Anda di halaman 1dari 6

TOXOPLASMOSIS PADA BAYI BARU LAHIR

BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu organisme yang dapat menyebabkan infeksi pada fetus dan sering timbul pada bayi
baru lahir sebagai penyakit yang bersifat lokal ataupun general adalah Toxoplasma gondii.
Infeksi yang disebabkan oleh parasit ini lebih dikenala dengan nama toxoplasmosis, yang
dapat menyerang ibu ataupun bayi yang sedang dalam masa kehamilan, dan dapat menyerang
bayi yang sudah lahir.
Prevalensi dari toxoplasmosis sangatlah beragam sesuai usia dan lokasi geografis. Di
Amerika Serikat 50!5" #anita pada usia asuh memiliki resiko tinggi terhadap
toxoplasmosis akut selama kehamilan. Dalam periode satu tahun, telah dilakukan skrining
terhadap Ig$ spesifiktoxoplasma pada bayi baru lahir dengan prinsip bah#a Ig$ dari ibu
dapat mele#ati plasenta, maka prevalensi dari Ig$ spesifik tersebut pada bayi baru lahir
men%erminkan seroprevalensi dari ibu. &elah ditemukan '(" dari )0.000 spesimen dari bayi
baru lahir memiliki Ig$ terhadap T.gondii mengindikasikan bah#a !*" ibu memiliki resiko
tinggi terhadap infeksi akut.
+enegakkan diagnosa penyakit ini se%ara klinis maupun laboratoris sangatlah penting untuk
menentukan ren%ana terapi dan prognosa. ,al ini bergantung pada pengetahuan tentang
epidemiologi, patologi, dan manifestasi klinis. Selan-utnya akan dibahas lebih lan-ut
mengenai etiologi, patologi, manifestasi klinis, diagnosa, terapi, serta prognosa dari
toxoplasmosis pada bayi baru lahir.
BAB II
TOXOPLASMOSIS PADA BAYI BARU LAHIR
DEFINISI
Toxoplasma gondii adalah suatu proto.oa parasit intraseluler yang dapat menyebabkan
infeksi pada fetus dan sering timbul pada bayi baru lahir sebagai penyakit yang bersifat lokal
ataupun general, berbentuk bulan sabit, dengan pan-ang /(m, dan memiliki nukleus
tunggal yang terletak sentral
&oxoplasmosis merupakan suatu sindrom yang disebabkan oleh karena infeksi Toxoplasma
gondii. Toxoplasma gondii merupakan parasit proto.oa intraseluler obligat yang selain
menginfeksi manusia -uga dapat menginfeksi he#an. 0u%ing domestik merupakan pe-amu
definitif dari Toxoplasma gondii.
1rganisme ini mun%ul dalam tiga bentuk2 oosit, tropo.oit, dan kista 3bradi.oit4. 1osit
diekskresikan melalui feses ku%ing, dan apabila termakan akan menginvasi mukosa
gastrointestinal dan sirkulasi darah dalam bentuk tropo.oit, kemudian organisme ini akan
membentuk kista yang akan bertahan di berbagai organ tubuh. Pada -aringan, organisme ini
terletak intraseluler, dan sering ditemukan pada otak, otot rangka, dan otot -antung.
INSIDENSI
Data yang diperoleh dari 5ational 6ollaborative Perinatal Pro-e%t 356PP4 menun-ukkan
angka seroprevalensi toxoplasma *!,(" dari 77.000 #anita di Amerika Serikat, dan insidensi
infeksi akut pada ibu selama kehamilan diperkirakan ','8'000.
+enurut penelitian terakhir, insidensi dari infeksi toxoplasma kongenital di Amerika Serikat
men%apai '!8'000 kelahiran. &ransmisi vertikal T.gondii dari ibu ke bayi berkisar antara *0
/0", namun angka tersebut sangat bervariasi menurut usia hehamilan dimana infeksi akut
tersebut mun%ul. Angka transmisi ratarata pada trisemester pertama sekitar '5", namun
meningkat hingga men%apai 90" pada trisemester ketiga.
:erdasarkan program skrining yang dilakukan di +assa%husetts dan 5e# ,ampshire untuk
mendeteksi toxoplasmosis kongenital, ditemukan ) dari /! bayi baru lahir memiliki kelainan
pada sistem saraf pusat dan retina, Setelah pera#atan, hanya ' dari /9 anak yang terdeteksi
menderita defisit neurologis, dan / anak menderita lesi pada mata. Program penelitian yang
lain -uga melaporkan adanya perbaikan dengan pera#atan sedini mungkin. Penelitian
penelitian tersebut menun-ukkan bah#a diagnosa dan pera#atan se%ara dini dapat
mengurangi se%ara signifikan resiko defisit neurologis pada bayi dan anak yang terinfeksi.
PATOFISIOLOGI
Selama terinfeksi, seekor ku%ing mengeluarkan kurang lebih ' -uta oosit perhari melalui feses
hingga 7 minggu lamanya. 6ara penularan pada manusia ter-adi dengan 7 %ara; hori.ontal dan
vertikal.
6ara penularan yang paling sering ter-adi adalah se%ara hori.ontal, melalui daging yang
dimasak kurang matang, atau le#at makanan dan minuman yang terkontaminasi oosit dari
feses ku%ing. +anusia men-adi mudah terinfeksi apabila mereka kekurangan antibodi spesifik
terhadap organisme ini. Imunitas humoral dan seluler sangatlah berperan dalam pertahanan
tubuh. Pada saat parasitemia akut, organisme ini menginvasi -aringan dimana oosit akan
dibentuk.
&oxoplasmosis kongenital merupakan %ara penularan &oxoplasma se%a.a vertikal yang
disebabkan karena invasi dari parasit ke pembuluh darah fetus selama masa parasitemia ibu,
karena sebagian besar organ ibu, termasuk plasenta, sudah terinfeksi oleh organisme tersebut.
&ropo.oit yang sudah beredar di sistem peredaran darah ibu akan menembus barier plasenta
dan menginfeksi fetus.
PATOLOGI
Pada bayi baru lahir, lokus primer dari organisme ini adalah pada susunan saraf pusat.
<esinya terdiri dari area nekrotik dengan deposit kalsium yang tinggi dimana terdapat oosit
atau parasit didalamnya. <esi serupa dapat -uga ditemukan pada hepar, paruparu, otot
-antung, otot rangka, limpa, dan -aringan-aringan lain. =eaksi inflamasi seluler yang ter-adi
sangat minimal, terutama terdiri dari limfosit, monosit, dan sel plasma. $ambaran patologis
dari infeksi ini tidak spesifik ke%uali organisme atau oositnya dapat ditemukan.
MANIFESTASI KLINIS
IBU
$e-alage-ala dari infeksi toxoplasma akut pada #anita hamil dapat bersifat sementara dan
tidak spesifik, dan sebagian besar kasus men-adi tidak terdiagnosa tanpa tersedianya skrining
antibodi universal. 0etika ge-alage-ala timbul, biasanya terbatas pada limfadenopati dan
kelelahan; adenofati dapat menetap selama berbulanbulan dan melibatkan suatu nodus
limfatikus tunggal. 0adang dapat pula ditemukan sindrom mirip mononukleosis dengan
karakteristik berupa demam, malaise, tenggorokan gatal, nyeri kepala, mialgia, dan
limfositosis atipikal.
ANAK
Seorang anak dengan infeksi toxoplasma kongenital dapat mun%ul dengan satu dari empat
pola yang dikenal dengan2 3'4 penyakit neonatus simptomatik; 374 penyakit simptomatik yang
timbul pada bulan pertama kehidupan; 3*4 sekuele atau relaps; dan 3/4 infeksi subklinis.
0ebanyakan anak dengan toxoplasmosis kongenital tidak menun-ukkan ge-ala atau kelainan
yang nyata pada #aktu lahir. +engenai apakah infeksi kongenital ini menggambarkan
reaktifasi dari infeksi Toxoplasma sebelumnya atau infeksi yang baru didapat belum dapat
dipastikan, namun gambaran ri#ayat penyakit dari anak dengan infeksi kongenital
menun-ukkan bah#a pera#atan prenatal dan postnatal selama paling sedikit satu tahun dapat
meningkatkan kualitas hidup se%ara signifikan, bahkan pada anak dengan kalsifikasi susunan
saraf pusat atau kelainan retina.
Se%ara umum manifestasi klinis dari toxoplasmosis dibagi men-adi 7; manifestasi sistemik
dan neurologik. >ang digolongkan ke dalam manifestasi sistemik meliputi demam,
hepatosplenomegali, anemia, serta pneumonitis yang ter-adi karena adanya parasitemia.
Sedangkan kelainankelainan seperti korioretinitis, hidrosefalus, serta serangan ke-ang
tergolong manifestasi neurologik, yang ter-adi karena adanya invasi parasit mele#ati barier
otak, maupun deposit dari kista parasit di -aringan otak.
&rias klasik dari toxoplasmosis kongenital, yaitu korioretinitis, hidrosefalus, dan kalsifikasi
intrakranial, hanya ditemukan dalam proporsi yang sedikit pada kasuskasus simptomatik.
Demam, hepatosplenomegali, anemia, dan ikterik merupakan tandatanda yang lebih sering
mun%ul. :er%akber%ak merah, trombositopenia, eosinofilia, dan pneumonitis kadang dapat
ditemukan. 6airan spinal sering mengalami abnormalitas.
0eterlibatan sistem neurologis dan okular seringkali timbul kemudian apabila tidak
ditemukan pada saat kelahiran. 0e-ang, retardasi mental, dan kekakuan adalah sekuele yang
sering ditemukan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
0ultur organisme membutuhkan #aktu yang lama dan mahal, karena itu diagnosa
laboratorium bergantung pada interpretasi berbagai tes serologis. &erdapat berbagai tes
serologis yang bermakna untuk antibodi terhadap T.gondii seperti tes Sabin?eldman, Indire%t
?luores%ent Antibody 3I?A4, dan @<ISA. I?A dan @<ISA digunakan untuk mengukur kadar
antibodi Ig+. Sama seperti infeksi kongenital lainnya, positif palsu dari titer antibodi Ig+
dapat -uga disebabkan oleh faktor rheumatoid, oleh karena itu tes ,emaglutinasi Indirek dan
?iksasi 0omplemen harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa, namun testes tersebut
lebih sulit untuk diinterpretasi. Deteksi antibodi IgA terhadap P*0, protein mayor permukaan
dari T.gondii, dilaporkan barubaru ini lebih sensitif daripada deteksi antibodi Ig+ antiP*0
dalam mengidentifikasi infeksi kongenital pada infant.
Antibodi dihasilkan selama masa infeksi akut pada ibu dan bertahan tetap tinggi atau turun
perlahanlahan dalam #aktu satu tahun. &iter antibodi tunggal yang tinggi bermakna, tapi
tidak membuktikan adanya infeksi. Diagnosa serologis dari infeksi akut membutuhkan
kenaikan titer antibodi pada sampel serial yang diambil dengan rentang paling sedikit *
minggu pada satu fasilitas laboratorium yang sama.
Pada tahun pertama, titer antibodi pada bayi yang tidak terinfeksi akan menurun dengan
#aktu paruh kurang lebih *0 hari. Pada bayi yang terinfekasi, titer antibodi dapat turun pada
beberapa bulan pertama, namun akan meningkat kembali sampai level yang tinggi. Antibodi
Ig+ antiToxoplasma dapat mun%ul pada #aktu lahir maupun pada bulanbulan selan-utnya.
&iter antibodi &oxoplasma yang negatif pada usia 9 bulan sampai ' tahun se%ara esensial
menyingkirkan diagnosa toxoplasmosis kongenital. Ig$ spesifik dalam serum bayi berasal
dari ibu menurun 50" setiap bulan, tetapi dapat menetap sampai bayi berumur ' tahun. Ig$
mulai mulai disintesa pada umur * bulan pada bayi yang mendapat pengobatan.
0etika ge-alage-ala dan bukti serologis infeksi Toxoplasma terdeteksi selama kehamilan,
infeksi pada fetus sudah dapat ditegakkan. Diagnosa pada fetus yang spesifik dilakukan
dengan deteksi antibodi Ig+ antiToxoplasma dan dengan isolasi parasit dari darah fetus atau
%airan amnion pada usia kehamilan 7079 minggu. Pada ibu hamil dengan infeksi, infeksi
fetus sebelum usia kehamilan 70 minggu sulit untuk ditegakkan karena respon imunologis
fetus yang masih rendah, namun tes P6=, yang memiliki target genom :' dari T.gondii,
dapat mendiagnosa se%ara lebih akurat infeksi pada fetus sebelum usia kehanilan 70 minggu.
Altrasonografi antenatal -uga dapat berguna untuk mengidentifikasi kelainankelainan pada
fetus yang terinfeksi. Sekitar *9" fetus dengan kelainan dapat diidentifikasi. 0elainan yang
paling sering di-umpai adalah dilatasi ventrikular simetris yang bilateral. Abnormalitas lain
yang dapat dideteksi pada saat antenatal meliputi kalsifikasi intrakranial, peningkatan
ketebalan plasenta, hepatomegali, dan asites.
PENATALAKSANAAN
IBU DAN FETUS YANG TERINFEKSI
&erapi maternal untuk #anita yang memperoleh infeksi toxoplasma selama kehamilan
mengurangi peluang ter-adinya transmisi kongenital hingga (0". Skrining sebelum hamil
atau pada a#al kehamilan diperlukan untuk mendeteksi #anita dengan resiko terinfeksi.
Apabila seorang ibu hamil terdeteksi terinfeksi toxoplasma, maka dapat diberikan terapi
maternal berupa spiramy%ine * gram per hari. &erapi ini terus dilan-utkan selama kehamilan.
Perlu -uga dilakukan evaluasi tentang kemungkinan infeksi pada fetus.
0etika infeksi pada fetus sudah dapat ditegakkan, terapi maternal diganti dengan kemoterapi
antiToxoplasma kombinasi, regiman yang digunakan adalah pyrimethamine 50 mg per hari
dan sulfadia.ine * gram per hari setelah usia kehamilan 7/ minggu. Preparat asam folat -uga
dapat diberikan untuk men%egah timbulnya efek samping akibat pemberian pyrimethamine.
BAYI BARU LAHIR
Pada bayi baru lahir dengan infeksi Toxoplasma, dapat diberikan kemoterapi antiToxoplasma
kombinasi yang terdiri dari pyrimethamine 'mg8kg:: per hari selama 7 bulan dilan-utkan
dengan ' mg8kg:: tiap 7 hari selama '0 bulan, sulfadia.ine 50 mg8kg:: per hari, serta asam
folat 5'0 mg * kali seminggu untuk men%egah efek samping dari pyrimethamine.
Selain pemberian obatobatan, follow up yang teratur -uga diperlukan untuk mendeteksi
manifestasi penyakit lebih a#al, melakukan terapi tambahan atau modifikasi terapi bila
diperlukan, dan menentukan prognosa.
,itung darah lengkap '7 kali per minggu untuk pemberian dosis pyrimethamine harian dan
'7 kali per bulan untuk pemberian dosis pyrimethamin tiap 7 hari dilakukan untuk
memonitor efek toksik dari obat.
Diperlukan pula pemeriksaan pediatrik yang lengkap, meliputi pemeriksaan perkembangan
saraf setiap bulan, pemeriksaan oftalmologi setiap * bulan sampai usia '! bulan kemudian
setiap tahun sekali, serta pemeriksaan neurologis tiap *9 bulan sampai usia ' tahun.
PROGNOSA
:ayi yang terinfeksi toxoplasma se-ak lahir apabila tidak dira#at akan memiliki prognosa
yang buruk. Pada beberapa kasus yang tidak mendapatkan pera#atan, didapatkan
perkembangan men-adi korioretinitis, kalsifikasi serebral, serangan ke-ang, dan retardasi
psikomotor.
0ini, manfaat dari diagnosa dini pada periode antenatal, terapi antenatal, dan terapi setelah
bayi lahir sudah terbukti dalam menurunkan frekuensi dari sekuele neurologis mayor.
KESIMPULAN
Toxoplasma gondii adalah salah satu organisme yang dapat menyebabkan infeksi pada fetus
dan sering timbul pada bayi baru lahir sebagai penyakit yang bersifat lokal ataupun general
Prevalensi dari toxoplasmosis sangatlah beragam sesuai usia dan lokasi geografis. Insidensi
dari infeksi Toxoplasma kongenital di Amerika Serikat men%apai '!8'000 kelahiran.
&ransmisi vertikal T.gondii dari ibu ke bayi berkisar antara *0/0".
&rias klasik dari toxoplasmosis kongenital, yaitu korioretinitis, hidrosefalus, dan kalsifikasi
intrakranial. 0e-ang, retardasi mental, dan kekakuan adalah sekuele yang sering ditemukan.
&erdapat berbagai tes serologis yang bermakna untuk mendeteksi antibodi terhadap T.gondii
seperti &es Sabin?eldman, Indire%t ?luores%ent Antibody 3I?A4, dan @<ISA.
:ila Ig+ positif, merupakan bukti kuat adanya infeksi kongenital, tetapi Ig+ negatif tidak
menyingkirkan diagnosis. Ig+ men-adi positif '7 minggu setelah terinfeksi dan menetap
beberapa bulan sampai tahun. Ig$ spesifik dalam serum bayi berasal dari ibu menurun 50"
setiap bulan, tetapi dapat menetap sampai bayi berumur ' tahun. Ig$ mulai mulai disintesa
pada umur * bulan pada bayi yang mendapat pengobatan. IgA serum lebih sensitif untuk
mendeteksi infeksi toksoplasma kongenital dibandingkan dengan Ig+.
Apabila seorang ibu hamil terdeteksi terinfeksi Toxoplasma, maka dapat diberikan terapi
maternal berupa spiramy%ine * gram per hari. 0etika infeksi pada fetus sudah ditegakkan,
terapi maternal diganti dengan kemoterapi antiToxoplasma kombinasi, regiman yang
digunakan adalah pyrimethamine 50 mg per hari dan sulfadia.ine * gram per hari setelah usia
kehamilan 7/ minggu ditambah dengtan preparat asam folat untuk men%egah timbulnya efek
samping akibat pemberian pyrimethamine.
Pada bayi baru lahir dengan infeksi toxoplasma, diberikan kemoterapi antiToxoplasma
kombinasi yang terdiri dari pyrimethamine 'mg8kg:: per hari selama 7 bulan dilan-utkan
dengan ' mg8kg:: tiap 7 hari selama '0 bulan, sulfadia.ine 50 mg8kg:: per hari, serta asam
folat 5'0 mg * kali seminggu.
Selain pemberian obatobatan, follow up yang teratur -uga diperlukan untuk mendeteksi
manifestasi penyakit lebih a#al, melakukan terapi tambahan atau modifikasi terapi bila
diperlukan, dan menentukan prognosa.
DA?&A= PAS&A0A
:ehrman =@, 0liegman =+, Benson ,:. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th edition.
Philadelphia2 Saunders. 700/.
6loherty BP, @i%hen#ald @6, Stark A=. Manual of Neonatal Care, th edition. Philadelphia2
<ippin%ott Cilliams D Cilkins. 700/.
$omella &<, et al. ! "ange Clinical Manual. Neonatolog#$ Management, Procedures, %n&
Call Problems, 'iseasea, and 'rugs, th edition. 5e# >ork2 +%$ra#,ill. 700/.
&aeus%h ,C, :allard =A. !(er#)s 'iseases of The Newborn, 7th edition. Philadelphia2
Saunders. '))!.

Anda mungkin juga menyukai