Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PARUH WAKTU

REPELITA VI


I. Sasaran Repelita VI

A. Bidang Ekonomi
Sasaran pembangunan ekonomi adalah tercapainya laju pertumbuhan PDRB nonmigas
yang diperkirakan rata-rata sekitar 6,7% per tahun (sasaran untuk PJP II sebesar 6,9%),
dengan laju pertumbuhan sektoral, yaitu : pertanian rata-rata 3,5%; industri nonmigas
sekitar 9,3%; bangunan sekitar 9,4%; perdagangan dan pengangkutan sekitar 7,3%; jasa-
jasa sekitar 6,6%; serta lainnya (mencakup pemerintahan, energi dan pertambangan)
sekitar 8,3%. Sasaran laju pertumbuhan ekspor nonmigas untuk Propinsi Sulawesi
Tenggara rata-rata adalah 9,1% per tahun, sedangkan sasaran laju pertumbuhan
kesempatan kerja adalah rata-rata 2,5% per tahun sehingga tercipta tambahan kesempatan
kerja baru bagi 72.800 orang.
Sasaran lainnya di bidang ekonomi adalah meningkatnya keikutsertaan dunia usaha dan
masyarakat dalam kegiatan produktif di daerah, meningkatnya produktivitas tenaga kerja
setempat di sektor pertanian, industri, dan jasa, serta meningkatnya Pendapatan Asli
Daerah (PAD), termasuk di daerah tingkat II yang relatif tertinggal.

B. Bidang Sosial Budaya
Sasaran pembangunan sosial adalah meningkatnya derajat kesehatan dan gizi masyarakat
secara merata dengan peningkatan usia harapan hidup menjadi 63,8 tahun (sasaran PJP II
70,3 tahun) serta penurunan angka kematian bayi menjadi 54 per seribu kelahiran hidup
(sasaran PJP II 28 per seribu kelahiran hidup); menurunnya laju pertumbuhan penduduk
sesuai dengan sasaran nasional; makin merata, meluas, dan meningkatnya kualitas
pendidikan dasar dan kejuruan; meningkatnya angka partisipasi kasar sekolah lanjutan
tingkat pertama (SLTP) termasuk madrasah tsanawiyah (MTs), dan sekolah lanjutan
tingkat atas (SLTA) termasuk madrasah aliyah (MA) masing-masing menjadi 61% dan
39,4% serta dimulainya pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
Menjadi sasaran penting pula meningkatnya pendapatan masyarakat berpendapatan
rendah; berkurangnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan dan
berkurangnya jumlah desa tertinggal selaras dengan sasaran penurunan jumlah penduduk
miskin di tingkat nasional, meningkatnya daya dukung sumber daya alam, terpeliharanya
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta menurunnya luas lahan kritis.

C. Bidang Fisik Prasarana

Sasaran pembangunan bidang fisik prasarana adalah meningkatnya ketersediaan
prasarana dan sarana ekonomi terutama berkembangnya sistem transportasi antarmoda
yang terpadu sehingga mampu meningkatkan aksesibilitas wilayah propinsi ini secara
merata dan efisien. Berkembangnya sistem transportasi tersebut diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan mobilitas manusia, barang dan jasa, untuk menunjang kelancaran
pembangunan secara menyeluruh, membuka isolasi daerah-daerah terpencil dan terisolir
yang merupakan wilayah tertinggal dan menjadi kantong-kantong kemiskinan, menunjang
kelancaran perhubungan baik antar wilayah pertumbuhan, antar daerah dan antar
propinsi maupun dalam konteks Kawasan Timur Indonesia.
Untuk itu, kebijaksanaan pembangunan jalan dan jembatan, pengembangan sarana dan
prasarana perhubungan laut dan udara akan terus ditingkatkan. Khusus jalan lintas
Sulawesi (Trans Sulawesi) akan mendapat perhatian khusus dan diharapkan pada akhir
Repelita VI sudah dapat terwujud dan berfungsi.


III. Hasil Pembangunan Selama 3 Tahun Repelita VI (1994/95 1996/97)

A. Bidang Ekonomi
1. Keadaan Makro Ekonomi
o Laju pertumbuhan ekonomi (PDRB) selama Repelita VI cenderung
meningkat apabila dibandingkan dengan keadaan pada tahun terakhir Pelita
V, walaupun belum mencapai target tahunan untuk Pelita VI. Pertumbuhan
ekonomi pada tahun pertama Pelita VI (1994) sebesar 6,38% (target 7,62%)
dan pada tahun kedua (1995) meningkat menjadi 7,27% (target 7,58%).
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi tersebut perlu diupayakan lebih
keras lagi mengingat pertumbuhan ekonomi regional yang dihitung
berdasarkan PDRB selama Pelita VI ditargetkan tumbuh secara total sebesar
9,3% per tahun.
o Ditinjau dari target Repelita VI untuk masing-masing sektor ekonomi pada
tahun 1994-1995, hanya 2 sektor yang pertumbuhannya melebihi target,
yaitu sektor pertanian dan sektor industri pengolahan; 2 sektor ekonomi
lainnya yaitu sektor pertambangan & penggalian dan sektor transportasi &
komunikasi hampir mencapai target; sedangkan 5 sektor sisanya masih jauh
untuk mencapai target. Dengan kenyataan seperti itu dapat disimpulkan
bahwa target pertumbuhan ekonomi secara total belum tercapai. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target pertumbuhan
ekonomi tersebut, antara lain rendahnya produktivitas investasi modal, yang
ditandai oleh rendahnya MEC (27,7%) atau ICOR sebesar 3,61%. Rendahnya
angka-angka tersebut disebabkan karena sebagian besar investasi
pemerintah ditujukan untuk public service (pelayanan umum) seperti
pembangunan jalan, jembatan, sistem irigasi, dan sebagainya, yang
dampaknya baru akan dirasaklan dalam jangka panjang. Demikian juga
dengan investasi swasta yang sebagian besar dialokasikan untuk
pembangunan perumahan (Real Estate), perkebunan, Hutan Tanaman
Industri (HTI) dan Agroindustri yang bersifat jangka panjang.
1. Pendapatan Perkapita
o Realisasi PDRB perkapita atas dasar harga yang berlaku tahun 1994 adalah
Rp.992.637 (target Rp.994.000) dan pada tahun 1995 menjadi Rp.1.158.036
(target Rp.1.162.000). Karena realisasi pertumbuhan ekonomi pada tahun
1994 dan 1995 lebih rendah dari yang ditargetkan, sedangkan pertumbuhan
penduduk relatif sama, maka realisasi PDRB perkapita juga sedikit lebih
rendah dari yang sudah ditargetkan.
o Bila dibandingkan dengan PDRB perkapita nasional, yaitu Rp.2.200.000 pada
tahun 1994, maka pendapatan perkapita Sulawesi Tenggara pada tahun
1995 tersebut kurang lebih 50% dari PDRB perkapita nasional. Kondisi
obyektif ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi Sulawesi Tenggara
dimasa mendatang memerlukan penanganan yang lebih serius untuk
mengejar ketinggalannya.
B. Bidang Sosial Budaya
1. Derajat Kesehatan
Hasil yang dicapai dan perkembangan derajat kesehatan di Propinsi Sulawesi
Tenggara selama paruh waktu Pelita VI telah menghasilkan perubahan-perubahan
yang dapat dilihat dari indikator kesehatan, antara lain:
o Angka kematian bayi terus menurun menjadi 58,5 per seribu kelahiran hidup
pada tahun 1995 (sasaran akhir Pelita VI 54/1000 kelahiran hidup), dan
angkan kematian ibu juga terus menurun menjadi 5,2 per seribu kelahiran
hidup.
o umur harapan hidup pada tahun 1995 terus meningkat menjadi 62,55 tahun
(rata-rata nasional 66,27 dan sasaran akhir Pelita VI 63,8).
Angka-angka yang diperoleh pada paruh waktu Pelita VI tersebut belum ada yang
mencapai/mendekati sasaran akhir Pelita VI. Namun demikian, dalam sisa waktu 2-
3 tahun mendatang masih ada harapan untuk mencapai sasaran yang sudah
ditetapkan.

2. Perkembangan Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, telah dicapai perkembangan sebagai berikut:

o Angka partisipasi kasar (APK) tingkat Sekolah Dasar dan madrasah
ibtidaiyah (MI) pada tahun 1995/96 mencapai 107,08% (sasaran akhir Pelita
VI 115%). APK untuk SLTP dan madrasah tsanawiyah (MTs) pada tahun
1995/96 mencapai 60,21% (sasaran akhir Pelita VI 66%, dan sasaran untuk
SLTA termasuk madrasah aliyah/MA adalah 41%).
o Dari data-data tersebut, APK untuk tingkat Sekolah Dasar maupun SLTP
sampai dengan tahun kedua Pelita VI masih berada dibawah sasaran, oleh
karena itu dengan sisa waktu 2-3 tahun mendatang pembangunan bidang
pendidikan ini, khususnya dalam meningkatkan angka partisipasi bersekolah
perlu diupayakan secara maksimal.

2. Perkembangan Ketenagakerjaan
o Perkembangan ketenagakerjaan dari data BPS hasil Susenas dalam kurun
waktu 1993-1995 menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk
bukan angkatan kerja. Peningkatan yang relatif besar terjadi antara tahun
1993-1994 dengan pertumbuhan 19,60%; sedangkan antara tahun 1994-
1995 hanya mengalami pertumbuhan sebesar 2,53%. Sebaliknya, pada tahun
1993-1994 angkatan kerja mengalami penurunan sebesar 0,04%; sedangkan
untuk tahun 1994-1995 mengalami pertumbuhan 4,08%.
o Secara umum, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Sulawesi
Tenggara relatif masih rendah, yakni sebesar 55,09%. TPAK menurut jenis
kelamin menunjukkan masih dominannya laki-laki dalam angkatan kerja,
dimana TPAK laki-laki 71,83% sedangkan TPAK perempuan hanya 39,30%
saja. Ditinjau dari perbedaan TPAK antar kabupaten, tidak dijumpai
perbedaan yang mencolok diantara keempat Kabupaten yang ada di Sulawesi
Tenggara.
C. Bidang Fisik Prasarana

1. Perhubungan Laut
Hasil-hasil yang telah dicapai pada pembangunan perhubungan laut antara lain:
pembangunan 3 paket dermaga penyeberangan, pengadaan 1 unit kapal
penyeberangan 300 GRT, 3 paket gedung terminal, dan pengoperasian 3 unit kapal
penyeberangan. Disamping itu telah dibangun pula dermaga treste beton seluas
5.827 m2 masing-masing di Bau-Bau, Wanci, Raha, Kolaka, Mounse, Sikeli, dan
Kendari. Sementara itu sedang dibangun lapangan penumpukan seluas 14.200 m2
lengkap dengan sarana penunjangnya.

2. Perhubungan Udara
Untuk menunjang peningkatan perhubungan udara telah dilaksanakan, antara lain:
perpanjangan dan peningkatan landasan seluas 6.000 m2, pemotongan bukit
370.000 m3, pembangunan paved shoulder 1,8 juta m2, pengadaan dan
pemasangan peralatan meteorologi dan geofisika sebanyak 27 paket.

3. Jalan dan Jembatan
o Pembangunan dibidang jalan dan jembatan dikembangkan pada upaya
perluasan jangkauan daerah-daerah potensial dan terisolasi berupa kegiatan
pengembangan, peningkatan, dan rehabilitasi. Hasil pembangunan jalan dan
jembatan yang berhasil dicapai pada periode 1992/93-1996/97 adalah: Jalan
Nasional sepanjang 303,61 km permukaan aspal dengan kondisi 98,28%
mantap (298,40 km); Jalan Propinsi berkembang dari 778,29 km menjadi
1.178,58 km atau meningkat 51,43%; Jalan Non-Status, pada tahun 1992
meliputi 230,90 km meningkat menjadi 289,95 km pada tahun 1996/97 atau
meningkat sebesar 25,57%; Jalan Kabupaten meningkat dari 352,42 km
(1992) menjadi 3.606,30 km (1996) atau naik 23,52%. Selain itu, jalan kerikil
juga turut meningkat dari 1.217,32 km menjadi 1.265,80 km, dan jalan tanah
dari 1.353,80 km menurun menjadi 1.217,50 km.
o Pembangunan jembatan antara tahun 1992-1996 antara lain sebagai berikut:
terdapat 182 buah jembatan sepanjang 2.091,60 m2 pada Jalan Nasional,
dengan kondisi 100% permanen pada Jalan Propinsi. Disamping itu,
jembatan lainnya sebanyak 449 buah (5.469,10 m2) pada tahun 1992,
meningkat menjadi 628 buah (7.680,80 m2) pada 1996 yang berarti
meningkat sebesar 39,87%. Dari jumlah tersebut, 511 buah merupakan
jembatan permanen, 68 buah semi permanen, dan 49 buah darurat. Pada
Jalan Non-Status terdapat 110 buah jembatan (2.645,49 m2) dan telah
meningkat menjadi 130 buah (2.990,40 m2) atau naik 18,18%. Dari jumlah
ini, 65 buah permanen dan 65 buah merupakan jembatan kayu.
1. Irigasi
Selama Repelita VI jaringan irigasi di Sulawesi Tenggara telah meningkat dari 340
unit menjadi 381 unit dengan total potensi pelayanan seluas 82.900 Ha, dan tingkat
pemanfaatannya telah mencapai 62,29%.

2. Pariwisata
Sampai dengan tahun ketiga Pelita VI, terdapat 19 obyek wisata yang telah
dikembangkan, atau baru mencapai 15,57% dari 122 obyek wisata yang ada di
Sulawesi Tenggara. Adapun obyek wisata yang cukup menarik dan diharapkan
mampu menarik wisatawan adalah Taman Nasional Kepulauan Wakatobi seluas
1.390.000 Ha. Selain itu, terdapat pula obyek wisata berburu di Kabupaten Kolaka
seluas 30.000 Ha, serta Taman Nasional Gunung Watumohai dan Rawa Aopa seluas
105.000 Ha.

Hasil pembangunan bidang fisik prasarana yang telah diuraikan diatas, diarahkan sesuai
dengan sasaran Pelita VI, yaitu untuk mendukung kegiatan ekonomi, pengembangan sistem
transportasi antarmoda, meningkatkan aksesibilitas wilayah sekaligus membuka
keterisolasian.

Anda mungkin juga menyukai