di Tingkat Pelayanan Kesehatan Primer di Indonesia
Pembimbing: Dr. dr. Raditya Wratsangka, Sp.OG(K) Penyusun: Carissa Rhea Vashti Pratiwi 030.08.065 Adlina Sharfi 030.08.008 Krisna Herdiyanto 030.08.138 Angelia Elisabeth Mambu 030.09.019 Hanina Yuthi Mauliani 030.09.106
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Periode 02 Juni 09 Agustus 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan hidayah- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja di Tingkat Pelayanan Kesehatan Primer di Indonesia. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik bagian IKM Fakultas Kedokteran Trisakti periode 02 Juni 09 Agustus 2014. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pengajar di SMF IKM Jakarta, khususnya Dr. dr. Raditya Wratsangka, Sp.OG(K)selaku pembimbing kami dalam kuliah obsgyn sosial dan makalah ini atas bimbingannya selama berlangsungnya pendidikan di bagian IKM ini sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dengan baikdan kepada semua teman- teman yang berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini.Akhir kata, semoga makalah ini berguna baik bagi penyusun sendiri, rekan- rekan kami di tingkat klinik, pembaca, FK Usakti, maupun semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta, Juni 2014
Penyusun 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2 DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3 BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................ 4 BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................................. 5 2.1 Remeja dan Kesehatan Reproduksi ............................................................................. 5 2.2 Permasalahan Remaja ................................................................................................. 6 2.3 Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja .................................................................. 10 2.3.1 Rekomendasi Pelayanan Remaja ........................................................................ 10 2.3.2 Remaja perlu Mengetahui Kesehatan Reproduksi .............................................. 11 2.3.3 Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja ..................................... 11 2.3.4 Upaya Kementerian Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan Remaja ................ 12 2.3.5 Puskesmas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) .................................. 12 2.3.6 Bagan Alur Pelayanan Kesehatan Remaja .......................................................... 13 2.3.7 Bagan Alur Pelayanan Kesehatan Remaja (Hamil) ............................................. 14 BAB III KESIMPULAN .................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16
4
BAB I PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang menyeluruhdan tidak tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan- dalam semua haL berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya menurut ICPD ((International Conference on Population and Development) tahun 1994 bertegas dalam Konferensi Sedunia IV tentang Wanita pada tahun 1995 di Beijing, Cina, ICPD + 5, di Haque, pada tahun 1999, dan Beijing + 5, di New York, pada tahun 2000. 1 Apabila ada gangguan dalam organ maupun fungsi seksual, maka proses melanjutkan keturunan akan terganggu sehingga generasi yang dihasilkan akan jauh dari apa yang diharapkan, bahkan dapat berakibat tidak dapat melanjutkan keturunan sama sekali. 1 Persepsi remaja tentang kesehatan reproduksi cenderung kepada hubungan seksual semata, seks secara otomatis dalam pandangan masyarakat dihubungkan dengan berbagai hal yang negatif, ditambah dengan asumsi masyarakat menyangkut seks yang masih dianggap tabu sehingga konsep seksual yang benar tidak dapat tersampaikan. Seks terkesan sebagai konsumsi orang dewasa, sedangkan remaja atau siapapun yang belum menikah tidak boleh membicarakanya.Inilah persoalan yang menjadi tantangan mengenai pemahaman kesehatan reproduksi remaja yang ada di masyarakat. 1 Masa remaja merupakan salah satu tahap kehidupan manusia yang paling menakjubkan dan rumit serta disertai oleh kebutuhan-kebutuhan kesehatan reproduksi khusus.Remaja bersifat cepat pulih, penuh ide dan energik.Remaja (terutama wanita muda) yang tinggal di bawah situasi terpinggirkan sangat rentan terhadap hubungan seks yang dipaksakan, eksploitasi dan kekerasan, dan mungkin tidak memiliki pilihan selain terlibat dalam hubungan seks berisiko tinggi atau transaksi seks untuk bertahan hidup. 2 Sekitar 50 juta orang (20%) populasi Indonesia adalah remaja (usia 10 - 19 tahun). Dari jumlah tersebut tentunya akan banyak permasalahan yang dihadapi. Beberapa masalah remaja antara lain kehamilan yang tidak diinginkan (33,79%) 5
remaja yang sudah siap, untuk melakukan aborsi (PKBI, 2005). Pada penelitian lain didapatkan, dari 2,4 juta aborsi 21% (700 800 ribu) dilakukan oleh remaja (BBKBN-LDFEUI, 2000). Sedangkan PMS pada remaja 4,18%, HIV/AIDS 50%, terjadi pada umur 15 29 tahun (Jabar, 2001). 3
6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Remaja dan Kesehatan Reproduksi Remaja Kelompok remaja, yaitu penduduk dalam rentangusia 10-19 tahun, di Indonesia memilikiproporsi 1/5 dari jumlah seluruh penduduk. Ini sesuai dengan proporsi remaja di dunia yang diperkirakan 1,2 miliar atau 1/5 dari jumlah penduduk dunia (WHO, 2003).
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pesat baik fisik,psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik pesatnya tumbuh kembang ini menyebabkanremaja dimanapun ia menetap, mempunyai sifat khas yang sama yaitu mempunyai rasakeingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung beranimenanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Apabila keputusan yang diambil tidak tepat, mereka akan jatuh kedalam perilaku berisiko dan mungkin harus menanggung akibat lanjutnya dalam bentukberbagai masalah kesehatan fisik dan psikososial. Batasan Remaja Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi anatara masa kanak kanak dan dewasa. Menurut WHO, remaja adalah anak yang berusia antara 10-19 tahun. Terdiri dari : 4
a. Masa remaja awal yaitu 10 14 tahun. b. Masa remaja pertengahan yaitu 14 17 tahun. c. Masa remaja akhir yaitu 17 19 tahun. Menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI, 2007) dan PBB, remaja adalah laki-laki dan perempuan yang belum kawin usia15-24 tahun.Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) remaja berusia 10-24 tahun. Menurut Departemen Kesehatan dalam program kerjanya menjelaskan bahwa remaja adalah usia 10-19 7
tahun. Di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat menganggap remaja adalah mereka yang belum menikah dan berusia antara 13-16 tahun, atau mereka yang bersekolah di sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). 5 Reproduksi Reproduksi berasal dari kata re = kembali dan produksi = membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup. Kesehatan Reproduksi Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan social secara utuh (tidak semata-mata bebas dan penyakit atau kecacatan) dalamsemua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi danprosesnya. Kesehatan Reproduksi Remaja Suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata- mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun sehat secara mental serta social kultural. 6
2.2 Permasalahan Remaja 1. Masalah gizi, yang meliputi a.l : 1,3,5,7
Anemia dan kurang energi kronis (KEK) : anemia pada anak usia <14 tahun 9,8%, anak usia >15 tahun yaitu perempuan 19,7% dan laki-laki 13,1%. 23% remaja KEK. 8
Pertumbuhan yang terhambat pada remaja puteri, sehinggamengakibatkan panggul sempit dan risiko untuk melahirkan BBLR di kemudian hari. 2
2. Masalah pendidikan, yang meliputi a.l : Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai aksesterhadap informasi yang dibutuhkannya serta mungkin kurang 8
mampumengambil keputusan yang terbaik untuk kesehatan dirinya. Pendidikan rendah :remaja kurang mampumemenuhi kebutuhan fisik dasar saat menikah, ini berpengaruh buruk pada derajat kesehatan diri & keluarga. 3. Masalah lingkungan dan pekerjaan, a.l : Lingkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan kesehatanremaja (yang bekerja) akan mengganggu kesehatan. Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat, bahkanmerusak kesehatan fisik, mental dan emosional remaja. 4. Masalah seks dan seksualitas, a.l : Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalahseksualitas. Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal seksualitas. Penyalahgunaan dan ketergantungan napza, yang mengarah kepadapenularan HIV/AIDS melalui jarum suntik dan melalui hubungan seksbebas, IMS : bulan September 2004 dilaporkan sebanyak 5701 kasus hiv/aids dimana 51, 7 % diderita oleh sekelompok umur 20-29 tahun (laporan triwulanSubdit. AIDS dan PMS Depkes, Oktober 2004). 1 IMS tertinggi usia 15 29 tahun. 5,6
Penyalahgunaan seksual. Kehamilan remaja. Kehamilan pranikahldi luar ikatan pemikahan. 5. Masalah perkawinan dan kehamilan dini, a.l : Ketidak matangan secara fisik dan mental. Risiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar : Infant Mortality Rate sebesar 56/1.000 KH dan kematian perinatal sebesar 50/1.000 KH pada Ibu yang melahirkan di bawah umur 20 tahun. Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri remaja. Risiko untuk melakukan aborsi yang tidak aman. 9
Berdasarkan survei Depkes di Jawa Barat pada tahun 1996 terungkap bahwa 1. merokok:7,5% remaja perempuan di kota dan 1,3 % di desa, laki-laki 47,0%.Di Bali 1,5% dan 0,6% (Kristanti &Depkes,1996). 2,6
2. Meminum alcohol:3,7% remaja perempuan dan 15,5% remaja laki-laki. 6
3. Menggunakan obat terlarang : 0,6% remaja perempuan dan 10,7 % remaja laki-laki (LDUI & BKKBN, 1999). 2
4. Hubungan seks pranikah pada pelajar:42% dari 117 remaja 13-20 dan lebih dari separuh diantaranya masih aktif berhubungan seks dalam 1-3 bulan terakhir (Yayasan Pelita Ilmu di Plaza dan Mall Jakarta). 20%pada remaja laki-laki dan 6% pada pada remaja perempuan (Utomodkk, 1998). 2
5. pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih rendah:46,2% remaja masihmenganggap bahwa perempuan tidak akan hamil hanya dengan sekali melakukan hubunganseks. Kesalahan persepsi ini diyakini oleh remaja laki- laki (49,7%) dan remaja putri (42,3%) (LDUI & BKKBN,1999). 2
Kelompok remaja yang rentan mencakup : 2 Remaja sangat muda (10 sampai 14 tahun) Remaja yang sudah menjadi ibu Anak yatim piatu dan rentan Anak yang menjadi kepala rumah tangga Remaja yang menikah muda Remaja dengan HIV positif Tentara anak (termasuk remaja putri) dan anak-anak lain yang terlibat dalam pertempuran(dalam peran yang tidak melibatkan pertempuran). Remaja yang terlibat dalam seks komersial Remaja korban/penyintas kekerasan seksual, perdagangan orang dan bentuk kekerasanberbasis gender lain Remaja yang terlibat dalam hubungan seks dengan sesama jenis
10
Beberapa masalah yang sering di hadapi remaja Antara lain : A. Aborsi, kehamilan dan kontrasepsi pada remaja Aborsi adalah tindakan menghentikan kehamilan dengan sengaja sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (sebelum kehamilan 20 minggu atau berat janin masih kurang dari 500 gram) tanpa indikasi medis yang jelas. 9 Pada remaja dikota besar yang mempunyai tipe Early sexual experience, late marriage, maka hal inilah yang menunjang tejadinya masalah aborsi biasanya terjadi di kota besar. Saat ini di Indonesia terjadi 2,6 juta aborsi setiap tahunnya. Sebanyak 700.000 diantaranya pelakunya adalah remaja.Data mengenai aborsi di Indonesia seringkali tidak begitu pasti karena tidak pernah ada yang melaporkan kejadian tersebut, bahkan seringkali tersembunyi. Pada pertemuan Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) di Kairo tahun 1994, telah dikemukakan mengenai hak hak wanita dalam mendapatkan pelayanan Kesehatan Reproduksi yang baik, diantaranya bahwa mereka mempunyai hak mendapatkan pelayanan aborsi yang aman (safe abortion), ini dimaksudkan untuk menurunkan angka kematian maternal. Inilah yang mungkin merupakan salah satu hambatan dalam upaya menyelenggarakan pelayanan aborsi yang aman. 3
Keadaan yang secara umum dapat terjadi pada proses seksual yang tidak aman adalah kehamilan yang tidak diinginkan yang akan menjurus ke aborsi atau kehamilan remaja yang beresiko, terinfeksi penyakit menular seksual,termasuk didalamnya HIV/AIDS. Upaya pencegahan yang dianjurkan adalah: tidak melakukan hubungan seksual. Jika sudah berhubungan dianjurkan untuk memakai alat kontrasepsi terutama kondom (pencegahan Infeksi Menular Seksual) atau alat kontrasepsi lain untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, dianjurkan mempunyai pasangan yang sehat. 3, 5
11
B. Infeksi Menular Seksual dan Infeksi saluran reproduksi pada remaja Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu Infeksi SaluranReproduksi (ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin.ISR merupakanmasuk dan berkembang-biaknya kuman penyebab infeksi ke dalam saluranreproduksi.Kuman penyebab infeksi dapat berupa bakteri, jamur, virus danparasit.Gejala dan keluhannya berupa duh (cairannanah) yang keluar dan saluran kencing laki-laki (uretra) atau dari liangsanggama perempuan (vagina), dan borok pada kelamin. 7 Yang termasuk dalam kelompok PMS adalah gonore, sifIlis, ulkus molle, kondiloma akuminata, herpes genital dan HIV/AIDS. Dari semua PMS,HIV/AIDS merupakan jenis PMS yang paling penting karena sangat berbahaya,betum ditemukan cara pengobatannya, dan selatu berakhir dengan kematianbagi penderitanya. Di Amerika Serikat, remaja usia 1517 tahun dan dewasa muda 18 24 tahun merupakan kelompok usia penderita IMS yang tertinggi dibandingkan dengan kelompok usia lain. 10 Meta analisis dari berbagai publikasi di Medline yang dikerjakan oleh Chacko, dkk. 2004, mengemukakan bahwa prevalensi klamidia pada wanita usia 15 - 24 tahun di klinik keluarga berencana (KB) adalah: 3,0 -14,2% dan gonore 0,1% - 2,8%.11 Di Thailand, pada 1999 Paz-Bailey, dkk melakukan penelitian di tiga sekolah kejuruan di Propinsi Chiang Rai melaporkan bahwa dari 359 remaja wanita usia 1521 tahun yang telah melakukan hubungan seksual, dengan pemeriksaan laboratoriumpolymerase chain reaction (PCR), 22 orang (6,1%) positif terinfeksi klamidia dan 3 orang (0,3%) terinfeksi gonore. 11 Di Poli Divisi Infeksi Menular Seksual Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Perjan RS Dr. Ciptomangunkusumo, pada tahun 2004, Infeksi Genitalia Non Spesifik (IGNS) pada wanita merupakan penyakit yang terbanyak yaitu 104 dari 541 kunjungan baru pasien wanita. Sedangkan gonore ditemukan pada 17 pasien wanita dan trikomonas pada 11 pasien wanita. 3, 11
12
Cara pencegahan PMS-HIV/AIDS adalah dengan : 7 1. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual dengan berperilaku seksual yang aman (dikenal dengan singkatan ABC), yaitu : a. Abstinenesia Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah b. Be faithful setia terhadap pasangan yang sah (suami-istri) c. Condom Menggunakan kondom (bila tidak dapat melakukan Amaupun B tersebut), termasuk menggunakan kondom sebelum PMSnyadisembuhkan. 2. Pencegahan penularan melalui darah : a. Skrining darah donor dan produk darah b. Menggunakan alat suntik dan alat lain yang steril. c. Penerapan Kewaspadaan Universal atau Universal Infection Precaution. 3. Pencegahan penularan dari ibu ke anak a. Testing dan konseling ibu hamil b. Pemberian obat antiretroviral bagi ibu hamil yang mengidap infeksi HIV
2.3 Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja Dalam rangka menumbuh kembangkan perilaku hidup sehat bagi remaja, maka perlu kepedulian dalam bentuk pelayanan dan penyediaan informasi yang benar serta kesepahaman akan pentingnya kesehatan reproduksi remaja sehingga dapat membantu mereka dalam menentukan pilihan masa depannya. a. Rekomendasi Pelayanan Remaja Pelayanan kesehatan reproduksi yang direkomendasikan adalah: 3 Konseling , informasi dan pelayanan Keluarga Berencana (KB) Pelayanan kehamilan dan persalinan (termasuk: pelayanan aborsi yang aman, pelayanan bayi baru lahir/neonatal) 13
Pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular seksual (PMS), termasuk pencegahan kemandulan Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR) Konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kesehatan reproduksi b. Remaja perlu Mengetahui Kesehatan Reproduksi. 7
Masa remaja (usia 10-19 tahun) : periode pematangan organ reproduksi manusia, sering disebut masa pubertas yang merupakan periode peralihan dan masa anak ke masa dewasa. Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandal oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik (organobiologik) secara cepat, yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mentalemosional). Perubahan ini dapat membingungkan remaja, karena itu perlu pengertian, bimbingan dan dukungan lingkungan di sekitarnya, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat baik jasmani, mental maupun psikososial. Dalam lingkungan sosial tertentu, sering terjadi perbedaan perlakuan terhadap remaja laki-laki dan perempuan. Bagi Laki-laki, masa remaja adalah saat diperoleh kebebasan, untuk remaja perempuan merupakan dimulainya segala bentuk pembatasan. Perbedaan ini membuat posisi perempuan dirugikan.Kesetaraan perlakuan diperlukan dalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja agar masalah dapat terselesaikan. c. Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja. Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh kembang remaja) mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana ymerencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginannya dan pasangannya 14
Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap ykondisi kesehatan reproduksi Bahaya penggunaan obat obatan/narkoba pada kesehatan yreproduksi Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negative Hak-hak reproduksi d. Upaya Kementerian Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan Remaja Remaja berbasis sekolah mendapat pelayanan kesehatan melalui UKS dan pengembangan puskesmas menjadi peduli akan kebutuhan remaja melalui puskesmas Pelayanan Kesehatan Peduli remaja (PKPR). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), menyelenggarakan TRIAS UKS yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat. 3 e. Puskesmas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) PKPR adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memnuhi kebutuhan tersebut. 3 Manfaat Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ( PKPR) adalah : 6 Menambah wawasan dan teman melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan, dialog interaktif, Focus Group Discussion (FGD), seminar, jambore, dll.
Konseling/curhat masalah kesehatan dan berbagai masalah remaja lainnya (dan kerahasiaannya dijamin).
15
Remaja dapat menjadi peer counselor/kader kesehatan remaja agar dapat ikut membantu teman yang sedang punya masalah.
Jenis Kegiatan dalam PKPR : 6 1. Pemberian informasi dan edukasi 2. Pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang dan rujukannya 3. Konseling 4. Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) Kompetensi psikososial tersebut meliputi 10 aspek keterampilan, yaitu : 1) Pengambilan keputusan 2) Pemecahan masalah 3) Berpikir kreatif 4) Berpikir kritis 5) Komunikasi efektif 6) Hubungan Interpersonal 7) Kesadaran diri 8) Empati 9) Mengendalikan emosi 10) Mengatasi stress 5. Pelatihan pendidik sebaya dan konselor sebaya 6. Pelayanan Rujukan 7. Monitoring dan evaluasi 8. Pencatatan dan pelaporan
16
Kontak Remaja ANAMNESISI Identitas Apa yang sudah dketahui tentang kes. reproduksi remaja : - Perubahan fisik & psikis - Masalah yang mungkin timbul - Cara menghadapi masalah Apa yang sudah diketahui ttg prilaku hidup sehat bagi remaja - Pemeliharaan kesehatan diri (gizi, hygiene) - Hal - hal yang perlu dihindari : napza, termasuk rokok dan minuman keras ; serta pergaulan bebas - Hubungan antara laki-laki & perempuan Apa yang sudah diketahui tentang persiapan berkeluarga - kehamilan - KB - PMS/HIV/AIDS Masalah yang dihadapi - Fisik - Psikis - Kekerasan - Pergaulan antara laki-laki & perempuan PEMERIKSAAN FISIK Umum : - Tanda-tanda anemia - Tanda-tanda KEK - Tanda-tanda Ktp Khusus : - Semua dengan keluhan dirujuk ke Puskesmas/Petugas Kesehatan 2.4 Bagan Alur Pelayanan Kesehatan Remaja 12
17
PELAYANAN KONSELING Kesehatan Reproduksi Remaja Perilaku hidup sehat bagi remaja Persiapan berkeluarga Konseling untuk mengatasi masalah yang dihadapi bila tidak dapatditangani dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai
Remaja Hamil atau Tersangka Hamil ANAMNESIS Identitas Kapan melakukan hubungan seksual Resiko penularan PMS Perkiraan umur kehamilan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) Keluhan yang dirasakan Riwayat KtP Dukungan keluarga/orang terdekat Sikap penderita terhadap kehamilan saat ini PEMERIKSAAN FISIK Umum : - Penilaian umum fisik & psikis Pemeriksaan fisik kehamilan (sama dengan Bagan Alur Pelayanan Antenatal) Bila perlu dilakukan test kehamilan PELAYANAN KONSELING Pelayanan Antenatal Konseling yang berkaitan dengan kehamilan di luar nikah - Anjuran untuk mempertahankan kehamilan - Membantu mengatasi masalah yang timbul akibat kehamilannya Percobaan pengguguran kandungan Pengaturan kelangsungan pendidikan Hubungan dengan pasangan seksual Hubungan dengan keluarga Persiapan menjadi orang tua 18
BAB III KESIMPULAN
Masa remaja ialah periode waktu individual beralih dari fase anak ke fase dewasa (lowdermik dan jensen,2004).Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari : menerima citra tubuh, menerima identitas seksual, mengembangkan sistem nilai personal,membuat persiapan untuk hidup mandiri,menjadi mandiri /bebas dari orang tua,mengembangkan keterampilan,mengambil keputusan dan mengembangkan identitas seorang yang dewasa.Identitas status kesehatan anak remaja terdiri dari : identitas seksual, identitas kelompok,identitas pekerjaan,identitas moral,dan identitasa kesehatan.Masa remaja ada dua aspek perubahan yaitu perubahan fisik dan perubahan psikologis. Keluarga, sekolah, dan tetangga merupakan aspek yang secara langsung mempengaruhi kehidupan remaja. Banyak remaja mengira bahwa kehamilan tidak akan terjadi pada intercourse (senggama) yang pertama kali atau mereka merasa bahwa dirinya tidak akan pernah terinfeksi HIV / AIDS karena pertahanan tubuhnya cukup kuat. Dari kesalahan persepsi itulah penting dilakukan program yang mengajarkan perilaku sehat kepada para remaja, dan bagi para petugas medis diharapkan dapat memberi pendidikan kesehatan reproduksi pada para remaja serta dapat menjadi pendengar dan tempat konsultasi yang baik bagi para remaja.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Amir N. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Available at : http://www.kesehatananak.depkes.go.id/index.php?option=com_content& view=article&id=68:pelayanan-kesehatan-peduli-remaja- pkpr@catid=39:subdit-4%Itemid=82. Accessed on 15 June 2014. 2. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja. Buku Pedoman Lapangan Antar-lembaga Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Darurat Bencana. Australia;2010. 3. Adjie SJM. Kesehatan Reproduksi Remaja dalam Aspek Sosial. Available at : http//www.idai.or.id/remaja/artikel.asp?q=20103211494. Accessed on 15 June 2014. 4. Dd 5. Situmorang A. Adolescent Reproductive Health in Indonesia: A report 1. prepared for STARH program Johns Hopkins University. Jakarta: Center for Communication Program; 2009. 6. Pratiwi RY. The 2nd Adolescent Health National Symposia: Current Challenges in Management. Available at :http://idai.or.id/public- articles/seputar-kesehatan-anak/kesehatan-remaja-di-indonesia.html. Accessed on 16
June 2014. 7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008; p. 17-8. 8. Tim Revisi Field Lab. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi. Fakultas KedokteranUniversitas Sebelas Maret; 2013. 9. Leveno K, Cunningham FG, Alexander JM. Early Pregnancy Loss Manual of Pregnancy Complication. 22nd ed. Mc Graw-Hill Companies; 2007; p.3-14 20
10. Pencegahan Kehamilan Remaja. Available at: http://www.cdc.gov/TeenPregnancy/PreventTeenPreg.html. Accessed on 15
June 2014. 11. Paramitha A, Widjiartini, Soeparmanto P. Pelayanan Kesehatan Remaja yang di Wilayah Kerjanya Terdapat Lokasi Prostitusi. Jurnal Penelitian Sistem Kesehatan 2007; 9: 156-63. 12. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. Reproduction. Dalam :Program Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan Integratif di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta: Depertemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat; 2008; p. 33-4.