Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
Fixed Drug Eruption
Obat adalah bahan kimia yang digunakan untuk pemeriksaan, pencegahan dan pengobatan suatu
penyakit atau gejala. Selain manfaatnya obat dapat menimbulkan reaksi yang tidak diharapkan yang
disebut reaksi simpang obat. Reaksi simpang obat dapat mengenai banyak organ antara lain paru, ginjal,
hati dan sumsum tulang tetapi reaksi kulit merupakan manifestasi yang tersering.
Sekitar 10% F! terjadi pada anak dan de"asa, usia paling muda yang pernah dilaporkan adalah
# bulan. $ajian oleh %oegroho"ati &1'''( mendapatkan F! &)*%(, sebagai manifestasi klinis erupsi
alergi obat terbanyak dari +# kasus bayi dan anak disusul dengan erupsi eksantematosa &*%( dan urtikaria
&1,%(. -umlah kasus bertambah dengan meningkatnya usia, hal tersebut mungkin disebabkan pajanan
obat yang bertambah.
Fi.ed drug eruption &F!( merupakan salah satu bentuk erupsi kulit karena obat yang unik. F!
ditandai oleh makula hiperpigmentasi dan kadang/kadang bula diatasnya , yang dapat muncul kembali
ditempat yang sama bila minum obat yang sama. F! adalah erupsi kulit yang dicetuskan oleh obat atau
bahan kimia. 0idak ada faktor etiologi lain yang dapat mengelisitasi.
Sellulitis
1enyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, atau oleh keduanya disebut
pioderma. 1enyebab utamanya ialah Staphylococcus aureus dan Streptococcus 2 hemolyticus, sedangkan
Staphylococcus epidermis merupakan penghuni normal di kulit dan jarang menyerang infeksi. Faktor
predisposisi pioderma adalah higiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh, dan telah ada penyakit
lain di kulit. Salah satu bentuk pioderma adalah selulitis yang akan dibahas pada referat ini.
Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan dermis dansubkutis. Faktor risiko
untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal &robekan kulit(, luka terbuka di kulit atau gangguan
pembuluh 3ena maupun pembuluh getah bening
,
. 4ebih dari 50% penderita selulitis memiliki penyakit
1
sistemik
*
. 1enyakitini biasanya didahului trauma, karena itu tempat predileksinya di tungkai ba"ah
1
.
6ejala prodormal selulitis adalah demam dan malaise, kemudian diikuti tanda/tanda peradangan yaitu
bengkak &tumor(, nyeri &dolor(, kemerahan &rubor(, dan teraba hangat &kalor( pada area tersebut.
1.2 Tujuan
7engetahui diagnosis dari fi.ed drug eruption dan selulitis.
7engetahui penatalaksanaan dari fi.ed drug eruption dan selulitis.
1.3 Manaat
7anfaat yang dapat diambil dari pembuatan laporan kasus ini antara lain8
apat memberikan tambahan khasanah ilmu pengetahuan tentang fi.ed drug eruption dan
selulitis.
apat menjadi referensi dan rujukan untuk menndiagnosa serta melakukan penatalaksanaan fi.ed
drug eruption dan selulitis bagi para klinisi
2
BAB II
LAP!"AN #A$U$
2.1. Identita%
%ama 8 %y.S
9mur 8 5) tahun
1ekerjaan 8 :bu Rumah 0angga
;lamat 8 Sumber gempol, 0ulungagung
Status perka"inan 8 7enikah
;gama 8 :slam
Suku 8 -a"a
0anggal masuk RS 8 1 esember ,01,
0anggal pemeriksaan 8 ) esember ,01,
%o. Register 8 0+1010<
2.2. Ana&ne%a
ilakukan pada tanggal ) esember ,01, jam 1*.00 =:2 didapat secara autoanamnesis dan
>eteroanamesis dari anak perempuan pasien.
1. #e'u(an Uta&a
a( 6atal di daerah kedua mata.
b( $edua kaki gatal, nyeri dan panas.
2. "i)a*at Pen*a+it $e+arang
3
1asien datang dengan keluhan gula darah tinggi dengan luka pada kaki sebelah kanan di jempol
dan telapak kaki. 6ula darah pada "aktu datang *00 mg?dl. 1asien dira"at di 96 dan diberikan infus
metronida@ole, 1 jam kemudian pasien mengeluh panas dan gatal pada kedua matanya. Setelah itu pasien
dikirim ke ruangan dan diberi salep hidrokortison ,,+%.
4uka di kaki pasien dira"at oleh dokter bedah setelah * hari opname. $eesokan harinya, pasien
mengeluh kakinya terasa panas, nyeri dan kelihatan merah serta bengkak.
3. "i)a*at Pen*a+it Da(u'u
a( iabetes mellitus kurang lebih 10 tahun yang lalu
b( >ipertensi disangkal
c( ;sma disangkal
d( Ri"ayat sakit jantung disangkal
e( Ri"ayat alergi makanan disangkal
f( 9lkus pedis kurang lebih lima tahun yang lalu &pelantar pedis dan digigiti :(
g( Selama ini pasien hanya mera"at luka kakinya sendiri di rumah.
,. "i)a*at #e'uarga
a( Ri"ayat sakit serupa disangkal
b( Ri"ayat asma dalam keluarga disangkal
c( Ri"ayat alergi dalam keluarga disangkal
d( Ri"ayat hipertensi dan 7 disangkal
2.3. Pe&eri+%aan Fi%i+
a- #eadaan U&u&
1. $9 8 0ampak tidak nyaman, Aompos 7entis &6AS !5 B+ 7)(
,. 22 8 <0 kg
4
*. 6i@i 8 Aukup
.- /ita' $ign
1. 0ekanan darah 8 1*0?#0 mm>g
,. %adi 8 ## kali per menit
*. 1ernafasan 8 ,0 kali permenit
5. Suhu 8 *),)
o
A
0-. Pe&eri+%aan Fi%i+
1. #epa'a 8
Mata8 $onjungti3a anemis /?/ C Sklera ikterik /?/ C discharge &/?/(,
Hidung8 nafas cuping hidung &/(, edema &/(, discharge &/(
Mu'ut8 2ibir8 eritema hingga erosi
7ukosa8 dalam batas normal
6inggi3a8 dalam batas normal
2. Le(er 8 Retraksi supra sternal tidak ditemukan, de3iasi trachea tidak ditemukan, peningkatan -B1 &/(,
pembesaran $62 tidak ditemukan
3. T(orax
In%pe+%i 1 simetris, ketinggalan gerak &/(,retraksi &/(.
Pa'pa%i 1
$etinggalan gerak 8 0idak ada
Fremitus taktil paru kanan dan kiri sama
Per+u%i 8 1aru kanan dan kiri sonor
5
Au%+u'ta%i 1 SB 8 depan 8 belakang 8

Ronkhi /?/ , =hee@ing /?/
,. A.do&en
:nspeksi 8 4ebih rendah dari dada, ikterik &/?/(, tidak terdapat kelainan kulit.
;uskultasi 8 1eristaltik normal
1alpasi 8 Supel, nyeri tekan tidak ditemukan, hepar/lien tidak teraba
1erkusi 8 0impani
2. E+%tre&ita%
!dema&D( selulitis &D( ulkus pedis&D( ikterik &/(, sianosis &/(,
3. $tatu% Lo+a'i%
4okasi 8 aerah kedua mata
istribusi 8 terlokalisir
Ruam 8 macula hiperpigmentasi dengan batas tegas dan krusta
4okasi 8 $edua kaki
istribusi 8 7enyebar
Ruam 8 7akula !ritematous dengan batas tidak tegas. 0eraba hangat.
6
D D
D D
D D
D D
D D
D D
7
Makula
eritematous
ulkus
Makula
hiperpigmentasi
8
2.,. Pe&eri+%aan La.oratoriu&
>b 8 ',) gr% &1,/1) 6%(
!ritrosit 8 *,< &*,#/) mm*(
;4 8 *,1, &*,+/+,+(
>ct 8 *' &*</5*(
4eukosit 8 +,<+ &5,0/10,0(
0rombosit 8 *,+.000 &1+0.000/500.000(
7AB 8 #5,* &#,/',(
7A> 8 ,+,' &,</*1(
7A>A 8 *0,# &*,/*<(
6S 8 ,<5
29% 8 1',*
9
AR 8 0,)<
S6O0 8 ),'
S610 85.5
2.2. "e%u&e
Seorang "anita berumur 5) tahun, datang ke 96 dengan keluhan lemas E * jam sebelum masuk
rumah sakit. 1asien datang dengan luka di kaki kanan dan dira"at di 96, kemudian diberi infuse
metronida@ol. Setelah itu pasien mengeluh panas dan gatal pada kedua mata dan kemudian dokter di :6
menghentikan pemberian infuse metronida@ol. i 96, gula darah pasien *00 mg?d4. 1asien kemudian
dira"at inap. 0iga hari setelah opname, pasien telah dilakukan debridement pada luka di kaki kanannya
oleh dokter bedah. %amun, keesokan harinya, pasien mengeluh kakinya terasa panas, nyeri dan terlihat
bengkak.
1asien mempunyai ri"ayat iabetes 7ellitus sejak 10 tahun yang lalu dan rutin minum obat
&6libenclamid( dan rutin suntik insulin. 7anakala luka di kaki kanan pasien sudah dialami sejak + tahun
yang lalu dan pasien sering memra"at luka sendiri di rumah.
Ri"ayat alergi makanan dan obat disangkal, asma disangkal, hipertensi disangkal. Ri"ayat
keluarga, penyakit yang sama dengan pasien disangkal.
1ada pemeriksaan fisik ditemukan. 7akula hiperpigmentasi berbatas tegas berskuama dengan
lokasi di kedua daerah mata. 0erdapat juga makula eritematous dengan batas tidak jelas di kedua belah
kaki.
2.3. Diagno%i% Banding
1. Fixed Drug Eruption, Eritematous Multiforme, Steven Johnson Syndrom, Toxic Epidermal
Nekrolisis.
,. Selulitis, erysipelas dan gigitan serangga
2.4. Diagno%i% #erja
1(Fi.ed rug !ruption
,( Sellulitis
2.5. Terapi
10
Non6Medi+a&ento%a
Edu+a%i 1 memberitahukan pasien untuk tidak menggaruk luka agar luka tidak lecet, infeksi dan
tambah menyebar.
7enganjurkan pasien untuk banyak istirahat.
Medi+a&ento%a
Tangga' 3 de%e&.er 2712
;ntihistamin, A07 *.5 mg
6entamycin cream
>idrocortison ,,+% cream
7etronida@ole 1. ,+0g
2.8. Progno%i%
1rognosis bagi F! adalah baik, selagi pasien menghindar faktor pencetus. 7anakala bagi selulitis,
dengan pera"atan yang adekuat memberi prognosis baik bagi pasien.
2.17. o''o) up pa%ien
0anggal Subjektif Obyektif ;sessment 0erapi
0)?1,?,01, 6atal pada kedua
mata.
1anas, dan nyeri di
kedua belah kaki.
0d 8 1*0?#0
% 8 #0.?menit
RR8 ,0.?menit
4 8 daerah kedua
mata
8 terlokalisir
R 8 macula
1(Fi.ed rug
!ruption
,( Selulitis
6entamisin cream
A07 * . 5mg
>idrokortison
,,+% cream.
11
hioerpigmentasi,
skuama, eskolasi
4 8 daerah kedua
kaki
8 menyebar
R 8 macula
eritematous,
dengan batas tidak
tegas
0<?1,?,01, 6atal pada kedua
mata.
1anas dan nyeri di
kedua belah kaki
dan jari/jari kedua
tangan serta di
punggung.
0d 8 1*0?#0
% 8 #0.?menit
RR8 ,0.?menit
4 8 daerah kedua
mata
8 terlokalisir
R 8 macula
hioerpigmentasi,
skuama, eskolasi
4 8 daerah kedua
kaki, jari/jari
kedua belah tangan
dan punggung.
1(Fi.ed rug
!ruption
,( Selulitis
6entamisin cream
A07 * . 5mg
>idrokortison
,,+% cream.
12
8 menyebar
R 8 macula
eritematous,
dengan batas tidak
tegas
0#?1,?1, 6atal pada kedua
mata.
1anas dan nyeri di
kedua belah kaki.
1asien minta untuk
pulang.
0d 8 1*0?#0
% 8 #0.?menit
RR8 ,0.?menit
4 8 daerah kedua
mata
8 terlokalisir
R 8 macula
hioerpigmentasi,
skuama, eskolasi
4 8 daerah kedua
kaki, jari/jari
kedua belah tangan
dan punggung.
8 menyebar
R 8 macula
eritematous,
dengan batas tidak
tegas
1(Fi.ed rug
!ruption
,( Selulitis
6entamisin cream
A07 * . 5mg
>idrokortison
,,+% cream.
13
BAB III
TIN9AUAN PU$TA#A
3.1. Deini%i
Fixed Drug Eruption
Fixed drug eruption adalah erupsi alergi obat yang bila berulang akan timbul pada tempat yang
sama.
5
Fixed drug eruption ialah suatu reaksi alergi pada kulit atau daerah mukokutan akibat pemberian obat
biasanya secara sistemik.
$e''u'iti%
Selulitis merupakan infeksi bakterial akut pada kulit. :nfeksi yang terjadi menyebar ke dalam
hingga ke lapisan dermis dan subkutis. :nfeksi ini biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab
tersering Streptococcus beta hemoliticus dan Staphylococcus aureus
1
.
:stilah selulitis digunakan suatu penyebaran oedematus dari inflamasi akut pada permukaan
jaringan lunak dan bersifat difus. Selulitis dapat terjadi pada semua tempat dimana terdapat jaringan lunak
dan jaringan ikat longgar, terutama pada muka dan leher, karena biasanya pertahanan terhadap infeksi
pada daerah tersebut kurang sempurna.
Selulitis mengenai jaringan subkutan bersifat difus, konsistensinya bisa sangat lunak maupun
keras seperti papan, ukurannya besar, spongius dan tanpa disertai adanya pus, serta didahului adanya
infeksi bakteri. 0idak terdapat fluktuasi yang nyata seperti pada abses, "alaupun infeksi membentuk suatu
lokalisasi cairan.
3.2. Epide&io'ogi
Fixed Drug Eruption
Sekitar 10% F! terjadi pada anak dan de"asa, usia paling muda yang pernah dilaporkan adalah
# bulan. $ajian oleh %oegroho"ati &1'''( mendapatkan F! &)*%(, sebagai manifestasi klinis erupsi
alergi obat terbanyak dari +# kasus bayi dan anak disusul dengan erupsi eksantematosa &*%( dan urtikaria
14
&1,%(. -umlah kasus bertambah dengan meningkatnya usia, hal tersebut mungkin disebabkan pajanan
obat yang bertambah.
$e'u'iti%
Selulitis dapat terjadi di semua usia, tersering pada usia di ba"ah * tahun dan usia dekad keempat
dan kelima
,
. :nsidensi pada laki/laki lebih besar daripada perempuan dalam beberapa studi epidemiologi.
Sebuah studi tahun ,00) melaporkan insidensi selulitis di 9tah, ;S sebesar ,5,) kasus per 1000
penduduk per tahun dengan insidensi terbesar pada laki/laki dan usia 5+/)5 tahun. :nsidensi selulitis
ekstrimitas masih menduduki tempat pertama. imana terdapat sebuah laporan dari data rumah sakit di
inggris baha"a kejadian selulitis sebanyak )'.+<) kasus pada tahun ,005/,00+, dan selulitis di tungkai
menduduki peringkat pertama dengan jumlah sebanyak +#.#,5 kasus. 0erjadi peningkatan resiko selulitis
seiring meningkatnya usia, tetapi tidak ada hubungan dengan jenis kelamin.
:. Etio'ogi dan Patogene%i%
Fixed Drug Eruption
2anyak obat yang dilaporkan dapat menyebabkan F!. Fang paling sering dilaporkan adalah
phenolpthalein, barbiturate, sulfonamide, tetrasiklin, antipiretik pyra@olone dan obat anti inflamasi non
steroid.
Datar o.at6o.at pen*e.a. FDE
!.at anti.a+teri
G Sulfonamid &co/trimo.a@ole(
G 0etrasiklin
G 1enisilin
G ;mpisilin
G ;moksisilin
G !ritomisin
!.at anti in'a&a%i non %teroid
G ;spirin
G O.yphenbuta@one
G 1hena@one
G 7etima@ole
G 1aracetamol
G :buprofen
15
G 0rimethoprim
G %istatin
G 6riseoful3in
G apson
G ;rsen
G 6aram 7erkuri
G 1 amino salicylic acid
G 0hiaceta@one
G Huinine
G 7etronida@ole
G AlioIuinol
Bar.iturat dan tran;ui'i<er 'ainn*a
G eri3at 2arbiturat
G Opiat
G Ahloral hidrat
G 2en@odia@epine
G Ahlordia@epo.ide
G ;nticon3ulsan
G e.tromethoephan
1henolpthalein
Aodein
>ydrala@in
Oleoresin
Symphatomimetic
Symaphatolitic
1arasymphatolitic
G >yoscine butylbromide
7agnesium hydro.ide
7agnesium trisilicate
;nthralin
Ahlorthia@one
Ahlorphenesin carbamate
2erbagai penambah rasa?fla3our makanan
16
ikutip dari daftar pustaka no 1.
1atogenesis F! sampai saat ini belum diketahui pasti, diduga karena karena reaksi imunologi.
2erdasarkan mekanisme imunologik yang terjadi pada reaksi obat dapat berupa :g! mediated drug
eruption, immunecomple. dependent drug reaction, cytoto.ic drug induced reaction dan cell mediated
reaction.
1enelitian ;lanko dkk &1'',( membuktikan bah"a lesi F! terjadi peningkatan kadar histamine
dan komplemen yang sangat bermakna &,00/)50 n7ol?4(. $eadaan ini diduga sebagai penyebab
timbulnya reaksi eritema, lepuh dan rasa gatal.
Bisa dkk &1'#<( melakukan penelitian untuk mengetahui sel imunokompeten pada F! dengan
tehnik imunoperoksidase. 0ernyata )0/#0% sel infiltrate pada F! adalah sel 4imfosit 0 & 05 dan 0#(.
0erlihat pula peningkatan sel mast sebesar +/10% serta ditemukan >4;/R pada limfosit 0 &limfosit
aktif( yang berada di dermis. $eadaan ini sama dengan lesi pada hipersensiti3itas tipe lambat. 4imfosit 0
yang menetap dilesi kulit berperan dalam memori imunologis dan menjelaskan rekurensi lesi pada tempat
yang sama. $eratinosit pada lesi kulit F! menunjukkan peningkatan ekspresi pada :A;7 1 dan >4;
R dan peningkatan ekspresi :A;7 1 ini menjelaskan migrasi limfosit 0 ke sel epidermis dan
mengakibatkan kerusakan.
Bisa dkk juga menyatakan bah"a mekanisme imunologi bukan satu/satunya penyebab kelainan
ini, akan tetapi faktor genetik turut mendasari terjadinya F!. $eadaan ini dapat dibuktikan dengan
terjadinya kasus F! dalam satu keluarga yang menunjukkan kesamaan pada >4; 21,.
Sellulitis
1enyebab selulitis paling sering pada orang de"asa adalah Staphylococcus aureus dan
Streptococcus eta !emoliticus grup ; sedangkan penyebab selulitis pada anak adalah !emophilus
influen"a type &>ib(, Staphylococcus aureus dan Streptococcus eta !emoliticus# Streptococcus eta
!emoliticus adalah penyebab yang jarang pada selulitis.
Selulitis pada orang de"asa yang imunokompeten banyak disebabkan oleh Streptococcus
$yogenes dan Staphylococcus aureus sedangkan pada ulkus diabetikum dan ulkus dekubitus biasanya
disebabkan oleh organism campuran antara kokusgram positif dan gram negati3e aerob mahupun
anaerob.
17
2akteri mencapai dermis melalui jalur eksternal maupun hematogen. 1ada pasien imunokompeten perlu
ada kerusakan barrier kulit, sedangkan pada imunokompromais lebih sering melalui aliran darah.
Patogene%i% $e'u'iti%
18
3.,. =a&.aran #'ini%
Fixed Drug Eruption
F! dapat timbul dalam "aktu *0 menit sampai # jam setelah ingesti obat secara oral. 4esi
berupa makula o3al atau bulat, ber"arna merah atau keunguan, berbatas tegas, seiring dengan "aktu lesi
bisa menjadi bula, mengalami deskuamasi atau menjadi krusta. 9kuran lesi ber3ariasi mulai dari
lentikuler sampai plakat. 4esi a"al biasanya soliter, tapi jika penderita meminum obat yang sama maka
lesi yang lama akan timbul kembali disertai dengan lesi yang baru. %amun jumlah lesi biasanya sedikit.
0imbulnya kembali lesi ditempat yang sama menjelaskan arti kata Jfi.edK pada nama penyakit tersebut.
5,+,),'
. 4esi dapat dijumpai dikulit dan membran mukosa yaitu di bibir, badan, tungkai, tangan dan genital.
0empat paling sering adalah bibir dan genital. 4esi F! pada penis sering disangka sebagai penyakit
kelamin
+,10
. 6ejala lokal meliputi gatal dan rasa terbakar , jarang dijumpai gejala sistemik.. 0idak
dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional. 4esi pada F! jika menyembuh akan meninggalkan
bercak hiperpigmentasi post inflamasi yang menetap dalam jangka "aktu lama.
$e''u'iti%
6ejala klinis tergantung pada akut atau tidaknya sesuatu infeksi. 9mumnya semua ditandai
dengan kemerahan dengan batas tidak jelas, nyeri tekan dan bengkak. 1enyebaran perluasan kemerahan
dapat timbul secara cepat di sekitar luka atau ulkjus disertai dengan demam dan lesu. 1ada keadaan akut,
kadang/ kadang timbul bula. 0anpa pengobatan yang efektif dapat terjadi supurasi local &flegmon,
nekrosis atau gangrene(.
Selulitis biasanya didahului oleh gejala sistemik seperti demam, menggigil, dan malaise. aerah
yang terkena terdapat 5 tanda cardinal peradangan yaitu rubor &eritema(, color &hangat(, dolor &nyeri( dan
tumor &pembengkakan(. 4esi tampak merah gelap, tidak berbatas tegas pada tepi lesi tidak dapat diraba
atau tidak meninggi. 1ada infeksi yang berat dapat ditemukan pula 3esikel, bula, pustule, atau jaringan
nekrotik. itemukan pembesaran kelenjar getah bening regional dan limfangitis ascenden. 1ada
pemeriksaan darah tepi biasanya ditemukan leukositosis.
1eriode inkubasi sekitar beberapa hari, tidak terlalu lama. 6ejala prodormal berupa8 malaise,
anoreksia, demam menggigil dan berkembang dengan cepat sebelum menimbulkan gejala/gejala khasnya.
1asien imunokompromais rentan mengalami infeksi "alau dengan pathogen yang patogenisitas rendah.
0erdapat gejala berupa nyeri yang terlokalisasi dan nyeri tekan. $alau sering residif ditempat yang sama
dapat terjadi elephantiasis.
19
4okasi selulitis pada anak biasanya di kepala dan leher, sedangkan pada orang de"asa paling
sering di ekstrimitas karena berhubungan dengan ri"ayat seringnya trauma di ekstrimitas. 1ada
penggunaan salah obat, sering berlokasi di lengan atas.
3.2. Hi%topato'ogi
Fixed Drug Eruption
6ambaran histologi F! menyerupai eritema multiforme &!7(. Seperti pada !7 reaksi dapat
terjadi di dermis atau epidermis atau keduanya. Fang paling sering adalah yang melibatkan dermis dan
epidermis. 1ada tahap a"al pemeriksaan histopatologi menggambarkan adanya bula subepidermal dengan
degenerasi hidropik sel basal epidermis. apat juga dijumpai diskeratosis keratinosit dengan sitoplasma
eosinofilik dan inti yang piknotik di epidermis. 1ada tahap lanjut dapat dilihat melanin dan makrofag
pada dermis bagian atas dan terdapat peningkatan jumlah melanin pada lapisan basal epidermis.
$e''u'iti%
1emeriksaan laboratorium
1. 1ada pemeriksaan darah tepi selulitis terdapat leukositosis &1+,000 L 500,000( dengan hitung
jenis bergeser ke kiri. 0erdapat juga peningkatan laju sedimentasi eritrosit.
,. 1e"arnaan gram dan kultur pus atau bahan diaspirasi diperlukan menunjukkan adanya organism
campuran.
3.3. Diagno%i%
Fixed Drug Eruption
iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis yang khas. Ri"ayat perjalanan
penyakit yang rinci, termasuk pola gejala klinis, macam obat, dosis, "aktu dan lama pajanan serta ri"ayat
alergi obat sebelumnya penting untuk membuat diagnosis. Selain itu pemeriksaan laboratorium dapat
dilakukan untuk menunjang diagnosis8
1. 2iopsi kulit membantu untuk memastikan diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding.
,. 9ji tempel obat merupakan prosedur yang tidak berbahaya . Reaksi anafilaksis sangat jarang terjadi, dan
untuk mengantisipasinya dianjurkan mengamati penderita dalam "aktu setengah jam setelah penempelan.
Secara teoritis dapat terjadi sensitisasi akibat uji tempel, namun dalam prakteknya jarang ditemui. 0idak
20
dianjurkan melakukan uji tempel selama erupsi masih aktif maupun segera sesudahnya. 2erdasarkan
pengalaman para peneliti, uji tempel sebaiknya dilakukan sekurang/kurangnya ) minggu setelah erupsi
mereda.
$husus untuk F! ;lanko &1''5( menggunakan cara uji tempel yang agak berbeda. Obat dengan
konsentrasi 10% dalam 3aselin atau etanol <0% diaplikasikan secara terbuka pada bekas lesi dan
punggung penderita. Obser3asi dilakukan dalam ,5 jam pertama, dan dianggap positif bila terdapat
eritema yang jelas yang bertahan selama minimal ) jam. $alau cara ini tidak memungkinkan untuk
dilaksanakan dianjurkan uji tempel tertutup biasa dengan pembacaan pertama setelah penempelan ,5 jam.
>asil uji tempel yang negatif tidak menyingkirkan diagnosis erupsi obat dan hasil yang positif dapat
menyokong diagnosis dan menentukan penyebab meskipun peranannya masih kontro3ersi. 7etode uji
tempel masih memerlukan banyak perbaikan, diantaranya dengan menggiatkan penelitian tentang
konsentrasi yang sesuai untuk setiap obat, 3ehikulum yang tepat dan menentukan metabolisme obat di
kulit.
*. 9ji pro3okasi oral merupakan pemeriksaan baku emas untuk memastikan penyebab. 9ji ini dikatakan
aman dan dapat dipercaya untuk pasien anak. 9ji ini bertujuan untuk mencetuskan tanda dan gejala klinis
yang lebih ringan dengan pemberian obat dosis kecil biasanya dosis 1?10 dari obat penyebab sudah cukup
untuk mempro3okasi reaksi dan pro3okasi biasanya sudah muncul dalam beberapa jam. $arena resiko
yang mungkin ditimbulkannya maka uji ini harus dilakukan diba"ah penga"asan petugas medis yang
terlatih.
$e''u'iti%
iagnosis selulitis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis. 1ada
pemeriksaan klinis selulitis ditemukan makula eritematous, tepi tidak meninggi, batas tidak jelas, edema,
infiltrate dan teraba panas, dapat disertai limfangitis dan limfadenitis. 1enderita biasanya demam dan
dapat menjadi septicemia.
Selulitis yang disebabkan >. :nfluen@a tampak sakit berat, toksik dan sering disertai gejala infeksi
traktus respiratorius bagian atas bakterimia dan septicemia. 4esi kulit ber"arna merah keabu/abuan,
merah kebiru/biruan atau merah keunguan
3.4. Diagno%i% Banding
Fixed Drug Eruption
21
6 !ritematous 7ultiforme
/ Ste3en -ohnson Syndrom
/ 0o.ic !pidermal %ekrolisis
1erbedaan Eritema Multiformis, Steven Johnson Syndrom, Toxic Epidermal Necrolysis
$e''u'iti%
/eep thrombophlebitis,
/ermatitis statis,
/ermatitis kontak,
/6iant urticaria,
/:nsect bite,
/!rupsi obat
3.5. Penata'a+%anaan
Fixed Drug Eruption
1. >entikan penggunaan obat yang diduga sebagai penyebab.
,. 1engobatan Sistemik
1emberian kortikosteroid sistemik sangat penting. engan prednison * . 10 mg?hari. 9ntuk
keluhan rasa gatal pada malam hari yang kadang mengganggu istirahat pasien dan orang tuanya dapat
diberikan antihistamin generasi lama yang mempunyai efek sedasi.
*. 1engobatan 0opikal
1engobatan topikal bergantung pada keadaan kelainan kulit apakah kering atau basah.
a. -ika lesi basah dapat diberi kompres secara terbuka. 0ujuannya adalah untuk mengeringkan eksudat,
membersihkan debris dan krusta serta memberikan efek menyejukkan. 1engompresan dilakukan cukup ,/
* kali sehari, biarkan basah &tetapi tidak sampai menetes( selama E1+/*0 menit. !ksudat akan ikut
22
mongering bersama penguapan. 2iasanya pengompresan cukup dilakukan , sampai * hari pertama saja.
Aairan kompres yang dapat dipilih antara lain larutan %aAl 0,' atau dengan larutan antiseptik ringan
misalnya larutan 1ermanganas $alikus 1810.000 atau asam salisilat 181000.
b. -ika lesi kering dapat diberi krim kortikosteroid misalnya krim hidrokortison 1 % atau ,,+%. 4esi
hiperpigmentasi tidak perlu diobati karena akan menghilang dalam jangka "aktu lama. 2eberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam memberikan kortikosteroid topikal pada bayi dan anak.
c. 1ilihlah potensi kortikosteroid sesuai dengan daerah atau lokasi yang akan diobati, misalnya daerah
lipatan &aksila,popok( atau muka sebaiknya menggunakan potensi rendah sedangkan pada badan atau
ekstremitas dapat diberikan potensi sedang.
d. 1ilihlah potensi terendah yang dapat menghilangkan kelainan kulit dalam "aktu sesingkat mungkin.
Sedapat mungkin hindari penggunaan kortikosteroid yang sangat poten, terutama untuk anak berusia
kurang dari 1, tahun.
$e''u'iti%
1enanganan secara umum adalah mengistirahatkan ekstrimitas yang terkena infeksi.
Selulitis karena streptokokus diberi penisilin prokain 6 )00.000/,.000.000 :9 :7 selama ) hari
atau dengan pengobatan secara oral dengan penisilin B +00mg setiap ) jam, selama 10/15 hari. 1ada
Selulitis karena >.influen@a diberikan ampicilin untuk anak & * bulan sampai 1, bulan( 100/,00
mg?kg22?hari &1+0/*00mg(, manakala pada anak lebih dari 1, tahun, dosis sama seperti de"asa.
1ada selulitis yang ternyata penyebabnya bukan staphylococcus aureus penghasil penisilinase
dapat diberi penisilin. 1ada yang alergi terhadap penisilin, sebagai alternati3e digunakan eritromisin
&de"asa 8 ,+0/+00 mg peroralC anak/anak8 *0/*0 mg?kg22?hari( 5 kali sehari selama 10 hari. apat juga
digunakan clindamisin &de"asa *00/5+0 mg?hari 1OC anak/anak 1)/,0 mg?kg22?hari(. 1ada yang
penyebabnya S;11 selain eritromisin dan klindamisin, juga dapat diberikan dikloksasin +00mg?hari
secara oral selama </10 hari.
3.8. Progno%i%
Fixed Drug Eruption
1rognosis umumnya baik. ;pabila obat tersangka penyebab telah dapat dipastikan maka
sebaiknya kepada penderita diberikan catatan, berupa kartu kecil yang memuat jenis obat tersebut serta
23
golongannya. $artu tersebut dapat ditunjukkan bilamana diperlukan &misalnya apabila penderita berobat(,
sehingga dapat dicegah pajanan ulang yang memungkinkan terulangnya F!.
;kan tetapi pada beberapa bentuk, misalnya eritroderma dan kelainan/kelainan berupa sindrom
lyell dan ste3en johnsons sindrom, prognosis dapat menjadi buruk bergantung pada luas kulit yang
terkena.
$e''u'iti%
1era"atan biasanya berlangsung selama </10 hari. Selulitis dapat menjadi parah jika telah kronis
dan memiliki potensi mudah terserang infeksi. 1ada anak dan orang de"asa yang imunokompromais,
penyulit pada selulits dapat berupa gangrene, metastasis, abses dan sepsis yang berat. Selulitis pada "ajah
merupakan indicator dini terjadinya bakterimia stafilokokus beta hemolitikus grup ;, dapat berakibat fatal
karena mengakibatkan thrombosis sinus ca3ernosum yang septic. Selulitis pada "ajah dapat
menyebabkan penyulit intracranial berupa meningitis
)
. %amun jika selulitis tidak memiliki komplikasi
atau tidak begitu rumit maka prognosisnya baik, dan antibiotic memiliki keefektifan lebih dari '0% pada
pasien.
24
BAB I/
Pe&.a(a%an #a%u%
1.1 Ana&ne%i% dan pe&eri+%aan i%i+
2erdasar tinjauan pustaka yang ada, $asus seorang "anita berumur 5) tahun ini kami angkat
dikarenakan kasus ini memiliki komplikasi yang cukup mengkha"atirkan jika penanganannya tidak baik.
Reaksi alergi obat &Fixed drug Eruption( dapat mengenai banyak organ antara lain paru, ginjal, hati dan
sumsum tulang tetapi reaksi kulit merupakan manifestasi yang tersering. imana kasus ini merupakan
kasus yang tidak terduga karena hanya terjadi pada orang yang rentan, tidak bergantung pada dosis dan
tidak berhubungan dengan efek farmakologis obat. an yang sangat telihat dari reaksi obat ini adalah
erupsi kulit yang dapat mengenai seluruh tubuh pasien dengan bentuk melepuhnya kulit seperti luka
bakar. 7enurut $ajian %oegroho"ati &1'''(, bah"a ia mendapatkan kasus dengan F! &)*%(, sebagai
manifestasi klinis erupsi alergi obat terbanyak dari +# kasus bayi dan anak, disusul dengan erupsi
eksantematosa &*%( dan urtikaria &1,%(. -umlah kasus bertambah dengan meningkatnya usia, hal
tersebut mungkin disebabkan pajanan obat yang bertambah.
ari hasil pemeriksaan fisik pada pasien ini, lesi makula hiperpigmentasi dan krusa yang kami
dapat kan di lokasi sekitar mata. 1asien tidak demam, tidak nyeri telan, tidak mual atau muntah.
2erdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan bebrapa tinjauan pustaka maka kami mendiagnosis kasus
ini Fixed Drug Eruption, dengan diagnosis banding Eritematous Multiforme, Steven Johnson Syndrom,
Toxic Epidermal Nekrolisis.
Selain itu, kami turut mendiagnosa pasien dengan selulitis di kaki kanan berdasarkan dari hasil
anamnesis yang menunjukkan pasien merupakan penderita diabetes mellitus dan mempunyai ulkus
diabetikum di kaki kanan pasien yang sering dira"at sendiri dirumah. 7anakala dari dan pemeriksaan
fisik ditemukan gejala seperti makula eritematous dengan batas tidak jelas dan teraba panas pada kaki
kanan dan kiri pasien.
1.2 Diagno%a .anding
2erdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis banding pada pasien ini bagi penyakit
Fixed Drug Eruption adalah Eritematous Multiforme, Steven Johnson Syndrom, Toxic Epidermal
Nekrolisis. 7anakala, diagnosis banding bagi selulitis adalah erysipelas dan gigitan serangga. >al utama
yang mendasari diagnosa banding bagi selulitis adalah eritematous dengan batas tidak jelas dan teraba
25
panas. 1ada pasien ini kami mendiagnosa selulitis karena selain memenuhi gejala yang disebutkan
sebelumnya, terdapat punca infeksi yaitu ulkus yang terdapat di jempol kaki kanan pasien.
1.3 Penata'a+%anaan
1enatalaksanaan dari kasus ini adalah :nfus R4, 6entamisin cream, A07 * . 5mg, >idrokortison ,,+%
cream. $ami setuju dengan terapi diatas dengan asumsi bah"a
a(. 1emberian salep gentamisin. imana 6entamisin cream merupakan suatu antibiotika dengan spectrum
luas, yang efektif untuk pengobatan infeksi kulit primer dan sekunder yang disebabkan berbagai bakteri
gram / positif dan gram negatif. Fluosinolon ;setonida merupakan suatu kortikosteroid sintetik yang
hasilnya baik untuk pengobatan dermatosis.
b( >idrokortison ,,+% salep diberikan karena lesi berupa lesi yang kering
26
BAB /
#E$IMPULAN
Fixed Drug Eruption
1. Fi.ed drug eruption adalah erupsi alergi obat yang bila berulang akan timbul pada tempat yang
sama. 4esi berupa makula o3al atau bulat ber"arna merah atau keunguan, berbatas tegas, dapat
ditemukan bula diatasnya, dapat dijumpai pada kulit dan mukosa, terutama pada bibir dan genital.
,. !tiologi yang paling sering adalah phenolphthalein, sulfonamide, tetrasiklin, antipiretik pyra@olone
dan obat anti inflamasi non steroid.
*. 1atogenesis F! diduga merupakan reaksi hipersensitifitas tipe lambat dan dihubungkan dengan
genetik adanya kesamaan pada >4; 21,.
5. iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis yang khas.
+. 1emeriksaan penunjang yang merupakan baku emas adalah tes pro3okasi oral, namun harus
diba"ah penga"asan petugas medis yang terlatih.
). 1enatalaksanaannya yang utama adalah penghentian penggunaan obat yang diduga mencetuskan
F!, pengobatan oral dengan antihistamin dan pengobatan topical tergantung lesi jika basah
diberikan kompres dan jika kering dapat diberikan kortikosteroid topikal.
$e''u'iti%
1. Selulitis merupakan infeksi bakterial akut pada kulit. :nfeksi yang terjadi menyebar ke dalam
kulit hingga ke lapisan dermis dan subkutis.
,. Selulitis dapat terjadi di semua usia, tersering pada usia di ba"ah * tahun dan usia dekad keempat
dan kelima.
*. !tiologi selulitis paling sering pada orang de"asa adalah Staphylococcus aureus dan
Streptococcus eta !emoliticus grup ; sedangkan penyebab selulitis pada anak adalah
!emophilus influen"a type &>ib(, Staphylococcus aureus dan Streptococcus eta !emoliticus
27
5. Faktor predisposisi selulitis adalah8 kaheksia, diabetes mellitus, malnutrisi, disgamaglobinemia,
alkoholisme dan keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh tertama bila disertai hygiene
yang jelek. Selulitis umumnya terjadi akibat komplikasi suatu luka atau ulkus atau lesi kulit yang
lain.
+. 1atofisiologi dari penyakit ini adalah apabila bakteri pathogen dapat menembus lapisan luar
kulit melalui kulit yang terbuka. Seterusnya akan menimbulkan infeksi pada permukaan kulit
atau menimbulkan peradangan. 4okasi yang paling sering terjadi adalah di ekstrimitas ba"ah.
). iagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik.
<. 1enanganan secara umum adalah mengistirahatkan ekstrimitas yang terkena infeksi dan
pemberian antibiotik.
28
DAFTA" PU$TA#A
1. 2reathnach S7. rug reaction. :n8 Ahampion R>, 2urton -4, !bling F-6, eds. Text%ook of Dermatology. )th
ed. 4ondon 2alck"ell Scientific 1ublications. 1''#8**5'/#<.
,. %oegroho"ati 0. ;lergi obat pada bayi dan anak. alam8 2oediardja S;, =idaty
S, Rihatmaja R, eds. &lergi kulit pada %ayi dan anak# Masalah dan $enanganan. 2alai 1enerbit F$9:,
-akarta. ,00,81'/,#.
*. 6ruschalla RS, 2eltrani BS. Drug induced cutaneus reactions. :n8 4eung F7, 6rea3es 7=. ;llergic skin
diseases. 7arcel ekker, :nc8 %e" Fork/2asel. ,0008*0</*+.
5. Soebaryo R=, !ffendi !>F, Suyoto !$. !ksantema Fikstum. alam8 Sularsito
S; dkk eds. $edoman Diagnosis dan $enatalaksanaan Erupsi '%at &lergik. 2alai 1enerbit F$9:,
-akarat, 1''+8)*/+
+. Shear %>, 4andau 7, Shapiro 4e. !ypersensitivity reactions to drug. :n8 >arper
-, Oranje ;, 1rose %, eds. 4ondon 2lack"ell Scientific 1ublication. ,00081<5*/)*.
). Scahner 4;, >ansen RA. (ascular )eactions# *n+ $ediatric Dermatology. ,
nd
ed.Bol ::. %e" Fork. Ahurchill 4i3ingstone. 1''+8 ','
<. Sudigdoadi, =idiantoro F. Fixed Drug Eruption pada &nak %erumur ,- %ulan.
7edia ermato/Benereologica :ndonesiana 1''+, ,, 85 8 1))/#. -akarta
#. ahl 7B. rug reactions. :n8 ahl 7B. .linical *mmunodermatology. *rd ed. .
7osby Fear 2ook inc . 7inneapolis L 7innesota. 1'')8*++/)<.
'. >ur"it@ S. Ec"ematous Eruptions in .hildhood# *n+ .linical $ediatric Dermatology. ,nd ed. 1hiladelphia.
=2 Saunders Aompany. 1''*8)</#.
29
10. >am@ah 7. Erupsi '%at &lergik. alam8 juanda ;, >am@ah 7, 2oediardja S;,eds. :lmu 1enyakit $ulit
dan $elamin. 2alai 1enerbit F$9:. -akarta. ,00181*'/5,.
11. >abif 01. .linical Dermatology. *rd ed. St 4ouis. 7osby Fear 2ook.1'')85*'/50.
1,. ;rdhie ;7. Eksim # &pa dan agaimana. Fayasan 1enerbitan ::, -akarta. ,00*8+</),
1*. !ffendi !>. /0i kulit pada Erupsi &lergi '%at. alam8 Sudigdoadi, Sutedja !, ;gusni F>, Sugiri 9,eds.
2uku 7akalah 4engkap $ursus :muno/dermatologi :. $elompok Studi ermatologi 2ag?S7F $ulit dan
$elamin L RS91 dr. >asan Sadikin, 2andung. ,0008*+/#.
15. Sugito 04,. 1ortikosteroid Topikal 2enerasi aru dalam Dermatologi &nak. alam8 2oediardja S;,
1rihianti S,eds. 1engobatan 7utakhir ermatologi pada ;nak dan Remaja. 2alai 1enerbit F$9:, -akarta,
,0018,+/*#.
1+. 7andell 6.4., 2ennett -.!., olin R., ,00'. $rinciple and $ractice of infectious Disease. <
th
ed.
1hiladelphia, !lse3ier Ahurchill 4i3ingstoneCchap '0.
1). Siregar, R.S. ,00+. &tlas er3arna Saripati $enyakit 1ulit. !6A. p +'.
1<. 0homas !. >., 2urk ;.A. .ellulitis. http8??emedicine .medscape.com?article?,15,,,/o3er3ie"Msho"all
diakses tanggal 10 isember ,01,.
30

Anda mungkin juga menyukai