Anda di halaman 1dari 24

TEKNIK PEMERIKSAAN KLINIK

TELINGA HIDUNG TENGGOROK


MELATI
PEMBIMBING : dr. SRI HENING, Sp. THT-KL







Stase Ilmu Penyakit THT
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
RSUD Dr. Sayidiman Magetan
2014
FASILITAS RUANGAN
Agak gelap
Tenang
Memiliki :
Meja Periksa, terdiri dari
1 Kursi Pemeriksa
1 Kursi Pasien
Tempat Tidur
Meja THT


PEMERIKSAAN TELINGA
Pemeriksaan Morfologis
Pemeriksaan Fungsional
Tes Pendengaran
Kualitatif : Tes Garpu Tala, Tes Bing, Stenger
Kuantitatif : Tes Bisik
Tes Fungsi Tuba
Tes Valsava
Tes Toynbee

BAGIAN
HAL YANG
DIPERIKSA
AURICULA
Bentuk
Lesi / Benjolan
Nyeri tekan
PREAURICULA
Tragus Pain
Fistula
Abses
RETROAURICULA
Nyeri tekan
Edema
Hiperemis

BAGIAN HAL YANG DIPERIKSA
MASTOID
Nyeri tekan
Edema
Hiperemis
CAE
Discharge
Serumen
Hiperemis
Edema
Corpus alienum
MEMBRAN
TIMPANI
Warna
Kontur
Cone of Light

Bentuk pinna
adalah huruf S
Melihat
gendang telinga
Jari telunjuk
memegang
tragus di depan
Tangan kanan memegang
otoskop untuk telinga
kanan
Tangan kiri memegang
otoskop untuk telinga kiri
Kelingking tangan yang
memegang otoskop
ditekankan pada pipi
penderita
Penala digetarkan
Penala diletakkan di tulang
mastoid telinga
Pasien diminta memberi tahu
bila sudah tidak terdengar suara
Penala dipindahkan ke depan
liang telinga
Ada suara atau tidak
Tes Rinne
Kaki penala
digetarkan
pada garis
tengah
wajah/kepala
Telinga mana
yang lebih
keras
Tidak bisa
membedakan
(NORMAL)
Mendengar lebih
baik pada telinga
yang lebih baik
(TULI
SENSORINEURA
L)
Mendengar
lebih baik pada
telinga yang
sakit (TULI
KONDUKSI)
Tes Weber

Penderita
diminta
memberi
tahu bila sdh
tidak
terdengar
Pemeriksa
memeriksa pada
dirinya, sama atau
tidak
Penderita masih
bisa mendengar
(MEMENDEK)
Pemeriksa tidak
mendengar,
pemeriksaan
dilakukan
sebaliknya
Pasien masih
dapat mendengar
(MEMANJANG)
Sama dengan
pemeriksa
Tes Schwabach
TES BING (OKLUSI)
Tragus telinga yang diperiksa, ditekan sampai menutup liang telinga
beberapa detik sehingga terdapat tuli konduktif. Penala digetarkan dan
diletakan seperti pemeriksaan Weber.
Lateralisasi ketelinga yang ditutup menunjukan telinga yang
normal.
TES BISIK
Ruangan cukup tenang, panjang minimal 6 meter. Nilai normal tes
bisik 5/6 6/6
Memberitahukan pasien bahwa kita akan membisikkan kata-kata,
dan pasien disuruh mengulang kata yang kita bisikkan tersebut
Pasien menutupi mata dengan tangan kiri dan tangan kanan
menekan tragus telinga kiri (memeriksa telinga kanan)
Pemeriksaan dimulai dari jarak 1 m hingga 6 m, berhenti jika hanya
mendengar 80% dari 10 kata yang kita bisikkan
PEMERIKSAAN HIDUNG

BAGIAN HAL YANG DIPERIKSA
BENTUK Deformitas
SEKRET, MASSA
Konsistensi
Warna
Bau
MUKOSA CAVUM NASI
Warna
Hipertrofi
Edema
KONKA NASI
Hiperemis
Hipertrofi
MEATUS
Hiperemis
Sekret
SEPTUM NASI Deviasi

Rhinoskopi
Anterior
Rhinoskopi Posterior

Pemeriksaan Sinus
Paranasal

Transiluminasi
Rontgen
CT-Scan

BAGIAN HAL YANG DIPERIKSA
ORAL Bentuk
MUKOSA BUKAL
GINGGIVA
Warna
GIGI GELIGI
Karies
LIDAH 2/3 ANTERIOR
Warna
ARKUS FARING
Simetris
Warna
PALATUM DURUM, MOLE
Warna
TONSIL
Ukuran
Kripta
Permukaan
Warna
Detritus
Lampu kepala
diarahkan ke rongga
mulut
Lidah bagian tengah
ditekan
menggunakan spatel
lidah
Kaca laring
dimasukkan ke
dalam mulut arah
bawah
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Bates Guide to Physical Examination and History Taking. 8
th
edition
Boies, Buku Ajar Penyakit THT, edisi ke-6, Penerbit Buku kedokteran
EGC, Jakarta
Bull, T., Color Atlas of ENT Diagnosis, 4
th
edition, Thieme, New York
Soepardi, E., Iskandar,N., 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga-Hidung-
Tenggorok, Edisi 5, Jakarta: FK-UI

Anda mungkin juga menyukai