Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aspal adalah suatu bahan hidrokarbon yang bersifat melekat atau adesif yang
berwarna hitam kecoklatan dan visoelastis. Aspal sering juga disebut dengan bitumen
yang merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal. Salah satu jenis aspal yang
banyak digunakan adalah aspal emulsi. Aspal emulsi juga sering disebut dengan
istilah aspal busa. Emulsi adalah suatu system dua fase yang terdiri dari dua
airan yang tidak !isa teram"ur sendiri #immisi!le li$uids%& salah satu airan
dise!arkan kedalam airan yang lain dalam !entuk !utiran yang sangat keil.
Dalam hal aspal emulsi, aspalnya merupakan fase yang disebar (diskontinyu),
yang disebar kedalam air yang merupakan fase kontinyu. kuran diameter butiran
aspal yang disebarkan antara !.!!" # !.!!$ mm (" # $ mikron). %utiran aspal ini
tersuspensi (tidak berlekatan antara butiran satu dengan yang lain) akibat adanya daya
listrik elektrostatik yang diberikan oleh larutan pengemulsi (emulsifier). &andungan
aspal dalam aspal emulsi, biasanya berkisar antara '!( # )!(.
*ada suhu ruang, aspal emulsi berada dalam kondisi cair atau encer. Aspal
emulsi biasanya dipergunakan secara dingin (pada suhu ruang) atau dengan sedikit
pemanasan. 'euntungan dalam mem"ergunakan as"al emulsi air adalah da"at
di"ergunakan "ada tem"eratur ruang& keairannya !isa ditingkatkan& tidak
mudah ter!akar& mudah meresa" kedalam material yang "(rus atau !er(ngga
dan !isa mem!eri "enyelimutan yang !aik. Aspal emulsi banyak digunakan untuk
campuran aspal agregat untuk perkerasan jalan.
"
1.) *umusan +asalah
". Apa saja komponen dari aspal emulsi+
,. %agaimana proses pembuatan aspal emulsi+
-. %agaimana mekanisme pengabungan butir aspal pada aspal
emulsi+
'. %agaimana stabilitas dari aspal emulsi+
$. %agaimana sifat adhesi aspal emulsi terhadap agregat+
.. %agaimana penggunaan dari aspal emulsi+
,
BAB II
PE+BAHA,AN
).1 '(m"(nen As"al Emulsi
).1.1 As"al atau Bitumen
/ergantung dari kondisi cuaca, aspal untuk bahan dasar aspal emulsi bisa
mempergunakan aspal keras atau penetrasi dengan tingkat penetrasi dari $! 0 ,!!. %ahan
dasar aspal yang lebih keras cocok untuk daerah yang beriklim panas. &ualitas aspal
keras sebagai bahan dasar, mempengaruhi kualitas aspal emulsi.
).1.) Pengemulsi # Emulsifier%
Dalam proses produksi aspal emulsi, sejumlah pengemulsi (surface active agent 1
surfactant 1 emulsifier) perlu ditambahkan untuk memberikan muatan listrik pada
permukaan butiran aspal dalam sistem emulsi. 2arutan pengemulsi ini, juga akan
mempermudah penyebaran butiran aspal ke dalam air dan mempertahankan supaya
butiran#butiran aspal tidak melekat satu sama lain, sehingga terbentuk larutan suspensi
yang homogen. /anpa larutan pengemulsi, butiran aspal akan tergabung dan terpisah dari
air dengan cepat. 2arutan pengemulsi biasanya terdiri dari material dengan rantai
hidrokarbon yang panjang. Dengan adanya larutan pengemulsi, sejumlah kecil larutan
pengemulsi akan terserap dan menyelimuti permukaan butiran aspal dan memberi muatan
listrik yang sama, dan berperan sebagai selimut untuk menghindarkan tergabungnya
butiran#butiran aspal dalam sistem emulsi.
/ipe muatan listrik pada larutan pengemulsi tergantung dari kadar p3 nya yang
mengindikasikan tingkat keasaman atau kebasaan larutan emulsi. Aspal emulsi yang
-
diproduksi dengan larutan pengemulsi anionik dan kationik tidak bisa dicampur, karena
akan mengakibatkan penggumpalan butiran#butiran aspal. Ada empat jenis pengemulsi
yaitu4 pengemulsi anionik, pengemulsi kationik, pengemulsi nonionik, dan pengemulsi
koloid. *engemulsi tipe anionik dan terutama kationik banyak dipergunakan. *engemulsi
anionik adalah larutan alkali dengan pH > 7, dengan muatan listrik negatif. Sedangkan
larutan pengemulsi kationik adalah larutan asam dengan pH < 7, dengan muatan listrik
positif. Aspal emulsi biasanya mengandung sekitar !.5 1 % larutan pengemulsi untuk
mencegah penggumpalan butiran#butiran aspal.
).1.- ,ta!iliser
Aspal bisa saja mengandung 5senyawa garam6 sebagai akibat kurang memadainya
dalam proses pemisahan senyawa garam pada pengolahan minyak mentah. Senyawa
garam ini bisa mengakibatkan 5pengembangan6 (swelling) butiran aspal dalam emulsi
akibat terjadinya 5osmosis6, yaitu terserapnya air ke dalam butiran aspal bila aspal
banyak mengandung senyawa garam. 3al ini mengakibatkan ruang antara butiran aspal
menjadi lebih sempit sehingga kekentalan1viskositas larutan emulsi menjadi meningkat,
dan mempengaruhi stabilitas system emulsi.
Didalam system kationik, sekitar !.!$ 0 !., ( alium hl(ride (7a7l,) atau
senyawa garam lain yang bisa larut dapat ditambahkan ke dalam fase air dari emulsi
(sebagai stabili8er) untuk membantu mengurangi osmosis air ke dalam butiran aspal.
7a7l, dapat juga meningkatkan kepadatan air, dan dalam banyak hal dapat memperbaiki
5unjuk kerja6 (performance) dari larutan pengemulsi. Dalam system anionic, 5trisodium
polyphosphate6 bisa dipergunakan sebagai stabili8er. 9enis stabili8er lain adalah casein,
li:uid resin, atau vinsol resin.
'
).1.. ,enya/a Asam
Senyawa asam dipergunakan untuk membentuk garam dari bahan pengemulsi, dan
untuk mengatur p3 sesuai yang diinginkan. Senyawa asam 5hydrochloric acid6
dipergunakan untuk system kationik dan 5sodium hydro;ides6 untuk system anionic.
).1.0 Aditif untuk As"al Emulsi
*roses produksi aspal emulsi melibatkan 5proses kimia yang kompleks6 untuk
memperoleh kualitas aspal emulsi yang diinginkan perlu ditambahkan bahan aditif untuk
meningkatkan kualitas aspal emulsi, misalnya4 ,(l1en& ,(dium 2ri"(ly"h(s"hate&
Late3 dll.
$
).) Pr(ses Pem!uatan As"al Emulsi
Aspal emulsi diproduksi dengan suatu alat yang disebut 5colloid mill6 yang memiliki
rotor yang berputar pada suatu stator dengan kecepatan putaran sekitar "!!! 0 .!!!
putaran per menit. 9arak antara rotor dan stator bisa diatur. mumnya sekitar !.,$ 0 !.$!
mm.
Dalam proses produksi aspal emulsi, kedalam colloid mill dialirkan secara bersamaan
dengan aspal cair (panas) dan air yang mengandung pengemulsi yang sudah dilarutkan
dan sudah dipanaskan terlebih dahulu, melalui saluran yang terpisah. *ada saat aspal dan
air memasuki colloid mill, keduanya melalui rotor yang berputar cepat pada stator. 3al
ini memberikan gaya geser yang intensif sehingga aspal dipecahkan menjadi butiran#
butiran kecil. %utiran aspal ini kemudian dilapisi oleh pengemulsi yang memberikan
muatan listrik sejenis. <uatan listrik sejenis ini memberikan gaya elektrostatik yang
saling menolak sehingga mencegah tergabungnya butiran#butiran aspal, membentuk aspal
emulsi.
Aspal emulsi kemudian dipompa menuju instalasi penyerap panas untuk mengurangi
kelebihan panas yang mungkin terjadi. 2alu disimpan pada suatu tangki yang dilengkapi
alat pengaduk untuk memelihara homogenitas campuran. /emperatur aspal dan air pada
saat memasuki colloid mill tergantung dar jenis aspal dan jumlah aspal yang dipakai, dan
jenis bahan pengemulsi. &ekentalan1viskositas aspal pada saat diemulsikan biasanya
tidak melebihi !., *a.s dengan temperature berkisar antara "!!#"'!
!
7. Aspal emulsi
dapat diproduksi dengan 5batch process plant6 (dengan penakaran) atau 5in#line process
plant6 (secara kontinyu).
.
).- +ekanisme Penga!ungan Butir As"al "ada As"al Emulsi
<ekanisme pengabungan butir aspal (break) dari aspal emulsi merupakan proses
yang kompleks, yang sementara ini belum dipahami sepenuhnya, dan mencakup lebih
dari satu faktor.
Aspal emulsi yang stabil dapat diangkut dan diaplikasikan tanpa terjadinya
penggumpalan. Setelah diaplikasikan, butiran aspal dalam emulsi diharapkan secepatnya
menggabung (break) dan melekat pada permukaan agregat. 3al ini dapat dicapai dengan
lebih mudah pada aspal emulsi kationik yang bereaksi dan butirannya menggabung
(break) secara kimia saat terjadi kontak dengan agregat. Selain itu, pengemulsi kationik
dapat berperan sebagai bahan pengikat (adhesion) dan pencegah pengelupasan (anti
striping agent). <ekanisme penggabungan butiran (break mechanism) pada aspal emulsi
dapat dikontrol melaui pemilihan dan penentuan jumlah bahan pengemulsi.
Aspal emulsi anionik tidak mengalami penggabungan butiran secara kimia, namun
akibat terjadinya penguapan. *roses ini lebih lambat dan daya lekatnya lemah. *ada
umumnya, kecepatan penggabungan butir (break1set) pada aspal emulsi dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain4 penyerapan bahan pengemulsi ke permukaan agregat,
pergerakan butiran aspal menuju permukaan agregat, perubahan pH, dan penguapan
air.
)
).. ,ta!ilitas As"al Emulsi
Aspal emulsi dalam penyimpanan dapat dikatakan stabil bila tidak ada indikasi
pengendapan. *engendapan terjadi karena aspal memiliki kepadatan yang sedikit lebih
besar dari air. Akibat adanya gaya gravitasi, butiran aspal terutama butiran dengan ukuran
yang lebih besar akan cenderung tertarik kebawah.
/ipe emulsi yang 5slow setting6 bisa tetap stabil dalam jangka waktu -#. bulan, bila
tidak ada penguapan air, tidak ada kontaminasi elektrolit, ukuran butiran aspal dalam
ukuran optimum, dan bahan pengemulsi tidak mengalami perubahan1pengurangan
kualitas. Stabilitas aspal emulsi masih dikatakan memuaskan bila sedimentasi yang
terjadi masih bisa dihomogenkan lagi dengan pengadukan atau dengan pemompaan
tersirkulasi.
=
).0 Adhesi As"al Emulsi 2erhada" Agregat
Sifat adhesi aspal emulsi terhadap agregat tergantung dari kemampuan aspal emulsi
untuk melapisi permukaan agregat. mumnya agregat perlu dilembabkan untuk
mempermudah penyelimutan aspal pada permukaan agregat. /erdapat sejumlah faktor
yang dapat mempengaruhi lekatan atau adhesi antara aspal emulsi dengan agregat, antara
lain4
Secara teori, aspal emulsi akan melekat dengan baik pada permukaan agregat dengan
muatan listrik yang berlawanan. >ni berarti aspal emulsi anionik (dengan muatan negatif)
mesti digunakan dengan batu kapur atau batu basalt (bermuatan positif). Sedangkan
aspal emulsi kationik (bermuatan positif) cocok digunakan dengan batu granit atau
uart!ite (bermuatan negatif). ?amun demikian pengalaman dilapangan menunjukkan
bahwa aspal emulsi kationik bisa digunakan sengan semua jenis batuan. Selain itu bahan
pengemulsi kationik dapat secara aktif berperan sebagai bahan pen"egah pengelupasan
#anti striping agent$ dan lebih kecil dipengaruhi oleh cuaca dibandingkan dengan bahan
pengemulsi anionic.
/ergantung dari kadar silikanya, agregat dapat disusun. Agregat dengan kadar silika
tinggi termasuk agregat asam dengan kadar p3 dalam rentang rendah. Agregat ini
cenderung bermuatan negatif dalam keadaan lembab1dalam air. Sedangkan agregat
dengan kadar silika rendah termasuk agregat basa yang cenderung bermuatan listrik
positif dalam keadaan lembab1dalam air. Agregat pada umumnya jarang terdiri dari
mineral murni. %ahkan suatu mineral murni pun bisa memiliki komponen asam dan basa.
3al ini menunjukkan kompleksnya sifat kimia material.
@
).4 Penggunaan As"al Emulsi
Aspal emulsi sudah digunakan sejak tahun "@,!#an di Amerika Serikat dan beberapa
negara Aropa. Di >nggris, aspal emulsi diklasifikasikan seperti tercantum pada /abel ,.,.
/abel ,., /ipe Aspal Amulsi Anionik dan &ationik
?o /ipe &elas Stabilitas &eterangan
" Anionik A" 2abil %ereaksi cepat
%iasanya tidak cocok dicampur dengan
agregat
Dipergunakan secara dingin
Diklasifikasikan lagi berdasarkan ( kadar
aspal
A, Semi#Stabil 7ukup stabil sebelum bereaksi
Dapat dicampur dengan berbagai jenis
agregat
Dipergunakana secara dingin
A- Stabil Stabilitas mekanikal dan kimia cukup
Dapat dicampur dengan agregat kasar dan
halus
Dipergunakan secara dingin
A' Slurry Seal
A' slow setting
Diformulasikan untuk aplikasi slurry seal
, &ationik &" Bapid Acting sed hot ()$#=$
!
7) for &"#)!
sed cold ( other than &"#)!)
&, <edium Acting Sufficient delay setting
sed cold
&- Slow Acting Sufficient delay setting
7an be mi;ed with most agg
sed cold
Sejalan dengan perkembangan teknologi dalam campuran aspal emulsi dingin
(7AAD) dan kebutuhan terhadap aspal emulsi untuk berbagai aplikasi, kebutuhan
terhadap aspal emulsi dalam kurun waktu belakangan ini diberikan pada /abel ,.-.
Dimana diantara negara#negara Aropa, *erancis memproduksi atau memerlukan aspal
emulsi paling banyak. 3al ini diperkirakan karena *erancis memiliki banyak jaringan
"!
jalan sekunder dan jalan luar kota dengan tingkat beban lalu lintas rendah sampai sedang
sehingga cocok untuk 7AAD. 7AAD memberikan teknologi yang efisien untuk
perkerasan jalan tersebut.
/abel ,.- &ebutuhan Aspal Amulsi pada %eberapa ?egara *rodusen tama
?o ?egara &onsumsi ( emulsi untuk pek. jalan
" SA ,,-!!,!!! $
, *erancis ",!"!,!!! ,$
- <eksiko $"$,!!! -'
' %rasil '!!,!!! $
$ Spanyol -$!,!!! "=
. 9epang -".,!!! $
) /hailand -!!,!!! ,'
= >nggris ".!,!!! $
@ 9erman "-!,!!! -
"! >tali "!!,!!! -
Selain dipergunakan sebagai 7AAD, aspal emulsi juga banyak digunakan untuk4
a. 2apis pemeliharaan
b. Surface Dressing
c. Slurry Surfacing
d. Daur ulang lapis perkerasan ditempat secara dingin
e. Stabilisasi /anah
f. 2apis pemisah
g. 2apis *elindung
h. *engisi
i. 7uring semen
j. *elindung terhadap efek kabut
k. *rime 7oats
l. /ack 7oats
""
m. *enetrasi <akadam
BAB III
PENU2UP
-.1 'esim"ulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya tarik dari paparan mengenai aspal emulsi di atas
adalah4
". &omponen aspal emulsi antara lain4
a. Aspal atau %itumen
b. *engemulsi ( Amulsifier)
c. Stabiliser
d. Senyawa Asam
e. Aditif untuk Aspal Amulsi
,. *roses pembuatan aspal emulsi adalah4
a. Aspal emulsi diproduksi dengan suatu alat yang disebut 5colloid mill6 yang
memiliki rotor.
b. &edalam colloid mill dialirkan secara bersamaan dengan aspal cair (panas)
dan air yang mengandung pengemulsi.
c. %utiran aspal kemudian dilapisi oleh pengemulsi yang memberikan muatan
listrik, sehingga muatan listrik ini memberikan gaya elektrostatik membentuk
aspal emulsi.
d. Aspal emulsi kemudian dipompa menuju instalasi penyerap panas untuk
mengurangi kelebihan panas.
",
-. <ekanisme pengabungan butir pada aspal emulsi merupakan proses yang
kompleks dan mencakup lebih dari satu faktor.
'. Aspal emulsi dalam penyimpanan dapat dikatakan stabil bila tidak ada indikasi
pengendapan.
$. Sifat adhesi aspal emulsi terhadap agregat tergantung dari kemampuan aspal
emulsi untuk melapisi permukaan agregat.
.. Aspal emulsi digunakan untuk lapis pemeliharaan, surface dressing, slurry
surfacing, daur ulang lapis perkerasan ditempat secara dingin, stabilisasi tanah,
lapis pemisah, lapis pelindung, pengisi, curing semen, pelindung terhadap efek
kabut, prime coats, tack coats, dan penetrasi makadam.
"-

Anda mungkin juga menyukai

  • Topik 3 - Konsep DasarRAB
    Topik 3 - Konsep DasarRAB
    Dokumen28 halaman
    Topik 3 - Konsep DasarRAB
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Standart Detail Pekerjaan Konstruksi Beton
    Standart Detail Pekerjaan Konstruksi Beton
    Dokumen7 halaman
    Standart Detail Pekerjaan Konstruksi Beton
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Basement
    Basement
    Dokumen6 halaman
    Basement
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Dokumen10 halaman
    Tugas 2
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Basement
    Basement
    Dokumen6 halaman
    Basement
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Tabel I
    Tabel I
    Dokumen10 halaman
    Tabel I
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Pta 25 Hal
    Pta 25 Hal
    Dokumen25 halaman
    Pta 25 Hal
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Sni 1726 - 02 (Gempa)
    Sni 1726 - 02 (Gempa)
    Dokumen71 halaman
    Sni 1726 - 02 (Gempa)
    Jon Putra
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii PDF
    Bab Iii PDF
    Dokumen11 halaman
    Bab Iii PDF
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii PDF
    Bab Iii PDF
    Dokumen11 halaman
    Bab Iii PDF
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii A
    Bab Iii A
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii A
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Pengolahan Limbah Cair - 2
    Pengolahan Limbah Cair - 2
    Dokumen5 halaman
    Pengolahan Limbah Cair - 2
    Dendi Krisyandana
    100% (1)
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • 1 PDF
    1 PDF
    Dokumen1 halaman
    1 PDF
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Bab F Pendekatan Dan Metodologi Bekasi
    Bab F Pendekatan Dan Metodologi Bekasi
    Dokumen69 halaman
    Bab F Pendekatan Dan Metodologi Bekasi
    Annete Christiany
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Prin
    Prin
    Dokumen5 halaman
    Prin
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Tugas MSDM
    Tugas MSDM
    Dokumen2 halaman
    Tugas MSDM
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Tugas MSDM
    Tugas MSDM
    Dokumen2 halaman
    Tugas MSDM
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Belum Revisi
    Bab 1 Belum Revisi
    Dokumen10 halaman
    Bab 1 Belum Revisi
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Swiss Bell Hotel Finish
    Bab 1 Swiss Bell Hotel Finish
    Dokumen11 halaman
    Bab 1 Swiss Bell Hotel Finish
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka Lingkungan
    Tinjauan Pustaka Lingkungan
    Dokumen7 halaman
    Tinjauan Pustaka Lingkungan
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Rab
    Bab Iii Rab
    Dokumen10 halaman
    Bab Iii Rab
    Niken Hapsari
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Tugas Responsi Kayu 2011
    Tugas Responsi Kayu 2011
    Dokumen45 halaman
    Tugas Responsi Kayu 2011
    Adam Dwi Rahmanto
    Belum ada peringkat
  • Makalah k3 Kelompok 4
    Makalah k3 Kelompok 4
    Dokumen57 halaman
    Makalah k3 Kelompok 4
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Dasar Alat Berat 2
    Pengertian Dasar Alat Berat 2
    Dokumen19 halaman
    Pengertian Dasar Alat Berat 2
    Dendi Krisyandana
    0% (1)
  • Cover Bengkel Las
    Cover Bengkel Las
    Dokumen2 halaman
    Cover Bengkel Las
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Dokumen10 halaman
    Tugas 2
    Dendi Krisyandana
    Belum ada peringkat