Anda di halaman 1dari 4

SERANGAN ASMA AKUT PADA DEWASA

Kenali !
Asma dalam serangan (eksaserbasi akut) merupakan episode perburukan yang progresif gejala
sesak napas, batuk, bising mengi atau dada terasa tegang atau kombinasi dari gejala-gejala ini.
Serangan asma umumnya timbul karena adanya pajanan terhadap faktor pencetus, gagalnya
upaya pencegahan, atau gagalnya tatalaksana asma jangka panjang. Asma dalam serangan berat
atau mengancam jiwa adalah kondisi yang gawat darurat yang memerlukan penanganan medis
yang tepat dan cepat.
Lakukan !
Penanganan di unit gawat darurat diawali dengan menilai apakah serangan asma dalam kategori
ringan, sedang, berat, mengancam jiwa dan segera melakukan penanganan. Tujuan penanganan
serangan asma adalah mempercepat resolusi serangan asma dan bila serangan asma sudah
teratasi maka tatalaksana asma jangka panjang harus direncanakan.

Klasifikasi derajat serangan asma
GAMBARAN KLINIS
Gejala
klinis
Ringan Sedang Berat
Mengancam
jiwa
Sesak
napas
berjalan Berbicara Istirahat

Cara
berbicara
Satu
kalimat
Beberapa
kata
Kata demi
kata
posisi
Dapat
tidur
terlentang
duduk
Duduk
membungkuk

kesadaran
kadang
gelisah
gelisah gelisah
Gelisah,
kesadaran
menurun
Frekuensi
napas
meningkat meningkat > 30x/menit

Nilai normal frekuensi napas
Umur frekuensi napas
<2 bulan <60x/menit
2-12 bulan <50x/menit
1-5 th <40x/menit
6-8 th <30x/menit
Otot-otot
bahu dan
retraksi
suprasternal
Tidak
digunakan
digunakan digunakan
Paradoksal
torakoabdominal
mengi
Akhir
expirasi
paksa
Akhir
expirasi
Expirasi dan
inspirasi
Tak ada bising
(silent chest)
nadi
<
100x/menit
100-
120x/menit
>120x/menit
Bradikardia,
sianosis
Batas nilai normal nadi pada anak
Umur nadi
2-12 bulan <160x/menit
1-2 tahun <120x/menit
2-8 tahun <110x/menit
Saturasi O2 >95% 91-95% <95%

Oksigen
Segera berikan oksigen untuk mencapai saturasi O2 diatas 90 % dan pantau dengan oxymetri.
Agonis beta-2 kerja singkat
Berikan agonis beta-2 seperti salbutamol respulse 2,5 mg, terbutalin respules 2,5 mg , albuterol
respules 2,5-5 mg tiap 20 menit selama selama satu jam pertama. Nilailah respon pasien setiap
kali selesai inhalasi. Pada kasus eksaserbasi berat, penambahan ipatropium bromide 0,5 mg
menambah efikasi.
Kortikosteroid
Kortikosteroid berguna untuk mengatasi inflamasi yang terjadi namun yang terbukti efektif pada
serangan asma adalah kortikosteroid sistemik sedangkan kortikosteroid inhalasi berguna untuk
terapi kontrol jangka panjang. Pada serangan ringan-sedang, dimana status mental normal dan
tak ada gangguan gastrointestinal dapat diberikan per oral sedangkan pada kasus berat maupun
yang mengancam jiwa pemberiannya secara intravena. Dosis methilprednisolon 40-80 mg atau
ekuivalennya sudah adekuat.
Tatalaksana serangan asma
Tatalaksana Ringan Sedang Berat
Mengancam
jiwa
Oksigen
Oksigenasi sampai mencapai
saturasi 90%
Seperti asma
serangan berat
dan
pertimbangkan
intubasi dan
ventilasi
Bronkodilator
Inhalasi agonis
beta-2 kerja
singkat dengan
Nebulisasi
agonis beta-2
kerja singkat
MDI atau
Nebulasi
sampai tiga kali
dosis (tiap 20
menit) dalam
satu jam
pertama
dan
antikolinergik
tiap 20 menit
atau secara
kontinu
selama satu
jam pertama
mekanik
Kortikosteroid
Kortikosteroid
oral
Kortikodteroid
per iv

Pengobatan yang tidak direkomendasikan
Beberapa terapi yang sudah tidak direkomendasikan diberikan secara rutin adalah pemberian
terapi methylxantin, antibiotika kecuali ada bukti adanya infeksi, hidrasi yang agresif dan
mukolitik.
Rawatlah !
Respon pasien atas penatalaksanaan di unit gawat darurat akan menentukan dimana pasien akan
dirawat, bila serangan asma mengancam jiwa maka perlu dirawat di ICU sedangkan bila tidak
mengancam jiwa cukup dirawat diruang rawat biasa. Kriteria perawatan intensif (ICU) adalah
1. Serangan berat dan tidak respon walaupun telah diberikan pengobatan adekuat
2. Penurunan kesadaran dan gelisah
3. Gagal napas yang ditujukan dengan analisis gas darah, dimana PaO2<60 mmHg dan atau
PaCO2>45 mmHg, Saturasi O2 90 % pada anak. Gagal napas dapat terjadi pada PaCO2
rendah atau meningkat

Anda mungkin juga menyukai