Darajati L Evi R Nama : Tn. Giono Umur : 30 tahun Alamat : Wirobrajan, Yogyakarta
Pasien datang dengan kesadaran dan kemauan sendiri karena merasa gigi depan rahang atasnya renggang.Pasien meminta agar gigi geliginya dirapikan namun salah satu hal yang akan menghambat keberhasilan perawatan tersebut adalah kondisi frenulum labii superior yang abnormal.
Diastema sentralis dengan frenulum labialis sedang Frenulum labialis superior adalah sisa dari struktur embrio yang menghubungkan tuberkula bibir atas ke papilla palatina. Pada periode gigi susu,frenulum labialis superior sering terlihat melekat pad prossesus alveolaris di antara gigi-gigi insisivus sentral atas. Bersamaan dengan pertumbuhan dentoalveolar yang normal,prossesus alveolaris atas akan tumbuh ke bawah dan daerah perlekatan frenulum labialis superior akan semakin rendah pada maksila ( Foster,1999)
Namun, kegagalan perlekatan serabut frenulum untuk berpindah tempat ke apikal menghasilkan sisa jaringan antara insisivus sentralis maksila yang di hubungkan sebagai faktor penyebab yang penting dalam kasus diastema sentral persisten atau terjadi relaps ( Koerner dkk,1994)
Frenulum labialis pasien sedang mengakibatkan adanya central diastema diantara gigi 11 dan 21.
Pemeriksaan obyektif : Berdasar hasil blanched test : - Pasien mempunyai frenulum labialis sedang. Klasifikasi frenulum labialis Prosedur pengambilan frenulum labialis
Frenulum merupakan lipatan kecil dari membran mukosa yang mengikat bibir atau pipi ke prosessus alveolaris dan berfungsi membatasi pergerakan pipi atau bibir ( Carranza,1996). Letak frenulum yang normal terhadap jaringan periodontal adalah melekat pada gingiva cekat sehingga pada waktu berfungsi tidak menimbulkan tarikan yang berlebih ( Grant, 1986) Frenulum yang abnormal dapat berpengaruh terhadap kesehatan gingiva dan berpotensi menimbulkan penyakit periodontal dengan cara menarik gingiva tepi yang sehat dan dapat menghasilkan resesi gingiva,diastema dan akumulasi sisa makanan (Cohen,1989) Menurut Gunadi (1995) perlekatan frenulum terbagi 3 macam yaitu : 1. Frenulum rendah adalah seluruh frenulum melekat pada mukosa alveolar 2. Frenulum sedang adalah seluruh frenulum melekat pada mukosa alveolar sampai dengan gingiva cekat 3. Frenulum tinggi adalah seluruh frenulum melekat pada mukosa alveolar sampai dengan gingiva cekat dan gingiva tepi. Dampak frenulum yang abnormal : 1. retraksi dari gingiva margin 2. diastema 3. mengganggu penampilan (estetik) 4. pergerakan lidah terbatas 5. mengganggu penempelan gigi tiruan lepasan pada mukosa. Prosedur pengambilan frenulum disebut frenektomi. Pengambilan frenulum labial disebut frenektomi labialis. Tujuan frenektomi adalah : 1. mencegah relapsnya perawatan orthodonsi 2. mencegah resesi jaringan 3. membantu fungsi bicara 4. estetik 5. pembaruan jaringan sekitar gigi meliputi kontur gingiva, posisi gingiva dan papilla. Keberhasilan frenektomi dipengaruhi oleh : 1. kondisi kesehatan umum 2. masalah nutrisi dan diet 3. merokok 4. konsumsi alkohol 5. kebiasaan clensing atau menggrinding gigi 6. oral higiene 7. physical disruption (i.e. contact sports) Pemberian resep obat penting untuk keberhasilan prosedur ini. Komplikasi dari prosedur frenektomi : 1. infeksi pasca pembedahan 2. bleeding, swelling dan pain 3. facial discoloration 4. sensitivitas gigi terhadap makanan panas, dingin, manis ataupun asam 5. reaksi alergi 6. transient or permanent numbness of lips teeth or tissues 7. accidental swallowing of foreign matter. 1. teknik anesthesi Anestesi yang digunakan adalah anestesi infiltrasi pada mukosa labial 2. teknik pembedahan Decision Making: Hasil pemeriksaan Intraoral terdapat diastema sentralis dengan frenulum labii superior setinggi attached gingiva. Bibir atas pasien di tarik, lalu di lihat batas perlekatan frenulum. Pada kasus ini pasien perlu melakukan perawatan bedah periodontal Diagnosis : Diastema sentralis dengan frenulum sedang Treatment planing : 1. KIE 2. frenektomi 3. removable orthodontic appliance