Anda di halaman 1dari 68

Organ Eksresi

Menyaring Darah
Sekresi Hormon
Mengatur (As-Bs,
Elektrolit, Cairan,
Tekanan Darah)
Fungsi Segmen Nefron
Komponen Fungsi
Glomerulus
Tubulus Proksimal
Lengkung Henle
Tubulus Distal
Duktus Pengumpul
Filtrasi air dan melarutkan zat dalam plasma
Reabesorbsi 80% air dan elektrolit.
Reabesorbsi 100% glukosa dan as. amino
Reabsorbsi HCO
3
-
Sekresi H
+
dan Kreatinin
Reabsorbsi Na
+
dan Cl
-
(asenden)
Reabsorbsi Air (desenden)
Sekresi K
+
, H
+
, amonia
Reabsorbsi air (Pengaturan ADH)
Reabsorbsi HCO
3
-
Regulasi Ca
2+
dan PO
4
2-
dari paratiroid
Regulasi Na+ dan K dari aldosteron
Reabsorbsi air (ADH)
1. Pemberian cairan berlebihan secara bertahap
2. Kegagalan pengeluaran cairan
3. Konsumsi makanan mengandung sodium
4. Peningkatan Hormon ADH, Aldosteron
Peningkatan nadi
Kulit lembab
Hipertensi
Vena jugularis distensi
Peningkatan berat badan
Edema
Hitung darah lengkap
Serum urea
Kreatinin
Elektrolit
Urinalisis
Glomerular filtration rate
(GFR)
Fungsi hati
EKG
Dada X-Ray
Echocardiography
Kelas : loop, thiazide, dan potassium sparing.
Terapi kombinasi terapi yg diinginkan
Efek overdiuresis
1. CHF
2. Hiponatremia
3. Pulmonary Edema
1. Riwayat keperawatan
2. Keadaan Umum
3. Pemeriksaan TTV (TD, N, RR ) Suhu
4. Pengukuran pemasukan cairan
obat-obatan, cairan, makanan
5. Pengukuran pengeluaran cairan
urine, feses, muntah, tube drainase
Pemeriksaan fisik
Integumentum : turgor kulit, edema,
Kardiovaskuler : distensi vena jugularis,
tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi
jantung
Mata : cekung
Neurologi : refleks, gangguan motorik dan
sensorik, tingkat kesadaran
Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut,
mulut dan lidah
1. Kelebihan Volume Cairan - Retensi
Natrium Dan Air
2. Potensial Komplikasi : Edem Paru Dan
Asietes - Hipervolemia
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penigkatan
produksi ADH, resistensi natrium dan air.
Fluid management
1. Kaji lokasi dan luas edem
2. Monitor
Hasil lab, Hemodinamik,
TTV, Indikasi kelebihan
cairan, BB
3. Posisikan Semifowler
4. Kolaborasi
Dokter diuretik
Gizi Sodium
5. HE : Batasi Minum,
Sodium, Bed Rest
Fluid Monitoring
1. Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan
2. Monitor
Hasil lab, Hemodinamik, TTV,
Indikasi kelebihan cairan, BB
3. Catat secara akutar intake
dan output
Asam Basa tidak seimbang
Acid-Base Imbalance
Terlalu Asam Terlalu Basa
Asidosis -Alkalosis
Ginjal
Mengontrol Keseimbangan Asam-basa
Ekskresi Dan Reabsorpsi Ion Bikarbonat (HCO3)
Jadi, Ginjal Mengatur Konsentrasi Ion Hidrogen
Cairan Ekstraseluler Melalui Tiga Mekanisme
Dasar, Yaitu
(1) Sekresi Ion Hidrogen
(2) Reabsorpsi Ion Bikarbonat Yang Difiltrasi
(3) Produksi Ion Bikarbonat Baru.
keasaman darah yang berlebihan
Bicarbonat
pH darah CO2 pernafasan
ginjal mengkompensasi mengeluarkan lebih
banyak asam urine
1. Mengkonsumsi suatu asam
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih
banyak melalui metabolisme.
3. Ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya.
4. Asidosis tubulus renalis (atr) atau rhenal tubular
acidosis (rta)
Pernafasan dalam atau sedikit
lebih cepat
asidosis tekanan darah
dapat turun, menyebabkan syok,
koma dan kematian.
BGA
Tergantung pada penyebabnya
Tujuan koreksi mengganti defisit basa :
Dipakai na bikarbonat/ natrium laktat
Rumus:
BE x BB x 0.3
Cara: diencerkan dengan D 5 % berikan
perlahan-lahan
Banyak mengandung basa
Bikarbonat
pH darah CO2 pernafasan
ginjal mengkompensasi mengeluarkan lebih
banyak basa urine
1. Penggunaan diuretik
2. Kehilangan asam karena muntah
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif
pH , CO , BE (+), pO
2
, HCO
3

pemberian cairan dan elektrolit dalam hal ini


adalah natrium dan kalium.Pada kasus
berat,diberikan ammonium klorida secara
intravena.
Untuk pemberian K
+
(KC
l
) memperbaiki
alkalosis (max 40 mEq K
+
/ L)
Asupan cairan dan makanan (oral dan parenteral),
haluaran cairan
Tanda dan gejala gg kes cairan dan elektrolit.
Proses penyakit yang menyebabkan gangguan
homeostasis cairan dan elektrolit.
Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang
dapat menggangu status cairan.
Pengukuran klinis
tanda-tanda vital, BB, asupan dan haluaran cairan,
Status hidrasi, Proses penyakit, Riwayat
pengobatan
Pemeriksaan fisik
Integument. Turgor kulit, edema, kelemahan
otot, tetani, dan sensasi rasa.
Kardiovaskular. Distensi vena jugularis,
tekanan darah, dan bunyi jantung.
Mata. Cekung, air mata kering.
Neurologi. Reflex, gangguan motorik dan
sensorik, tingkat kesadaran.
Gastrointestinal. Mukosa mulut, mulut, lidah,
bising usus.
Potensial Komplikasi :
Asidosis Metabolik dan
Alkalosis Metabolik
Pantau tanda dan gejala asidosis metabolik
a. pernafasan cepat danlambat
b. sakit kepala
c. mual dan muntah
d. bikarbonat plasma dan pH arteri darah rendah
e. perubahan tingkah laku, mengantuk
f. kalsium serum meningkat
g. klorida serum meningkat
h. penurunan HCO
3
Untuk klien klien dengan asidosis metabolik
1. penggantian cairan IV sesuai program
tergantung dari penyebab dasarnya.
2. Jika etiologinya DM, rujuk pada PK:
hipo/hiperglikemia
3. Kaji tanda dan gejala hipokalsemia,
hipokalemia, dan alkalosis setelah asidosisnya
terkoreksi
4. Lakukan koreksi pada setiap gangguan
ketidakseimbangan elektrolit sesuai dengan
program dokter
5. Pantau nilai gas darah arteri dan pH urine.
Kation (Na
+
) (K
+
) (Ca
2+
) (Mg
2+
)
Anion (Cl
-
) (HCO
3-
) (PO
4
3-
)
Keseimbangan keduanya disebut sebagai
elektronetralitas
Elektrolit Pengaturan
Sodium (Na
+
) Reabsorpsi dan sekresi ginjal
Aldosteron,meningkatkan reabsorpsi
natrium di duktus kolekting nefron
Pengaturan dan distribusi volume cairan
ekstrasel
Potassium (K
+
) Sekresi dan konservasi oleh ginjal
Aldosteron meningkatkan pengeluaran
Pemindahan dalam dan luar sel
Insulin membantu memindahkan ke dalam
sel dan luar sel,jaringan yang rusak
Mempertahankan osmolaritas dan cairan
intrasel
Kalsium (Ca
2+
) Distribusi antara tulang dan cairan ekstrasel
Hormon paratiroid meningkatkan serum
,kalsitonin menurunkan kadar serum
Magnesium
(Mg
2+
)
Dipertahankan dan dikeluarkan oleh ginjal
Metabolisme intrasel
Pompa sodium-potasium
Klorida
(Cl
-
)
Pengeluran dan reabsorpsi bersama sodium
dalam ginjal
Aldosteron meningkatkan adsorpsi klorida
dengan sodium
Produksi HCl
Pengaturan keseimbangan cairan ekstrasel
dan volume vaskuler
Keseimbangan asam-basa
Diagnostik Gejala
Penatalaksanaan Penyebab
Riwayat keperawatan
Keadaan Umum
Pemeriksaan TTV (TD, N, RR ) Suhu
Pengukuran pemasukan cairan
obat-obatan, cairan, makanan
Pengukuran pengeluaran cairan
urine, feses, muntah, tube drainase
Pemeriksaan fisik
Integumentum : keadaan turgor kulit, edema,
kelelahan
Kardiovaskuler : distensi vena jugularis,
tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi
jantung
Mata : cekung
Neurologi : refleks, gangguan motorik dan
sensorik, tingkat kesadaran
Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut,
mulut dan lidah
Potensial Komplikasi : Hipo dan atau hiper
(Natrium, Kalsium, Kalium, Klorida,
Magnesium)
Keseimbangan elektrolit & asam/basa
Hidrasi
Pengetahuan: cara perawatan
Respon Pengobatan
Kontrol resiko
Deteksi resiko
Status tanda-tanda vital
Manajemen elektrolit
Manajemen elektrolit
Monitor elektrolit
Terapi intravena (IV)
Manajemen syok
Pengawasan
Monitor tanda-tanda vital
Cedera ginjal akut (AKI) adalah hilangnya tiba-
tiba fungsi ginjal yang berkembang dalam
waktu 7 hari (
Kondisi Pre Renal (hipoperfusi ginjal)
Kondisi Intra Renal (kerusakan aktual
jaringan ginjal)
Kondisi Post Renal (obstruksi aliran urin
Katagori
RIFLE
Kriteria kreatinin serum Kriteria jumlah
urin
Risk Peningkatan serum
kreatinin > 1,5x nilai dasar atau
penurunan GFR > 25%
<0,5 ml/kg/jam
lebih dari 6 jam
Injury Kenaikan kreatinin serum > 2,0x 5x
nilai dasar atau penurunan GFR > 50 %
<0,5 ml/kg/jam
atau >12/jam/jam
Failure Kenaikan kreatinin serum > 3,0x 5x
nilai dasar atau penurunan GFR > 75 %
<0,3 ml/kg/jam
atau >24/jam/jam
Loss Gagal ginjal akut peresisten, kerusakan
fungsi ginjal selama lebih dari 4 minggu
<0,5 ml/kg/jam
selama 24 jam atau
anuria selama 12
jam
ESRD Gagal ginjal terminal lebih dari 3 bulan
Kelelahan
Lesu
Anoreksia
Mual, muntah
Bengkak mata, kaki
Nyeri pinggang mungkin dapat ditemui
Kencing sakit, sedikit kadang timbul merah/darah
bahkan sering kencing
Kelainan Urin : Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah
Putih / Lekosit, Bakteri.
Peningkatan BUN dan kreatinin
Pencitraan
Radiologi, Foto polos abdomen, USG , IVP (Intra Vena
Pielografi), Biopsi ginjal
Pemeriksaan laboratorium
Darah : ureum, kreatinin, elektrolit, serta osmolaritas.
Urin : ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas, dan
berat jenis
Gangguan keseimbangan asam basa : asidosis
metabolik.
Warna urine : kotor, sedimen kecoklatan menunjukan
adanya darah, Hb, Mioglobin, porfirin.
Komplikasi Pengobatan
Kelebihan
volume
intravaskuler
Batasi garam (1-2 g/hari) dan air
(<1L/hari)Furosemid, ultrafiltrasi atau dialysis
Hiponatremia Batasi asupan air (< 1 L/hari), hindari infuselarutan
hipotonik
Hiperkalemia Batasi asupan diit K (<40 mmol/hari), hindari
diuretic hemat kalium
Asidosis
metabolic
Natrium bikarbonat ( upayakan bikarbonatserum > 15
mmol/L, pH >7.2)
Hiperfosfatemia Batasi asupan diit fosfat (<800 mg/hari)
Hipokalsemia Obat pengikat fosfat (kalsium asetat,
kalsiumkarbonat)Kalsium karbonat; kalsium glukonat
( 10-20ml larutan 10% )
Nutrisi Batasi asupan protein (0,8-1 g/kgBB/hari) jika tidak
dalam kondisi katabolicKarbohidrat 100 g/hari
Nutrisi enteral atau parenteral, jika perjalanan klinik
Asidosis metabolic
Hiperkalemia
Hiponatremia
Edema paru
Efusi pericardium.
Gangguan kesadaran
Keadaan Umumdan TTV
fase oliguri, suhu tubuh meningkat, TD
B1 (Breathing)
gangguan pola napas , azotemia dan sindromakut
uremia
B2 (Blood)
Anemia , penurunan curah jantung
B3 (Brain)
Gangguan status mental, kejang,
B4 (Bladder)
oliguri, perubahan warna urine
B5 (Bowel)
Didapatkan adanya mual dan muntah, serta
anoreksia sehingga sering didapatkan penurunan
intake nutrisi dari kebutuhan.
B6 (Bone)
kelemahan fisik secara umumefek sekunder dari
anemia dan penurunan perfusi perifer dari
hipetensi.
Gangguan perfusi jaringan renal
berhubungan dengan kerusakan nepron dan
fungsi ginjal
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang tidak
adekuat sekunder dari anoreksi, mual,
muntah
Gangguan ADL (Activity Daily Living) b.d
edema ekstremitas, kelemahan fisik secara
umum
Gangguan perfusi jaringan renal berhubungan
dengan kerusakan nepron dan fungsi ginjal
NOC :
Tekanan systole dan diastole dalam batas normal
Na, K, Cl, Ca, Mg, BUN, Creat dan Biknat dalam
batas normal
Tidak ada distensi vena leher
Tidak ada bunyi paru tambahan
Intake output seimbang
Tidak ada oedem perifer dan asites
Tdak ada rasa haus yang abnormal
Observasi status hidrasi (kelembaban
membran mukosa, TD ortostatik, dan
keadekuatan dinding nadi)
Monitor HMT, Ureum, albumin, total protein,
serum osmolalitas dan urin
Observasi tanda-tanda cairanm berlebih/
retensi (CVP menigkat, oedem, distensi vena
leher dan asites)
Pertahankan intake dan output secara akurat
Monitor TTV

Anda mungkin juga menyukai