Anda di halaman 1dari 8

RANGKAIAN SETARA THEVENIN-NORTON

Kelompok VI.B
St. Uswah Nur Purnamasari
Taufik, Sri Wahyuni Syab, Yuhlisa Hasliana
FISIKA 2012
Abstrak
Telah dilakukan praktikum tentang rangkaian setara Thevenin-Norton. Praktikum ini bertujuan
untuk melakukan pengukuran tegangan Thevenin, hambatan Thevenin dan arus Norton dari rangkaian
sederhana dan menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output dengan
menggunakan teorema Thevenin-Norton. Pengumpulan data pertama dilakukan dengan mengubah
tegangan sumber dengan selang 2V dan data kedua diperoleh dengan cara memanipulasi tegangan
output dengan selang 0.5V. berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa. Ketika tegangan
sumber dinaikkan maka tegangan Thevenin dan arus Norton juga akan meningkat dan ketika tegangan
output dinaikkan maka arus Norton akan menurun.
Kata kunci: Tegangan Thevenin, arus Norton dan hambatan Thevenin.
A. Metode Dasar
Dengan menggunakan
rangkaian setara, kita dapat melakukan
pengukuran pada masukan dan
keluaran suatu piranti elektronik tanpa
mengetahui rangkaian di dalamnya.
Ada dua bentuk dasar rangkaian setara,
yakni rangkaian setara Thevenin dan
rangkaian setara Norton. Rangkaian
setara Thevenin menggunakan sumber
tegangan tetap yakni suatu sumber
tegangan ideal dengan tegangan
keluaran yang tidak berubah,
berapapun besarnya arus yang diambil
darinya. Rangkaian setara Norton
menggunakan sumber arus tetap yang
dapat menghasilkan arus tetap,
berapapun besar hambatan yang
dipasang pada keluarannya (sutrisno,
1986: 1-2)
Tegangan Thevenin
didefinisikan sebagai tegangan yang
melewati terminal beban saat hambatan
beban terbuka. Teorema Thevenin
merupakan alat bantu aplikatif dalam
dunia elektronika. Teorema ini tidak
hanya menyederhanakan perhitungan,
tetapi juga memungkinkan kita untuk
menjelaskan operasi rangkaian yang
tidak mampu dijelaskan hanya dengan
menggunakan persamaan kirchoff
(Haris. Dkk, 2008: 39-40).
Secara istilah hambatan
Thevenin sama dengan hambatan
Norton. Namun, secara posisi hambatan
Thevenin selalu seri dengan sumber
tegangan, sedangkan hambatan Norton
selalu parallel dengan sumber arus
(Tim Elektronika Dasar, 2013: 3).
B. Identifikasi Variable
1. Data pertama
Variable manipulasi: tegangan
sumber
Variable kontrol :
hambatan
Variable respon : tegangan
dan arus Norton
2. Data kedua
Variable manipulasi : tegangan
output
Variable kontrol :
hambatan
Variabel respon : arus
C. Defenisi Fariabel
Tegangan sumber adalah
perbedaan potensial dari
sumber listrik.
Tegangan output adalah beda
potensial dari potensiometer
Tegangan thevenin adalah
tegangan yang melewati
resistor saat hambatan beban
terbuka.
Resistor adalah komponen
yang digunakan untuk
menahan arus listrik.
Arus listrik adalah banyaknya
muatan listrik yang mengalir
dalam suatu rangkaian
D. Alat dan Bahan
1. Resistor 3 buah
2. Potensiometer, 1 buah
3. Power Supply 0 12 Vdc, 1 buah
4. Volmeter 0 10 Vdc, 1 buah
5. Amperemeter 0 1 Adc, 1 buah
6. Papan Kit, 1 buah
7. Kabel Penghubung

E. Prosedur Kerja
1. Mencatat spesifikasi masign-
masing komponen yang digunakan
2. Membuat rangkaian seperti gambar
berikut di atas papan kit yang telah
disediakan






3. Mengatur tegangan sumber sebesar
2V lalu mengukur tegangan
rangkaian buka (Voc) antara titik A
dan B tanpa beban RL dan arus
hubung singkat (ISC) dengan
menempatkan sebuah ammeter
melintasi A-B (VOC dan ISC tidak
diukur bersamaan).
4. Mengukur besaran resistansi total
rangkaian dengan melepas power
supply (rangkaian dihubungsingkat
pada posisi sumber dan tanpa
beban)
5. Melakukan langkah 3 untuk
sumber 4V, 6V, 8V, 10V dan 12V.
V
S
+
_
R
1
R
2
R
3
V
A
B
6. Memasang beban RL pada keluaran
rangkaian seperti gambar berikut
7. Mengatur potensiometer pada
posisi minimum dan mengukur
tegangan keluaran (VO) dan arus
beban (IL).
8. Mengubah nilai RL hingga
maksimum. Mencatat nilai arus dan
tegangan setiap perubahan RL.
F. Data/Analisis Data
HASIL PENGAMATAN
Spesifikasi bahan
R1 = 270 5%
R2 = 4.700 5%
R3 = 5.600 5%
RTH = 5.84 K
KEGIATAN 1
Table 1 hubungan antara perubahan
arus Norton dan tegangan
thevenin terhadap perubahan
tegangan sumber
NO Vs (volt) VTH (volt) IN (mA)
1. 2 1.68 0.27
2. 4 3.58 0.58
3. 6 5.44 0.89
4. 8 7.37 1.21
5. 10 9.07 1.51
6. 12 11.14 1.83
KEGIATAN 2
Table 2 hubungan antara arus beban terhadap
perubahan tegangan output
NO VO (volt) IL (mA)
1. 0.02 1.83
2. 0.52 1.72
3. 1.02 1.63
4. 1.52 1.55
5. 2.02 1.47
NO VO (volt) IL (mA)
6. 2.52 1.38
7. 3.02 1.31
8. 3.52 1.23
9. 4.02 1.16
10. 4.52 1.06
11. 5.02 0.99
12. 5.52 0.91
13. 6.02 0.82
14. 6.52 0.74
15. 7.02 0.66
16. 7.52 0.59
17. 8.02 0.48
18. 8.52 0.39
19. 9.02 0.31
20. 9.52 0.24
21. 10.02 0.15
KEGIATAN 1
Secara teori
Untuk VS 2 volt
VTH =

1
+
2
VS
=
4700
270+4700
2 volt
= 1.89 volt
% diff = |

| x 100%
= |
1.89 1.68
1.785
| 100%
= 12%
IN =


V
+
_
R
R
R
R
=
1.89
5855.33

= 0.00032 A
= 0.32 mA
% diff = |

| x 100%
= |
0.32 0.27
0.295
| 100%
= 17%
Untuk VS 4 volt
VTH =

1
+
2
VS
=
4700
270+4700
4 volt
= 3.78 volt
% diff = |

| x 100%
= |
3.78 3.58
3.68
| 100%
= 5%
IN =


=
3.78
5855.33

= 0.00065 A
= 0.65 mA
% diff = |

| x 100%
= |
0.65 0.58
0.615
| 100%
= 11%
Untuk VS 6 volt
VTH =

1
+
2
VS
=
4700
270+4700
6 volt
= 5.67 volt
% diff = |

| x 100%
= |
5.67 5.44
5.555
| 100%
= 4%
IN =


=
5.67
5855.33

= 0.00097 A
= 0.97 mA
% diff = |

| x 100%
= |
0.97 0.89
0.93
| 100%
= 8%
Untuk VS 8 volt
VTH =

1
+
2
VS
=
4700
270+4700
8 volt
= 7.56 volt
% diff = |

| x 100%
= |
7.56 7.37
7.465
| 100%
= 2%
IN =


=
7.56
5855.33

= 0.0013 A
= 1.3 mA
% diff = |

| x 100%
= |
1.3 1.21
1.255
| 100%
= 7%
Untuk VS 10 volt
VTH =

1
+
2
VS
=
4700
270+4700
10 volt
= 9.46 volt
% diff = |

| x 100%
= |
9.46 9.07
9.265
| 100%
= 4%
IN =


=
9.46
5855.33

= 0.00161 A
= 1.61 mA
% diff = |

| x 100%
= |
1.61 1.51
1.56
| 100%
= 6%

Untuk VS 12 volt
VTH =

1
+
2
VS
=
4700
270+4700
12 volt
= 11.35 volt
% diff = |

| x 100%
= |
11.35 11.14
11.245
| 100%
= 2%
IN =


=
11.35
5855.33

= 0.00193 A
= 1.93 mA
% diff = |

| x 100%
= |
1.93 1.83
1.88
| 100%
= 5%
KEGIATAN 2





















Grafik 1 hubungan antara tegangan dengan arus
y = -0.1652x + 1.8111
R = 0.9995
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
0 2 4 6 8 10 12 14
t
e
g
a
n
g
a
n
Arus
Secara teori
RTH = (

1
+
2
) + R3
=
270 4700
270+4700
+ 5600
= 255.33 + 5600
= 5855.33
= 5.855 K
Secara praktek
y = -0.1652x +1.8111
-m = -0.1652
m = 0.1652
m =
1


RL =
1


=
1
0.1652

= 6.053
% diff = |

| x 100%
= |
5.855 K 6.053 K
5.954 K
| 100%
= 3%
G. Pembahasan
Pada percobaan unit pertama
ini dilakukan dua kegiatan yaitu
pertama untuk mengukur tegangan
Thevenin, hambatan Thevenin dan
arus Norton, kedua untuk menyelidiki
pengaruh beban terhadap tegangan
dan kuat arus output.
Kegiatan pertama dilakukan
dengan memanipulasi tegangan
sumber dengan selang 2V. pada
kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahui besar tegangan Thevenin
dan besar arus Norton ketika
dilakukan manipulasi terhadap
tegangan sumber. Dari data terlihat
bahwa tegangan Thevenin dan arus
Norton akan semakin besar ketika
tegangan sumber diperbesar.
Nilai tegangan Thevenin secara
praktek tidak jauh berbeda dengan
nilai tegangan Thevenin secara teori.
Hal ini dapat dilihat dari persen
differensial untuk tegangan 2V, 4V,
6V, 8V, 10V dan 12V secara berturut-
turut yaitu 12%, 5%, 4%, 2%, 4% dan
2%. Perbedaan nilai teori dan praktek
disebabkan oleh voltmeter yang
digunakan saat mengukur besar
tegangan sumber terlalu sensitive
sehingga nilai tegangan sumber tidak
sesuai.
Nilai arus Norton yang
diperoleh secara teori dan praktek
juga tidak jauh berbeda karena persen
differensial yang diperoleh terbilang
cukup rendah yaitu 17%, 11%, 8%,
7%, 6% dan 5% untuk tegangan
sumber secara berturut-turut 2V, 4V,
6V, 8V, 10V dan 12V. perbedaan ini
disebabkan oleh alat ukur yang
digunakan untuk menghitung besar
tegangan sumber berbeda dengan alat
ukur yang digunakan untuk mengukur
arus Norton, sehingga perbedaan nilai
bisa terjadi karena tingkat ketelitian
dan kesensitifan alat berbeda.
Kegiatan kedua dilakukan
dengan memanipulasi besar tegangan
output yaitu tegangan yang dihasilkan
dari potensiometer. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
perubahan tegangan output terhadap
arus Norton, sehingga dapat diperoleh
nilai hambatan secara praktek.
Arus Norton yang diperoleh
dari percobaan akan semakin
berkurang ketika tegangan output
ditingkatkan. Dari grafik hubungan
antara tegangan output dengan arus
Norton diperoleh niai hambatan
sebesar 6.53 sedangkan secara teori
diperoleh 5.855 . Perbedaan ini
terjadi karena saat menentukan besar
tegangan outputnya sangat sulit
karena perubahan nilai tegangan
sangat mudah terjadi saat
poternsiometer diputar.
H. Kesimpulan
1. Tegangan Thevenin diperoleh
dengan menempatkan
voltmeter pada titik hambatan
beban yang parallel dengan
tegangan sumber. Arus Norton
diperoleh dengan
menempatkan ammeter pada
titik antara resistor ketiga dan
voltmeter yang seri dengan
tegangan sumber. Sedangkan
hambatan Thevenin diperoleh
dengan menghitung hambatan
yang dipakai yaitu dengan cara
menjumlahkan resistor ketiga
dengan hasil parallel resistor
pertama dan kedua.
2. Ketika hambatan beban
meningkat maka arus akan
menurun

DAFTAR PUSTAKA
Haris, dkk. (2008). Dasar-dasar
elektronika. Makassar:
badan penerbit UNM
Sutrisno. (1986). Elektronika,
teori dan penerapannya.
Bandung: penerbit ITB.
Tim elektronika dasar. (2013).
Penuntun praktikum
elektronika dasar 1.
Makassar: laboratorium
.elektronika dasar UNM

Anda mungkin juga menyukai