Anda di halaman 1dari 14

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Industri
1. Pengertian Industri
Banyak defenisi yang dikemukakan oleh ilmuwan mengenai industri.
Setiap disiplin ilmu mempunyai penekanan dan batasan masing-masing pada
aspek tertentu sesuai bidang kajiannya. Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No. 5 tahun1984 tentang perindustrian menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan industri adalah:
Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri.

Kegiatan industri merupakan proses pembuatan suatu barang yang mempunyai
nilai tambah dari barang asalnya. Hal ini sejalan dengan pendaapat Sandy
(1985:148) yang menyatakan bahwa:
Industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dari bahan baku atau
bahan mentah melalui proses penggarapan dalam jumlah besar sehingga
barang jadi bisa diperoleh dengan harga satuan serendah mungkin tetapi
tetap dengan mutu yang tinggi.

Berdasarkan Undang-Undang republic Indonesia No.5 tahun1984 dan pendapat
Sandy jelaslah bahwa industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan baku melalui proses penggarapan untuk mendapat barang yang mempunyai
nilai lebih tinggi.

9


2. Macam dan Klasifikasi Industri
Macam industri berbeda-beda untuk tiap daerah atau Negara, tergantung
pada sumberdaya yang tersedi, tingkat teknologi, serta perkembangan daerah atau
Negara tersebut.
Di Indonesia macam dan kegiatan industri dikelompokan kedalam 4
golongan, yaitu:
Kelompok I : Aneka Industri dan Kerajinan, terdiri atas:
a. Industri makanan dan minuman.
b. Industri kerajinan logam: mas, perak, tembaga, dan lain-lain.
c. Industri kerajinan bukan logam: anyaman, kulit, dan lain-lain
Kelompok II: Industri Logam dan Elektonika, terdiri atas:
a. Industri logam dasar besi/baja (termasuk industri kawat baja
dll) dan industri non-fero (timah, kabel, dll)
b. Industri mesin kendaraan, mesin-mesin, industri kapal, dan
lain-lain.
c. Industri elektronika: radio, TV, dan alat-alat listrik lainya.
Kelompok III: Industri Kimia, termasuk kedalamnya :Industri pupuk, industri ban,
industri gelas, industri garam, industri gas, dan lain-lain.
Kelompok IV: Industri Sedang dan Tekstil, terdiri atas:
a. Industri serat sintetis (rayon)
b. Industri pemintalan dan pertenunan.
c. Industri perajutan.
d. Industri pakaian jadi.
10


Selain pengklasifikasian dan pengelompokan industri di atas, kita
mengenal beberapa pengkategorian industri berdasarkan karakteristik lainya
dikutip dari Abdurachmat dan Maryani (1997:31-33):
a. Berdasarkan luas dan kompleksitas kegiatan dan pengorganisasiannya:
1) Industri Besar (big industries), ialah industri-industri dalaam sekala besar
dengan kegiatan dan pengorganisasian yang kompleks, mempergunakan
mesin-mesin moderen dengan jumlah buruh yang cukup besar, dan
menempati areal tanah yang luas.
2) Industri Kecil (small industries), ialah industri-industri yang berukuran
kecil dilihat modal, kegiatan, pengorganisasian, produk, maupun tenaga
kerja, dan teknologinya. Termasuk kedalam kategori ini adalaah industri
rumah dan kerajinan.
b. Berdasarkan sifat bahan mentah dan sifat produksinya:
1) Industri primer, ialah industri-industri yang mengolah bahan mentah hasil
produksi sektor primer baik dari hasil pertanian, peternakan, perikanan,
kehutanan, maupun pertambangan. Industri-industri ini pada umumnya
lebih berorientasi pada bahan mentah dan ditempaykan didaerah sumber
bahan mentah.
2) Industri sekunder, ialah industri-industri yang mengolah lebih lanjut hasil-
hasil industri lain (industri primer), bahan bakunya adalah barang jadi atau
setengah jadi yang diproduksi industri lain. Pada umumnya ditempatkan
berdekatan dengan industri-industri yang menghasilkan bahan bakunya.
c. Berdasarkan jumlah dan besarnya kebutuhan bahan mentah, sifat produksi dan
penggunaan mesin-mesin:
1) Industri berat (Heavy Industries), ialah industri-industri yang dalam
kegiatanya mempergunakan mesin-mesin berat, mengolah bahan mentah
dalam jumlah yang sangat banyak, dan memproduksinyapun berupa
barang-barang dalam kategori tahan lama dan berat that use bulky
machinery and consume copious quantities of raw materials. Karena
kebutuhan bahan mentah yang banyak dan penggunaan mesin-mesin berat,
maka industri ini biasanya dibangun ditempat-tempat dimana sarana
lalulintas muda.
2) Industri ringan (light industries), ialah industri-industri relative
mempergunakan mesin-mesin yang ringan dan membutuhkan bahan
mentah yang lebih sedikit.
d. Berdasarkan daya serap(kemampuan) tenagakerja dan permodalan:
1) Industri Padat karya (labor intensive), ialah industri yang banyak
membutuhkan dan memngunakan tenagakerja manusia.
2) Industri padat modal (capital intensive), ialah industri-industri yang
mempergunakan modal yang besar dan mesin-mesin modern.
e. Berdasarkan jumlah modal, tenaga kerja dan teknologi, industri dapat
diklasifikasikan atas:
11


1) Industri besar, jika kita mempergunakan modal yang cukup besar, jumlah
tenaga kerja diatas 200 orang, menggunakan mesin-mesin modern.
2) Industri Menengah, dengan jumlah modal yang tidak terlalu besar, jumlah
tenaga kerja antara 5-200 orang, dan mempergunakan mesin-mesin
sederhana.
3) Industri kecil, ialah Industri-industri yang mempergunakan modal kecil,
dengan jumlah tenaga kerja umumnya kurang dari 50 orang, dan dengan
teknologi yang masih sederhana.

Berdasarkan kutipan di atas industri lukisan Jelekong termasuk kedalam kategori
industri kecil, dimana industri lukisan di Jelekong merupakan industri yang
berkecimpung didalam industry kerajinan serta memiliki jumlah tenaga kerja
kurang dari 50 orang.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Industri
Menurut Smith (1963:414-417) yang dikutip oleh Abdurachmat (1997:39),
kegiatan industri dipengaruhi oleh:
1. Faktor Sumber Daya
a. Bahan Mentah
b. Sumber Energi
c. Penyediaan Air
d. Iklim dan Bentuk Lahan
2. Faktor Sosial
a. Penyediaan Tenaga Kerja
b. Skill dan Kemampuan Teknologi
c. Kemampuan Mengorganisasi
3. Faktor Ekonomi
a. Pemasaran
b. Transportasi
c. Modal
d. Nilai dan Harga Tanah
4. Faktor Kebijakan Pemerintah

Adapun penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan industri adalah
sebagai berikut:

12


3.1. Faktor Sumber Daya
a. Bahan Mentah
Bahan mentah merupakan unsur yang penting dalam perindustrian, tanpa
bahan mentah suatu industri tidak akan menghasilkan produk. Bahan mentah
dapat berasal dari hasil pertanian, peternakan, kehutanan, dan pertambangan, dan
dapat juga berasal dari industri-industri lain.
b. Sumber Energi
Kegiatan industri, baik itu industri kecil, menengah maupun
besartergantung pada sumber energi. Sumber energi ini terdiri dari bahan bakar,
energi listrik, energi sinar matahari, dll.
c. Penyediaan Air
Industri banyak membutuhkan air, baik sebagai bahan pendingin, sebagai
bahan pencampur, air untuk keperluan mencuci dan lain-lain, oleh karena itu
penempatan suatu industri harus disesuaikan dengan tersedianya air.
d. Iklim dan Bentuk Lahan
Iklim dan bentuk lahan sangat menentukan penempatan likasi suatu
industri. Keberadaan suatu industri harus disesuaikan dengan iklim dan bentuk
lahan agar tujuan yang hendak dicapai dari industri tersebut dapat tercapai.industri
yang sebagian aktivitasnya dilakukan diluar ruangan akan dipengaruhi oleh
keadaan iklim , sedangkan bentuk lahan dapat mempengaruhi penempatan likasi
industri dan pembuatan sarana transportasi.


13


3.2. Faktor Sosial
a. Penyediaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan bagian yang penting dari proses industri untuk
mengoprasikan mesin, merakit, dan kegiatan-kegiatan pengolahan lainnya.
penyediaan tenaga kerja ini tergantung pada kesesuaian keterampilan tenaga kerja
dengan jenis kesempatan kerja. Pada industri kecil umumnya tenaga kerja berasal
dari daerah setempat.
b. Skill dan Kemampuan Teknologi
Tenaga kerja merupakan unsur yang penting yang diperlukan dalam
kegiatan industri, bukan hanya jumlah (kuantitas), akan tetapi jga mutunya
(kualitas) yaitu kemampuan-kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Tenaga kerja yang diperlukan dalam suatu industri adalah tenagakerja yang
terampil dan memiliki kemampuan dalam teknologi.
c. Kemampuan Mengorganisasi
Semakin kompleks kegiatan suatu industri, makam semakin komlpeks pula
pengorganisasiannya. Karena itu, diperlukan tenaga yang berkemampuan tinggi
untuk mengorganisasi. Kemampuan mengorganisasi merupakan kemampuan
pengusaha untuk menangani usahanya, mengelola jalanya kegiatan industri,
melakukan efesiensi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan, pengawasan dan
pengendalian terhadap tenaga kerja, dan perhatian secara focus terhadap seluruh
kegiatan industri.


14


3.3. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang penting adalah Pemasaran, transportasi, dan modal,
dan masalah harga tanah:
a. Pemasaran
Pengaruh pemasaran dalam industri sama pentingnya dengan bahan
mentah dan sumber energi. Potensi pasaran ini kadang-kadang sangat menentukan
hidup atau matinya suatu industri. Potensi sangat dipengaruhi oleh jumlah
penduduk dan daya belinya.
b. Transportasi
Sarana transportasi sangat diperlukan dalam mengangkut bahan mentah
dan proses pemasaran, sehingga transport sangat penting artinya bagi industri.
c. Modal
Suatu usaha industri sangat membutuhkan modal. Beberapa industri
kadang-kadang membutuhkan modal yang sangat besar, sehingga hanya
perusahaan-perusahaan besar yang dapat memberikan atau menyediakan
modalnya.
d. Nilai dan harga tanah
Nilai dan harga tanah serta pajak yang berbeda untuk tiap daerah, sangat
mempengaruhi usaha dan penyebaran daerah industri. Harga tanah dipusat kota
yang tinggi mendorong usaha industri ditempatkan di daerah pinggiran.



15


3.4. Faktor Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi perkembangan industri,
misalnya: ketentuan-ketentuan perpajakan dan tarif, pembatasan impor dan
ekspor, pembatasan jumlah dan macam industri, penentuan industri, dan lain-lain.

4. Industri Kecil
4.1. Pengertian Industri Kecil
Menurut Abdurachmat (1997:9) industri kecil adalah : industri yang
menggunakan modal kecil dengan jumlah tenaga kerja umumnya kurang dari 50
orang dan dengan teknologi yang masih sederhana . Sedangkan menurut Stanley
dan Morse yang dikutip oleh Saleh (1991:17), dikatakan bahwa : industri kecil
adalah industri yang mempekerjakan 10-49 orang tenaga kerja
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa industri kecil
industri yang berukuran kecil baik dari modal, kegiatan, pengorganisasian,
produksi, maupun tenaga kerja dan teknologi. Termasuk kedalam kategori ini
adalah industri rumah dan kerajinan.

4.2. Jenis Jenis Indrustri kecil
Menurut Shaleh (1991 : 50), Indrustri kecil di indonesia dapat digolongkan
dalam tiga kategori, yaitu :
1. Indrustri Lokal
Kelompok Indrustri yang menggantungkan kelangsungan hidupnya pada
pasar setempat yang terbatas serta relatif tersebar dari segi lokasinya, skala usaha
kelompok ini umumnya sangat kecil dan mencerminkan suatu pola pengusahaan
yang bersifat subsistem, dalam pada itu target pemasaranya yang sanagat terbatas
telah menyebabkan kelompok ini pada umumnya hanya mengunakan sarana
16


transportasi yang sederhana, adapun karena pemasaran hasil produksinya
ditangani sendiri,maka pada kelompok indrustri lokal ini jasa pedagang perantara
boleh dikatakan kurang menonjol.
2. Indrustri Sentra
Kelompok jenis indrustri yang dari segi satuan usahanya merupakan skala
kecil, tetapi membentuk suatu pengelompokan kawasan produksi yang terdiri dari
kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang sejenis ditinjau dari segi target
pemasarannya umumnya menjangkau pasar yang lebih luas daripada kategori
pertama, sehingga peranan pedagang perantara atau pedagang pengumpul menjadi
cukup menonjol.
3. Indrustri Mandiri
Kelompok jenis indrustri yang masih mempunyai sifat sifat indrustri
kecil,namun telah berkemampuan mengadopsi teknologi produksi kelompok ini
ini relatif tidak tergantung pada peranan pedagang perantara, pada dasarnya
kelompok indrustri mandiri ini tidak sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai
bagian dari indrustri kecil, mengingat kemampuannya yang tinggi dalam
mengakomodasi beragam aspek modernitas, hanya atas dasar skala penyerapan
tenaga kerja maka kelompok ini termasuk kedalam kategori indrustri kecil.

Berdasarkan pendapat di atas, bisa disimpulkan bahwa industri kerajinan lukisan
di Kelurahan Jelekong Kabupaten Bandung termasuk kedalam golongan industri
sentra, hal ini disebabkan karena industri kerajinan lukisan merupakan industri
yang mempunyai satuan usaha berskala kecil tetapi membentuk pengelompokan
atau sentra industri lukisan, dimana pengelompokan ini disebabkan oleh adanya
keahliann dan keterampilan dari masyarakat setempat, dalam hal ini masyarakat di
Kelurahan Jelekong Kabupaten Bandung.

4.3. Manfaat Indrustri Kecil
Indrustri kecil mempunyai perairan yang cukup besar dalam pembangunan
nasional, karena indrustri kecil memberikan berbagai manfaat yang cukup berarti
bagi perekonomian, manfaat yang diperoleh dari keberadaan indrustri kecil
17


diantaranya adalah manfaat sosial (Social manifects) seperti dikemukakan oleh
Shaleh (1991 ; 51)yaitu ;
a. Indrustri kecil dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan
pembiayaan relatif murah.
b. Indrustri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan
mobilisasi tabungan domestik ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa
indrustri cenderung memperoleh modal dari tabungan si pengusaha
sendiri atau dari tabungan keluarga atau kerabatnya.
c. Indrustri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap
indrustri besar dan sedang, karena indrustri kecil menghasilkan
produk yang relatif murah dan sederhana yang biasanya tidak
dihasilkan indrustri besar dan sedang.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya industri kecil, maka
masyarakat akan baerusaha menciptakan lapangan pekerjaan dengan memakai
biaya yang relatif murah, dan hasil yang diperoleh dari industri kecil ini dapat
dipakai untuk menambah modal agar usaha dapat lebih maju.
Selain itu industri kecil dapat meningkatkan pendapatan negara karena
produk yang dihasilkan dapat menambah devisa negara.

4.4. Kelebihan Indrustri Kecil
Indrustri kecil mempunyai beberapa kelebihan yaitu ;
a. Daya Fleksibilaitas yang tinggi
b. Keadaan lokasinya tersebar di daerah daerah, sehingga menyebabkan
biaya transportasi menjadi minimun, hal inilah yang dapat
menyebabkan biaya transportasi menjadi minimum, hal ini dapat
memungkinkan barang hasil produksi bisa sampai ke tangan konsomen
secara terpisah murah dan mudah.
18


c. Spesialisasi produk
Indrustri kecil juga mempunyai peranan penting dalam pembangunan
nasional, pembangunan indrustri kecil di pedesaan dapat menciptakan lapangan
kerja, mengurangi angka pengangguran dan memperkecil dorongan urbanisasi
dapat dilakukan dengan mudah oleh masyarakat biasa bahkan menjadi sumber
ekonomi.
4.5. Lokasi Industri Kecil
Pemilihan lokasi industri menurut Abdurachmat 1997:29), terbagi menjadi empat
yaitu:
1. Industri-industri yang cenderung ditempatkan di daerah bahan mentah.
2. Penempatan lokasi industri lebih dekat kedaerah pasaran (konsumen).
3. Penempatan lokasi industri berdasarkan kecenderungan dekat sumber tenaga
kerja.
4. Penempatan lokasi industri lebih dekat ke sumber bahan mineral atau
sumber energi.

Pemilihan lokasi industri memikliki peranan yang penting karena lokasi tersebut
akan mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan kegiatan suatu industri.
Dalam menentukan lokasi suatu industri kecil perlu dipertimbangkan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi keberadaan industri tersebut diantaranya bahan
mentah, pemasaran, tenaga kerja, bahan mineral dan energi.
Dalam hal ini industri lukisan termasuk kedalam industri yang ditempatkan
di daerah sumber tenaga kerja dimana industri ini membutuhkan tenaga kerja
dengan keahlian khusus melukis.


19


B. Pengaruh Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Keberadaan industri baik dalam skala besar maupun kecil akan
memberikan pengaruh dan membawa perubahan terhadap sosial ekonomi
masyarakat sekitar, baik yang terlibat langsung dalam kegiatan industri ataupun
yang tidak terlibat. Perubahan itu memasuki segala aspek kehidupan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Hartono (1985:5), yang mengemukakan bahwa:
Adanya industri disuatu daerah biasanya akan meningkatkan volume
perdagangan, peningkatan kegiatan pembangunan, peningkatan volume
dan frekuensi lalu lintas uang dan barang-barang dari daerah itu, maupun
penambahan jumlah uang yang beredar. Selain itu akan terlihat pula
peningkatan kegiatan usaha pemberian jasa(bank, transportasi).

Berdasarkan pendapat di atas jelaslah bahwa industri, membawa dampak yang
luas terhadap kegiatan ekonomi setempat, yang mana dengan adanya indusatri
akan terciptanya kegiatan ekonomi dalam sektor yang lain baik dalam sektor
perdagangan maupun dalam sektor jasa. Industri juga dapat meningkatkan
pendapat masyarakat yang mana akan mendukung peningkatan daerah yang lebih
lanjut dibarengi dengan peningkatan kegiatan pembangunan.
Dampak dari keberadaan industri tidak hanya sebatas pada pendapatan dan
mata pencaharian. Selanjutnya hubungan saling saling mempengaruhi antar sektor
industri dan sektor pendidikan dikemukakan oleh Parker (1990:87), sebagai
berikut:
Pengaruh nyata dan mudah dilihat dari sektor industri terhadap sektor
pendidikan ialah adanya kecenderungan untuk menyusun dan menerapkan
kurikulum serta materi pelajaran disekolah maupun di universitas agar
sesuai dengan kebutuhan sector industri. Apa yang dimaksud dengan
pembiasaan fungsi (vocational bias) pendidikan dimaksudkan agar tujuan
pendidikan dapat mengarahkan siswanya untuk memiliki didalam kerja.
Pihak industriawan atau pengusaha menghendaki suatu metode pendidikan
20


yang memungkinkan lulusan sekolah atau perguruan tinggi menjadi tenaga
kerja yang siap pakai.

Sesuai dengan kutipan di atas jelas bahwa adanya hubungan saling mempengaruhi
antar sektor industri dan pendidikan.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan
industri mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat. Pengaruh ini
dapat diukur dengan cara melihat variabel-variabel pembentuk sosial ekonomi
masyarakat, diantaranya : a) pendapatan, b) pendidikan, c) kepemilikan pasilitas
hidup. Jadi kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam penelitian ini menunjukan
kepada kondisi sosial ekonomi pengrajin lukisan yang ditentukan oleh tiga
variabel diatas.
1. Pendapatan
Pendapatan adalah perolehan barang atau uang yang diterima atau
dihasilkan. Pendapatan perseorang dibedakan atas pendapatan asli dan pendapatan
turunan. Pendapatan asli adalah pendapatan yanag diterima oleh setiap orang
secara langsung, pendapatan turunan adalah pendapatan dari golongan lainya yang
tidak turut serta dalam produksi barang-barang
Pendapatan merupakan out put dari suatu produksi bagi penduduk yang
digunakan untuk memnuhi kebutuhan fisik minimum. Sedemikian berpengaruh
terhadap kualitas manusia yang pada giliranya nanti berdampak terhadap tingkat
produktivitas.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu interaksi individu dengan lingkungannya
baik secara formal maupun informal. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh
21


seluruhkalangan masyarakat, karena dengan pendidikan masyarakat akan
mengetahui apa yang terbaik yang harus dilakukan agar taraf hidup meningkat.
Menurut Dharmawan (1986:19), mengemukakan bahwa:
Sektor pendidikan memegang peranan pokok dalam masyarakat
industri, sebab masyarakat tersebut menuntut adanya spesialisasi dalam
berbagai fungsi yang terdapat di setiap bidang kehidupan, karenanya
sistem pendidikan yang utuh dan mantaf sangat dibutuhkan.

Berdasarkan pengertian di atas, pendidikan dapat menunjang terlaksananya
kegiatan industri yaitu pendidikan kejuruan dimana siswanya dibekali dengan
berbagai keterampilan, sehingga siap untuk terjun langsung ke dunia kerja yang
sebenarnya.
3. Kepemilikan Fasilitas hidup
Perubahan Keberadaan suatu industri di suatu daerah akan berpengaruh
terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat sekitarnya, hal ini sesuai dengan
pernyataan yang dikemukakan oleh Djoyodipuro (1992:203), bahwa dampak
industri terhadap sosial budaya yang dibedakan menjadi dampak terhadap
penghidupan sosial budaya, yang pertama merupakan dampak lingkungan alam
yang dirasakan secara langsung, sedangkan yang kedua merupakan ganguan
terhadap pola kehidupan dan tingkah laku masyarakat yang melalui proses
bertahun tahun menjadi sesuatu yang mapan.
Pada pola kehidupan dan tingkah laku masyarakat sebagai pengaruh
keberadaan dan tingkah laku masyarakat sebagai dampak keberadaan industri
terutama dapat dinilai dari nilai kebendaan seperti kepemilikan rumah, dan
kepemilikan barang-barang khususnya barang elektronik dan alat transportasi.

Anda mungkin juga menyukai