Anda di halaman 1dari 4

Abstrak

Psoriasis ialah penyakit autoimun bersifat kronik dan


residif dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak
eritema berbatas tegas, ditutup oleh skuama yang kasar,
berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomena tetesan
lilin, Auspitz, dan Kobner. Daerah predileksi psoriasis
adalah batas rambut kepala, lutut, siku, lumbosakral
dan kuku. Namun, secara umum daerah predileksinya
adalah di daerah ekstensor yaitu daerah yang mudah
terkena trauma. Insidensi pada pria agak lebih banyak
daripada pada wanita, penyakit ini terdapat pada semua
usia tapi umumnya pada orang dewasa. Kejadiannya
lebih banyak pada daerah dingin dan di musim
hujan. Penyebab psoriasis yang pasti masih belum
diketahui, namun terdapat beberapa faktor resiko
timbulnya psoriasis seperti faktor genetik dan faktor
imunologi. Berbagai faktor pencetus pada psoriasis
diantaranya stress psikis, infeksi fokal, trauma
(fenomena Kobner), endokrin, gangguan metabolik,
obat, alkohol dan merokok. Stress psikis merupakan
faktor pencetus yang utama. Pengobatan diberikan
secara sistemik dengan Methotrexate dan antihistamin,
secara topical dengan salep kortikosteroid kombinasi.
Kata Kunci : psoriasis, eritema, skuama kasar
Isi
Seorang laki-laki berusia 48 tahun datang ke Poliklinik
RSUD Temanggung dengan keluhan timbul bercak-
bercak merah bersisik tebal diseluruh tubuh yang
sangat gatal sejak 1 minggu. KU: baik, CM, vital sign
TD=120/80 mmHg, N=64x/menit, RR=20x/menit,
t=36,5 C. Dari anamnesis tidak didapatkan anggota
keluarga pasien yang menderita riwayat serupa.
Pemeriksaan dermatologis menunjukkan UKK:
Tampak plak eritem, dengan skuama kasar, berwarna
putih, melekat, sebagian deskuamasi, bentuk lentikular
hingga numular atau plakat berbatas tegas, multipel,
generalisata.
Diagnosis: psoriasis
Terapi
Penderita dirawat jalan dengan penatalaksanaan
berupa: Methotrexate tablet, Interhistin tablet, Salep
yang diberikan berupa kombinasi Inerson, asam
salisilat, serta vaselin.
Diskusi
Psoriasis termasuk ke dalam dermatosis
eritroskuamosa. Dermatosis eritroskuamosa ialah
penyakit kulit yang terutama ditandai adanya eritema
dan skuama, 2 tanda klinis utama yang terdapat pada
pasien. Psoriasis bersifat autoimun, kronik dan residif.
Adapun tipe-tipe dari psoriasis :
Tipe-tipe psoriasis :
1. Plak psoriasis
Plak psoriasis merupakan bentuk paling umum dari
psoriasis. Psoriasis ini menyerang 80%-90% orang
dengan psoriasis. Plak psoriasis muncul secara khas
sebagai peningkatan area inflamasi kulit yang
diselimuti dengan skuama putih keperakan. Area ini
disebut plak. Plak psoriasis berciri-ciri : plak
kemerahan bentuk bulat hingga oval yang terdistribusi
pada permukaan tubuh yang luas dan di kulit kepala.
Plak biasanya menampakkan skuama sebagai hasil
hiperproliferasi epidermis dan inflamasi dermis.
2. Flexural psoriasis (inverse psoriasis)
Muncul sebagai plakat inflamasi ringan pada kulit. Ini
terjadi pada lipatan kulit, khususnya sekitar genital
(selangkangan), ketiak, di bawah perut, dan di bawah
payudara.
3. Guttata psoriasis
Penyakit ini ditandai dengan banyaknya titik kecil yang
berkeliling ( membedakan dengan inflamasi jamur
seperti pitiriasis rosea dengan ciri lesi yang berbentuk
oval ). Titik-titik yang banyak pada psoriasis ini
muncul pada area yang luas pada tubuh seperti di leher,
ekstremitas, dan kepala. Psoriasis guttata berhubungan
dengan infeksi streptokokus tenggorok. Psoriasis
guttata adalah jenis khusus dengan erupsi manifestasi
klinis berupa erupsi kecil seperti tetesan air dengan
diameter 1-10 mm, papul berwarna merah salmon
dengan skuama.
4. Pustular psoriasis
Muncul sebagai peningkatan benjolan berisi pus non-
infeksius (pustule). Kulit di bawah dan di sekitar
pustule berwarna merah dan nyeri tekan. Psoriasis
pustulosa dapat terlokalisir biasanya pada tangan dan
kaki (palmoplantra), atau lebih luas dengan
plakat yang menyebar secara acak pada bagian
manapun di tubuh.
5. Nail psoriasis
Menghasilkan variasi perubahan tampilan dari kuku
jari tangan dan kaki. Perubahan ini termasuk mengotori
bagian bawah kulit, penekanan pada kuku, garis pada
kuku, penebalan kulit di bawah kuku dan pengerusakan
kuku (onikolisis), dan penghancuran kuku.
6. Erythrodermic psoriasis
Erythrodermic psoriasis termasuk inflamasi luas dan
pengelupasan kulit pada hampir seluruh permukaan
tubuh. Penyakit ini dapat disertai gatal yang hebat,
pembengkakan, dan nyeri. Hal ini sebagai hasil dari
pemburukan plakat psoriasis yang tidak stabil.
Khususnya mengikuti penghentian mendadak dari
pemakaian obat sistemik. Bentuk psoriasis ini menjadi
fatal, sebagai inflamasi ekstrim dan pengelupasan
merusak kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dan
fungsi kulit sebagai barier.
Sesuai pada pasien ini dimana pasien telah menderita
penyakit ini selama 1 tahun dan sering kambuh. Plak
psoriasis merupakan bentuk paling lazim, dinamakan
tipe plak karena lesinya umumnya berbentuk plak.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis atau
gambaran dermatologis yang tampak dan predileksi
yaitu di kepala, perbatasan daerah tersebut dengan
muka, ekstensor terutama siku dan lutut, lumbosakral,
telapak tangan dan kaki, tungkai atas dan bawah serta
kuku.
Pengobatan pada pasien diberikan secara sistemik dan
topical. Pengobatan Sistemik menggunakan
antimetabolit Methotrexate. Pasien juga mendapat
antihistamine berupa Interhistin untuk mengurangi rasa
gatal dan derajat keparahan penyakit. Penggunaan
Methotrexate untuk psoriasis diutamakan pada pasien
dengan penyakit berat atau residif dengan tipe plak
yang memerlukan pengobatan sistemik. Pada pasien
yang ideal adalah pasien dengan penyakit kulit berat
tetapi dalam keadaan sehat dan berusia muda.
Methotrexate merupakan antagonis asam folat yang
menghambat sintesis DNA pada jaringan dengan
kecepatan pembentukan keratosit tinggi.
Pengobatan topikal biasanya digunakan
kortikosteroid potensi sedang, dikombinasikan dengan
agen topikal lain (asam salisilat) untuk lesi kronis. Pada
awal pemakaian, kortikosteroid dapat menyembuhkan
psoriasis, tetapi jika obat ini dihentikan penyakit dapat
kambuh kembali, bahkan lebih berat daripada
sebelumnya. Penghentian mendadak kortikosteroid
dapat mencetuskan timbulnya psoriasis. Regimen salep
pada pasien ini menggunakan kombinasi Inerson, asam
salisilat, serta vaselin.
Pasien pada kasus ini diberikan informasi tentang
pengobatan yang gagal, serta kemungkinan kegagalan
terapi berikutnya, anjuran mengelola kondisi
emosional, serta meningkatkan pemahaman pasien
terhadap penyakit.
Kesimpulan
Plak psoriasis mempunyai gambaran klinis yang khas,
sehingga untuk menegakkan diagnosis dapat hanya
dengan pemeriksaan fisik, tetapi untuk kasus yang
berat dengan fasilitas pelayanan yang memadai dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang. Pengobatan
diberikan secara sistemik dengan Methotrexate dan
antihistamin, secara topical dengan salep kortikosteroid
kombinasi. selain itu diberikan edukasi tentang
penyakit yang pasien derita.


Dermatitis seboroik adalah segolongan kelainan kulit
yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat
predileksi di daerah seboroik Penyebabnya belum
diketahui pasti, tapi faktor predisposisinya adalah
kelainan konstitusi berupa status seboroik (seborrhoeic
state) yang diturunkan.
Dermatitis seboroik berhubungan erat dengan keaktifan
glandula sebacea, sehingga penyakit ini banyak
ditemukan pada bayi bulan-bulan pertama, jarang pada
usia akil balik, dan puncaknya pada usia 18-40 tahun,
kadang-kadang pada usia tua juga dapat terjadi.
Gejala klinik :
Ditemukan eritema dan skuama yang berminyak dan
agak kekuningan, batasanya agak kurang tegas.
Yang ringan : hanya mengenai kulit kepala berupa
skuama halus (ketombe/pitiriasis sika), skuama yang
berminyak (pitiriasis steatoides), dapat disertai eritema
dan krusta yang tebal, rambut di tempat itu jadi rontok
(mulai dr vertex sampai frontal).
Yang berat : bercak-bercak berskuama dan berminyak,
disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke
dahi, glabela, telinga post aurikuler dan leher.
Yang lebih berat : seluruk kepala tertutup krusta kotor
dan berbau tidak sedap. Pada bayi, skuama kekuningan
dan kumpulan debris yang melekat pada kulit kepala
disebut cradle cap.
Pada daerah supraorbital, skuama halus dapat terlihat di
atas alis mata, kulit di bawahnya eritematosa dan gatal,
disertai bercak skuama kekuningan, dapat juga terjadi
blepharitis.
Predileksi: selain di tempat-tempat yang sudah
disebutkan, dermatitis seboroik dapat juga terjadi di
liang telinga luar, lipatan nasolabial, daerah sternal,
areola mammae, lipatan di bawah mammae wanita,
interskapular, umbilikus, lipat paha, dan daerah
anogenital.
Jika meluas dapa menjadi eritroderma, pada bayi
disebut penyakit Leiner.
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan
adanya eritema universalis (90-100%), biasanya
disertai skuama. Kalau eritemanya 50-90% maka
disebut pre-eritroderma.
Eritroderma juga disebut dermatitis eksfoliativa.
Patofisiologi :
Patofisiologi eritroderma belum jelas, tapi diketahui
bahwa ada suatu agent dalam tubuh yang menyebabkan
reaksi tubuh berupa pelebaran pembuluh darah kapiler
(eritema) yang universal. Pelebaran pembuluh darah ini
menyebabkan aliran darah ke kulit meningkat sehingga
kehilangan panas bertambah, aibatnya pasien merasa
dingin dan menggigil.
Pada eritroderma yang kronis dapat terjadi gagal
jantung, hipotermia, dehidrasi.
Gejala klinik :
Eritroderma akibat alergi obat sistemik :
Waktu mulai masuknya obat ke dalam
tubuh hingga timbul penyakit bervariasi,
dapat segera sampai 2 minggu.
Terjadi eritema universal, skuama baru
timbul pada masa penyembuhan.
Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit :
Dapat karena psoriasis (psoriasis
eritrodermik) dan penyakit Leiner.
Psoriasis dapat menjadi eritroderma karena
penyakitnya sendiri atau karena
pengobatan yang terlalu kuat. Umumnya
didapati eritema yang tidak merata.
Penyakit Leiner/eritroderma
deskuamativum belum diketahui pasti
etiologinya, tapi umumnya dinilai
disebabkan oleh dermatitis seboroika yang
meluas. Usia pasien biasanya 4 minggu-20
minggu. Dijumpai eritema universal
dengan skuama yang kasar.
Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk
keganasan :
Contoh syndrome Sezary (penyakit
limfoma).
Ditandai dengan eritema merah membara
yang universal, disertai skuama dan rasa
sangat gatal. Juga terdapat infiltrat pada
kulit dan edema.
Pengobatan : dengan kortikosteroid.
Pitiriasis rosea adalah penyakit kulit yang belum
diketahui penyebabnya, dimulai dengan sebuah lesi
inisial berbentuk eritema dan skuama halus. Kemudian
disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil di badan, lengan,
dan paha atas yang tersusun sesuai dengan lipatan kulit
dan biasanya menyembuh dalam 3-8 minggu.
Etiologi : etiologinya belum diketahui, mungkin virus,
karena penyakit ini merupakan self limiting disease
(dapat sembuh sendiri) dalam waktu 3-8 mingu.
Insidensi : didapati pada semua umur, terutama antara
15-40 tahun, pada wanita dan pria sama banyaknya.
Gejala klinis :
Penyakit dimulai dengan lesi pertama (herald
patch), umumnya di badan, soliter, bentuk oval
dna anular, diameter kira-kira 3cm. Ruam terdiri
dari eritema dan skuama halus di pinggir.
4-10 hari setelah lesi pertama, timbul lesi
berikutnya. Lesi ini lebih kecil, susunannya
sejajar dengan costa, sehingga seperti gambaran
pohon cemara terbalik. Lesi ini timbul serentak
dalam beberapa hari.
Predileksi : badan, lengan atas bagian proksimal, dan
paha atas.
Pengobatan : simptomatik, diberikan sedativa (untuk
gatal) dan bedak asam salisilat yang dibubuhi mentol
0,5-1%.
Parapsoriasis adalah penyakit kulit yang belum
diketahui penyebabnya, pada umumnya tanpa keluhan.
Kelainan kulit terutama terdiri atas eritema dan
skuama, berkembangnya perlahan-lahan, perjalanannya
umumnya kronik.
Gejala klinis :
Parapsoriasis gutata :
pada dewasa muda, terutama pria.
ruam : papul miliar dan lentikular, eritema
dan skuama, dapat hemoragik, kadang
berkonfluensi, dan umumnya simetrik.
sembuh spontan tanpa meninggalkan
sikatrik.
predileksi : badan, lengan atas, paha
tidak terdapat di kulit kepala, muka, dan
tangan.
Parapsoriasis variegata :
pada bahu, badan, dan tungkai
bentuk seperti kulit zebra; t.d skuama dan
eritema yang bergaris-garis.
Parapsoriasis en plaque :
pada badan dan ekstremitas.
berupa bercak eritematosa,
permukaan datar, bulat atau lonjong,
diameter 2,5cm dengan sedikit
skuama. warna merah jambu, coklat
atau agak kuning.
Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun,
bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya
bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama
kasar, berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomena
tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
Etiopatologi psoriasis berhubungan dengan :
faktor genetik : HLA
faktor imunologik : sel T, penyaji
antigen/dermal, keratinosit
faktor pencetus : stress psikis, infeksi fokal,
trauma (fenomena Kobner), endokrin, gangguan
metabolik, obat, alkohol, merokok.
Insidensi : lebih banyak pada orang kulit putih. Puncak
insidensinya pada usia pubertas dan menopause.
Gejalanya : gatal ringan.
Predileksi :
skalp
perbatasan skalp dengan wajah
ekstremitas bagian ekstensor, terutama siku dan
lutut
daerah lumbosakral
Kelainan kulit : bercak-bercak eritema yang meninggi
(plak), dengan skuama di atasnya.
Fenomena tetesan lilin : skuama yang berubah
warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin
yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias.
Fenomena Auspitz : tampak serum atau darah
berbintik-bintik yang disebabkan oleh papilomatous.
Bentuk klinis :
psoriasis vulgaris
psoriasis gutata
psoriasis inversa
psoriasis eksudativa
psoriasis seboroik
psoriasis pustulosa (Barber dan von Zumbusch)
eritroderma psoriasis

Anda mungkin juga menyukai