Anda di halaman 1dari 7

ANALISA KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PROGRAM KESEHATAN

MASYARAKAT

Program kesehatan masyarakat adalah bagian dari program pembangunan
kesehatan nasional. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan, dengan
titik berat pada upaya peningkatan kualitas hidup dan pencegahan penyakit, di
samping pengobatan dan pemulihan. Untuk itu, program kesehatan masyarakat
perlu ditingkatkan agar status kesehatan masyarakat terus meningkat.
Salah satu program kesehatan yang dibuat oleh pemerintah adalah
Jamkesmas. Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan
secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan
kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.
Tujuan umum penyelenggaraan Jamkesmas adalah meningkatnya akses
dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak
mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif
dan efisien. Sedangkan tujuan khususnya ialah meningkatkan cakupan
masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di
Puskesmas serta jaringannya di Rumah Sakit, meningkatnya kualitas pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin, terselenggaranya pengelolaan keuangan yang
transparan dan akuntabel. Sasaran program ini adalah masyarakat miskin dan
tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa (BPS, 2006), tidak
termasuk yang mempunyai jaminan kesehatan lainnya.
Berikut terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dibentuknya
kebijakan pemerintah mengenai pelayanan kesehatan yaitu melalui program
Jaminan Kesehatan Masyarakat, antara lain :
a. Demografi
Faktor demografi dalam masyarakat yang berpengaruh terhadap
terbentuknya Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah usia, jenis kelamin,
status pekerjaan, kelahiran, kematian, dan status perkawinan.
Dilihat dari aspek umur,maka terdapat perbedaan golongan penyakit
berdasarkan golongan umur, misalnya dikalangan balita dan anak yang
menderita penyakit infeksi, sedangkan pada golongan dewasa atau usia
lanjut lebih banyak menderita penyakit kronis. Demikian juga dengan aspek
golongan menurut jenis kelamin,dikalangan wanita lebih banyak menderit
kanker payudara, sedangkan pada pria lebih banyak menderita kanker
prosat.begitu juga dengan jenis pekerjaan, dikalangan petani lebih banyak
menderita penyakit cacingan, karena aktifiasnya banyak dilakukan
disawah,sedangkan pada buruh tekstil lebih banyak menderita penyakit
salura pernafasan kaena banyak terpapar debu.
Tingkat derajat kesehatan masyarakat Indonesia terutama
masyarakat miskin dan kurang mampu masih rendah. Menurut data Badan
Pusat Statistik (BPS) tahun 2007 derajat kesehatan masyarakat miskin
berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu AKB 26,9 per 1000 kelahiran
hidup dan AKI sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup serta Umur
Harapan Hidup 70,5 tahun.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa program
pemerintah melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat pemerintah
mengharapkan adanya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ditandai
oleh meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya tingkat kematian
bayi dan kematian ibu melahirkan, dan perbaikan status gizi.

b. Sosial Budaya
Faktor sosial budaya meliputi pendidikan, pekerjaan dan suku
bangsa atau etnis. Penggunaan pelayanan kesehatan adalah suatu aspek
gaya hidup (life style) seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan
sosial psikologisnya. Misalnya seseorang yang sedang sakit perut (diare)
mencari pengobatan dengan cara tradisional (memakan daun sirih atau
bawang dengan minyak). Sesuai dengan kebiasaan yang ada di desa
tersebut sedangkan orang lain yang memiliki latar belakang pendidikan
SLTA juga menderita diare merasakan membutuhkan pertolongan dokter
dan langsung pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan. Sehingga
latar belakang sosial seseorang sangat berpengaruh pada kebutuhan
seseorang dan pada akhirnya memengaruhi juga tingkat penggunaan
pelayanan kesehatan.
Faktor social dan budaya selain mempengaruhi status kesehatan,
juga akan mempengaruhi perilaku kesehatan. Sebagaimana kita ketahui
bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa yang
mempunyai latar budaya yang beraneka ragam. Lingkungan budaya
tersebut sangat mepegaruhi tingkah laku manusia yang memiliki budaya
tersebut, sehingga dengan beranekaragam budaya menimbulkan variasi
dalam perilaku manusia dalam segala hal, termasuk dalam perilaku
kesehatan. sebagian besar masyarakat miskin masih terperangkap dalam
budaya rendahnya kualitas pendidikan dan sumber daya manusia, seperti
rendahnya etos kerja, berpikir pendek dalam fatalism (budaya dan nilai).
Sehingga latar belakang inilah yang nantinya akan sangat berpengaruh
pada kebutuhan seseorang dan pada akhirnya mempengaruhi juga tingkat
penggunaan pelayanan kesehatan (Dharmawan, 2008).
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
diselenggarakan oleh pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan kesadaran akan perilaku
hidup sehat.

c. Ekonomi
Tingkat derajat kesehatan masyarakat Indonesia terutama
masyarakat miskin dan kurang mampu masih rendah. Derajat kesehatan
masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya
masyarakat miskin maupun kurang mampu mendapatkan akses terhadap
pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Salah satu faktornya yaitu ketidakmampuan secara
ekonomi.
Dampak kemiskinan dapat dikaitkan dengan bermacam macam hal
yaitu salah satunya adalah kesehatan dan penyakit. Kesehatan dan
penyakit adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari permasalahan
kemiskinan, kecuali dilakukan intervensi pada salah satu atau kedua sisi,
yakni pada kemiskinannya atau penyakitnya. Kemiskinan mempengaruhi
kesehatan sehingga orang miskin menjadi rentan terhadap berbagai macam
penyakit, karena mereka mengalami gangguan seperti menderita gizi buruk,
pengetahuan kesehatan berkurang, perilaku kesehatan kurang, lingkungan
pemukiman yang buruk, biaya kesehatan tidak tersedia. Sebaliknya
kesehatan juga mempengaruhi kemiskinan, masyarakat yang sehat
menekan kemiskinan karena orang yang sehat memiliki kondisi tingkat
pendidikan yang maju, stabilitas ekonomi mantap, investasi dan tabungan
memadai sehingga orang yang sehat dapat menekan pengeluaran untuk
berobat.
Adanya transisi ini serta akibat terjadinya globalisasi ekonomi, maka
jumlah jenis penyakit meningkat dan terjadi perubahan jenis penyakit yang
diderita masyarakat sehingga biaya pelayanan kesehatan yang ditanggung
oleh masyarakat akan sangat besar, mahal dan banyak masyarakat masih
kurang mampu untuk mengatasinya. Pemerintah dalam menyikapi hal
tersebut maka dikeluarkannya Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang mengatur bagaimana
Pemerintah berkewajiban untuk memberi jaminan sosial kepada seluruh
penduduk di Indonesia baik berupa jaminan biaya pelayanan kesehatan,
tunjangan hari tua dan sebagainya.
Keadaan sosial ekonomi juga mempengaruhi pada pola penyakit,
bahkan juga berpengaruh pada kematian, misalnya angka kematian lebih
tinggi pada golonga yang status ekonominya rendah dibandingkan dengan
status ekonominya tinggi.
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat ini dibuat untuk
meringankan beban masyarakat miskin dan kurang mampu terhadap biaya
kesehatan yang semakin mahal, serta meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya.

d. Epidemiologi
Pergeseran atau perubahan pada masalah kesehatan ditandai
dengan terjadinya transisi kesehatan berupa transisi demografi, transisi
epidemiologi, transisi gizi dan transisi perilaku. Transisi epidemiologi
misalnyapeningkatan umur harapan hidup sehingga meningkatkan proporsi
kelompok usialanjut (usila) yang akan menjadi beban program kesehatan.
Disamping itu terjadi pergeseran pola penyakit yang meningkat secara
drastis, misalnya HIV AIDS, tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit
jantung, dan lain-lain).
Terjadi pula pergeseran pola makan dimana saat ini makanan siap
saji menjadi bahan makanan sehari-hari, demikian pula dengan banyaknya
beredar makanan yang pakai bahan pengawet bahan kimia sehingga terjadi
perubahan terhadap status kesehatan. Selain itu terjadi pula perubahan
perilaku masyarakat yang sudah jauh dari petunjuk hidup sehat.Akibatnya
timbul beban ganda masalah kesehatan.
Adanya transisi ini serta akibat terjadinya globalisasi ekonomi,
makajumlah jenis penyakit meningkat dan terjadi perubahan jenis penyakit
yang diderita masyarakat sehingga biaya pelayanan kesehatan yang
ditanggung olehmasyarakat akan sangat besar, mahal dan banyak
masyarakat masih kurang mampu untuk mengatasinya. Pemerintah dalam
menyikapi hal tersebut maka dilakukan perubahan pengelolaan Jaminan
Kesehatan Masyarakat pada tahun 2008. Program ini dibentuk atas dasar
pertimbangan untuk pengendalian pelayanan kesehatan, peningkatan mutu,
transparasi, dan akuntabilitas.
ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang
dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi
masyarakat miskin. Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin
menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
berkewajiban memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan
yang optimal (BPS, 2006).

e. Politik
Derajat kesehatan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat
miskin masih jauh tertinggal dibanding derajat kesehatan masyarakat di
negara-negara ASEAN lainnya (Gamni, 2007). Hal tersebut terjadi sebagai
akibat Indonesia menghadapi beban ganda dalam pembangunan
kesehatan, dimana masih menghadapi peningkatan beberapa penyakit
menular (re-emerging diseases) dan adanya kecenderungan penyakit tidak
menular atau degeneratif mulai meningkat di masyarakat. Selain itu, telah
timbul pula berbagai penyakit baru (new-emerging diseases). Keadaan
tersebut terjadi karena rendahnya kesadaran penduduk Indonesia untuk
hidup sehat, upaya kesehatan yang belum dikaitkan dengan pembangunan
sumber daya manusia, peraturan perundangan kesehatan yang tidak
mendukung, ditambah lagi dengan keadaan perekonomian negara yang
belum stabil, dimana masih banyak penduduk miskin dan tingginya
pengangguran sehingga daya beli menjadi rendah, termasuk juga akses
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang kurang memadai.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang
Nomor 23/1992 tentang Kesehatan, ditetapkan bahwa setiap orang berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga
dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatan, dan
negara bertanggungjawabmengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi
penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.
Untuk itu untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan
kesehatan, sejak 1 Januari 2005 pemerintah melaksanakan Program
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) yang
dikelola sepenuhnya oleh PT.Askes (Persero) (Prapatan,2008).
Program ini bertujuan meningkatkan akses pelayanan kesehatan
masyarakat miskin dan tidak mampu. Melalui Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat Miskin (JMKMM) ini diharapkan dapat menurunkan
angka kematian ibu melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan
balita serta penurunan angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-
kasus kesehatan masyarakat miskin umumnya (Keputusan Mentri
Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari 2008 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat).



DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2007. Indikator Kesejahteraan Rakyat di Indonesia. Jakarta:
BPS.
Darmawan, Arief.2008. Sekilas tentang Sistem Informasi Geografi.
http://ferdinanddwi.files /2008/08/arifdarmawan-gis.pdf.
Keputusan Mentri Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari 2008.
Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat.
Lubis, Siti Chotimah. 2008. Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Mayarakat
(Jamkesmas) terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji
Medan.Disertasi tidak diterbitkan. Medan: Departemen Ilmu Kesejahteraan
Sosial Universitas Sumatra Utara.
Regulasi Jamkesmas. 2013. diakses tanggal 12 Juli 2013.
www.jamsosindonesia.com
Sihombing, Estica Tiurmauli. 2012. Pengaruh Jaminan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan Pertolongan Persalinan terhadap Keikutsertaan Keluarga
Berencana.Disertasi tidak diterbitkan. Semarang: Program Pendidikan
Sarjana Kedokteran Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai