting
dalam proses penyusunan RKP dan RKPD, terutama untuk memperkuat
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
"Selamat melaksanakan musrenbangprov"










TERIMA KASIH
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai